complicated feeling | ✓

By ardhiac

1.9M 97.6K 5.5K

[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dad... More

Tolong dibaca
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Sorry
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44 - (1)
Part 44 - End (2)
Liam's Letter
Epilog
Extra Part
Extra Part II - Before Marriage

Part 9

31.1K 1.9K 82
By ardhiac

Saat ini, pikiran Samuel benar-benar sedang kalut. Kejadian saat di sekolah tadi, benar-benar membuat kepalanya pusing bukan main. Sebenarnya, ia tahu kalau semua akan berakhir seperti ini sejak hubungan Keira dengan Liam yang semakin hari semakin dekat. Tetapi, kenapa harus Liam orangnya? Kenapa harus Liam yang statusnya juga merupakan temannya sendiri?

Samuel mengacak rambutnya. Benar-benar tidak tahu lagi harus berbuat seperti apa. Ia hanya tidak ingin seperti ini. Rasanya ... sangat tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya.

"Sam, lo kenapa, sih? Daritadi, gue perhatiin frustasi banget kayaknya," Rio mulai membuka suara setelah satu jam lamanya memperhatikan Samuel yang tidak henti-hentinya mengacak rambut sambil guling-guling di atas kasur.

Ya, saat ini mereka memang sedang berada di rumah Samuel. Saat pulang sekolah tadi, temannya itu secara sepihak memaksa Rio dan Kenio untuk main ke rumahnya. Tetapi, saat sudah di rumahnya, temannya itu malah menyuguhkan pemandangan dirinya yang sedang frustasi. Menyebalkan, bukan?

"Engga tau. Gue sendiri bingung kalau gue ini kenapa."

Kenio yang berada tepat di sebelah Samuel pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Siapa lagi orang yang bisa membuat temannya seperti itu selain ... Keira. "Harus berapa kali, sih, kita bilang kalau lo itu suka sama Keira?"

Rio mengangguk setuju. Bahkan, Kenio saja sudah tahu kalau Samuel suka kepada Keira. Lalu, kenapa temannya itu masih belum sadar terhadap perasaannya sendiri?

"Harus berapa kali juga, sih, gue bilang kalau gue engga suka sama dia? Ya ... sebenernya gue juga ngga bisa bohong kalau gue bilang ngga punya perasaan lebih sama dia. Tapi, apa itu bisa langsung diartikan dengan cinta? Bahkan, nyebut kata-kata cinta aja udah lebay banget."

Rio dan Kenio pun kontan tertawa kencang. Sepertinya, temannya itu memang sudah berpikir terlalu jauh. "Sam, lo sadar ngga, sih, kalau omongan lo barusan aja udah menjelaskan semuanya? Apalagi, kita berdua itu sama sekali engga pernah nyebut kata cinta di depan lo. Iya ngga, Ken?" Kenio pun mengangguk cepat.

Sial, ini sama aja kaya gue makan omongan sendiri!

Samuel pun mendengus kesal dan menutupi wajahnya dengan bantal. Berusaha memejamkan mata, namun kejadian tadi siang malah berputar-putar di otaknya.

01.00pm

Bel pulang sekolah baru saja nyaring terdengar. Tanpa menunggu lama lagi, Samuel segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan pergi begitu saja tanpa menunggu kedua temannya-Rio dan Kenio-terlebih dahulu. Prioritasnya saat ini adalah Keira. Ia tidak ingin kalau dirinya terdahului oleh orang lain. Tidak lagi-lagi.

Benar saja, saat dirinya sampai di ruang uks, Samuel melihat kalau Keira sedang sendirian. Mungkin, sedang menunggu Lisa dan Ivy membawakan tasnya. Ia pun langsung masuk ke dalam sana dan menghampirinya. "Kei, lo gapapa?"

Keira melirik Samuel sekilas, lalu membuang pandangannya ke arah lain. "Kemana aja baru keliatan?"

Samuel meringis. Keira tidak tahu saja kalau dirinya sampai ingin mati karena khawatir dengan keadaannya. Belum lagi, sesuatu terpaksa menghentikan niatnya untuk menemui Keira. "Tadi ada ulangan mendadak, Kei. Jadi, gue terpaksa belajar selama istirahat."

"Oh, gitu."

