complicated feeling | ✓

By ardhiac

1.9M 97.6K 5.5K

[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dad... More

Tolong dibaca
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Sorry
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44 - (1)
Part 44 - End (2)
Liam's Letter
Epilog
Extra Part
Extra Part II - Before Marriage

Part 14

23.6K 1.5K 36
By ardhiac

"Eh, kelompok kita ditunjuk sama panitia buat nyanyi saat api unggun besok," kata Faren sekembalinya ia dari tempat pengarahan. Menatap mereka semua -anggota kelompoknya- satu persatu.

"Terus, siapa yang mau nyanyi?" Tanya Ivy. Tiba-tiba, mereka semua menatap ke arah Keira sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Keira pun mengernyit bingung. Namun, saat ia menangkap arti dari tatapan mereka, saat itu juga ia mengerti apa yang sedang mereka pikirkan. "Gue ngga mau!"

"Harus mau, Keira. Pokoknya, lo yang nyanyi dan gue yang akan main gitar," sanggah Reynald cepat, sebelum nantinya akan ada penolakan lagi dari Keira. Mau tidak mau, Keira pun mengangguk, walau sebenarnya ia sama sekali tidak minat menyanyi-lagi-di depan para murid sekolahnya. Cukup sekali saja.

"Lo mau bawain lagu apa?" Tanya Liam sembari menatap Keira penasaran.

"Belum tau, nih."

"Yaudah, lebih baik kita masuk ke tenda aja. Liat tuh, udah sepi," Reynald pun bangkit berdiri dan membersihkan bagian belakang celananya menggunakan tangannya.

Mereka semua pun langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Benar saja, di sekitarnya memang sudah sepi. Mungkin, hanya ada beberapa murid yang sedang membuat mie instan di luar.

"Kalian masuk aja duluan, biar kita liatin dari sini," ucap Faren.

Karena merasa sedikit lelah, akhirnya Keira bersama Lisa dan Ivy pun masuk ke dalam tendanya. Setelah itu, barulah para cowok mengikuti jejak mereka.

Walaupun sudah berada di dalam tenda dari dua jam yang lalu, tetapi Keira belum bisa memejamkan matanya sama sekali. Berbanding terbalik sekali dengan Lisa dan Ivy yang sudah tidur dari awal mereka masuk tenda. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk mengambil headset di dalam tasnya dan memainkan lagu dengan volume sekencang mungkin.

Alasan sederhana kenapa Keira belum bisa tidur adalah takut. Ya, ia takut kalau tiba-tiba ada sesuatu yang tidak terlihat dan tidak diinginkan akan muncul. Sejak kecil, ia memang takut sekali kalau sudah berbau hal-hal mistis dan tak kasat mata. Nyalinya sangat kecil untuk yang satu itu.

Sial, sempet-sempetnya kepengen pipis di saat kayak gini.

Merasa sudah sangat tidak tahan, Keira pun akhirnya memilih untuk membangunkan Lisa yang berada di sebelah kirinya. "Lis, bangun. Anterin gue ke toilet, dong."

Lisa menggeliat, tetapi tidak kunjung membuka matanya. Sekali lagi, Keira membangunkannya, tetapi lebih kencang. "Sendiri aja sana."

Menyerah dengan Lisa, Keira pun membangunkan Ivy yang berada di sebelah kanannya. "Vy, anterin gue ke toilet, please."

Berbeda dengan Lisa, kali ini Ivy membuka matanya walau hanya setengah. Tetapi, itu tidak lama karena setelahnya ia memejamkan matanya kembali. "Gue ngantuk, Kei. Lo udah gede, jadi sendiri aja."

Mendengar balasan Ivy, Keira pun mendadak kesal. Bagaimana mungkin mereka berdua asik tidur, sedangkan temannya malah diabaikan begitu saja. Mau tidak mau, ia pun harus pergi ke toilet sendiri. Ya, semoga saja, hal yang aneh-aneh tidak akan terjadi padanya nanti.

