Sorry, I Love Your Daddy! (TA...

Bởi nikendarcy

102K 21.3K 3.3K

VERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjad... Xem Thêm

1. Sindrom Anak Tengah
2. Pria Bermata Indah
3. Koboi Seksi
4. Sugar Daddy
5. Rayuan Chase
6. Si Seksi Yang Kasar
7. Jesse dan Masa Lalunya
8. Misi Perdamaian Untuk Ayah dan Anak
9. Menjadi Cantik dan Pintar Saja Tidak Cukup
10. Perusak Suasana
11. Demi Chase
12. Berusaha Dalam Diam
13. Malaikat Itu Ada Di Sana
14. Jatuh
15. Magic Hour
16. Aku Ada Di Sini Untukmu
17. Pengakuan
18. Pengganggu
19. Pertengkaran Dengan Clara
20. Sudut Pandang Lain
21. Sebuah Kesempatan
22. Fokus Pada Sebuah Misi
23. Perubahan Rencana
24. Berkuda Denganmu
25. Getaran Yang Semakin Menguat
27. Terbakar Api
28. Hal Terbaik Yang Bisa Dilakukan
29. Haruskah Kulupakan Begitu Saja?
30. Pembicaraan Dari Hati Ke Hati
31. Hati Yang Bercabang
32. Hubungan Yang Baru
33. Kembalinya Sang Mantan
34. Jalan Yang Berbeda
36. Dia, Sang Mantan Kekasih
37. Semua Sudah Terlambat
38. Hati Yang Kembali Patah
39. Kita Akan Mencari Cara
40. Bagian Dari Keluarga
41. Alasan Untuk Pergi
42. Harga Yang Harus Dibayar
43. Mencoba Melupakan
44. Bicara
45. Mencoba Berdamai
46. Semua Orang Pernah Berbuat Kesalahan
47. Anak Lain Yang Diabaikan
48. Pertemuan Kembali
49. Sesekali Kau Harus Egois
50. Kau Milikku
51. Permintaan
52. Pulang
53. Seperti Yang Selalu Terjadi
54. Aku Akan Selalu Ada Untukmu
55. Tidak Ada Pilihan Lain
56. Bawa Aku Pergi Dari Sini
57. Mengurai Masa Lalu
58. Masa Lalu Yang Disembunyikan
59. Keputusan
60. Pergi
61. Penawaran
62. Perubahan Rencana
63. Keluarga Baru
64. Bagian Dari Orang Menyenangkan
65. Sebuah Janji
66. Bentuk Cinta Seorang Ibu
67. Kau Dicintai
68. Semua Orang Layak Dicintai (An Open Ending)

35. Kesempatan

595 151 10
Bởi nikendarcy

Hampir semalaman Jesse tidak bisa tidur. Ia gelisah sepanjang malam, kebanyakan memikirkan Adinda dan Chase dan yang mereka lakukan di danau, tetapi ada juga saat di mana dirinya memikirkan Chassidy yang tiba-tiba muncul dan masa lalu mereka yang, sebenarnya, hampir sempurna.

Jesse mengingat saat-saat di mana dirinya benar-benar merasa hidup. Ia adalah pemuda enam belas tahun yang memiliki bakat emas di bidang tarik suara. Pop tidak pernah setuju ia menjadi penyanyi, tetapi Mom selalu mendukungnya. Diam-diam, Mom akan memberinya uang saku lebih untuk mengikuti audisi di Louisville.

Beberapa kali ia gagal dalam audisi, tetapi itu tidak membuatnya kapok. Satu kali dirinya gagal, dua kali ia akan mencoba lebih keras, hingga akhirnya semua usaha itu tidak sia-sia. Ia menjadi pemenang di ajang pencarian bakat, dan semenjak itu, popularitasnya meroket. Ia sering diundang bernyanyi ke klab-klab besar atau menjadi pembuka konser penyanyi terkenal.

Dengan wajahnya yang tampan dan suaranya yang memikat, tidak butuh waktu lama bagi Jesse untuk menjadi idola di seluruh wilayah Kentucky. Gadis-gadis memuja dan mengejarnya, berharap bisa menjadi kekasihnya.

Begitu pula Chassidy. Dulu, gadis itu adalah penggemar terbesarnya. Chassidy adalah anak dari pemilik pondokan sewaan Jesse. Gadis itu sering datang ke kamarnya sekedar untuk membawakan makanan, kopi, atau hanya melihat Jesse latihan bernyanyi di kamarnya yang sempit.