Walaupun tahu bahwa Keira mungkin sedang marah padanya, tetapi Samuel tetap mengangguk. "Mau pulang? Gue anter, ya."

Keira menggeleng, lalu turun dari ranjangnya. "Gue pulang sama Liam."

Lagi-lagi, Samuel harus merasakan sakit di dadanya. Entah yang sudah keberapa kalinya hari ini, tetapi yang sekarang jelas berbeda karena Keira baru saja menolak ajakannya. Bahkan, ini merupakan yang pertama kalinya. Biasanya, Keira tidak akan menolaknya walau ia sudah ada janji dengan orang lain sekalipun. Tetapi, kali ini?

"Lo bawa mobil, 'kan? Setahu gue, Liam juga bawa mobil," kata Samuel sambil berusaha sesantai mungkin.

"Mobil gue ditinggal di sini."

Samuel benar-benar terkejut mendengarnya. Apakah Keira harus mengorbankan mobilnya agar bisa pulang bersama Liam? "Kenapa lo ngga bilang gue? Kan gue bisa aja tinggal mobil gue di sini dan anter lo pulang pake mobil lo."

"Gue ngga mau ngerepotin lo, Sam. Lagipula, Liam sendiri kok yang mau nganterin gue pulang," sanggah Keira sembari menatap Samuel dalam-dalam. Sebenarnya, ia juga tidak sampai hati menolak ajakan Samuel. Tetapi, ia juga tidak ingin menolak ajakan Liam. Ah, pusingnya.

"Oh, yaudah. Kalau gitu, gue balik duluan, ya. Gue lupa kalau gue punya janji sama temen," tanpa menatap Keira lagi, Samuel melangkahkan kakinya ke luar dan pergi dari sekolah bersama mobilnya, setelah menyeret Rio dan Kenio bersamanya. Dadanya baru saja tertimpuk bebatuan panas dan membakar hatinya. Sakit.

Tiba-tiba saja, ponselnya bergetar sangat kencang di atas nakas. Dengan segera, Samuel pun bangkit dari kasur dan mengambilnya dengan cepat. Kontan, senyuman tipis pun langsung merekah di bibirnya saat melihat siapa yang baru saja mengirim pesan padanya.

Keira: Sam?

Tetapi, Samuel memilih untuk tidak langsung membalasnya dan menunggu apakah Keira akan mengirim pesan untuknya lagi atau tidak. Benar saja, tidak sampai satu menit, pertanyaannya terjawab sudah. Sederet pesan dikirim oleh Keira secara bersamaan.

Keira: Sammmmm
Keira: Samuellllll
Keira: Sammy!!!!!
Keira: Sam, lo sibuk ya?
Keira: Sam, kok ngga dibales sih?
Keira: Oke, gue marah ya kalau gitu?
Keira: Kok lo tega sih sama gue?
Keira: Samuelllll, kenapa cuma diread doang sih?
Keira: Ih, bales nggak!
Keira: bener-bener diread doang ya!
Keira: Ah, gue bete. Gue kesel sama lo!!!
Keira: Jahat banget ya:(
Keira: Gue kali ini beneran marah sama lo pokoknya!

Samuel pun tersenyum geli saat melihat pesan terakhir yang Keira berikan untuknya. Ah, kalau sudah seperti ini, bagaimana mungkin moodnya tidak langsung membaik? Hanya dengan melihat pesan yang dikirimkan olehnya saja, sudah mampu membuat hati Samuel menghangat.

"Emang, ya, cinta bisa membuat seseorang jadi gila," Kenio menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sedangkan di sebelah Kenio, Rio mengangguk setuju sembari melihat ponsel Samuel yang tengah menampilkan sederet pesan dari Keira. "Andaikan Lisa kaya gitu, pasti gue juga akan ngerasain hal yang sama kaya lo, Sam."

Samuel pun mendongak disaat tengkuknya terasa sedikit hangat. "Woy, Kampret! Ngapain lo berdua ngintip-ngintip?"

"Engga, kita cuma penasaran aja sama orang yang udah bikin lo mendadak bloon gini. Kalau ngga salah, semenit yang lalu muka lo masih kusut."

Mendengar ucapan Kenio, Samuel pun langsung menghadiahkan sebuah pukulan di kepala temannya itu dengan kencang. Tak lupa juga dengan Rio di sebelahnya.