Saat berada di luar tenda, Keira melihat Liam dan Reynald sedang memakan mie instan berdua. Ia pun lantas menghampiri mereka dan sontak membuat Liam dan Reynald terkejut melihatnya.

"Loh, Keira? Lo ngapain disini?" Tanya Reynald penasaran.

"Gue pengen ke toilet, tapi takut."

"Takut kenapa? Kan, lo bisa minta anterin Lisa atau Ivy," sahut Liam dengan bingung.

Keira mencibik. "Mereka susah dibanguninnya."

"Li, lo anterin aja Keira. Makanan gue juga udah abis, jadi gue masuk duluan, ya," selesai berbicara seperti itu, Reynald pun masuk ke dalam tenda setelah membuang makanannya ke tempat sampah.

"Yaudah, gue anterin," kata Liam, lalu segera masuk ke dalam hutan. Diikuti dengan Keira di belakangnya yang mendadak takut dan merinding. Apalagi, keadaan hutan saat ini memang benar-benar gelap, karena Liam sendiri memang tidak membawa senter.

Mungkin, butuh waktu sekitar lima menit untuk sampai di toilet, karena jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka berkemah. Tanpa menunggu lama lagi, Keira pun langsung masuk ke dalam, lalu keluar lagi setelah selesai buang air kecil.

Entah kenapa, suasana kali ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Lebih mencekam dan menakutkan. Setidaknya, itulah yang Keira rasakan. Tanpa sadar, ia pun memegang erat jaket yang Liam pakai dari belakang sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling. Liam pun berhenti dan menatapnya dengan kerutan di dahi. Tiba-tiba saja, terdengar suara kencang yang dengan refleks membuatnya memeluk memeluk Liam dengan erat.

"Lo kenapa, Kei?"

"Barusan suara apa?" Tanya Keira yang masih setia berada di posisinya.

Liam tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tadi itu suara burung hantu. Jadi, kenapa harus takut."

Sembari melepas pelukannya, Keira pun menundukkan kepalanya. "Ya ... gue, kan, ngga tau."

"Yaudah, ngga usah takut, mending sekarang kita cepet-cepet balik ke tenda," sahut Liam seraya mengambil tangan Keira dan menggenggamnya. Keira pun tidak keberatan sama sekali karena itu cukup membuat rasa takutnya hilang walau hanya sedikit.

Saat sudah sampai di tempat perkemahan, mereka berdua langsung masuk ke dalam tenda masing-masing. Keira mengambil ponselnya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul dua malam. Konon katanya, sekitar jam segitu, makhluk tak kasat mata sedang berkeliaran. Ia pun segera mengambil selimut dan menyelimuti seluruh tubuhnya dan memejamkan mata.

•••

07.00 am

Pagi ini, seluruh murid akan melaksanakan acara lari pagi seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Anehnya, mereka sangat senang sekali, karena itu artinya, mereka bisa melihat pemandangan indah pagi hari di sekitarnya. Setelah terdengar bunyi peluit, mereka semua pun bergegas lari kecil sembari menikmati udara di pagi hari yang begitu sejuk.

Selama tiga puluh menit lebih berlari tanpa henti, Keira pun memilih untuk berhenti dan beristirahat sejenak tanpa memberitahu teman-temannya yang sudah jauh dari tempatnya. Saat melihat ke samping kanannya yang terdapat sebuah turunan curam, ia langsung merinding membayangkan betapa bahayanya kalau ada orang yang jatuh ke sana.

Tiba-tiba saja, ada seseorang dari belakang yang memukul kepalanya dengan sangat kencang. Seketika itu juga, ia limbung dan terjatuh dengan posisi telungkup. Samar-samar, ia mendengar bahwa ada orang yang tertawa dan mencibir tepat di belakanggnya. Ia sangat kenal dengan suara ini. Suara seseorang yang sejak dulu menjadi daftar teratas orang yang paling dibencinya. Setelah itu, ia tidak tahu lagi apa yang terjadi.