Ia tahu gadis itu menyimpan perasaan padanya, tetapi bagi Jesse saat itu, Chassidy sama seperti penggemarnya yang lain. Tidak memiliki tempat istimewa di hatinya.

Namun, Chassidy tidak pernah menyerah dengan terus memberikan perhatian kepadanya. Dan bahkan, Jesse tahu jika Chassidy sengaja berpakaian mini demi menarik perhatian Jesse.

Orang tua Chassidy tahu tentang hal itu, dan sang ayah marah besar lalu mengusir Jesse dari sana. Bukan masalah baginya pergi dari pondokan itu, tetapi bagi Chassidy itu jelas masalah. Gadis itu kabur dari rumah karena pengusiran Jesse oleh ayahnya, dan ia yang tidak tega, memberikan tempat bagi Chassidy untuk berlindung.

Bagaimana bisa ia diam saja saat tahu seorang gadis kabur dari rumah karena dirinya?

Dan itu adalah awal dari seluruh rangkaian bencana yang akhirnya terjadi dalam hidup Jesse saat ini. Tinggal di bawah satu atap yang sama dengan gadis yang sangat tertarik padanya adalah sesuatu yang sangat sulit. Terlebih, Chassidy selalu mencoba merayunya dengan sentuhan-sentuhan lembut, ataupun pakaian minim yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang molek.

Saat itu, Jesse adalah seorang remaja yang penuh dengan rasa ingin tahu, dan semua hormon khas anak lelaki yang meledak-ledak. Satu waktu, ia benar-benar tidak bisa menolak godaan Chassidy. Satu hubungan seks berlanjut ke yang lainnya, hingga akhirnya hubungan mereka terjalin lebih dalam, dan Jesse menyadari ia mencintai gadis itu.

Rasa cintanya begitu besar hingga ia selalu meneriakkan nama Chassidy di setiap akhir konsernya. Para gadis akan mendesah iri dan berharap menjadi Chassidy.

Hubungan mereka sempurna, bergairah, penuh cinta, dan juga penuh dengan tawa. Walaupun Pop dan Mom tidak menyetujui hubungan mereka, Jesse tidak peduli. Baginya saat itu, Chassidy adalah hidupnya.

Namun, tentu saja tidak ada sesuatu yang benar-benar sempurna dan tanpa cela. Hidup tidak pernah semurah hati itu. Ketika satu hari tenggorokannya terasa terlalu sakit dan serak untuk bicara, Jesse tahu ada yang tidak beres dengannya.

Ia pikir, awalnya itu hanya karena ia menggunakan suaranya dengan terlalu berlebihan. Ia sibuk konser di beberapa negara bagian, dan juga sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi yang lebih besar di LA. Jesse hanya beristirahat beberapa hari dan mengira sakitnya akan sembuh dengan sendirinya. Paling parah, kemungkinan dirinya hanya akan terkena nodul pita suara.

Sayangnya, tidak ada satu manusia pun yang tahu apa yang telah Tuhan persiapkan untuknya. Ketika sakitnya tidak kunjung membaik, Jesse memutuskan untuk pulang ke Lexington. Ia mengajak Chassidy, dan meskipun kedua orang tuanya tidak menyukai gadis itu, mereka tidak bicara apa-apa.

Satu pagi, kondisi Jesse semakin memburuk hingga ia tidak bisa bicara. Dokter yang memeriksanya bilang jika itu adalah radang, dan ia harus beristirahat selama seminggu. Akan tetapi, kondisi Jesse malah semakin memburuk setelah satu minggu. Pop membawanya ke rumah sakit besar dan saat itu ia divonis menderita kanker tenggorokan stadium tiga.

Dunia Jesse seakan runtuh di bawah kakinya. Ia telah memiliki banyak rencana dalam hidupnya, dalam karier bernyanyinya, dan juga dalam hubungannya dengan Chassidy. Sekarang, semua itu seakan dihancurkan oleh satu kata yang tidak pernah ingin didengar siapapun. 

Kanker.

Dan seakan itu belum cukup buruk, Chassidy diam-diam meninggalkannya tanpa pesan ketika Jesse menjalani operasi.

Hati siapa yang tidak hancur dengan cobaan yang datang bertubi-tubi seperti itu? Karier menyanyinya telah tamat, ia kehilangan suaranya, dan masih harus kehilangan seseorang yang ia pikir akan selalu ada di sisinya apapun kondisinya.

