Edelweiss

By hesperosky

143K 6.9K 139

"Hai. Kau suka dengan potret yang ini kah?" Tiba - tiba seorang pria berparas tampan, dan tinggi telah berada... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
Epilog
Prakata Penulis

22

2.7K 158 5
By hesperosky

"Dit, gue pulang ya? Sudah sore, tugas gue juga banyak nih." Ujar Dea berpamitan.

"Oke, tapi gue antar ya?" Tawar Adit.

"Gak usahlah, rumah kita kan juga deket jalan lima menit aja bisa sampai, atau bahkan gak sampai lima menit malah." Jawab Dea.

"Yaudah, gue anter lo jalan kaki juga gak apa." Adit sedikit memaksa.

"Ah, terserah lo aja deh... ya udah yuk," Ajak Dea.

Dea terlebih dahulu berjalan meninggalkan Adit sambil membawa se-bucket bunga dari Adit. Adit menyusul Dea dari belakang.

"Pak, jangan digembok ya, gue cuma bentaran doang mau nganter temen." Kata Adit kepada satpam rumahnya.

"Oke, den." Jawab laki - laki tua berkumis tebal itu.

Adit meraih tangan Dea dan menggandengnya.

Mereka berjalan menyusuri jalan komplek yang tidak terlalu besar itu.

Jalanan sore itu tampak sepi, hanya ada Adit dan Dea yang berada di jalanan itu.

Tak lama, Adit dan Dea terhenti di depan rumah sederhana berwarna putih itu.

Terlihat, ada motor vespa yang bagi Dea sudah tidak asing lagi. Motor vespa milik Arya.

"Dit, gue masuk ya... lo pulang aja duluan, makasih udah anterin gue." Kata Dea.

"Oke, sampai ketemu besok ya, De." Jawab Adit sambil melambaikan tangannya, kemudian ia pun pergi kembali ke rumahnya.

Dea membalas lambaian itu, lalu membuka pagar rumahnya.

Dea melihat ada seseorang yang keluar dari rumahnya itu, rupanya itu Arya.

"Hai, kamu udah lama?" Tanya Dea tersenyum.

"Belum, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan sama kamu, boleh?" Jawab Arya sambil bertanya.

"Aku juga mau bicara sama kamu, karena aku lagi senang sekali." Ujar Dea dengan ekspresi bahagia. "Oh iya, duduk dulu, sebentar ya."

Arya tersenyum menatap Dea.

Dea masuk ke dalam rumah sebentar untuk meletakkan bucket bunganya yang berwarna merah itu. Kemudian, kembali keluar untuk menemui Arya.

"Duduklah, Arya... kamu pasti lelah kalau berdiri terus." Kata Dea.

"Tidak usah, oh iya kamu katanya mau bicara, bicara apa? silahkan kalau mau bicara."

Dea menarik napas, kemudian menghembuskan napasnya. "Kamu tau gak, mulai hari ini aku resmi jadian sama Adit... ah, senang sekali rasanya. Akhirnya, perasaan aku gak bertepuk sebelah tangan lagi." Ujar Dea bercerita.

Arya hanya diam mendengar perkataan Dea barusan. Arya diam, dan tidak menjawab.

"Arya? Hai?" Dea melambai - lambaikan tangannya dihadapan Arya.

"Iya? Ada apa?" Tanya Arya.

"Kamu dengar gak sih aku ngomong?" Dea berbalik tanya.

"Iya, dengar... kalau begitu, selamat ya, semoga langgeng sama kekasih barunya." Jawab Arya, kemudian menjabat tangan Dea dan tersenyum. "Semoga dia adalah pria baik - baik ya." lanjutnya.

"Terima kasih, tentu saja dia pria baik - baik, orang dari keluarga yang baik. Oh ya kamu tadi mau bicara apa?" Dea berharap Arya cemburu mendengar itu, tetapi nyatanya Arya justru terlihat senang dan mendoakan hubungan Dea serta Adit menjadi langgeng.

"Hm, saya hanya mau memberitahu bahwa minggu depan, Endah N Rhesa dan Hivi akan ada di pensi SMA Prasetya." Arya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Dea mengerutkan dahi nya, dan menaikkan salah satu alisnya.

