Mrs 30

بواسطة nyonyahcullen

651K 33.1K 782

Ghendis, gadis berusia 30 tahun seorang pengangguran dan jomblo sejati. karena kondisinya ia selalu dikucilk... المزيد

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Bab 7
Delapan
Sembilan
10
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat belas
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27 (revisi)
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40

bab 32

11.9K 730 22
بواسطة nyonyahcullen

            Pagi-pagi Ghendis memasak sarapan di dapur. Ia membuat tempe mendoan, nasi goreng dan teh manis. Biasanya ia selalu membuatkan sarapan di rumah Ike jika ada bahan, kalau tidak yah membeli nasi kuning di depan.

               Ike baru selesai mandi, ia sudah mengenakan seragam kantornya dan duduk di meja makan sambil memainkan Hpnya. Tangannya meraih tempe mendoan dan cabe rawit, melahapnya. “Sering-sering nginep di sini biar gue bisa makan enak nih!”

               Ghendis melepas celemeknya dan duduk di depan Ike. “Makanya masak jangan beli di luar mulu.”

               Ike nyengir. “Jadi, gimana hari lo sekarang setelah keluar dari rumah? gue lihat lo gemukan, glowing dan happy.”

               Ghendis mengetukkan jarinya di meja, matanya menerawang ke depan. “Gue happy seakan-akan gue nemu rumah. Akira... membuat gue ngerasa gue dibutuhin.”

               “Akira aja nih?”

               “Maksud lo?”

               “Bapak motivatornya? Jangan-jangan tiap hari lo dikasih motivasi hidup nih sama Bapaknya.”

               Ghendis terkekeh. “Dia bukan motivator, gue salah nebak.”

               Ike mengangkat sebelah alisnya, penasaran.

               Ghendis mulai menyuap nasi goreng. “Dia pengusaha.”

              “Pantas berani gaji lo 20 juta. Pengusaha apa? Punya toko kain gitu? Showroom? Bisa kali gue tawarin buat jadi nasabah gue hehehe”

               Ghendis menggelengkan kepala, matanya menatap ke satu benda dan menunjuk TV yang berada di tengah ruangan.

                “Oh punya toko elektronik, di mana? Barangkali dia butuh modal buat luasin tokonya bisa kali kontak gue.”

               Ghendis tertawa. “Hahhaa bukan... bukan... gue yakin lo enggak akan percaya. Dia bukan punya toko elektronik, tapi dia pemilik merk itu.”

               Ike melotot, berlari ke arah Tvnya. “Ini dari ryuzaki TV.. apa jangan-jangan? Tunggu sebentar! Duda kan? Orang jepang?”

               Ghendis mengangguk terhibur dengan respon Ike.

               “HIRO RYUZAKI? CEO RYUZAKI CORPORATION??? SERIUSAN LO?”

               Ghendis mengangguk dan memakan tempenya.

                “O MY GOD!!! Lo beruntung banget!! Huhuhu gue sering lihat dia di majalah, TV dan dia tuh ganteng banget! Hot duda!! Lo tahu enggak sih kalau dia juga nasabah prioritas, duitnya udah enggak berseri!!” Ike duduk di samping Ghendis. “Dia udah punya pacar belum? Terus anaknya gimana? Rumahnya kayak istana? Lo sering ketemu dia enggak? Eh kolor dia sama enggak sih kayak kolor orang jelata macam kita.”

               Ghendis hampir saja memuntahkan isi makanan yang ada di dalam mulutnya. Ia segera meraih tes manisnya dan meminumnya sementara Ike menatapnya tidak sabar.

               Ketika Ghendis hendak berbicara, Hpnya berbunyi dan wajah Hero terpampang di layar Hpnya melakukan VC kepadanya. Ike berteriak histeris, menyuruh Ghendis untuk menerimanya di sini.

                Ghendis menekan tombol hijau dan wajah Hiro yang sudah rapi tersenyum lembut kepadanya.

            “Sayang... selamat pagi.” Sapa Hiro.

               Ike ingin berteriak namun dengan cepat Ghendis memasukkan tempe ke dalam mulut wanita itu. “Pagi, mana Akira?”

               Wajah Hiro sedikit cemberut. “Kenapa nanya Akira terus? Dia masih tidur. Kamu enggak rindu sama aku? Kamu bahkan enggak jawab telepon aku semalam.” Rajuk Hiro manja.