Ketukan di pintu membuat Jesse kembali ke masa kini. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya yang tidak ia sadari sudah basah, dan melihat bahwa matahari sudah cukup tinggi sekarang. Perutnya terasa lapar karena teringat jika dirinya bahkan tidak makan malam kemarin.

Ketukan terdengar lagi, kali ini dengan lebih tidak sabar, hingga membuat Jesse bangkit dari tempat tidurnya. Apa motel ini menyediakan sarapan pagi? Ia melirik jam tangannya dan menyadari bahwa ia sudah lebih dari sekedar pagi. Ini sudah siang.

Saat ia membuka pintu, bukan petugas motel, melainkan Chassidy yang berdiri di baliknya. Wanita itu tampak segar setelah mandi. Wajahnya hanya dirias tipis, berbeda dengan semalam, dan pakaiannya juga jelas jauh lebih sopan daripada apapun yang dilihat Jesse sebelumnya.

"Aku membawakan kopi dan bagel untukmu," katanya sambil mengangkat gelas kopi dan bagel di tangannya.

'Bagaimana kau tahu aku menginap di sini?' tanya Jesse sambil cemberut.

Chassidy mengangkat bahu. "Ini wilayahku kalau kau lupa."

Jesse hendak mengusirnya pergi, tetapi saat itu perutnya bergemuruh dengan tidak tahu malu hingga membuat Chassidy terkekeh. Wanita itu mendorong pintu dengan mudah, lalu masuk ke kamarnya dan duduk di atas kasur seakan sudah terbiasa berada di sana sebelumnya.

"Aku tahu kau tidak suka melihatku lagi, tetapi kau jelas butuh makan." Lalu Chassidy menatapnya dengan lebih lembut. "Apa kau bahkan bisa tidur semalam? Kau tampak kacau."

'Bukan urusanmu!'

Seandainya ia masih bisa bersuara, Jesse pasti akan mengatakannya dengan ketus. Namun tentu saja, ia tidak bisa seperti itu dengan kondisinya sekarang.

"Minumlah kopimu. Aku akan pergi setelah itu."

Wanita itu mengulurkan cangkir plastik yang langsung disambut Jesse. Ia memang butuh kopi untuk membuatnya benar-benar sadar.

"Apa yang membawamu datang kemari, Jesse?" tanya Chassidy setelah beberapa saat mereka minum kopi dalam diam.

Jesse yang duduk di kursi plastik yang keras dan tidak nyaman, menatap Chassidy yang memandangnya. Ia tidak suka ditatap seperti itu. Pandangan yang Chassidy berikan padanya itu mengingatkan Jesse pada masa lalu saat mereka masih saling mencintai.

'Yang jelas bukan kau.'

Chassidy menyunggingkan senyuman muram. "Aku tahu kau tidak akan mencariku lagi. Aku sudah menyakitimu dan Chase dengan sangat dalam. Ya kan?"

Terlalu dalam hingga membuat Jesse melakukan kesalahan besar dengan tidak memperhatikan anaknya hanya karena kemiripan mereka. Apalagi nama yang Chase sandang selalu mengingatkannya pada ikatan yang pernah ia miliki dengan wanita ini.

Saat Chassidy mengantarkan Chase ke peternakan, Chassidy bilang ia belum memberi nama anak itu. Pop dan Mom yang memutuskan untuk memberinya nama Chase. Gabungan dari Chassidy dan Jesse walaupun mereka tidak menyukai wanita itu.

"Aku menyesal, Jesse. Saat itu aku masih terlalu muda, dan aku bodoh."

Bukan hanya wanita itu yang bodoh. Dirinya juga. Seharusnya Jesse tidak membiarkan dirinya hanyut dalam pesona Chassidy. Jika ia tetap berpendirian kuat, semua ini tidak akan terjadi. Juga tidak akan ada Chase.

"Saat mendengar kau sakit, aku khawatir pada masa depanku sendiri. Kau seorang penyanyi, apa yang bisa dilakukan penyanyi yang tidak bisa bernyanyi?"

'Kau pikir aku hanya akan berdiam diri saja saat tahu tidak akan bisa menyanyi lagi?'

Jesse merasa tersinggung sekarang. Ia memang tidak pernah ingin menjadi peternak dan seorang koboi, tetapi ketika divonis sakit, Jesse tahu jika ia tidak akan memiliki masa depan selain di peternakan.

