Can I have you, Mas.

By mikiluv06

517K 18.9K 1.1K

" Bahkan dengan kehadiran anak kita pun tidak bisa mengubah perasaan mu kepada ku mas, lantas apa lagi alasan... More

prolog.
one.
two.
three.
four.
five.
Six.
cast!
seven.
eight.
nine.
ten.
eleven
twelve
-
thirteen
fourteen
fiveteen
sixteen
seventeen
eighteen
nineteen.
twenty
twenty+1
twenty+2
twenty+3.
twenty+4
twenty+5
-
twenty+6
twenty+7
twenty+8
twenty+nine
3+0
3+1
3+2
3+3
34+35
...
36-37
38-39
40-41
42-44
45-46
47
48
another side
fyi
50
51
52
53

49

8.9K 506 27
By mikiluv06





Pov nia.

Kata orang cinta akan hadir karena terbiasa, namun entah mengapa kata kata itu tidak berlaku dalam hubungan ku dengan mas saka. 5 tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama nya, Aku lah yg selalu menjadi 'Si pihak yang Mencintai' sedangkan mas saka selalu menjadi 'si pihak yg dicintai".

5 tahun ku habiskan hanya untuk mencurahkan rasa sayang dan cinta ku untuk nya. Tak pernah ada kata lelah sedikitpun ku torehkan demi memberikan pelayanan terbaik untuk nya.

Ku penuhi hasrat nya dan ku penuhi isi perut nya-lantas apalagi yg kurang?

Mungkin orang sering kali berpendapat bahwa akulah yg sangat beruntung mendapatkan sosok suami seperti mas saka, yah aku tahu mereka mungkin berpendapat seperti itu karena mereka hanya melihat dari sisi finansial mas saka yg sekarang menjabat sebagai -Direktur utama perusahaan yg mungkin 3-4 tahun lagi akan menjabat sebagai CEO menggantikan papa mertua ku.

Ibu mertua mana yg tidak ingin memiliki menantu seperti mas saka bukan? Terkadang aku ingin tertawa ketika memikirkan itu dan aku ingin sekali membeberkan fakta fakta yg mungkin akan membuat mereka mundur ketika mendengar nya.

Apakah ibu ibu tersebut akan rela jika putri nya mendapatkan suami seperti mas saka yg super duper tidak peka serta cuek dingin seperti kulkas 2 pintu?

Tapi aku mengerti Kestabilan finansial sangat penting dalam rumah tangga-namun aku lupa ada hal yg lebih penting dari itu yaitu cinta dan kasih.

Aku dulu sempat berpikir kalo dunia tak selalu tentang cinta namun setelah menjalani pernikahan dengan mas saka ternyata cinta dan kasih itu memiliki peran yg penting.

Finansial yg stabil serta rasa cinta dan kasih- dua faktor yg berperan penting dalam rumah tangga tapi sayang nya aku hanya mempunyai satu (finansial yg stabil) yg pada akhirnya membuat rumah tangga ku selalu tak stabil.

Lebih tepat aku yg selalu haus akan validasi dari mas saka-bahwa dia mencintai ku itu saja.

Kemarin aku sempat kegirangan ketika mas saka mengatakan bahwa ia menyayangi ku namun aku seakan lupa bahwa kata sayang memiliki arti yg luas tak seperti kata Cinta. Sayang bisa kesiapa saja misal sayang kepada orang tua, saudara dan teman tapi untuk cinta itu di khusus kan untuk satu orang.

Mana lagi ditambah dengan kehadiran Sindy- yg ku ketahui sebagai mantan kekasih suami ku di masa lalu. Entah mengapa semenjak kedatangan sindy, diriku selalu di liputi rasa takut, takut jika suami ku masih memiliki rasa kepada sindy-buktinya saja foto masa lalu mereka masih tersimpan rapih di ruang kerja mas saka.

Ditambah dengan sikap nya kemarin, yg lebih mengutamakan sindy disaat adanya pertengkaran diantara kami, membuat ku menyimpulkan bahwa rasa cinta mas saka masih tertuju pada sindy.

Apakah aku salah jika aku menyimpulkan seperti itu?

Coba bayangkan saja Disaat dirimu belum mendapatkan kepastian dari pasangan mu namun perilaku nya sudah menjawab itu lantas apalagi yg harus di perdebatkan?

