Mrs 30

By nyonyahcullen

651K 33.1K 782

Ghendis, gadis berusia 30 tahun seorang pengangguran dan jomblo sejati. karena kondisinya ia selalu dikucilk... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Bab 7
Delapan
Sembilan
10
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat belas
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27 (revisi)
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40

Bab 19

17K 856 31
By nyonyahcullen

sudah tamat di karyakarsa!!!


            Hiro baru saja sampai di kamarnya dengan wajah bahagia, meskipun tampak luar lelaki itu masih tampak dingin tetapi siapapun yang sudah mengenalnya bisa melihat bagaimana sorot matanya tampak lembut dan bersemangat.

Tadinya ia ingin menginap bersama Ghendis, namun gadis itu mengusirnya dengan keras hingga akhirnya ia kembali ke rumah dengan terpaksa.

Mungkin karena ia juga terburu-buru membuat gadis itu masih bingung.

Tapi ini adalah keputusannya. Satu-satunya cara untuk dekat dengan Ghendis adalah dengan pendekatan paksa, pernyataan blak-blakan dan sentuhan yang intim hingga nanti Ghendis akan terbiasa dengannya, terikat dengannya hingga berakhir jatuh cinta hingga ia bisa menjadikan Ghendis sebagai miliknya.

Untuk tipe gadis seperti Ghendis yang memiliki kepekaan nol persen, pengkodean, pendekatan malu-malu tidak akan efektif. Sepengamatan Hiro, gadis itu memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya dan akan berpikir dengan sudut pandangnya sendiri dan itu tidak akan berakhir dengan baik.

Hiro memegang bibirnya, sebelum pulang ia kembali mencium gadis itu yang dibalas malu-malu olehnya dan mereka saling berpelukan cukup lama hingga akhirnya Ghendis mendorongnya keluar dengan wajah jengah.

Melirik Akira yang sudah tertidur pulas di kasurnya, sudut bibir Hiro terangkat. "Tenang Nak, ayahmu ini sudah mendapatkan calon Ibu yang pastinya kamu suka." Gumamnya pelan

.....

Ghendis menguap sangat lebar, matanya kuyu kurang tidur hingga terlihat bayangan hitam di bawah matanya. Bagaimana bisa tidur, semalam banyak kejadian mengejutkan. Dari bibirnya yang pertama kali dicium dan bosnya yang sekarang resmi menjadi kekasihnya.

Apa ia bermimpi?

Berkali-kali ia bertanya itu pada dirinya sendiri, rasanya seperti mimpi tapi ia masih bisa merasakan bibir yang menempel dengan bibirnya dan rengkuhan hangat memeluk tubuhnya.

Badan Ghendis terasa panas, gadis itu buru-buru mencuci muka dan segera turun ke bawah. Pagi ini ia berencana mengajak Akira jalan-jalan pagi sambil main ke playground.

Ghendis memakan sandwich yang sudah di siapkan Winda untuk ganjal perut. Ia ingat kalau di rumah biasanya ia sarapan dengan nasi kuning, nasi uduk, nasi goreng, bubur ayam, lontong kari dan gorengan. Sudah seminggu ini ia sarapan hanya dengan roti dan susu yang membuatnya mudah lapar. Ia sebenarnya ingin menyiapkan sarapan sendiri tapi Winda tidak mengizinkannya, ia juga tidak enak kalau meminta Winda memasakkan sarapan padatnya karena sayang juga hanya mereka berdua yang makan.

Ia rindu bubur ayam. Apa ia izin sebentar untuk mencari bubur ayam ya? Tapi Akira pasti sudah menunggunya.

Sesampainya di rumah, Ghendis melihat Akira sedang duduk di pinggir kolam sambil memberi makan, ia segera menghampiri Akira dan mencium pipi anak itu yang dibalas anak itu menciumnya juga.

"Ayahnya enggak di cium?"

Ghendis menoleh dan menemukan Hiro yang masih mengenakan piyama berdiri bersandar di depan pintu menatapnya geli.

Ghendis melotot lalu menatap bingung. Hiro berjalan menghampiri, menyentuh kedua sisi wajah Ghendis dan mencium bibir gadis itu penuh mesra. "Selamat pagi, Sayang."

Ghendis tersentak hampir pingsan begitu pun Akira yang melotot melihat Ayahnya mencium Tante kesayangannya. Hiro merangkul pinggang Ghendis dengan santai sambil melihat gadis itu yang masih shock.

"Kamu!!!" Ghendis mundur selangkah dan Akira yang berdiri di sampingnya kini berpindah di tengah seakan menjaganya.

"Naze papa wa watashi no saiai no hito ni kisu shita nodesu ka? (Kenapa Papa mencium kesayanganku)" tanya Akira melotot.