"Aku tahu kau tidak seperti itu, tetapi bagaimana aku bisa memikirkan hal tersebut sementara hanya kau tempatku bergantung setelah pergi dari rumah?"

Air mata Chassidy mengembang di pelupuk matanya dan Jesse memalingkan wajah. Ia meletakkan gelasnya di meja. Kopi itu tidak terasa nikmat lagi sekarang.

"Aku tidak ingin membebanimu, karena itulah aku pergi."

Jesse memejamkan mata mendengar pengakuan itu. Kenapa Chassidy baru bicara sekarang? Jika saat itu mereka bicara, keadaan mungkin akan jauh lebih baik dari semua ini.

"Sebulan setelah kepergianku, aku menyadari jika diriku hamil," bisik Chassidy kemudian. "Bisa kau bayangkan bagaimana ketakutanku saat itu? Aku masih begitu muda, tidak memiliki keluarga lagi, dan masih harus menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan."

Ia selalu menggunakan pengaman saat bercinta, tetapi bahkan itupun tidak menjamin bahwa tidak akan terjadi kehamilan.

"Aku sempat ingin menggugurkannya, tetapi mungkin tidak akan adil bagimu karena tidak mengetahui darah dagingmu sendiri. Jadi aku mempertahankannya sambil berusaha mempertahankan hidupku dengan bekerja serabutan di bar."

Hati Jesse terasa sakit mendengarnya. Chassidy mungkin sama menderitanya dengan apa yang ia rasakan. Wanita itu hamil dan sendirian.

Jesse dibutakan oleh sakit hatinya karena ditinggalkan begitu saja, dan juga karena terpuruknya masa depan yang ia miliki hingga tidak mencoba untuk mencari Chassidy dan meminta penjelasan.

"Setelah melahirkannya, aku tahu aku tidak akan mampu untuk membesarkannya dengan layak. Aku tinggal di bar, dan itu bukan tempat yang cocok untuk membesarkan seorang anak."

Ia memandang Chassidy yang tersenyum sedih sambil setengah melamun.

"Setidaknya keputusanku benar. Dia tumbuh dengan baik di tanganmu dan keluargamu. Dia benar-benar sangat tampan."

Air mata Chassidy turun di pipinya, yang langsung dihapus oleh wanita itu dengan cepat.

"Aku bertemu dengannya di bar beberapa malam lalu. Dia membenciku. Aku tahu dia sangat membenciku."

Mata Jesse membelalak mendengar itu. 'Kau bertemu dengannya?'

Wanita itu mengangguk. "Sama seperti kau tadi malam, dia langsung meninggalkanku." Senyumannya jauh lebih sedih sekarang. "Tetapi tidak apa-apa, setidaknya aku bisa menjelaskan sesuatu kepadamu sekarang."

Jesse tidak tahu apa yang harus ia katakan. Perasaannya berkecamuk. Jadi itu yang membuat Chase tidak pulang? Bagaimana perasaan Chase sekarang? Apa anak itu marah? Atau kecewa? Dan kenapa tiba-tiba Jesse merasa ingin mendatangi Chase dan bicara dengannya?

'Aku harus pulang ke Lexington,' katanya sambil bangkit dari duduknya.

"Apa aku boleh ikut?" Mata Chassidy yang bulat itu menatapnya penuh permohonan. "Aku ingin meminta maaf kepada semua orang. Terutama, aku ingin minta maaf pada Chase," lanjutnya kemudian.

Meskipun itu bukan pilihan yang tepat, Jesse mengangguk dengan enggan. Mungkin memang sudah waktunya meluruskan kesalahpahaman.

Chassidy tersenyum dan berdiri, lalu berkata, "tapi sebelum itu, kau harus makan dulu, Jesse. Aku tahu kau belum memakan apapun."

Ia hanya mengangkat bahu dan berkata, 'berikan aku waktu sebentar untuk mandi, dan setelah itu kita akan pergi.'

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

362K 17.8K 62
[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik, cerdas takut memulai hubungan baru mem...
11.4K 664 15
Aluna dan Bastian memutuskan bercerai karena salah satu dari mereka sudah mengkhianati pernikahan yang diikrarkan dua tahun lalu. Rasa sakit Aluna ya...
3.4M 334K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
44.5K 3.6K 14
di saat pernikahan Melati tinggal 1 hari Melati mengetahui fakta bahwa Adik nya Fanya mengandung dari benih tunangan nya farel. Melati marah, sekalig...