Ignite ; Kembalinya sang pelindung

693 140 31
                                    

Harus Jihoon akui dua hari tanpa Yoonbin, semakin hari semakin menakutkan. Dia membuang waktu dan tidak kunjung sampai, karena jujur Jihoon juga tidak lantas meneruskan perjalanannya dengan normal. Alasannya sederhana, karena Sungchan adalah orang asing. Meskipun dua hari bersama Sungchan, Jihoon baik-baik saja, ia tidak mau lengah dan percaya begitu saja kepada orang asing tersebut.

Tanpa Yoonbin, Jihoon merasa bahaya bisa datang dari mana saja, termasuk dari Sungchan sendiri.

Yang membuat Jihoon tidak merasa nyaman juga, adalah fakta bahwa Sungchan selalu memperlihatkan ketertarikannya kepada Jihoon. Padahal sejak awal, Jihoon menegaskan bahwa dirinya tidak punya Mate dan kemungkinan 1 persen pun tidak akan mungkin buat Jihoon.

"Apa kau akan terus begini?" Suara Sungchan memecah keheningan malam di dalam tenda.

Jihoon menatap atap tenda, tidak berniat membalas ucapan Sungchan yang berbaring dengan jarak cukup lebar atas peringatannya.

Terdengar jelas dirungu Jihoon suara helaan nafas berat Sungchan. Pemuda itu berbalik menatap Jihoon yang matanya terbuka, meskipun wajahnya mengantuk.

"Aku sudah bilang, aku bersumpah tidak akan mendekatimu." Kata Sungchan selembut mungkin, "Jadi tidurlah, Luciel. Kau aman bersamaku."

Sayangnya, Jihoon mengabaikan ucapan tulus Sungchan. Pikirannya dengan spontan menolak seluruh ucapan Sungchan. Bagi Jihoon, aman adalah Yoonbin dan Doyoung. Dan kedua rasa aman nya sudah terbuang dua hari yang lalu.

"Kau bisa sakit jika terus begadang." Sungchan kembali bersuara.

"Berisik." Kata Jihoon sinis. "Kalau kau terus memandangiku begitu aku bersumpah akan menyongkel matamu."

"Tidak bisakah berikan aku 20% kepercayaanmu? Setidaknya kamu bisa beristirahat."

"Sudah kubilang jangan memakai bahasa informal padaku!" Bentak Jihoon kesal. "Aku lebih tua darimu, juga lebih terhormat. Ketahuilah posisimu!"

Sungchan menghela nafas kembali. Jihoon benar-benar memasang benteng pertahanan terkuat dan tidak akan lengah kepada dirinya.

"Jika temanmu baik, dia pasti akan mencarimu. Tidak akan berlama membiarkanmu diantah berantah. Apalagi berkemungkinan bersama orang asing... Sepertiku." Ucapan gamblang Sungchan menuai respon Jihoon.

Jihoon tersenyum sinis. Melirik Sungchan yang kini ikut menatap langit-langit tenda.

"Dia bukan tandinganmu." Balas Jihoon, seketika membuat Sungchan tertampar.

Sungchan tersenyum, kecut. "I get it. Kau menyukai temanmu?"

"Kau tidak pantas menerima jawabanku."

"Aku penasaran..." Sungchan terkekeh kecil. "Sepantas apa dirinya sampai membuatmu sedingin ini. Siapapun dia... Bodoh sekali meninggalkanmu."

"You better stop, Ame." Peringat Jihoon tegas. "Aku merasa kasihan padanya, diremehkan oleh seorang pengkhianat sepertimu."

Sungchan sekali lagi tersenyum, menerima setiap hujaman berupa hinaan yang keluar dari mulut Jihoon, orang yang ia sukai sekarang.

"Selamat malam, Luciel."

























•••


















"Kembali ke tenda, biar aku yang mencari kayu bakar. Kau tidak tidur dua hari, kalau kau pingsan bagaimana?"

Jihoon mendesis kesal mendengar kekhawatiran Sungchan yang terdengar malah seperti omelan ditelinga nya. Tangannya meremat kayu dilengan nya itu karen menahan emosi.

IGNITE | binhoon ft. dodamWhere stories live. Discover now