WHY ME?//WHY NOT?

By uptoyou02

33.7K 927 63

⚠️ Mengandung kata-kata kasar ⚠️ ⚠️ Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan ⚠️ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tolong... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
sepuluh
sebelas
duabelas
tigabelas
empatbelas
limabelas
enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluhsatu
Duapuluhtiga
Duapuluhempat
Duapuluhlima
Duapuluhenam
Duapuluhtujuh
Duapuluhdelapan
Duapuluhsembilan
Tigapuluh
Tigapuluhsatu
Tigapuluhdua
Tigapuluhtiga
Tigapuluhempat
Tigapuluhlima
Tigapuluhenam ⚠️⚠️
Tigapuluhtujuh
Tigapuluhdelapan
Tigapuluhsembilan
Empatpuluh
Empatpuluhsatu
Empatpuluhdua
Empatpuluhtiga
Empatpuluhempat
Empatpuluhlima
Empatpuluhenam
Empatpuluhtujuh
Empatpuluhdelapan

Duapuluhdua

529 10 0
By uptoyou02

Selamat Datang di Duniaku.

Jangan lupa vote dan kome.

Selamat membaca!

.

.

.

Arun masih berada dipelukan Bio. Dengan mata sayu Bio menangkup wajah Arun dengan kedua tangannya. Bio perlahan mengusap air mata dipipi Arun, " jangan pernah nangis didepan gue Run" ucap Bio memperingati.

Arun hanya membalas dengan menganggukan kepala tanda menyetujui, "gue nangis juga gara-gara lo" balas Arun dengan suara khas nangisnya.

"Iyaa, maaf"

Kedua mata mereka saling beradu pandang dalam hening. Perlahan Bio memajukan wajahnya pada Arun.

Cup

Benda kenyal menempel tepat di bibir Arun. Awalnya hanya menempel namun lama kelamaan menjadi lumatan yang membuat Arun yang awalnya terkejut sampai menutup mata karena menikmatinya.

Arun langsung mendorong tubuh Bio saat pasokan udara tidak masuk dalam dadanya. Bio yang mundur beberapa langkah terlihat ngos-ngosan sambil menatap Arun. Saat pungutan mereka terlepas Arun langsung meraup oksigen dengan kasar.

Malu.

Itu lah yang Arun rasakan saat ini sampai tidak berani untuk menatap lebih lama Bio. Setelah dirasa pipinya akan menyemburkan warna merah karena hal itu, Arun langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya. Seketika pintu ditutup oleh Arun. Bio tidak bisa berbuat apapun.

Pagi menyapa lebih cerah dibandingkan kemarin. Arun yang baru saja keluar dari kamarnya langsung melihat dan memperhatikan seisi ruangan tersebut. Tidak ada tanda-tanda orang yang melakukan aktifitas.

"Apa dia udah berangkat? Tapi ini masih jam setengah tujuh" gumam Arun.

Setelah mengatakan hal itu Arun langsung teringat kejadian semalam. Tanpa sadar Arun memegangi bibinya. Namun sebisa mungkin Arun langsung menggelengkan kepala dan berpikir bahwa itu terjadi karena kesalahan bukan kesengajaan.

"Masak apa ya?"

Arun berjalan menuju lemari sambil membukanya dan melihat bahan makanan apa yang akan dia olah. Hanya terdapat mie instan rasa kari dan soto. Arun melihat sambil tangannya mencoba memilih mana yang akan dia ambil.

"Cuma ada mie, ini aja deh"

Arun memutuskan mengambil mie dengan rasa soto. Setelah itu Arun menutup kembali pintu lemari dan mengambil panci.

"Cuma itu yang bisa lo masak?"

Arun yang baru saja berbalik badan dan langsung di suguhkan dengan pemandangan didepannya, Bio mengenakan kaos serta celana denim sebatas lutut dengan wajah serius membuat Arun hilang fokus sejenak sebelum suara Bio kembali mengudara.

"Lo tau kan itu gak sehat?" tanya Bio sambil menunjuk mie instan yang ada dibelakang punggung Arun.

Satu hal yang Arun tidak bisa pahami, mengapa Bio bisa berubah-ubah sikap dengan sangat cepat?. Memang benar Bio tidak akan pernah mengalami perubahan apapun. Itu yang bisa Arun simpulkan sekarang.

"Gak ada sayuran, gue belum belanja" Arun membalas sambil berjalan melewati Bio menuju dispenser untuk mengisi pancinya.

"Lo kan bisa beli" balas Bio.

"Ini buat gue bukan buat lo. Jadi tenang aja".

Mendengar perkataan Arun membuat Bio berbalik badan, "terus? Menurut lo badan lo itu kuat gitu? Iya?" tanya Bio heran.

Arun berjalan menuju kompor lalu menghidupkannya setelah meletakan panci. Pandangan Bio terus mengikuti arah gerakan Arun, "gue kira lo udah berangkat ke cafe, makanya gue mutusin buat makan mie. Nanti gue sayur didepan buat lo" balas Arun.

Tek!

Bio mematikan kompor tersebut dengan posisi dirinya berada tepat dibelakang Arun, "ckk, apaan sih?!" Arun mulai tersulut emosi dengan Bio melakukan hal tersebut.

"Beli sayur sekarang!" ujar Bio lalu pergi duduk di sofa yang berada didepan tv setelah mengatakan itu.

