7 Concubine

By KanKutulis

9.8K 1.2K 258

(Warning: Boyslove, fantasi) Mimpi itu berulang, dan anehnya saat Dunk memposting apa yang dia lihat dalam mi... More

MIMPI
MODEL
AROMA
DITEMUKAN SEKALI LAGI
EYES
DRAMA
CRESENT MOON
NIGHTMARE
The Fairy
Under The Moon
Versus
Pretty
Bloody Peony
Lensa
Persamaan
Cermin
Pelindung
Pertemuan Dua Darah
Kecemburuan
Bagiku dan Baginya, Tentang Kamu -1
Bagiku dan Baginya, Tentang Kamu 2
Sudut Pandang 185
Ganjil
Sang Peri
Kaisar dan 7 Selir
Extra Chap. 1 - Salju Abadi
Wedding Plan
Calon Korban
Pasangan Raja
Pewaris
Silsilah
Koalisi Anonim
Galaksi yang Terperangkap
Saudara
Extra 3. Selir Agung Ketujuh : Sang Peri
Selir Agung Keempat: Setengah Peri
Kematian
Extra_ Permaisuri : Keagungan Abadi
Kematian 2
Kehilangan
Kehilangan 2
Kehilangan 3
Kehadiran yang Buram

Ketidakbenaran

261 36 3
By KanKutulis

"Joong, tidak! Lepas, Joonggg!!" Dunk terus berteriak.

Joong sama sekali tidak bereaksi. Tubuhnya yang lebih besar mengungkung tubuh Dunk, seolah dia adalah tanaman rambat beracun yang menjerat erat mawar, melewati celah durinya dan melingkupi mekarnya.

"Dunk!!" Suara Pond terdengar memanggil dari luar kamar.

Dok!! Dok!!! Dok!!!!

Suara pintu yang digedor dari luar terdengar keras sekali.

Dunk terus berteriak. Dia meronta dan berusaha melepaskan diri dari Joong, tapi Joong benar-benar seperti sebuah gunung, tubuh besar itu sama sekali tidak bergeser, sementara Dunk merasa semakin kehilangan energinya.

"Dunk!!! Hei, buka pintunya!!!" Suara Joong terdengar nyaring dari luar.

Dunk terkejut bukan main karena Joong memanggilnya dari luar kamar, padahal di saat yang sama, Joong juga ada di atas tubuhnya, melakukan hal kotor yang tak sepantasnya.

Suara gemuruh terdengar, Joong dan Pond berusaha mendobrak pintu yang terkunci dari dalam.

Sosok di atas tubuh Dunk tiba-tiba berubah. Tubuh yang awalnya seindah pahatan patung pajangan itu tiba-tiba bersisik, lalu berubah menjadi seekor ular besar berwarna emas yang membelit tubuh Dunk dari leher sampai ke kaki, sementara kepalanya berhadapan langsung dengan wajah Dunk.

Dalam posisi itu, Dunk bahkan tak bisa lagi menjerit.

Pintu berhasil didobrak dari luar, Pond dan Dunk menyeruak masuk, disusul para pelayan yang sudah panik. Sosok ular besar yang melilit tubuh Dunk berubah menjadi ular lain. Ular yang besar hinga cukup lapar untuk menelan tubuh Dunk dalam keadaan utuh.

Para pelayan menjerit, sementara Pond dan Joong langsung mendatangi Dunk.

"Kaisar Naga." Joong berucap tanpa sadar.

Pond mengambil vas dengan setangkai peony dari nakas. Bunga itu dihadiahkan oleh Nicha sebelumnya, dan karena Dunk mengagumi Nicha, dia berusaha membuat bunga berwarna darah itu bertahan lebih lama. Dengan kekuatan penuh, Pond memukul kepala ular besar itu sampai terkabar, kemudian Joong menangkap kepalanya dan mereka membebaskan Dunk yang sudah lemas dan ketakutan darinya.

Joong menyelimuti tubuh Dunk yang setengah terbuka dan memeluknya begitu ular besar itu berhasil disingkirkan.

Pond memerintahkan penjaga rumah untuk memasukkan ular besar itu ke dalam sebuah wadah lalu memanggil petugas yang profesional untuk menanganinya.

"Dunk, kamu sudah aman sekarang!" Joong berbisik pada Dunk.

Tubuh bermandi peluh itu merosot jatuh, kehilangan kesadarannya.

Joong tak mengatakan apapun lagi, hanya mengangkat tubuh Dunk. Pond cepat tanggap, meminta para pelayan untuk segera membereskan kamar Dunk dan meminta sisanya menyiapkan kamar lain.

