Sorry, I Love Your Daddy! (TA...

By nikendarcy

102K 21.3K 3.3K

VERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjad... More

1. Sindrom Anak Tengah
2. Pria Bermata Indah
3. Koboi Seksi
4. Sugar Daddy
5. Rayuan Chase
6. Si Seksi Yang Kasar
7. Jesse dan Masa Lalunya
8. Misi Perdamaian Untuk Ayah dan Anak
9. Menjadi Cantik dan Pintar Saja Tidak Cukup
10. Perusak Suasana
11. Demi Chase
12. Berusaha Dalam Diam
13. Malaikat Itu Ada Di Sana
14. Jatuh
15. Magic Hour
16. Aku Ada Di Sini Untukmu
17. Pengakuan
18. Pengganggu
19. Pertengkaran Dengan Clara
20. Sudut Pandang Lain
21. Sebuah Kesempatan
22. Fokus Pada Sebuah Misi
23. Perubahan Rencana
24. Berkuda Denganmu
25. Getaran Yang Semakin Menguat
27. Terbakar Api
28. Hal Terbaik Yang Bisa Dilakukan
29. Haruskah Kulupakan Begitu Saja?
30. Pembicaraan Dari Hati Ke Hati
31. Hati Yang Bercabang
32. Hubungan Yang Baru
33. Kembalinya Sang Mantan
34. Jalan Yang Berbeda
35. Kesempatan
36. Dia, Sang Mantan Kekasih
37. Semua Sudah Terlambat
38. Hati Yang Kembali Patah
39. Kita Akan Mencari Cara
40. Bagian Dari Keluarga
41. Alasan Untuk Pergi
42. Harga Yang Harus Dibayar
43. Mencoba Melupakan
44. Bicara
45. Mencoba Berdamai
46. Semua Orang Pernah Berbuat Kesalahan
47. Anak Lain Yang Diabaikan
48. Pertemuan Kembali
49. Sesekali Kau Harus Egois
50. Kau Milikku
51. Permintaan
52. Pulang
53. Seperti Yang Selalu Terjadi
54. Aku Akan Selalu Ada Untukmu
55. Tidak Ada Pilihan Lain
56. Bawa Aku Pergi Dari Sini
57. Mengurai Masa Lalu
58. Masa Lalu Yang Disembunyikan
59. Keputusan
60. Pergi
61. Penawaran
62. Perubahan Rencana
63. Keluarga Baru
64. Bagian Dari Orang Menyenangkan
66. Bentuk Cinta Seorang Ibu
67. Kau Dicintai
68. Semua Orang Layak Dicintai (An Open Ending)

65. Sebuah Janji

543 149 16
By nikendarcy

Jesse tersenyum menatap Adinda yang sedang tertawa mendengarkan lelucon dari Mitch. Sesuai rencana awal, mereka semua makan siang di halaman belakang keluarga Janssen yang asri dan luas. Mereka menyantap makan siang yang sangat nikmat, diselingi dengan obrolan yang begitu menyenangkan, di mana dirinya ikut dilibatkan dalam pembicaraan. Rasanya seperti berada di rumah.

Tadinya, Jesse sudah menyiapkan diri jika memang penerimaan keluarga itu akan sesinis yang diberikan orang tua Adinda padanya. Ia tahu, menjadi seorang yang berbeda dari orang normal memang sesuatu yang cukup sulit. Tidak banyak orang yang mau menerima perbedaan. Bahkan, banyak orang merasa jika berbeda itu berarti sesuatu yang cukup mengganggu.

Namun, semua itu sirna ketika Jesse melihat bagaimana keluarga ini benar-benar berbeda dengan orang tua Adinda. Seandainya saja Adinda lebih cepat bertemu dengan mereka, mungkin gadis itu akan menjadi seseorang yang sama sekali berbeda. Gadis yang tidak rendah diri dan memiliki kepercayaan yang buruk pada dirinya sendiri.

