Ignite ; Setengah identitasmu

626 139 59
                                    

"Sampai kapan dia disini?"

"Dia akan segera pergi. Dia hanya ingin menemuiku sebentar." Jawab Yedam tenang.

Doyoung menghela nafas kasar. "Sebenarnya apa hubunganmu dengannya?!"

"Teman. Teman lama, dia nggak mengenali aku saat itu makanya dia menyerangku."

Doyoung menggeram, menatap nyalang Yedam yang masih terus menutupi kesalahan Seungmin terhadap dirinya tempo hari. "Yang menyerang mu saat itu adalah Pelahap maut. Bukankah artinya dia jugaㅡ!"

"Nggak!" Potong Yedam cepat. Setelah beberapa saat ia baru sadar kalau dirinya memotong ucapan Doyoung. "Dia... Dia bukan."

Yedam segera mengalihkan pandangan, ia menunduk cepat lantas berbalik berjalan menjauh dari Doyoung. Namun dengan cepat Doyoung menarik tangannya, membuat Yedam berbalik dan menubruk tubuh Doyoung secara spontan.

Doyoung menyerngit, ia mengendus kemudian menatap tajam ke arah Yedam. Sedang Yedam yang ditatap segera mendorong kuat Doyoung agar menjauh darinya.

"K-kenapa?!" Tanya Yedam dengan nada yang tidak santai.

Doyoung mendekat, Yedam segera memundurkan diri dengan wajah gelisah. "Mandilah. Kamu bau."

Setelah meninggalkan Yedam yang terpaku mendengar ucapannya Doyoung menyerngit sesekali mengencangkan rahangnya.

"Miel..."

Yedam mendongak, menemukan Seungmin yang keluar dari balik pohon menatapnya sedih. Dengan segera Yedam mendekat, menatap beberapa perban ditubuh Seungmin.

"Kamu keras kepala sekali." Gerutu Yedam.

Seungmin tersenyum kecil. "Mungkin ini kali terakhir kita bertemu."

Yedam menatap sedih kedua tangan Seungmin, perlahan ia meraihnya. Menatap obsidan hitam bulat milik Seungmin. "Hiduplah. Hiduplah untuk Jessrin. Dia butuh Mommy-nya."

Tanpa menunggu, Seungmin menitihkan air mata. Bayang-bayang Jeongin kecil yang baru saja bisa duduk didepannya membuat hatinya pedih bukan main. Tangannya tanpa sadar meremat tangan Yedam, seolah menyalurkan sakit di dadanya.

Yedam tersenyum, mengusap air mata Seungmin sembari menghela nafas panjang.

"Jangan bahayakan dirimu buatku, Sky. Jessrin lebih penting ketimbang mempertaruhkan nyawamu demi aku." Jelas Yedam penuh ketenangan.

Seungmin menggeleng. "Kamu belum pernah bertemu Jeje." Ia paksa tersenyum, meski rasanya hancur sekali.

"Mungkin.... Aku akan bertemu Jessrin ketika dia menjadi pemimpin Pack nanti?" Canda Yedam.

"Terlalu lama. Akankah aku masih hidup saat itu?"

Yedam mengangguk dengan santai. "Ya, dan Jessrin akan mengurus adik-adiknya dengan baik."

Senyum Seungmin perlahan luntur. Tiba-tiba ia menatap Yedam dengan tatapan serius. "Sebelumnya... Saat terakhir kita bertemu, kami bertengkar."

"Bertengkar...." Yedam ikut melunturkan senyumnya. "....Aku penasaran apa yang membuat kalian begitu berbeda. Dulu kalian penuh cinta, tapi sekarang yang selalu ku dengar adalah kalian bertengkar.. lagi... Dan lagi."

Seungmin menunduk. "Kali ini dia mengancam akan mereject ku."

Yedam membulatkan matanya. Reaksi yang sudah Seungmin tebak sebenarnya. "Kalau itu terjadi... Jessrinㅡ"

"Sudah kubilang kalian akan hidup bahagia, kan?" Tiba-tiba Yedam tersenyum. "Apa kamu meragukanku, Sky?"

Seungmin tertegun. "Damiel..."

IGNITE | binhoon ft. dodamWhere stories live. Discover now