Di tempat lain,

Samuel, Liam, dan yang lainnya menyadari bahwa sedari tadi tidak ada tanda-tanda keberadaan Keira di antara mereka. Penasaran, mereka semua pun berbalik dan benar saja, Keira benar-benar tidak ada dibelakangnya. Saat itu juga, mereka langsung berbalik arah dan bergegas mencarinya.

Tidak sampai lima menit, mereka pun akhirnya menemukan Keira. Tetapi, yang membuat mereka terkejut adalah Keira yang tengah terkulai di atas tanah dengan darah segar yang mengalir keluar dari kepalanya.

Tidak jauh dari tempat Keira, mereka melihat Jane yang tengah tertawa bahagia menatapnya. Jane pun sontak terkejut dan langsung berlari sekencang mungkin. Lisa dan Ivy lantas mengejar Jane karena mereka benar-benar sangat yakin bahwa yang membuat Keira seperti itu adalah Jane. Siapa lagi yang berani melakukan itu kalau bukan dirinya?

Samuel pun bergegas menyuruh Liam untuk menggendong Keira, sedangkan ia bersama yang lainnya akan meminta tim PMR untuk bersiap-siap membantu Keira setibanya ia di tempat kesehatan. Liam pun langusng menggendong Keira dan berlari sekencang yang ia bisa.

Sesampainya di tenda kesehatan, Liam membaringkan Keira di atas ranjang. Dengan segera, kepala Keira yang luka pun diobati oleh tim kesehatan. Mereka semua pun menunggu dengan khawatir dan cemas, karena takut terjadi hal yang serius pada lukanya.

Setelah selesai, tim kesehatan pun menyatakan bahwa luka Keira lumayan parah dan harus dijahit untuk menghentikan darah yang terus menerus keluar. Mereka yang mendengar hanya bisa diam, karena merasa amat sangat bersalah tidak bisa menjaga Keira dengan baik.

Tidak lama kemudian, Lisa dan Ivy pun datang sembari menyeret tubuh Jane dengan kencang.

Melihat Jane, Samuel pun dengan segera menghampirinya dengan emosi yang tersulut-sulut. "Bukannya gue udah pernah bilang sama lo jangan ganggu-ganggu Keira, hah?!"

Jane tertawa kecil. "Maksud lo apa, sih? Gue engga ngerti sama sekali."

"Ngga usah pura-pura, deh. Mending lo jujur atau kita bawa ke panitia!" Lisa menatap tajam wajah Jane seraya mengeratkan cekalannya di tangan cewek itu.

"Kalian buang-buang waktu gue tau ngga," Jane menghentakkan tangannya dan hendak pergi dari hadapan mereka. Namun, ia kembali di tarik oleh Samuel yang membuatnya kembali menghadap mereka.

"Ngaku atau hidup lo gak bakalan tenang setelah ini!" Maki Samuel.

"Hidup kalian yang ngga akan tenang setelah ini!" Jane kembali menghentakkan tangannya, namun kali ini dengan cepat berlalu dari hadapan mereka.

Ivy pun menyusul Jane dan berniat untuk melempar batu besar ke arahnya, namun Kenio langsung menghentikkan niatnya itu.

"Kalo dia sampe berani ngelakuin hal itu, gue akan jadi orang pertama yang bikin hidup dia ngga tenang," ucap Faren yang langsung disetujui oleh Rio dan Reynald.

Tidak lama setelah itu, Keira pun akhirnya sadar dan mereka dengan segera menghampirinya. Setidaknya, mereka tahu bahwa Keira bukanlah perempuan lemah.

•••

[A/N]

Hallo, tadinya aku pengen banget double update lagi, loh. Tapi, sayangnya ngga jadi karena laptopku bener-bener bikin darah tinggi. So, hope you like it!

Hope this chapter is more than enough to read and make you guys happy, while im trying my best to make this story better than before. Thank you!❤

Edited on July 10, 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 636K 30
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
4M 359K 46
[Part lengkap + Tersedia di Gramedia] *MY LITTLE HUSBAND* Tentang Nazra Safaniera Afghiazka seorang Mahasiswi yang kini juga berstatus s...
15.8M 991K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...