Ignite ; Kepergian sang Pengkhianat

488 74 9
                                    

Jika ada kata yang tepat untuk menggambar suasana hamparan Druenk pada malam ini maka kata itu adalah kesuraman. Awan pekat yang sesekali mengeluarkan kilat, dan angin yang berhembus dingin menusuk kulit-kulit pucat yang semakin lama semakin mematikan. Kaca-kaca yang tertempel ditembok kastil tua berusia ratusan tahun itu bergetar saat guntur menyapa.

Beberapa orang berjubah hitam yang berjajar dibeberapa sudut seolah ikut hanyut dalam suasana yang mencekam. Seorang pria berjubah coklat yang baru saja memasuki aula nampak terburu, berjalan ke arah singgasana seorang Vampire yang para orang Druenk menyebutnya sebagai Raja. Kaisar Druenk, pemimpin tertinggi Klan Kerajaan selama beratus tahun lamanya.

"Mereka bergerak semakin liar, Yang Mulia." Rintihnya, kelam dan merana. Dia nampak ingjn menangis dihadapan sang Raja.

Raja memalingkan wajah dengan tidak senang. "Beraninya... Mengganggu ketentraman kerajaanku."

"Kita harus bergerak, Yang Mulia. Beberapa Klan sudah bergabung, mereka tengah meragukan mu. Aku mohon, perintahkanlah kami..." Penasehat menimpali. Dengan hormat yang tinggi mereka memohon namun sang Raja masih bergeming.

Lord Asmodeus menunjuk seseorang dibalik jubah untuk mendekat. Sekilas kejadian itu membuat si jubah coklat menyerngit, melirik sang Raja dengan tatapan meragukan.

"Bunuh dia."

Si jubah coklat bahkan belum bisa mencerna ucapan sang Raja saat ia sadar dirinya baru saja diserang seorang Vampire. Penyihir itu tidak sempat menggunakan sihir apapun, dan dirinya telah meregang nyawa dihadapan sang Raja sendiri.

Penasehat menatap datar mayat Penyihir di lantai lalu berkata, "Pengkhianat itu..."

"Apa yang dia ketahui, Simon?" Tanya sang Raja.

Sang Vampire membuka jubahnya, "Orion menemukan great apple. Seperti kekuatan sejati, jika dia memakannya, dia lah yang abadi. Yang artinyaㅡ"

"Dia tak akan dikalahkan." Potong Lord Asmodeus. Ia mengangguk paham. "Dia ingin menggantikan ku disini. Menguasai seluruh daratan, dan mempermalukan Orde."

"Yang Mulia..."

Raja terkekeh. "Penasehat. Panggil Anthony Black kemari."

"Apakah urusan ini harus melibatkan mereka, Yang Mulia?" Penasehat mulai khawatir, ditambahkan sang Raja tidak berdiskusi lebih dulu.

"Black adalah ningrat di Klan. Aku hanya ingin memastikan bahwa Black memihak kita." Lord Asmodeus mengalihkan pandangan, dengan sedikit cemas disana ia menerka-nerka kenapa badai terus menerus menerjang kerajaan nya ini.

















•••


























"Kau yakin mau pergi begitu saja?"

Sungchan mengangguk seraya memunculkan sedikit senyuman ragu. "Aku rasa kembali ke Orde adalah pilihan terbaik."

"Bukan karena kau berniat memberitahu Raja perihal ini semua kan?" Yedam bertanya tanpa basa-basi.

"Aku menghormatimu, keluargamu. Aku juga... Punya perasaan kepada Luciel. Aku memang pengkhianat, seorang Rogue tapi aku juga memiliki hati."

Yedam mengalihkan pandangan. "Mereka memiliki penyihir yang kuat. Mereka bisa melihat ingatanmu."

Dengan wajah tenang, Sungchan menggeleng. "Aku akan menemui sahabatku lebih dulu, dia penyihir dan dia pasti bersedia menghapus ingatanku soal kalian."

Kedua orang itu menatap dengan tenang. Sungchan yang pertama mengalihkan pandangan dan kembali fokus mengemas barangnya di dalam tas ransel.

IGNITE | binhoon ft. dodamWhere stories live. Discover now