Sayangnya, jika Adinda bersama keluarga ini lebih lama dari hari ini, mereka mungkin tidak akan pernah bertemu dan saling jatuh cinta. Dan Jesse tidak ingin itu terjadi. Bahkan di kehidupannya yang akan datang pun, Jesse hanya akan meminta untuk bertemu dan jatuh cinta lagi dengan Adinda.

"Jesse, jadi berapa umurmu? Kau tampak terlalu dewasa untuk menjadi kekasih sepupuku."

Suara Bastian yang setengah curiga itu membuat Jesse menoleh pada pemuda itu. Bastian baru berusia sembilan belas, sama seperti Chase. Hanya saja, pemuda ini bertubuh lebih kecil dari Chase yang terlihat seperti pria berumur dua puluhan ke atas.

"Bas, tidak sopan bertanya seperti itu. Jesse bisa tersinggung," ujar Juliana mengingatkan.

Jesse tersenyum kepada wanita paruh baya berambut pirang itu. Ada sedikit jejak wajah Adinda di sana, tetapi kemiripan Edwin dengan Adinda, atau mungkin putrinya, terlihat jauh lebih jelas lagi. Tidak heran jika Wihelmina langsung mengenalinya.

"Kau tersinggung?" tanya Bastian tanpa merasa bersalah atau menyesal sama sekali telah menanyakan itu.

Ia tertawa tanpa suara lalu menggeleng kepada pemuda itu.

'Umurku tiga puluh delapan,' katanya dalam bahasa isyarat.

"Sialan! Kau seumuran istriku!" seru Mitch terkejut sambil membelalak.

"Mitch! Jaga bicaramu di depan Gwen!" protes Anya sambil menutup kedua telinga putrinya dengan tangan.

Si kecil berambut pirang dan bermata biru itu menyeringai pada ibunya, seakan senang mendengar umpatan ayahnya.

"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya terkejut." Mitch memandang istri dan putrinya bergantian dengan pandangan meminta maaf.

"Adinda, kau yakin berhubungan dengannya? Usia kalian terpaut jauh sekali," kata Mitch lagi sambil cemberut.

Adinda mengangkat bahu sambil menggigit daging panggangnya dengan santai. Gadis itu memandangnya sambil mengedip hingga membuat Jesse menyeringai lebar. Tentu saja ia tahu jika Adinda yakin dengan hubungan mereka.

'Aku juga mempunyai seorang putra yang berusia sama dengan Bastian.'

Rentetan sumpah serapah para pria kembali terdengar hingga Anya harus membawa Gwen menjauh dari meja. Matanya melotot pada Mitch dan Bastian saat ia menggendong Gwen memasuki rumah.

"Adinda, kau tidak salah pilih kan? Ya Tuhan, di mana kau bertemu pria ini?" tanya Mitch kalang kabut sambil mengacak rambutnya.

"Kau seharusnya memiliki kekasih yang lebih muda darinya! Memangnya di kampusmu tidak ada pria yang menarik sampai kau harus mengencani pria tua ini?" seru Bastian dengan kesal.

"Kau seharusnya tidak boleh berkencan hingga usiamu tiga puluh! Kau masih kecil!" Itu adalah suara Edwin.

Bukannya khawatir dengan kemarahan pamannya, Adinda justru tersenyum begitu lebar.

"Terlambat. Kami sudah bertunangan," kata Adinda sambil mengangkat tangan kirinya yang berhiaskan cincin dari Jesse.

Umpatan para pria semakin menggila karena tidak ada lagi anak kecil di sana. Namun, Jesse tidak merasa takut atau gentar sama sekali dengan kemarahan mereka. Ia tahu jika itu hanyalah bentuk protes dari orang-orang yang benar-benar sayang kepada Adinda. Dan juga, protes karena mereka belum memiliki waktu terlalu lama untuk bersama Adinda, tetapi ia bahkan sudah bertunangan.

"Jadi kau sudah pernah menikah?" tanya Juliana setelah umpatan para pria mereda.

