complicated feeling | ✓

By ardhiac

1.9M 97.6K 5.5K

[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dad... More

Tolong dibaca
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Sorry
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44 - (1)
Part 44 - End (2)
Liam's Letter
Epilog
Extra Part
Extra Part II - Before Marriage

Part 19

22.5K 1.4K 47
By ardhiac

"Cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. Kamu bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan."

•••

Liam merasa sekolah hari ini benar-benar terasa hampa. Entah kenapa, ia begitu kesepian karena tidak ada Keira di sampingnya. Akhir-akhir ini, cewek itu yang selalu menjadi alasan utama bagi Liam untuk terus masuk sekolah. Bahkan, walau saat ini sedang ada guru yang sedang menjelaskan materi, ia tidak memerhatikannya sama sekali. Pikirannya melayang entah kemana.

Semalam, ia juga tidak bisa tidur. Ia terus saja merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menolong Keira, padahal jaraknya saat itu sangat dekat. Menurutnya, Andaikan ia berlari lebih kencang, pasti Keira tidak akan tertimpa musibah yang bahkan bisa meregangkan nyawanya. Namun, semua itu adalah takdir. Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Kadang, ia juga merasa sangat bingung kenapa akhir-akhir ini hanya Keira, lah, yang memenuhi pikiran dan otaknya. Entah sejak kapan hal itu mulai menjadi kebiasaannya, ia sendiri tidak tahu. Yang jelas, semakin hari semakin membuat rasa bingungnya bertambah besar.

Kini, waktu sudah memasuki jam istirahat dan Liam tidak kunjung beranjak dari tempat duduknya. Hanya melakukan apa yang sejak pagi ia lakukan; menatap bangku di sebelahnya yang kosong.

Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya kencang yang membuat Liam melonjak kaget saat itu juga. Saat ia menoleh, ia melihat bahwa Rio dan Kenio sedang berdiri di sampingnya. Berbeda dengan Samuel yang memilih untuk menempati bangku kosong di sebelahnya.

"Lagi mikirin apa, sih? Serius amat muka lo," sahut Rio sembari menduduki dirinya di atas meja milik Liam.

Liam menggeleng. "Engga, cuma lagi ngira-ngira aja siapa yang udah mencelakai Keira," balasnya santai agar tidak ketahuan kalau saat ini ia sedang memikirkan Keira dan juga ... perasaannya.

"Nah, itu dia. Dari tadi juga kita mikirin itu di kelas," kata Rio seraya menepuk meja yang ia duduki dengan kencang.

"Kalau lo gimana, Sam? Menurut lo siapa orangnya?" Tanya Kenio sembari menatap Samuel penasaran.

"Tetep sama. Jane. Gue yakin banget kalau dia orangnya."

"Gue pribadi juga beranggapan kalau dia orangnya. Tapi, kita harus tetep nyusun strategi biar dia mau ngakuin kesalahannya."

Samuel pun langsung menatap Kenio dengan kerutan di dahinya. "Ngga perlu. Lagian, kita cuma harus bawa dia ke kantor polisi aja."

Kenio menghela napasnya. Kalau memang semudah itu membuat Jane mengakui kesalahannya, harusnya dari kemarin cewek itu sudah mendekam di kantor polisi, bukan?

•••

Setelah mendengar bel pulang sekolah, Liam, Samuel, dan yang lainnya pun langsung melajukan mobil mereka menuju rumah sakit untuk menjenguk Keira. Sesampainya di sana, mereka melihat orang tua Keira yang sedang menunggu di depan ruang inap. Terlihat sangat kelelahan.

"Kebetulan kalian datang. Tante sama Om mau pulang dulu," Mama Keira bangkit berdiri dan langsung menghampiri mereka.

"Yaudah, biar kita yang jagain Keira, Tante," kata Samuel.

"Tolong jaga Keira, ya, nanti tante balik lagi kok."

Mereka pun kontan mengangguk patuh yang langsung membuat orang tua Keira melangkahkan kakinya menuju lift.

Tanpa menunggu lama lagi, mereka semua pun masuk ke dalam kamar inap Keira dan duduk di sofa yang sudah disediakan di dalamnya. Di sana, mereka juga sengaja mengajak Keira berbicara, karena menurut mereka, orang yang sedang koma masih bisa mendengar walaupun sebenernya tidak sadar.

"Lo tau ngga, kelas kita bener-bener sepi, loh, ngga ada lo," sahut Lisa sembari menarik kursi kecil yang berada di sebelah ranjang dan mendudukinya. Memegang tangan Keira dengan air mata yang hampir jatuh ke wajahnya.

"Lo emang harus cepet-cepet bangun, Kei. Asal lo tau, ya, tadi kita mergokin Liam lagi melamun sambil ngeliatin bangku lo," Rio tertawa kecil seraya memerhatika Liam yang sedang duduk di sofa dengan tatapan kosongnya menatap ranjang Keira. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan protes dengan ucapan Rio barusan.