"Gue bilang nanti, selesai gue makan".

"Gue udah laper".

"Gue makan gak sampe dua jam loh!".

Arun menghentakan kakinya, "dosa lo, ngebentak suami" ujar Bio.

"Ngaca! Lo sendiri kelakuannya gimana!" balas Arun sambil melangkah pergi meninggalkan dapur untuk kedepan komplek. Dengan perasaan marah dan kesal Arun menutup pintu rumah tersebut dengan kencang.

Tanpa Arun sadari Bio menyunggingkan bibirnya saat melihat Arun keluar dari rumah. Hari ini Arun memang tidak ada kelas sedangkan Bio tidak pergi ke cafe. Namun mereka tidak mengetahui satu sama lain.

Bio menekan-nekan remot televisinya, namun sudah beberapa siaran dia lewati begitu saja. Entah siaran seperti apa yang Bio inginkan, yang pasti pandangannya lebih tertarik pada pintu didepan pandangannya saat ini.

Saat suara pintu dibuka, Bio dengan sigap langsung menghadap tv sambil mencoba menontonnya dengan serius. Sedangkan Arun yang baru saja masuk dan meliht Bio masih ditempatnya langsung membuat wajahnya masam kembali, emosinya seolah bersinergi kembali. Padahal saat berbelanja tadi, Arun merasa lebih bahagia dan tenang karena mengobrol dengan ibu-ibu yang lainnya.

Arun melewati Bio begitu saja lalu meletakan plastik yang ada di tangannya di meja dapur, "lo cuma beli itu?" tanya Bio.

Arun langsung berbalik badan dan bisa melihat dengan jelas Bio sedang duduk, ah bukan lebih tepatnya berdiri dia atas sofa dengan lututnya sebagai tumpuan.

"Cuma? Lo gak liat itu banyak!" balas Arun.

"Kangkung, sawi, apa itu satunya?" Bio mencoba menyebutkan sayuran yang ada diatas meja tersebut.

"Gue mau beliin pare, lo gak suka".

"Jangan pernah lo beli sayur itu!".

"Udah deh makanya jangan banyak protes. Gue mau makan dulu baru masak, jadi lo dimohon sabar!" ucap Arun lalu kembali menghidupkan kompor untuk memasak air untuk mienya nanti.

"Eh! Eh!"

Bio langsung turun dari sofa dan setengah berlari menghampiri Arun, "ishh! Apalagi sihh?!" tanya Arun dengan kesal.

"Gue juga udah laper ya, masa gue harus nunggu lama lagi. Gak!" tolak Bio.

"Ya terus? Gue udah laper banget, kalo keadaan gue kelaperan kayak gini gue gak akan bisa masakin lo. Makanya gue makan dulu" jelas Arun.

Bio menatap Arun, "ya udah kita ambil enaknya aja. Gue juga makan mie aja tapi ...".

"Lo bener-bener ya!"

"TAPI ... gue mau pake sawi ini. Campur" ujar Bio sambil menyodorkan satu ikat sawi pada Arun.

Arun masih menatap Bio dengan rasa tidak percaya. Arun langsung menarik sawi yang berada ditangan Bio dengan kencang. Arun langsung memotong sawi tersebut menjadi beberapa bagian.

"Harus lo pake semua tu sawi".

"Kebanyakan".

"Pokoknya gue gak mau tau! Harus lebih banyak sawi dari pada mienya!" ujar Bio.

Arun dengan kesal memotong satu ikat sawi tersebut hingga menghasilkan banyak sawi dihadapannya saat ini, "tuh makan noh sawi!" gumam Arun.

"Harus ikhlas kalo masakin suami biar dapet pahala" ujar Bio yang kini tengah duduk santai di meja makan.

Arun menarik napas lalu menghembuskan secara perlahan, "kalo lo mau dianggap suami, perlakukan gue juga layaknya istri" ucap Arun menohok.

Bio terdiam, hanya mata mereka yang saling bicara saat mereka berpandangan.

"Jadi lo mau lebih dari ciuman semalam?" goda Bio.

Arun yang tidak siap dengan pertanyaan tersebut langsung membulatkan matanya. Bagaimana mungkin Bio mengatakan hal tersebut dengan sangat enteng dan tanpa rasa malu.

Arun kembali terdiam bahkan untuk sekedar memalingkan wajah saja dia sudah tidak bisa, "jangan ngelamun lo, gue gak suka mie yang kematengan" ujar Bio.

"Lo pengidap Bipolar ya?" tanya Arun.

Entah keberanian dari mana Arun sampai mengeluarkan pertanyaan seperti itu langsung didepan orangnya. Sedangkan tidak kalah mengejutkan Bio langsung kembali memasang wajah masamnya saat mendengar pertanyaan tersebut.

"Kalo iya, lo mau apa?" balas Bio.

























Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

181K 20.7K 56
Argala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung d...
8.6K 630 10
Baca aja aku ga bagus buat desk
67.7K 6.1K 79
[BAB 33 - END] Terjemahan Google-translate (china) tanpa edit ❌ Part 1/5 Bab Title : Number One Zombie Wife/第一尸妻 Author : Jin Yuan Bao / 金元宝 Status :...
8.8K 480 9
Ini tentang dia yang datang kembali di saat aku sudah ingin menikah. Seorang sahabat yang diam-diam aku cintai pada masa lalu. *** Yelina bertemu ke...