"Cah ayu makan dulu yu? Budeh sudah masakin tumis kangkung sama nila goreng kesukaan mu" ucap budeh-adik dari ayahku yg selama ini mengambil peran penting di hidup ku setelah kematian ibu ku.

Ku berikan Tersenyum manis ke arah nya "wah enak sekali itu pasti, jadi gak sabar aku cobain nya heheh"

"Jelas enak toh ni, masakan budeh gitu loh"

" yaudah yuk kita makan budeh " ajak ku seraya merangkul pundak budeh menuju dapur.

"Nasi nya segini cukup ni?" Tanya budeh sembari menuangkan nasi ke piring ku

"Cukup cukup budeh makasih"

"Oh yah raven mana budeh? Dari nia bangun raven udah gada di tempat tidur" tanya ku

"Ck kamu sih kebiasaan bangun siang muluh ni, sampe sampe anak nya pergi gatau" decak budeh yg langsung membuat ku meringis, Walaupun perjalanan ku ke malang menggunakan pesawat yg tentu nya sangat mempersingkat waktu perjalanan, namun badan ku rasanya lelah persis Menggunakan jalur darat (mobil) yg membuatku tertidur selama 9 jam lama nya. Maklum saja di dalam diriku sekarang bukan hanya ada diriku namun juga ada adik nya raven.

"Anak mu itu lagi ikut mbah kung nya ke sawah" jelas budeh

"Nah tuh mereka panjang umur" ujar budeh seraya menunjuk kearah dua laki laki yg berbeda umur.

"Mama" teriak raven heboh seraya berlari kearah kursi ku

"Aduh anak mama dari mana aja? Sampe keringetan gini jidat nya"

"Aven abis liat orang bikin nasi ma" jawab raven dengan nada ceria. Menggelengkan kepala "Nanem padi sayang bukan bikin nasi" koreksi ku yg langsung membuat raven menatap bingung kearah ku. Aku bisa tebak setelah ini anak ku ini akan menanyakan segala pertanyaan yg ada di kepala kecil nya itu yg tentu nya membuat ku sedikit kewalahan dalam menanggapi nya namun sebelum itu terjadi aku lebih dulu mengajak raven untuk makan bersama.

"Saka kapan kesini nya de?" Tanya ayah yg membuatku otomatis menghentikan kunyah dalam mulut ku.

"Hm mas saka gabisa kesini yah, soal nya kerjaan nya lagi banyak banget" bohong ku

"Huft budeh hampir lupa kalo suami mu itu orang penting ni" Bukan itu alasan nya budeh tapi mas saka lagi sibuk sama mantanya batin ku.

"Hm yasudah mungkin nanti kalo saka punya waktu luang, kamu ajak dia kesini juga yah de" ujar ayah yg ku balas dengan anggukan kecil.

***

raven suka dirumah mbah kung?" Tanya ku sembari memakaikan nya baju.

"Suka suka mah....aven suka nyebur tangkap ikan bareng mbah kung" balas raven dengan mata berbinar binar.

Seharian ini anak ku di bawa oleh ayahku mulai dari sawah, tambak, kebun dan terakhir yg membuat ku geleng geleng kepala adalah melihat nya basah kuyup karena tercebur di empang milik ayahku.

"Hm kalo semisal kita tinggal disini apa raven mau?"

"Sama ayah juga yah mah?" Balas raven

Kalo semisal kita berdua saja apakah kamu mau nak? Balas ku yg sayang nya tak bisa kuucapkan langsung.

"ah-aven Tadi mau apa? Mau nonton tv yah? Sana raven ke ruang tamu dulu yah mama mau beresin kamar sebentar oke ganteng?" Ujar ku mengalihkan pertanyaan nya. Mendengar itu raven langsung berlari keluar menuju ruang tamu.

"Sudah nia lupakan lupakan, inget niat kamu kesini buat seneng seneng bukan malah sedih sedih begini " gumam ku pada diriku sendiri.

Tok tok tok

"Masuk"

" sudah mandi ni?" Tanya bude seraya mendudukan dirinya tepat di samping ku.