               Ghendis menggaruk tengkuknya, merasa canggung harus menjawab karena ada Ike yang nampak kehilangan jiwanya dengan tempe yang masih berada di mulut. Ghendis menoleh pada Ike dan memandang dengan galak. “Kunyah.”

               Ike menurut.

               “Ngobrol sama siapa?” tanya Hiro.

               “Sahabat aku. Kamu sudah rapi.” Ghendis memperhatikan Hiro yang sudah mengenakan setelan kerjanya.

               “Aku akan menghadiri meeting pagi. Kamu enggak ada di rumah, supir nginfoin kamu minta di antar malam-malam ke rumah teman kamu. Kenapa pergi malam-malam? Itu bahaya sayang.” 

              Ghendis mengerutkan kening, ia benar-benar tidak suka diawasi. “Aku ke rumah Ike.”

               Hiro menghela nafas. “Tolong lain kali infoin ke aku, aku enggak mau mendengar dari orang lain.”

               “Aku usahain.”

            Hiro terdiam memperhatikan wajah Ghendis. gadis itu menguraikan rambutnya dan hanya mengenakan bando dan memakai daster batik. Sungguh cantik! Andai Ghendis mau ikut ke Jepang bersamanya mungkin ia akan sangat bersemangat. “Kalau begitu aku tutup ya,” 

              Ghendis mengangguk. “Semoga urusan kamu lancar ya.”

               Hiro tersenyum lebar, ternyata Ghendis memperhatikan dirinya. “Sayang juga, kamu tutup duluan ya.”

               Ghendis menekan tombol merah dan menyimpan kembali Hpnya di meja, matanya menatap Ike yang nampak bingung dan tidak percaya. Ekspresi wanita itu cukup menghiburnya. 

              “Itu...itu...itu.... gue... gue... gue enggak khayalkan? Itu Hiro CEO itu kan?”

               Ghendis mengangguk santai dan kembali menghabiskan nasi gorengnya. 

              Ike meneguk teh manisnya hingga habis dan kembali menatap sahabatnya. Hatinya mulai tenang dari rasa terkejut. Sialan sahabatnya ini! Enggak kira-kira kalau kasih kejutan. 

              “CEO Hiro pacar lo?”

               Ghendis menghela nafas. “Yah,” jawabnya enggan. 

              “Sejak kapan? Gimana caranya lo gaet Ceo Hiro? Jadi anak didik lo itu anaknya CEO Hiro? Kalian tinggal bersama? Dan lo udah enggak perawan?” 

              “Yah... begitulah!” Ghendis sebenarnya tidak ingin menjawab namun Ike memaksanya. Akhirnya Ghendis menceritakan awal pertemuannya hingga akhirnya mereka bisa berpacaran. 

            Sepanjang cerita Ike hanya bisa menganga. Bagaimana tidak? Sahabatnya yang polos dan tidak pernah berpacaran, sekalinya memiliki pacar orang terkaya di negara dan salah satu milyarder di dunia. Pantas saja Ghendis nampak berbeda, gadis itu lebih cantik, bersinar dan bahagia meskipun ekspresinya masih tetap suram dan pakaiannya masih itu-itu saja. 

               “Dan bapak CEO terhormat itu nampak bucin sama lo.” 

              Ghendis mengendikkan bahu.

               “Lo masih perawan?”

               “Gue berprinsip untuk melepas keperawanan gue hanya untuk suami.” 

              Ike menggelengkan kepala. Jika ia berada di posisi Ghendis pasti ia akan menyerahkan segalanya untuk Hiro. Dan ia akan giat memuaskan pria itu di ranjang agar lelaki itu terikat kepadanya hingga tidak mencari kepuasan kepada perempuan lain.

                       Namun anehnya, Ike tidak melihat Ghendis antusias akan hubungan barunya. Ghendis tetaplah acuh, datar, dingin bahkan ketika CEO Hiro menghubunginya, sangat jelas jika hanya CEO Hiro saja yang antusias dalam hubungannya sementara Ghendis nampak ogah. 

              “Lo cinta dia?” tanya Ike penasaran.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

287K 739 4
bocil diharap menjauh
576K 55K 123
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
693K 1.8K 5
Siapa tak kenal Yola, siswi yang selalu menggunakan pakaian ketat dan pendek, hanya untuk memperlihatkan betapa besar payudara nya. Terlibat hubunga...
201K 10.3K 36
Naksir bapak kos sendiri boleh gak sih? boleh dong ya, kan lumayan kalau aku dijadikan istri plus dapet satu set usaha kosan dia