"Bangke! Kenapa kepala gue ikut-ikutan dipukul?" Tanya Rio sembari mengelus-elus kepalanya yang terasa sangat sakit. Sial, tenaga Samuel memang tidak pernah berubah dari dulu.

"Itu hadiah, karena lo juga ngintip-ngintip isi hp gue!"

Rio dan Kenio pun mencibik kesal. Kalau Samuel yang asli telah kembali, maka seperti ini lah akhirnya. Mereka berdua yang akan menjadi objek kesalahan fatal yang sebenarnya tidak seberapa dengan apa yang baru saja mereka lakukan.

Samuel pun menepuk keningnya. Ia lupa sesuatu! "Ah, gara-gara lo berdua, sih, gue jadi lupa bales pesan dari Keira!"

Dengan cepat, jari-jari tangan Samuel pun mengetik balasannya untuk Keira yang sempat terhambat karena perselisihan kecil yang ia dan kedua temannya ciptakan.

Samuel: Iya, gue lagi agak sibuk. Ada apa, Kei?

"Cih, sibuk apanya? Sok banget jadi orang," cetus Rio saat melihat temannya itu mengetikkan sesuatu yang tidak sesuai fakta. Samuel pun hanya diam saja, tetapi matanya tidak absen memberikan tatapan tajam untuk cowok yang satu itu.

Keira: Oh, engga. Sorry ganggu.

Kali ini, bukan senyuman lagi yang merekah di bibir Samuel. Tetapi, wajah panik bercampur takutnya yang mendominasi. Tanpa basa-basi lagi, ia langsung mengetik nomor ponsel Keira yang sudah dihafalnya luar kepala, lalu meneleponnya saat itu juga. Tiga kali mencoba, tetapi teleponnya selalu dimatikan secara sepihak. Ah, ia takut sekali kalau nanti Keira tersinggung atau marah padanya. Padahal, kan, seharusnya ia yang sedang pura-pura marah. Ck!

Akhirnya, dipercobaan kelima, barulah teleponnya tersambung. Samuel bernapas lega. Setidaknya, ia tahu kalau Keira memang tidak benar-benar marah padanya.

"Tadi ada yang bilang sibuk. Kok, bisa-bisanya telepon, ya?" Sindiran itulah yang pertama kali didengar oleh Samuel. Walau begitu, ia tetap merasa lega.

"Maaf, tadi gue cuma becanda, kok. Ada apa, Kei?" Samuel kembali mengulang pertanyaan yang sama seperti yang dipesan tadi. Tetapi, kali ini benar-benar bertanya dengan penasaran.

"Gue lupa mau ngomong apa. Udah dulu, ya. Bye, Samuel."

Sambungan telepon pun terputus. Samuel benar-benar melongo. Ia tidak percaya bahwa apa yang harusnya ia lakukan diawal, justru Keira-lah yang melakukan. Lagi-lagi, Rio dan Kenio tertawa. Oh, sungguh. Hari ini merupakan hari yang sangat sial untuk temannya itu.

"Makanya, kalau ngga bisa acting, ya ngga usah sok-sokan. Kena batunya, kan."

Kali ini, Samuel tidak marah mendengar ucapan Rio. Justru, yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah terdiam merenung. Memang benar, kena batunya sendiri itu memang sangat sakit. Sial sekali dirinya.

•••

Samuel benar-benar terkejut saat beberapa siswa dan siswi yang berada di kantin, membicarakan bahwa Keira sedang berkelahi dengan Jane-teman satu kelasnya-yang memang ia ketahui merupakan musuh Keira.

Bersama Rio dan Kenio, Samuel pun melesat pergi menuju kelasnya. Benar saja, di sana ramai sekali dengan murid-murid yang mengerubungi kelasnya. Dan sekarang, rasa terkejutnya benar-benar menjadi saat apa yang didengarnya memang benar adanya. Ia pun dengan segera memisahkan Keira dan Jane yang saat ini benar-benar sedang main fisik.

Namun sayang, walaupun mereka berdua adalah seorang perempuan, tetapi tenaganya tidak boleh dibilang lemah. Terbukti dengan lengan Samuel yang terkena cakaran dari Jane. Ah, lumayan sakit. Tetapi, bukan cowok namanya kalau tenaga perempuan saja ia tidak mampu menangani. Dan ... ya, kali ini ia berhasil memisahkan mereka berdua dengan tenaganya yang masih tersisa.