"Apalagi Samuel. Lo pasti tau 'kan kalau dia itu suka sam-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja Samuel bangkit berdiri dari sofa dan langsung menutup mulut Kenio menggunakan tangannya.

"Lo ngomong apa, sih? Ngga jelas banget," sanggah Samuel sambil terus menutupi mulut Kenio walau temannya itu.

Setelah berhasil melepaskan tangan Samuel dari mulutnya, Kenio pun kembali berkata, "Lah, bukannya selama ini lo yang ngga jelas, ya? Sama perasaan sendiri aja ngga pernah peka."

Saat itu juga, Samuel pun langsung memberikan tatapan tajamnya untuk Kenio. Tetapi, cowok itu hanya diam saja. Ia sudah kebal.

"Apa? Samuel suka sama siapa?" Tanya Lisa seraya menatap ketiga cowok di hadapannya dengan penasaran.

Samuel pun langsung salah tingkah dan gelisah. Damn you, Kenio. "Udah, ngga usah dengerin omongan dia. Ngga pernah jelas," elaknya.

Tanpa mereka sadari, Ivy baru saja menyimpulkan sesuatu dari kejadian yang baru saja ia lihat. "Ah, sekarang gue ngerti."

"Ngerti apa?" Tanya Samuel panik.

"Tenang aja, rahasia lo aman di tangan gue, Sam," kata Ivy sembari tersenyum penuh arti.

"Kalian berdua emang ngeselin, ya. Pantes aja pacaran."

Kenio dan Ivy pun terkikik geli mendengar ucapan Samuel. Lagipula, kalau ia memang tidak menyimpan perasaan apa-apa untuk Keira, kenapa harus panik seperti itu?

Merasa jengah dengan teman-temannya yang seakan sedang mengolok-olokkan dirinya, Samuel pun memilih untuk menghampiri Keira dan duduk di kursi yang tadi ditempati oleh Lisa. Mengambil punggung tangan Keira dan mengelusnya dengan lembut.

Dan tanpa sadar, Liam menyunggingkan senyum getirnya. Ia merasa sedikit cemburu melihat Samuel yang tengah memegang tangan Keira. Entahlah, rasanya sesak.

"Keira, gue tau lo denger omongan kita barusan. Tapi, tolong jangan anggap serius omongan Kenio barusan. Apa yang dia bilang itu ngga bener."

Tepat setelah berbicara seperti itu, Kenio pun membuka suara. Lagi. "Bohong, Kei. Yang harusnya lo ngga anggap itu, ya, omongannya dia."

Samuel mencibik kesal. "Udah, pokoknya ngga usah lo denger, ya. Dan satu hal, gue mohon sama lo, Kei. Cepat bangun. Gue janji akan turutin semua yang lo mau kalau lo bangun secepat mungkin. Gue ngga tahan kalau harus terus-terusan ngeliat lo kaya gini," katanya sambil terus mengelus rambut Keira dengan lembut. "Gue kangen Keira yang selalu ngerengek minta ditemenin kalau lagi sendiri. Gue kangen Keira yang selalu ngerengek minta diturutin semua kemauannya. Gue kangen Keira yang omongannya ngga pernah mau dibantah. Gue kangen, Kei. Gue kangen sama lo."

Samuel pun mencium punggung tangan Keira lama dan langsung menundukkan kepala saat satu butir air matanya baru saja turun. Turun mengenai punggung tangan Keira.

Di belakangnya, Rio dan Kenio yang memang sudah tahu bahwa Samuel telah lama menyukai Keira, hanya bisa menatapnya dengan iba dengan rasa penuh kasihan. Sayangnya, cowok itu memiliki hati yang terlalu beku untuk mengakui bahwa dirinya memang menyukai Keira.

Sedangkan Liam, ia memilih untuk keluar dari kamar tersebut. Kalau ia boleh jujur, ia tidak sanggup melihat pemandangan yang baru saja ia lihat.

•••

[A/N]

Semoga part ini bisa membalas rasa bersalah yang aku perbuat di part sebelumnya. (Baca: karena feelnya ngga dapet).


Hope this chapter is more than enough to read and make you guys happy, while im trying my best to make this story better than before. Thank you!❤

Edited on July 14, 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

ALVASKA By Ay

Teen Fiction

31.5M 2.2M 49
©2021
15.3M 217K 8
Sudah terbit
SAMUEL By Itakrn

Teen Fiction

20.2M 2.4M 38
[Sudah Terbit + Part Masih Lengkap] Baby El, panggilan kesayangan dari Azura untuk Samuel. Namanya Samuel Erlangga. Laki-laki tampan dengan segala ke...