"Saya pamit dulu ya, masih ada beberapa kerjaan yang harus saya kerjakan. Permisi," Pamit Arya. Arya langsung membuka pagar rumah Dea, dan menyalakan vespa nya.

Dea bingung apa yang terjadi, tapi ia berusaha untuk melupakannya.

Kemudian, Dea masuk ke dalam rumahnya.

"Cie, bunga dari siapa tuh? lagi ada yang sedang jatuh cinta nih kayaknya." ejek kak Aan. "Oh iya, itu di bunganya ada cokelat ya? bagi dong satu,"

"Soto ayam lu, bang. Nih, ambil bang. Udah, gue mau ke kamar dadahhh." Ujar Dea sambil melemparkan salah satu coklat dari bunga itu ke arah kak Aan, kemudian berlari menuju kamarnya.

***

Dea langsung saja merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur berukuran king size itu yang berbalut sprei berwarna putih.

Arya masih terus meneror pikiran Dea, seolah - olah ia melarang Dea untuk melupakannya.

Ya. Dea harus melupakannya, Dea sudah menjadi milik Adit. Adit lebih baik dari Arya, iya Adit lebih baik.

Kedua tangan Dea dalam posisi melipat dan menopang kepalanya. Dea masih penasaran apa yang sebenarnya ingin Arya bicarakan padanya, tidak mungkin ia hanya berbicara tentang pensi sekolah tetangga sampai menunggunya kembali ke rumah.

Lupakan dia, Dea.
Lupakan dia, ada Adit yang selalu ada untuk kamu.
Ingat, yang selalu ada akan kalah dengan yang istimewa.
Hanya butuh waktu untuk melupakannya.
Dia hanya sahabat, dia juga hanya menganggap kamu sahabat, tidak lebih dari itu.
Berbahagialah dengan Aditya Ganesha yang memang tulus membalas perasaanmu.
Dan, lupakan Arya Airlangga yang belum tentu membalas perasaamu.

Seolah - olah, Dea berbicara dan memberikan sugesti untuk dirinya.

***

Arya's Side.

Arya tidak menyangka, secepat itu ia akan kehilangan Dea.

Arya terlambat untuk menyatakan perasaannya kepada cinta pertamanya itu.

Baru kali ini, Arya juga merasakan hal yang benar - benar mengganggu kehidupannya, Arya menjadi lupa dengan segalanya. Seolah - olah kehidupannya itu hanya Dea, Dea, dan Dea.

Seketika Arya memberontak.

Arya melemparkan seluruh buku - buku miliknya yang semula diletakkan di lemari, melemparkannya ke sembarang tempat sehingga ruangan kamar Arya menjadi sangat berantakkan.

Arya berusaha untuk menenangkan diri, dan duduk diatas tempat tidurnya. Mencoba untuk menenangkan diri dengan cara memainkan gitarnya, tetapi hal itu membuatnya semakin gila. Ia justru malah memutuskan beberapa senar gitarnya.

***

Seketika Arya langsung bangkit dari tempatnya, dan mengambil jaket miliknya.

Kemudian, ia pergi keluar rumah dengan vespa miliknya.

Arya pergi mengarah ke Soul Cafe. Tempat pertama kali, ia mengajak Dea untuk pergi bersama.

Sesampainya di Soul Cafe, Arya langsung memarkirkan motor vespanya.

Suasana cafe saat itu cukup ramai, terdengar alunan musik dari luar cafe. Sudah dipastikan, itu adalah Serenade, band cafe itu.

Kebetulan, tempat yang menjadi tempat duduk Arya dan Dea saat pergi kesana juga sedang kosong. Arya memilih untuk duduk disana, sambil mendengarkan alunan musik yang dimainkan oleh Serenade.

"Permisi, mau pesan apa, mas?" Tiba - tiba seorang pelayan membawa menu dan memberikan menu itu kepada Arya.

Tanpa melihat menu itu, Arya langsung saja menjawab. "Teh manis hangat aja,"

"Baiklah, ditunggu ya, mas." Ujar pelayan itu kemudian berlalu.

