Ketidakbenaran

229 34 3
                                    

"Joong, tidak! Lepas, Joonggg!!" Dunk terus berteriak.

Joong sama sekali tidak bereaksi. Tubuhnya yang lebih besar mengungkung tubuh Dunk, seolah dia adalah tanaman rambat beracun yang menjerat erat mawar, melewati celah durinya dan melingkupi mekarnya.

"Dunk!!" Suara Pond terdengar memanggil dari luar kamar.

Dok!! Dok!!! Dok!!!!

Suara pintu yang digedor dari luar terdengar keras sekali.

Dunk terus berteriak. Dia meronta dan berusaha melepaskan diri dari Joong, tapi Joong benar-benar seperti sebuah gunung, tubuh besar itu sama sekali tidak bergeser, sementara Dunk merasa semakin kehilangan energinya.

"Dunk!!! Hei, buka pintunya!!!" Suara Joong terdengar nyaring dari luar.

Dunk terkejut bukan main karena Joong memanggilnya dari luar kamar, padahal di saat yang sama, Joong juga ada di atas tubuhnya, melakukan hal kotor yang tak sepantasnya.

Suara gemuruh terdengar, Joong dan Pond berusaha mendobrak pintu yang terkunci dari dalam.

Sosok di atas tubuh Dunk tiba-tiba berubah. Tubuh yang awalnya seindah pahatan patung pajangan itu tiba-tiba bersisik, lalu berubah menjadi seekor ular besar berwarna emas yang membelit tubuh Dunk dari leher sampai ke kaki, sementara kepalanya berhadapan langsung dengan wajah Dunk.

Dalam posisi itu, Dunk bahkan tak bisa lagi menjerit.

Pintu berhasil didobrak dari luar, Pond dan Dunk menyeruak masuk, disusul para pelayan yang sudah panik. Sosok ular besar yang melilit tubuh Dunk berubah menjadi ular lain. Ular yang besar hinga cukup lapar untuk menelan tubuh Dunk dalam keadaan utuh.

Para pelayan menjerit, sementara Pond dan Joong langsung mendatangi Dunk.

"Kaisar Naga." Joong berucap tanpa sadar.

Pond mengambil vas dengan setangkai peony dari nakas. Bunga itu dihadiahkan oleh Nicha sebelumnya, dan karena Dunk mengagumi Nicha, dia berusaha membuat bunga berwarna darah itu bertahan lebih lama. Dengan kekuatan penuh, Pond memukul kepala ular besar itu sampai terkabar, kemudian Joong menangkap kepalanya dan mereka membebaskan Dunk yang sudah lemas dan ketakutan darinya.

Joong menyelimuti tubuh Dunk yang setengah terbuka dan memeluknya begitu ular besar itu berhasil disingkirkan.

Pond memerintahkan penjaga rumah untuk memasukkan ular besar itu ke dalam sebuah wadah lalu memanggil petugas yang profesional untuk menanganinya.

"Dunk, kamu sudah aman sekarang!" Joong berbisik pada Dunk.

Tubuh bermandi peluh itu merosot jatuh, kehilangan kesadarannya.

Joong tak mengatakan apapun lagi, hanya mengangkat tubuh Dunk. Pond cepat tanggap, meminta para pelayan untuk segera membereskan kamar Dunk dan meminta sisanya menyiapkan kamar lain.

Ketika berjalan bersama untuk keluar dari kamar yang berantakan itu, Joong memberi kode kepada Pond untuk menunjukkan arah kepadanya. Mereka pergi ke kamar tamu yang ada di lantai yang sama.

"Sisir seluruh bagian rumah, jika ada yang menemukan serangga atau ular lagi, langsung bereskan!" Pond memberi perintah pada kepala pelayan di rumah Dunk yang membantu menyiapkan kamar tamu untuk bisa segera Dunk tempati.

Joong membawa Dunk ke ranjang dan merebahkan tubuh tidak sadar itu di sana. Saat Joong melepaskan pakaian Dunk, Pond menahan tanganya.

"Minggir, untuk urusan yang ini, aku tidak bisa membiarkan kamu melakukannya!" Pond menghentikan Joong.

Keduanya bertatapan dengan cukup sengit, tapi kemudian Joong mengalah. Tangannya ditarik kembali. Pond mengambil alih posisi Joong, dengan tenang dan cekatan melepas pakaian Dunk, lalu menyelimutinya.

7 ConcubineWhere stories live. Discover now