Ketika berjalan bersama untuk keluar dari kamar yang berantakan itu, Joong memberi kode kepada Pond untuk menunjukkan arah kepadanya. Mereka pergi ke kamar tamu yang ada di lantai yang sama.

"Sisir seluruh bagian rumah, jika ada yang menemukan serangga atau ular lagi, langsung bereskan!" Pond memberi perintah pada kepala pelayan di rumah Dunk yang membantu menyiapkan kamar tamu untuk bisa segera Dunk tempati.

Joong membawa Dunk ke ranjang dan merebahkan tubuh tidak sadar itu di sana. Saat Joong melepaskan pakaian Dunk, Pond menahan tanganya.

"Minggir, untuk urusan yang ini, aku tidak bisa membiarkan kamu melakukannya!" Pond menghentikan Joong.

Keduanya bertatapan dengan cukup sengit, tapi kemudian Joong mengalah. Tangannya ditarik kembali. Pond mengambil alih posisi Joong, dengan tenang dan cekatan melepas pakaian Dunk, lalu menyelimutinya.

Salah seorang pelayan datang membawakan pakaian ganti untuk Dunk, dan Pond meminta Joong berbalik badan setelah itu. Tentu saja, Joong menolak pada awalnya tetapi tidak bisa lagi melawan setelah Pond memberinya pilihan lain untuk menunggu saja di luar.

"Apa kamu pikir cukup masuk akal ada ular sebesar itu memasuki kamar Dunk? Aku bahkan tidak pernah melihat ada ular di rumah ini, padahal aku sudah bermain di sini sejak masih kecil." Pond mengajak Joong bicara.

"Entahlah. Aku ingin mengatakan bahwa siapapun akan berpikir itu cukup aneh, tapi aku tidak menganggap hal itu mustahil!" Joong menjawab.

"Aku akan melaporkan hal ini pada orang tua Dunk. Akhir-akhir ini, Dunk sering bermimpi buruk, dia juga terlihat sering bingung. Dia bercerita kepadaku, tetapi dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dia alami. Aku merasa sangat buruk karena tidak bisa melakukan sesuatu untuknya!" Pond kembali bicara.

Joong terkejut saat pakaian Dunk nyasar ke kepalanya.

"Berikan itu pada pelayan di luar!"

Sekarang, Pond bahkan memberinya perintah.

***

Dunk duduk di depan jendela, menunggu Pond menjemputnya. Hujan masih turun jadi kemungkinan besar sahabatnya itu akan terjebak macet, atau malah masih tertahan di lokasi syuting.

Seperti yang dia duga, Pond meneleponya tak lama setelah dia duduk di kafe dekat kampus itu, mengatakan bahwa hujan turun dengan sangat deras, nyaris mendekati badai di lokasi syutingnya dan ia tak bisa pergi ke mobilnya sekarang. Alih-alih merasa kesal, Dunk justru meminta Pond untuk menunggu hujan berhenti dan memastikan jalanan aman sebelum kembali. Jadwalnya kosong hari ini jadi setelah jam kampus, Dunk tidak diburu oleh kesibukan apapun.

Pintu kafe dibuka dari luar. Sepasang kaki jenjang masuk ke dalam kafe. Karena posisi Dunk yang tak jauh dari pintu masuk, matanya bisa melihat sosok yang terburu-buru masuk ke dalam kafe setelah keluar dari taksi itu.

"Kak Nicha!" Dunk memanggil.

Begitu Nicha berhenti dan menoleh ke arahnya, Dunk melambaikan tangan. Nicha membalas lambaian tangan Dunk lalu memberi isyarat bahwa dia akan memesan sesuatu terlebih dahulu.

Sekitar lima menit kemudian, Nicha sudah kembali dan duduk di meja yang sama dengan Dunk. Rambutnya sedikit basah dan dia juga terlihat kedinginan.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Dunk menanyakan keadaan Nicha.

Model yang kokoh mempertahankan posisinya sebagai model termahal itu tersenyum. Wajahnya sedikit pucat dan dia juga terlihat sedikit lebih kurus dari saat terakhir kali Dunk bertemu langsung dengannya. Sebenarnya, Dunk sendiri juga kehilangan tiga kilo berat badannya dalam hitungan hari. Sejak mengalami mimpi-mimpi aneh itu, Dunk tak bisa menelan makananya dengan baik.

"Ya, aku baik-baik saja, hanya sedikit lebih sibuk. Bagaimana dengan kamu, Dunk? Aku mendengar ada ular masuk ke dalam rumah kamu kemarin, apakah kamu terluka?" Nicha balas bertanya dengan suara yang sedikit bergetar.