"Sudah bude"

"Anak kamu ituloh ni aktif banget, masa tadi lagi asik nonton terus ngedenger mbah kakung nya mau ke warung langsung berdiri minta ikut" keluh bude Yg membuat ku tertawa mendengar nya. Dasar raven raven... maklum saja,karena kalo di rumah nya anak itu tak pernah keluar selalu bermain bersama ku di dalam rumah.

"Ni boleh bude tanya sesuatu sama kamu?" aku mengangguk kecil sembari menatap kearah budeh

"Rumah tangga kamu baik baik aja kan ni?"

Deg

Diriku bergeming sebentar, sembari menormalkan mimik wajah ku "alhamudillah baik baik aja budeh" ujar ku setenang mungkin. Tenggorakan terasa sempit ketika budeh menatap ku penuh kecurigaan.

Ya tuhannn bagaimana ini? Apa aku harus jujur?

Budeh menghela nafas pelan sembari mengambil telapak tangan ku "alhamdulillah kalo gitu, soalnya budeh takut sekali kamu tidak bahagia dengan pernikahan kamu"

"Aku bahagia kok budeh, mas saka buat aku bahagia terus" ucap ku bohong. Karena memang tak pernah ada kebahagiaan di dalam nya kecuali kelahiran raven.

Budeh tersenyum lega sembari mengelus rambut ku pelan " Budeh bersyukur kalo kamu bahagia ni"

"Makasih yah budeh udah sayang sama nia selama ini, nia bersyukur ada budeh di hidup nia" ujar ku penuh ketulusan

"Ah kamu ngomong apa toh ni. Justru budeh yg bersyukur ada kamu di hidup budeh" ujar bude sembari membawa ku kedalam pelukan nya. Oh tuhan terimakasih kau telah mengirimkan budeh untuk ku.

***

Anak mu itu loh dek seneng banget bapak bawa ke kebun tadi" celetuk ayah saat nia mengantarkan kopi.

Nia mendudukan dirinya disamping ayahnya "wajar aja yah di kota mana ada kebun se-asri disini"

Ayah mengangguk pelan membenarkan ucapan nia "terus juga tadi dia girang sekali bermain sama anak-anak sini, seperti nya nanti lebih banyak teman raven ketimbang teman ayah disini hahhahah" tawa ayah yg tentu nya menular ke nia.

" disana mah mana bisa dia kaya gitu yah-komplek rumah nya kan gada anak kecil seumuran dia"

Ayah menghela nafas "pantas saja"

"Coba kali kali kamu diskusikan dengan saka de, buat pindah cari lingkungan yg banyak anak seumuran raven"

"Biar raven bisa bergaul, kasian dia tidak bisa menikmati fase bermain nya"

Nia mengangguk "iyah yah nanti nia diskusikan dengan mas saka"

"Oh yah tadi kata budeh mu kamu tadi keluar saja bejo, darimana ni?" tanya ayah

"Ah itu tadi aku minta temenin bejo ke supermarket buat beli susu ibu hamil yah" mendengar kata hamil sontak membuat kedua mata ayah langsung mengarah ke perut nia "kamu hamil dek?!" Heboh ayah yg diangguki oleh nia "iyah yah baru 10 minggu"

"ALHAMDULILLAH GUSTI" seru ayah dengan nada penuh bahagia

"Assalamualaikum calon cucuku, sehat sehat di perut mama mu yah, nanti kalo sudah keluar nanti kita main bareng mbah kung dan mas raven" ujar ayah dengan tangan membelai lembut perut putrinya.

Mas raven? Entah mengapa ia sedikit suka dengan panggilan itu.

"Siap mbah kung" balas nia dengan nada di buat buat seperti anak kecil.

"Kira-kira mau berapa hari kamu disini sayang?"

Nia menatap ayah nya sekilas kemudian beralih keperut nya yg sedikit buncit "gatau deh yah, mungkin sampe rasa kangen ke ayah nya ilang " balas nia dengan cengiran-jujur saja jika tanya seperti itu, ia belum siap atau lebih tepat nya ia masih menggamang, dirinya masih ingin di rumah ayah nya, dan perasaan nya pun masih belum berkeinginan untuk balik ke rumah nya bersama saka.