"Kare mo watashinōkiniiridesu (dia kesayanganku juga)" jawab Hiro santai.

Ghendis memutar bola matanya, kesal karena mereka berdua mulai berbicara dengan bahasa ibu mereka. Haloo.. apakah dia tidak terlihat? Haruskah ia belajar bahasa jepang juga?

Menghela nafas ia menatap Hiro yang masih memandang putranya. "Pak,"

Hiro mengabaikannya.

"Pak," panggil Ghendis lagi namun pria itu masih tidak merespon. "Hiro,"

"Ya sayang?"

Wajah Ghendis merona, baru pertama kali ini ia dipanggil sayang dan rasanya terdengar aneh. "Saya mau bawa Akira keluar, boleh? Cuma sebentar kok."

"Mau ke mana? Mall? Sepagi ini?"

Ghendis menggelengkan kepala. "Saya mau sarapan bubur, kalau enggak salah di luar sini ada tukang bubur."

"Bubur? Kenapa enggak minta chef buatkan saja?"

"Enggak usah lagian rasanya pasti beda. Kalau enggak di izinin enggak apa-apa sih,"

Tangan kecil Akira memegang tangan Ghendis. "Ate, mau bubul!"

"Aku ganti baju dulu, kita beli bubur bareng kalau gitu."

15 menit kemudian Hiro kembali lagi, ia memakin celana training dan t-shirt hitam dipadukan jaket abu.

"Ayo," ucapnya hendak masuk ke dalam mobil.

"Eh, mau pakai apa? Kita mau jalan kaki!!" Ghendis menahan tangan Hiro. "Sekalian ajak Akira olahraga."

Hiro melirik Akira yang tampak bersemangat lalu pada kekasihnya, ia menyimpan kunci di saku jaketnya dan menggandeng tangan Ghendis.

Mereka berjalan santai bertiga dengan Ghendis berada di posisi tengah, diapit oleh Akira dan Hiro. Berulang kali Ghendis mencoba berpindah posisi dengan Akira di tengah, namun anak itu sepertinya sedang kesal dengan Ayahnya karena sedari tadi Akira memandang Ayahnya penuh permusuhan.

Security yang melihat Hiro otomatis langsung keluar dari posnya dan berdiri tegap seakan menyambut tuan kaya itu. Matanya hampir keluar memandang tangan Hiro dan Ghendis saling bertaut. Entah sudah berapa kali orang yang melihat mereka seperti ini.

Ghendis memandang Hiro. "Kita udah di jalan raya, bahaya kalau Akira berdiri di samping takut keserempet." Bisiknya.

Hiro melepaskan gandengan tangannya dan dengan sigap menggendong Akira, awalnya Akira hendak protes namun ketika Ghendis memberitahu, anak itu mengerti dan mencoba bersikap baik di gendongan Ayahnya.

Mereka sampai di gerobak bubur yang berada di depan supermarket. Ghendis langsung memesan 3 mangkok dan Hiro serta Akira duduk di kursi plastik dengan pandangan penasaran.

Mereka tidak pernah makan di pinggir jalan, biasanya jika ingin bubur atau makanan nusantara, chef rumah akan membuatkan makanan atau mereka pergi ke restoran. Jadi ini pertama kalinya mereka makan seperti ini, berbaur satu meja dengan pembeli yang lain.

Ghendis menuangkan teh hangat ke dalam gelas dan menyimpannya di depan Akira, Hiro serta dirinya sendiri. Beberapa pembeli wanita menata Hiro malu-malu, bahkan ada yang diam-diam merekam pria itu. Namun, belum mereka hendak mensave nya, dua pria berjas hitam mendatangi mereka dan mengambil HP membuat Ghendis terkejut lalu menatap Hiro yang sedang asyik melihat beberapa topping bubur di atas meja.

Ternyata memang ya orang kaya kemanapun selalu di kawal. Makan bubur saja harus pakai bodyguard.

"Hmm.. pengawal kamu mau saya pesanin bubur juga?" bisik Ghendis melirik kedua lelaki tegap berdiri tidak jauh dari tempat mereka.

"Enggak usah mereka sudah makan."

"Ate, ni apa?" tanya Akira memegang sate telur puyuh.

"Aaah.. itu sate telur buat topping bubur. Kayaknya buburnya udah jadi, Tante ambil dulu ya."

Hiro memegang lengan Ghendis. "Biar aku aja,"

"....."

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 175K 66
TAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes "Kita kapan akan bercerai?" - Aliyah, istri. "Kamu ajakin saya kumpul kebo?" - Jesse...
626K 50.3K 53
[COMPLETED] Beleaguered : Terkepung Meisya seorang jomlo menaun yang sedang dilanda kebingungan dengan perubahan hidupnya akhir-akhir ini. Dia mendap...
1.1M 55.4K 38
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
190K 12K 56
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...