Jesse menggeleng. 'Pacarku hamil saat aku berusia tujuh belas. Itu hampir bersamaan dengan waktu aku terserang kanker. Dia pergi meninggalkanku dan aku tidak pernah tahu dia hamil hingga tiba-tiba, hampir setahun kemudian, dia datang dengan seorang bayi yang kemudian dia tinggalkan di rumahku.'

"Memangnya kau tidak mengenal kondom, huh?" tanya Mitch sambil cemberut.

Jesse mengangkat bahu. 'Ada saat di mana aku terlalu terlena dengan nafsuku dan tidak bisa menahan diri. Aku masih muda, dan jika kalian bertanya apa aku menyesal, aku sangat menyesal. Aku bahkan tidak bisa memiliki hubungan yang baik dengan putraku karena besarnya penyesalan dan rasa marah yang kutanggung.'

Tentu saja Jesse tidak merasa bangga dengan apa yang terjadi padanya dan Chase. Akan tetapi, ia juga tidak mau menutup-nutupi kenyataannya. Melihat mereka, Jesse merasa tidak ingin menyembunyikan kebenaran apapun dalam hidupnya, bahkan yang terburuk sekalipun.

"Apa kau membenci anakmu?" tanya Edwin sambil menatap Jesse dengan tegas.

Adinda ingin membuka mulutnya, tetapi Jesse memandang gadis itu dan menggeleng. Ini adalah tanggung jawabnya. Ia yang akan menjelaskan kepada semua orang ini. Ia memutuskan untuk mengunakan bahasa isyarat karena itu akan jauh lebih mudah.

'Pada awalnya ya. Dia terlalu mirip dengan mantan pacarku.' Jesse memulai ceritanya. 'Aku tidak peduli padanya karena terlalu marah dengan apa yang dilakukan Chassidy. Lalu, ketika aku mulai menyadari kesalahanku karena telah mengabaikan anakku, dia yang gantian membenciku karena tidak pernah menjadi ayah yang baik untuknya.'

"Kau memang pantas mendapatkan itu," kata Mitch dengan kesal. "Kau pikir itu salah anakmu karena telah dilahirkan dan mirip dengan mantan pacar yang kau benci?"

'Aku tahu itu salahku.'

"Hubungan kalian masih buruk sampai sekarang?" tanya Juliana dengan lembut.

Jesse menatap wanita itu sambil tersenyum, kemudian ia menggeleng. 'Malaikat datang di hidupku.' Ia memandang Adinda dengan penuh cinta. 'Ia tidak ingin anakku mengalami apa yang dialaminya, dan memaksa kami berbaikan.'

Semua orang kini menatap Adinda dengan bertanya-tanya. Adinda yang masih asyik dengan makan siangnya, berhenti makan sambil mengangkat bahunya lagi dengan santai.

"Apa mereka memperlakukanmu dengan buruk?" Edwin bertanya dengan nada sama tegasnya seperti yang tadi digunakan pada Jesse. Bedanya, ada kekhawatiran yang kental di balik nada tegas itu.

"Tidak. Mereka hanya..."

"Jangan berbohong pada kami. Ibu tirimu tidak bersikap baik padamu kan?" potong Juliana sambil menggenggam tangan Adinda.

"Dia..."

"Wanita itu memang jahat. Aku bisa melihatnya dari matanya. Seharusnya saat itu aku melarang Bagus membawamu!" seru Edwin sambil menyugar rambutnya dengan frustasi.

"Edwin, itu keinginan terakhir Marion. Kita tidak bisa menahannya di sini." Air mata Juliana berlinangan di pipinya.

Jesse menyentuh lengan Edwin yang duduk di sampingnya. Ketika perhatian pria itu terarah padanya, ia menggerakkan tangan.

'Adinda tidak akan mendapatkan perlakuan seperti itu lagi di rumahku. Orang tuaku menyayanginya, semua pegawai peternakanku juga begitu. Ia tidak akan merasakan kesedihan seperti itu lagi bersamaku."

