IGNITE | binhoon ft. dodam

By elmorarism

11.6K 2K 610

garis kehidupan yang tidak bisa dielakkan, sekeras apapun mereka mencoba takdir tidak akan pernah berubah. 🎶... More

Ignite ; Pertemuan empat nadi
Ignite : Damiel dan penyerangan
Ignite ; Pelahap maut
Ignite ; Pernikahan Penyihir dan Vampire
Ignite ; Perjalanan takdir
Ignite : Damiel dan dua pengkhianat
Ignite ; Tanpa sang pendamping
Ignite ; Kembalinya sang pelindung
Ignite ; Setengah identitasmu
Ignite ; Pertanyaan untuk dirinya
Ignite ; Keputusan
Ignite ; Kepergian sang Pengkhianat
Ignite ; diskusi sepihak
Ignite ; Perangkap Ingatan
intermezo
Ignite ; Great Apple
Ignite ; Pengkhianatan yang Mustahil
Ignite's Mood Board

Ignite ; Sekutu atau Pengkhianat?

236 48 10
By elmorarism

Mengemban tugas sebagai penerus Pack adalah hal yang sangat berat bagi Doyoung. Terlebih sebuah fakta bahwa dirinya adalah anak kedua yang sebenarnya tidak harus meneruskan posisi sang Ayah nantinya. Silver Pack adalah salah satu Pack terbesar dan sejak kehamilan Bunda mereka mengharapkan seorang penerus Alpha tangguh yang akan memimpin masa depan Pack.

Begitu dua anak lahir, seluruh anggota Pack berbahagia terlebih anak pertama adalah lelaki. Hanya tinggal menunggu waktu mengetahui apakah sang Sulung adalah Alpha. Namun seiring berjalan nya waktu, para anggota dapat dengan mudah melihat fisik Jihoon tidak lah begitu sehat dan siap untuk menjadi seorang Alpha. Terlebih karena Jun, sang serigala hampir tidak pernah mau berubah wujud didepan banyak orang.

Dan hari itu tiba, bukan para Healer yang melakukan tes. Namun Nenek Olle sendiri lah yang memastikan bahwa si kembar adalah Alpha dan Omega. Si Sulung adalah Omega, yang pastinya tidak boleh memimpin Pack, dan sial nya membawa mala petaka dalam tubuhnya. Sedangkan si Bungsu, juga sebenarnya mengemban tugas lain dari sekedar menjadi penerus Pack.

Sesuatu.

Sesuatu yang selalu membuat Doyoung goyah dan tidak dapat tidur dimalam hari. Sesuatu yang bertahun-tahun menggerogoti relung batinnya.

'Ku pastikan ramalan mu tidak akan pernah terjadi.'

Doyoung masih ingat kalimat itu. Kalimat yang lantang dirinya ucapkan, dan dirinya jaga selama bertahun-tahun, tidak sesiapapun bisa menggoyahkan janjinya tersebut.

Tidak siapa pun, kecuali kehadiran Yedam.

"Aku berniat bawa Jihoon menemuimu."

Yedam di sisi lain ranjang tidak lantas menjawab. Dirinya bergelung dengan pikiran-pikiran kusut yang beberapa hari ini semakin susah dia benarkan.

Kemarin sore, Yedam mendengar tangisan Jihoon entah untuk yang keberapa kalinya. Dia sadar bahwa Jihoon sudah mengetahui perihal Jun dan Hal-hal mengenai Great Apple yang sebenarnya.

Jihoon pasti sangat terluka, Yedam ingin ada di sisi sahabatnya tersebut.

"Aku akan minta beberapa obat kepada Nenek Olle." Doyoung kembali bersuara, kali ini dirinya berdiri didepan jendela, mengintip dibalik tirai menemukan Jihoon dan Nenek Olle yang tengah berbincang sembari meminum segelas teh hangat di teras.

Yedam mengubah posisi tidurnya, matanya nanar menatap langit-langit kamar yang mulai sangat membosankan beberapa hari ini.

"Kamu harus memastikan lebih dulu kalau Nenek Olle nggak bilang apapun." Gumam Yedam.

Doyoung berbalik. "Tinggal berapa hari?"

"Satu. Lusa aku sudah pulih."

Keduanya melempar pandangan, namun Yedam mengalihkan pandangan lebih dulu dan beberapa detik kemudian setelah memastikan bahwa Yedam meneteskan air matanya, Doyoung berjongkok memungut beberapa pakaian dilantai. Memasukan nya ke keranjang, dan duduk di sisi lain ranjang dengan raut wajah yang masih sama seperti sebelumnya.

"Rao..."

"Ya?"

"Apa yang akan dikatakan anggota Pack nantinya?" Tanya Yedam menerka.

Doyoung menghela nafas berat, kepalanya menoleh ke arah Yedam yang ternyata sudah lebih dulu memperhatikan dirinya. "Berhenti mengkhawatirkan hal-hal seperti ini, Damiel. Kamu membuat aku pusing."

"Maaf. Andai sajaㅡ!"

"Dan berhentilah berandai-andai, Damiel!" Suara Doyoung meninggi. "Setidaknya.. jangan menunjukkan penyesalan ini sekarang."

Yedam bangun, "Rao... Aku nggak menyesal."

"Maka berhenti mengeluhkan dirimu sendiri."

Kalimat Yedam tertahan ditenggorokan nya. "Kamu pasti tau..."

"Nggak, aku nggak tau apapun yang kamu maksudkan dikepala mu." Sahut Doyoung ketus.