"Kalian berdua kenapa, sih?" Tanya Samuel dengan emosi yang hampir mencapai puncak.

"Dia duluan yang cari masalah!" Jane membalas sambil tangannya menunjuk Keira tepat di depan wajahnya.

"Maksud lo apa, hah? Lo duluan yang dengan sengaja ngelempar gue sama tepung dan telur busuk dari lantai tiga. Lo kira, gue ngga tau, hah?" Keira tidak mau mengalah. Sudah jelas-jelas, cewek itu duluan yang mencari masalah. Berani-beraninya menuduh seperti itu.

Jane pun menghentakkan tangan Samuel yang sedang memisahkan ia dengan Keira, lalu menyeringai. "Lo emang pantes diperlakukan seperti itu!"

"Jangan cari-cari masalah sama gue!"

"Gue ngga cari masalah sama lo, tapi lo yang cari masalah sama gue!"

"Atas dasar apa, hah?!"

"Lo udah ngerebut Samuel dari gue dan sekarang lo juga ngerebut Liam. Dasar cewek murahan!"

Dan ... satu tamparan kencang pun mendarat dengan mulus di pipi Jane. Omongannya kali ini benar-benar membuat Keira sangat kesal. Cewek murahan? Bahkan, di depannya merupakan ratu dari seluruh cewek murahan di dunia. Namun, Jane yang tidak terima, langsung balik menampar wajah Keira tak kalah kencang, yang membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Samuel bersama Liam yang memang sudah memisahkan mereka berdua sebelum Samuel datang pun langsung memeluk tubuh Jane dan Keira secara bersamaan. Lebih tepatnya, Samuel memeluk tubuh Jane dan Liam memeluk tubuh Keira. Sekiranya posisi mereka sudah agak jauh, Samuel pun mulai menatap Jane dengan penuh emosi. "Sekarang, jelasin sama gue, kenapa lo ngelakuin itu ke Keira?"

"Karena Keira udah berani ngedeketin lo dan Liam dari gue!" Balas Jane sambil menunjuk wajah Samuel dan Liam bergantian.

"Gue sama Liam itu temennya Keira. Jadi, lo engga berhak buat ngelarang Keira untuk deket sama kita berdua. Ngerti?"

Kalau saja Jane bukan seorang perempuan, pasti Samuel sudah langsung menghajarnya habis-habisan. Apalagi, melihat wajahnya yang sok galak. Benar-benar bukan tipe cewek idaman sama sekali.

"Lo emang gak waras," begitu kata Liam, kemudian berlalu keluar kelas dan membawa Keira ke uks. Lagi.

Sedangkan Rio dan Kenio, mereka berdua mengikuti jejak Liam dengan membawa Lisa dan Ivy ke uks. Mereka berdua juga butuh diobati, karena sama-sama terkena pukulan yang memang tidak disengaja saat memisahkan Keira dan Jane tadi.

"Kalau lo berani macem-macem sama Keira, gue janji engga akan bikin hidup lo tenang," setelah memberi ancaman untuk Jane dengan kalimat yang biasa ia gunakan saat mengancam orang-orang yang mengganggu Keira, Samuel pun langsung keluar kelas dan membanting pintu dengan kencang. Ia benar-benar sangat muak melihat wajah cewek itu.

Jane menyeringai, ini semua belum selesai, Keira. Tunggu pembalasan dari gue!

•••

[A/N]

Hai, seperti yang udah aku janjikan, malam ini aku update part 9. Wah, ini pertama kalinya aku double update! Oiya, part ini beda banget kan dari yang sebelumnya? And please give me some comments, if you like it.

Hope this chapter is more than enough to read and make you guys happy, while im trying my best to make this story better than before. Thank you!❤

Edited on June 30, 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 186K 34
------ Finish * Highest rank #3 Teen Fiction-21-12-16 #2 -28-12-16 #1 ~10-1-2017 * Ambar Wulandari harus menjadi babu dari Bara Pradipta saat rahasia...
459K 17.2K 44
"Gue suka sama lo. Mau gak jadi pacar gue?" Kalimat itu terlontar jelas dari mulut Tari yang saat ini merasa malu setengah mati melakukan tantangan...
1M 73.2K 38
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
946K 34.5K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...