"Ah, apakah berita itu sudah menyebar? Aku juga tidak tahu bagaimana ular sebesar itu bisa masuk karena aku sedang tidur. Kami sudah memanggil profesional juga, sangat beruntung mereka tak menemukan ular lain." Dunk menjawab dengan suara pelan.

Nicha tersenyum, menggelengkan kepala.

"Tidak. Pond memiliki pekerjaan bersamaku tadi pagi dan dia menanyakan mengenai bagaimana caranya mencegah ular masuk ke dalam rumah. Aku pernah mengalaminyanjuga, jadi dia bertanya padaku. Sayangnya, sebenarnya aku juga tidak tahu bagaimana cara mengusir ular!" Nicha menjawab.

Mendengr Nicha memiliki pengalaman yang sama, Dunk lalu meminta Nicha untuk menceritakan kronologi kasusnya.

"Jadi, aku pikir ini terjadi di hari saat kalian pergi pemotretan di hutan luar provinsi. Aku juga memiliki pekerjaan di hari itu, di provinsi lain daerah utara. Aku syuting untuk video musik salah satu penyanyi di sana. Karena tempat itu bagus dan pada hari berikutnya aku tidak memiliki pekerjaan yang mendesak, jadi aku memutuskan untuk menginap lagi di tempat yang sama untuk satu malam. Crew dan staf sudah kembali duluan, aku ditemani managerku dan kebetulan penyanyi yang memilihku sebagai modelnya juga baru akan kembali keesokan harinya. Aku tidak ingat persisnya, aku pikir aku sedang membaca di balkon ...!" Nicha menceritakan apa yang dialaminya, lalu dijeda karena cokelat panas yang dia pesan sudah diantarkan.

Dunk menungu sampai Nicha menghangatkan diri dengan cokelat panas itu, lalu kembali menyimak ketika Nicha melanjutkan penuturannya.

"Saat aku bangun, tubuhku dililit seekor ular yang sangat besar. Aku sangat terkejut sampai aku tidak bisa bersuara, aku bahkan tidak benar-benar ingat apa yang terjadi setelah itu. Saat aku bangun lagi, manager dan penyanyi yang aku maksud sudah menungguiku dan aku ada di kamar penyanyi itu!"

Dunk sedikit terkejut karena dia merasa ada kemiripan antara apa yang Nicha dan dirinya alami. Dunk lalu menceritakan apa yang dia alami belakangan ini. Kali ini giliran Nicha yang terkejut karena dia juga mengalami hal-hal yang membuatnya kebingungan.

Keduanya terus berbicara sampai hujan tersisa rintiknya. Seorang anak kecil masuk ke dalam kafe, menyodorkan dua buket bunga kepada Dunk dan Nicha.

Dunk hanya tesenyum, menerima buket mawar itu karena mengira berasal dari pengemar kecilnya, sementara Nicha justru terlihat memucat saat disodori buket peony merah.

"Kak Nicha." Dunk memanggil dengan suara pelan.

Nicha akhirnya menerima buket peony merah itu tapi kemudian bertanya, "Siapa yang meminta kamu memberikan bunga ini?"

Dunk kaget mendengar Nicha menanyakan itu pada anak kecil yang mengantarkan bunga pada mereka.

"Di seberang sana, paman yang tinggi sekali dan wajahnya seperti orang asing!" jawab anak itu.

Nicha langsung berdiri dan berjalan cepat ke luar. Dunk tidak tahu alasannya, tapi karena melihat nicha meninggalkan tasnya, Dunk jadi menyambar tas keluaran designer Milan itu dan berlari mengejar Nicha.

***

24 Agustus 2023

Continue Reading

You'll Also Like

101K 12.2K 43
Bible Wichapas Sumettikul, Alpha dominan yang kaku, dingin, dan tidak tertarik dengan yang namanya "Mate". Orientasi hidupnya sangat simple, kuliah d...
56.2K 4.6K 10
Tentang hati yang sudah larut dalam dendam selama bertahun-tahun. Hingga terungkap jika semua itu hanyalah salah paham. Bisakah dia memperbaiki kesal...
3K 158 15
Kedamain kehidupan seorang jamess hancur gara-gara pria aneh yang memakai pakaian kuno sambil membawa senjata yang menerobos apartemennya yang mengak...
72.1K 4.8K 31
~Hanya karena aku mencintaimu, bukan berarti kau bisa menyakitiku seperti ini, Phi! Luka yang kau torehkan memang tak lagi berdarah, tapi kau sendiri...