Kematian

107 17 8
                                    

Dunk tersenyum ketika melihat Fourth melambaikan tangan kepadanya. Vokalis band yang baru selesai menyanyikan hampir dua puluh lagu itu berlari kecil mendatangi Dunk.

"Kak Dunk, apakah kamu sudah baik-baik saja? Oh, maaf aku tidak menjenguk sampai kamu keluar rumah sakit!" tuturnya sembari mengatur napas yang mulai habis.

Dunk menganggukkan kepala, membuka tangannya agar Fourth bisa memeluknya.

"Aku sudah baik-baik saja, jika tidak, bagaimana bisa aku menonton konser kalian." Dunk menjawab.

Fourth memeluknya erat sekali. Dunk mendorong Fourth sedikit untuk melepaskan diri dari pelukan Fourth, lantas melongok ke belakang. Dia bisa mendapatkan akses ke belakang panggung berkat Pond yang ada di sisinya, meski dia juga belum tahu bagaimana sahabatnya itu bisa mendapatkan akses all area, padahal dia bukan bagian dari kru dan tim yang mengurus band terkenal ini.

"Ngomong-ngomong, di mana Satang?" Dunk bertanya karena tidak melihat Satang.

Malah, drumer band yang sudah pernah Dunk temui yang mendekat dan menyapa. Seperti sebelumnya, dia juga menyapa Pond dan menggoda Pond soal kedekatannya dengan Phuwin.

"Aku tunggu undangannya, Bro!" Drumer itu berkata, lalu pamit karena ingin minum.

Pond menganggukkan kepala.

"Apakah si Winny Winny itu membawa Satang entah ke mana lagi?" Pond langsung mengungkit.

Winny.

Dunk ingat. Cowok yang sudah secara tidak langsung menyelamatkannya dengan membuat Michael terusir dari restoran, cowok yang ada di restoran milik keluarga Nicha saat Joong menyatakan perasaan padanya. Kelihatannya, cowok bernama Winny itu punya pandangan khusus untuk Satang.

"Eh, benarkah?" Fourth kelihatannya juga tidak sadar.

Dia langsung menoleh ke belakang. Sepertinya, dia malah menyangka Satang sedang bersamanya dari tadi.

Pond melangkah melewati Fourth dan bergegas mendekati Drumer yang sedang minum. Sepertinya dia menanyakan keberadaan Satang pada cowok itu.

"Tadi Satang bersamaku." Fourth berucap.

Dunk tersenyum agar Fourth tidak kebingungan.

"Ah, aku ingin membicarakan soal kaisar Naga denganmu. Bisakah kita bicara berdua?" tanya Dunk.

Fourth segera mengangguk. Dia terlebih dahulu pamit pada temannya sebelum berjalan bersama Dunk ke area yang lebih sepi.

Mereka sempat bertemu dengan Gemini yang berjalan menuju ke belakang panggung. Fourth menyapanya dan Gemini menyapa balik, lantas menyapa Dunk.

Sudah lama Dunk tidak melihat bocah itu, tiba-tiba saja, dia sudah menjadi lebih tinggi, membuat Fourth terlihat mungil berdiri di antara dirinya dan Gemini.

"Apakah Bang Winny masih di sini? Aku menunggunya sampai ditumbuhi lumut!" Gemini menanyakan keberadaan seseorang yang Pond curigai 'menculik' Satang.

"Hah? Bang Winny ke sini? Aku malah nggak lihat dia tuh." Fourth justru mempertanyakan.

"Nah, kan, nah, kan!" Gemini meracau.

Keduanya saling bertatapan sejenak sampai Dunk merasa keberadaannya dilupakan. Rona merah di pipi masing-masing bocah itu membuatnya tersenyum lantas batuk sekali.

"Ouh, halo, Kak. Makin wow saja. Sudah makan malam belum?" tanya Gemini.

Dasar! Masih saja!

"Haha, aku hanya perlu makan sebutir apel, Gem. Maaf ya, Fourthnya aku pinjam sebentar!" Dunk tersenyum lalu langsung membawa Fourth pergi.

7 ConcubineWhere stories live. Discover now