Silsilah

115 20 10
                                    

Dunk masih memikirkan apa yang Pond katakan kemarin, juga apa yang sedang dia temukan siang ini.

Potongan daging dengan kualitas terbaik yang dipanggang di depannya seolah tidak terlihat lagi. Kediamannya itu sampai membuat Fourth menatap Dunk dengan wajah heran, kemudian menyenggol Nicha yang duduk di sebelahnya.

Mereka entah bagaimana awalnya berakhir duduk di restoran bbq bersama-sama setelah saling bertemu tanpa sengaja. Dunk, sekali lagi mengirimkan postingan mengenai mimpi yang dia alami semalam, padahal sudah sempat pamit. Karena itu pulalah, beberapa orang dengan pengalaman yang sama saling mengirim pesan dan berjanji untuk bertemu, makan siang bersama.

Karena mereka semua menggunakan akun anonim, akhirnya mereka sama-sama terkejut ketika bertemu satu sama lain.

Dunk yang datang paling awal nyaris terjungkal ketika melihat Nicha masuk ke dalam bilik restoran. Tempat itu memiliki tema ruang privat, sehingga aman bagi orang-orang yang wajahnya rajin mondar-mandir di berbagai sekalipun.

Namun, rupanya model nomor satu itu datang karena diseret oleh dua anggota band yang mengaku ingin bertemu dengan seseorang. Dunk kemudian mengetahui, salah satu dari akun anonim yang mengalami pengalaman serupa dengan dirinya adalah Fourth. Mereka melakukan pengambilan gambar untuk music video lagu terbaru pagi tadi lantas Fourth mengajak Satang yang lantas mengajak Nicha juga.

"Kak Dunk, kamu baik-baik saja?" Fourth bertanya.

Dunk terkesiap. Dia mengangguk-angguk meski ada rasa berat yang seperti menumbuk dada.

"Ya, ya. Aku hanya sedikit terkejut. Ada banyak kejadian mengejutkan akhir-akhir ini, aku hampir tidak bisa mengatasinya!" Dunk menjawab sembari memaksakan senyuman.

Nicha dengan telaten membalik daging dan membagikan potongan yang sudah bisa dimakan ke piring di depan Dunk, Fourth dan Satang.

"Aku mendengar cerita Fourth dalam perjalanan ke sini. Kamu jelas mengalami masa yang sulit!" Nicha berucap pelan.

Dunk mengambil napas berat, lantas mengiyakan. Tetapi kemudian dia menatap wajah Nicha dan Fourth bergantian, kemudian kembali ke Nicha, kemudian kembali lagi ke arah Fourth.

Satang duduk tenang di pojok, mengetik di layar gawainya. Sepertinya ada pesan penting yang harus segera dia balas.

"Fourth sejujurnya, orang yang aku sebut di tulisanku, yang aku bilang dia adalah ...,"

Fourth mengangkat tangannya.

"Ya, itu aku bukan? Sedikit mengejutkan aku memimpikan hal yang kelewat mirip untuk sekedar menjadi kebetulan!" Fourth menyela, terlihat sangat bersemangat.

Sepertinya, sama seperti sosok selir keempat sang kaisar Naga dalam mimpi Dunk, Fourth juga kelewat bersemangat. Dia tidak terlihat khawatir, kecuali di saat-saat tertentu yang jika diingat kembali adalah waktu kemunculan kaisar Naga.

"Nah, benar. Aku pikir itu hanya mimpi, tapi kamu tahu sendiri kan ..." Kali ini Dunk menggantung kalimatnya, rasanya berat untuk mengatakan bahwa kaisar Naga sudah benar-benar menghadirkan diri dalam wujud nyata.

"Yah, aku mungkin akan baik-baik saja jika dia tidak bersikap seperti itu. Dia muncul dengan cara yang membuat aku takut." Fourth membenarkan.

"Siapa, laki-laki besar tadi?" tanya Satang.

Fourth menganggukkan kepala.

"Sudah, kalian makanlah dulu!" Nicha menghentikan obrolan dua bocah itu sebelum topik yang mereka bahas merembet kemana-mana.

Dunk mulai memakan daging panggang yang tak lagi panas sebagai bentuk penghormatannya kepada Nicha. Baru sekali telan, seseorang kembali masuk ke dalam ruangan.

7 ConcubineWhere stories live. Discover now