Sesaat musik berhenti, salah satu personil band Serenade yang bernama Alvin itu menghampiri Arya.

"Tumben bro sendirian aja, mana tuh temen lo yang cewek?" Tanya Alvin.

Arya hanya menatap sepupunya itu dengan tatapan dingin.

"Biasanya lo kesini kalau lagi ada sesuatu, gue tebak lo sekarang lagi patah hati ya? kenapa? coba ceritain sama gue, siapa tau gue bisa bantuin lo." Kata Alvin sambil menepuk pundak Arya.

"Perempuan itu."

"Iya, perempuan yang biasanya kesini bareng lo kan? itu kenapa? udah sama yang lain gitu?"

"Dia sudah menjadi milik orang lain, awalnya saya ingin memberanikan diri untuk menyatakan perasaan saya ke dia, tetapi dia sudah menjadi milik orang lain duluan." cerita Arya.

Arya dan Alvin memang sepupu dekat, hanya Alvin lah yang menjadi teman cerita Arya selama ini. Meskipun tidak semua masalah ia ceritakan kepada Alvin, tetapi sepupunya itu sudah mengerti dengan masalah Arya sebelum diceritakan.

"Hm... gue ngerti perasaan lo, udah sabar aja... jodoh ntar juga gak bakal kemana - mana, gue mau apresiasi lo karena akhirnya udah mau berani meskipun lo harus nerima kenyataan pahit ya. Oh iya, lo jangan kemana - mana dulu juga duduk disini aja dulu," Alvin hanya bisa menepuk dan merangkul sepupunya yang sedang patah hati itu.

Arya tidak banyak bicara saat itu.

Kemudian, Alvin langsung beranjak dari kursinya dan kembali keatas panggung bersama teman - teman satu band nya. Lalu, ia berbisik kepada teman - temannya.

"Oke, guys... kita mau memainkan lagu cover dari Adera, yang judulnya Terlambat, lagu ini kita persembahkan buat semua yang ada di cafe ini. Selamat mendengarkan."

Andai saja waktu itu tak ku tunda
tuk ungkapkan isi hati kepadanya
mungkin dia jadi milikku, bahagiakan hariku
oh tetapi kenyataan tak begitu.

Di saat ku mencoba merajut kata
dan berharap semua jadi sempurna
tiba-tiba ada yang lain yang mencuri hatinya
hilang sudah kesempatanku dengannya

terlambat sudah semua kali ini
yang ku inginkan tak lagi sendiri
bila esok mentari sudah berganti
kesempatan itu terbuka kembali
akan ku coba lagi

cukup sudah kesalahan kali ini
jangan sampai semua terulang kembali
keraguan dalam hatiku harus ku buang jauh
bila ingin mendapatkan yang terbaik

Arya yang mendengarkan lagu itu dengan saksama seketika terdiam, mencerna apa maksud dari lagu tersebut.

Arya merasa lagu itu sama seperti apa yang ia rasakan saat ini.

Arya hanya bisa diam, karena tidak dapat berbuat apa - apa lagi.

Untuk pertama kalinya, Arya merasakan apa itu patah hati. Arya berusaha untuk tersenyum, dan merelakan Dea untuk menjadi milik Adit meskipun itu cukup susah baginya merelakan hal itu.

-------

a/n

tenang aja, ini bukan part terakhir... ditunggu aja ya hihi :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 10.3K 1
#1 Romantis (06/09/2021) #3 Dingin (04/09/2021) #3 Fiksi penggemar (05)09/2021) #3 puisi (11/09/2021) #3 Devano (13/10/2021) #1 Devano (3/11/2021) 20...
ALGRAFI By Liana

Teen Fiction

33.9M 2.7M 72
[SUDAH DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa yang merasa harus melindungi sahabat keci...
9.8M 636K 30
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
512K 39.6K 200
Iblis anjing setia yang sombong x pendekar pedang yang tenang dan dingin, sebagai sepasang kekasih yang dipaksa untuk berpisah dalam kehidupan mereka...