"Dek jangan kaya gitu, sekarang posisi kamu sudah jadi istri, surga kamu bukan di ayah tapi di saka. Jadi gak baik ninggalin suami lama-lama" tegur ayah dengan tangan mengelus lembut rambut putri semata wayang nya

"Gapapa kok yah, nanti juga mas saka bakal jemput nia kalo urusan kantor nya sudah selesai" bohong nia

Mana mungkin suami nya itu mau ber effort menjemput nya? Minta menemani belanja pun tidak mau-apalagi ini jakarta-malang.

"Yasudah ayah mau kebelakang dulu, kamu jangan lupa minum susu buat si dedek bayi nya" ayah bangkit melangkah pergi.

Drtt drrrttt drrtt

Merasakan getaran di kantong celananya, nia langsung mengambil hp nya-Elma is calling••••

"Niaaaaaaaaaaaaa lu kemanaaaa?!" suara histeris elma langsung menyapa nya yg membuat nia menjauhkan hp nya dari telinga nya itu.

"Kenapa memang nya hah"

"Gua kerumah lu buat ngasih moci kesukaan lu, tapi pager lu tutup udah gitu gua tanya satpam komplek katanya rumah lu kosong"

"Lu dimana niaaa?!"

"Gua di malang"

" oh lu pulang kampung sekeluarga"

"Bukan, cuma gua berdua doang sama raven"

"Ni jangan bilang ini ada kaitan nya sama foto saka yg keluar dari apart yah?"

Nia menghela nafas pelan "maybe"

"Ni are you ok?"

"Gua ok kok cuman sedikit butuh healing aja" balas nia bangkit dari duduk nya menuju kamar nya, karena ia takut percakapan nya dengan elma di dengar.

" selama disini gua kepikiran sesuatu el" ucap nia yg tubuh nya sudah terbaring di kasur.

" plis jangab kepikiran macem macem ni,inget ada dede bayi di perut lo"

"Apa gua cerai aja yg el sama mas saka?" gumam nia yg tentu nya masih bisa di denger oleh elma.

Entahlah sejak melihat foto dimana mas saka bersama sindy yg keluar dari apart-kata cerai terus bersemayam di otak kecil nya nia.

Nia mendengar elma mendesah pelan "ni gua bukan nya mau ngebelain saka, tapi ada baik nya lu dengerim dulu pembelaan dari dia.kalo di rasa pembelaan saka belum cukup buat lu bertahan yah gua sebagai sahabat akan selalu di pihak lu"

"Tapi tolong lu tanyain dulu ke diri lu sendiri-apa lo udah yakin mau bercerai dengan mas saka, atau sebenar nya lu cuman mau ngelampiasin marah lo doang ke mas saka"

Entahlah-hati nya pun belum 100% yakin untuk bercerai-mungkin karna rasa cinta yg ku miliki terlalu besar untuk nya?

Tapi ego nya terus memaksa nya untuk bercerai-karena menurut nya sudah terlalu banyak rasa kecewa yg saka berikan kepadanya.

Lantas yg mana yg harus ku pilih sekarang?

###

Halo guys ada info gembira lohhh can i have you di lirik penerbittttt❤️❤️❤️❤️

Walaupun penawaran nya masih ebook belum cetak tapi im so happyyyy😁

Jadi sekarang aku mau fokus bikin naskah buat ebook can i have you mas yahhh...
Tapi tenang aku tetep bakal nerusin cerita ini di WP dan KK kok...

Oh yah lupa ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa yahhh kaliannnn❤️

Continue Reading

You'll Also Like

152K 5.6K 40
Della tidak tahu jika dirinya akan menikah dengan Gibran.
11.1K 1.5K 57
Enggak tahu🤣🤣🤣 biar gk gabut aja. Mau baca silahkan, enggak ya udah. Cuma alangkah baiknya ya dicoba buka dulu, kalo asik lanjut, kalo enggak ya u...
391K 16.4K 51
Fakta mengejutkan membuat Sarah tak mampu memijaki bumi dengan tegap. Kehadiran wanita yang meminta suaminya untuk mendonorkan darah untuk putra mere...
431K 21.6K 42
Soraya hampir saja melakukan percobaan bunuh diri jika saja Chandra tidak setuju untuk menikahi sahabatnya itu. Chandra dan Soraya menikah. Lalu baga...