"Apa kalian sudah menentukan tanggal pernikahan kalian?" tanya Edwin dengan sedih. "Aku bahkan baru menemukan cucuku lagi, dan dia harus tinggal jauh dari kami lagi."

Jesse dan Adinda berpandangan.

'Kau saja yang bicara,' kata Jesse tanpa suara.

Adinda mengangguk lalu memandang kakeknya. "Opa," suaranya bergetar saat mengatakan itu, "kami masih belum membicarakan tanggal pernikahan. Aku akan di sini untuk beberapa waktu jika kalian menginginkanku berada di sini."

"Kau bercanda?" seru Mitch. "Tentu saja kami menginginkanmu. Selamanya kalau bisa." Lalu pria itu memandang Jesse. "Apa kau rela pindah kemari demi gadis yang kau cintai?"

"Paman..."

Mitch mengangkat tangan untuk mencegah Adinda bicara. "Aku ingin mendengar apa jawaban dia."

'Tanggung jawabku besar di peternakan karena aku satu-satu putra yang dimiliki ayahku,' kata Jesse dengan bahasa isyarat.

"Jadi kau tidak akan mau pindah demi Adinda?" tanya Mitch lagi sambil tersenyum sinis.

'Aku mau. Anakku bisa mengurus peternakan itu jika aku pergi. Bukan masalah bagiku berada di manapun Adinda berada. Terutama, kalian juga punya peternakan. Aku bisa membantu kalian memandikan kuda atau melakukan pekerjaan kasar lainnya. Itu keahlianku. Aku bisa berada di manapun juga asal bersama dia.'

"Sialan!"

Mitch dan Bastian mengumpat bersamaan sementara Edwin tertawa sambil menepuk bahu Jesse kuat-kuat.

"Kau benar-benar jatuh cinta pada cucuku ya?" Mata pria itu menatapnya jenaka.

Jesse mengangguk. 'Dengan sepenuh hatiku.'

Mitch dan Bastian kembali mengeluarkan ekspresi jijik mereka, tetapi hanya Jesse sambut dengan tawa tanpa suara. Ia tidak akan malu mengakui perasaannya kepada Adinda. Jika perlu, seluruh dunia harus tahu jika Adinda adalah miliknya.

"Kau beruntung, Nak, bertemu dengan pria yang mencintaimu dengan tulus, dan mengatakan segalanya padamu. Aku merestui hubungan kalian," ucap Juliana dengan suara serak dan mata berkaca-kaca menatap Adinda.

Gadis itu memeluk neneknya, lalu dua wanita itu terisak.

"Kau juga mendapatkan restuku. Jaga dia sebaik-baiknya." Edwin kembali menepuk bahu Jesse.

Ia memandang Mitch dan Bastian. Menunggu mereka bicara.

"Aku akan merestuimu, hanya jika kau menjanjikan tiga hal padaku," kata Mitch kemudian.

'Apapun,' kata Jesse dengan mantap.

"Jangan pernah membuatnya menangis, jangan pernah membedakan anak-anak kalian nanti, dan dengarkan dia kapanpun Adinda ingin bicara, selalu berikan waktumu untuknya. Jika kau bisa menjanjikannya, kau mendapatkan restuku."

Jesse tersenyum. Itu bukan syarat yang sulit. Jadi, ia mengangguk mantap dan berkata, 'aku berjanji.'

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 84.1K 62
Ya Illahi Rabb, izinkan seorang ikhwan berdiri disampingku, memimpinku kala keningku menyentuh bumi mengagungkan namaMu, menjadi jalan tolku menuju j...
6.5M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1.4M 1.6K 1
(Tersedia di playbook dan Kubaca) Elena harus mengalami kenyataan pahit ketika suami yang sangat ia cintai yaitu Aldric, mengkhianatinya dengan sepup...
2.7K 391 21
Hati Kapten Segara Adyatama masih tertinggal di masa lalunya, untuk sang mantan kekasih, Samiya Ayodya. Dulu hubungan mereka boleh kandas, tapi tetap...