"Raoㅡ"

"Kyle bersembunyi sangat amat lama. Dia nggak terlatih dan nggak akan membuatmu aman sama sekali. Ide konyolmu ituㅡ demi Moon Goddes Damiel."

"Apa kamu sadar?" Yedam menundukkan pandangannya, bukan merasa kalah atas perdebatan mereka. "Semenjak kita Matting, kita selalu bertengkar."



•••



























"Sampai kapan aku disini?" Yoonbin menolehkan kepalanya kesamping, menghindari tatapan Yohan yang langsung mendongak mendengar pertanyaan Yoonbin. "Aku bahkan nggak paham apa keuntunganku berada disini."

"Ben, Ayah sudah bilang berkali-kali kalau kita harus terlihat benar-benar memihak Orde. Kamu harus bersyukur karena pihak musuh belum menyadari bahwa orang yang bepergian bersama Elmora adalah kamu." Jelas Yohan penuh penekanan.

Yoonbin merotasikan matanya sebelum menjawab, "Sekarang pun aku bingung siapa musuh kita yang sesungguhnya."

"Bentley! Ingatlah, kamu ini Black. Kamu ini bangsawan, kita memang berbaur dengan Elmora namun kamu harus ingat bahwa di Orde kitaㅡ"

"Akan lebih mudah kalau aku bukan Black." Jawabnya sendu. "...Lebih sangat mudah jika aku bahkan buka Vampire."

"Apa maksud lanturan mu ini?!" Yohan meringis marah.

Kedua kakak beradik itu meneruskan permainan catur mereka. Meskipun sejak awal Yoonbin tidak menaruh minat pada Papan hitam putih tersebut. Pikirannya jauh entah kemana, dan dikepalanya hanya ada banyak pertanyaan perihal bagaimana keadaan si kembar Elmora jauh di sana.

Terakhir kali Yoonbin bertemu Jihoon, anak itu masih pingsan. Nenek Olle menolak menerima tamu Penghisap Darah dan dengan tegas mengatakan sementara waktu Yoonbin harus menjauh dari Jihoon.

Meskipun ada satu hal ganjal lain yang Yoonbin pikirkan selain si kembar Elmora.

'Apa yang kamu minum selama ini, Nak?'

'Darah...?'

'Warna apakah darah yang kau nikmati?'

Yoonbin menjawab dengan mudah, namun perlu beberapa detik dirinya mencerna ucapan Nenek Olle yang sangat membingungkan. Bahkan bayi Siren pun tau kalau Vampire meminum darah, merah.

"Aku dengar Orion mengajukan pertemuan dengan Orde." Guanlin datang dengan tergesa dan terkesan panik.

Yohan membatalkan jalan kudanya dan seketika menatap adik bungsunya. "Pertemuan? Di Castil?"

"Raja pasti gila kalau begitu saja menerima tawaran ini."

Guanlin menggeleng. "Dia menerimanya Ben."

Rahang Yoonbin menggertak. Jemarinya terangkat untuk melonggarkan dasi yang seketika terasa mencekat di lehernya. "Aku bersumpah akan ku penggal kepala Raja dan Orion jika saja mereka bersekongkol."


















































•••

"Masihkah aku punya kesempatan untuk mengetahui hal-hal lain?"

Angin sore menghembuskan dirinya perlahan, menabrak lembut permukaan kulit Jihoon. Matanya bergulir menatap dua gunung, dan kebun bunga mawar yang di tanam Nenek Olle di pekarangan rumahnya.

Dirinya berhasil mengabaikan Jun dan segala percobaan sang serigala untuk memulai percakapan kepada dirinya. Jihoon harus bisa menenangkan dirinya lebih dulu karena beberapa hari ini dirinya terus menangis, dan menangis. Pesakitan atas perbuatan tercela Jun akan menyakitinya seumur hidup dan akibat yang Jihoon terima adalah yang terburuk.

Selama beberapa menit setelah pertanyaan sembrono Jihoon, Nenek Olle menoleh dan tersenyum dengan keriput yang mencuat-cuat di pipinya. "Aku hanya bisa menjawab takdirmu sekali."

"Aku tahu itu, Nenek. Tapi yang ingin aku tanyakan adalah takdir Raonius." Sahut Jihoon terdengar tenang.

"Ketahuilah, Elmora. Terkadang ada hal yang tidak harus kau ketahui."

Jihoon yang sebenarnya ketakutan itu hanya bisa menunjukan senyum simpul.

'Kotor! Menjijikan! Bukan hanya aku yang menyimpan banyak hal darimu, Sayangku. Lihatlah! Lihatlah Raonius dam Samuel, para bajingan yang menyimpan rahasia kotor itu.'

Salah satu pembelaan Jun tempo hari.

'Damiel! Dia adalah Seer. dia bukan manusia Aiur.'

Entah berapa kali harus Jihoon menerima banyak pengkhianatan disini. Setidaknya jika Yedam bukan manusia, Jihoon akan memakluminya. Yedam mungkin memiliki alasan kuat mengapa dirinya menyembunyikan identitas dirinya kepada Jihoon. Namun Doyoung...

"Apa yang kau lihat sewaktu membaca takdir Raonius, Nenek."

Nenek Olle menatap Jihoon sedih. Kedua mata dengan kelopak yang sudah kendur itu menggeleng perlahan. Kemudian menjawab.. "Kau, Aiur."






•••

masih berusaha produktif, tapi susah bgt ya💔

Continue Reading

You'll Also Like

417K 42.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
76.2K 8.8K 38
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
994K 80.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
44.6K 4.7K 17
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG