Ignite ; Pelahap maut

878 162 66
                                    

"Aku menolak dengan tegas."

Jihoon merotasikan matanya jengah. Sebenarnya tidak begitu terkejut dengan ucapan Doyoung barusan. Dia tau benar bahwa kembarannya itu pasti akan menolak kehadiran Yedam di rumah mereka. Jihoon juga sudah mengatakannya kepada Bunda dan Ayah, namun kedua orang tua mereka masih mau memberikan kesempatan untuk Doyoung membuka dirinya kepada Yedam.

Well, setidaknya untuk tinggal satu atap. Jihoon kesal sekali, toh Yedam tidak pernah mengganggu Doyoung bahkan tidak sama sekali menyapa jika tidak diperlukan. Apa masalah Doyoung dengan manusia biasa sebenarnya? Kalau Jihoon sendiri, dia malah khawatir dengan spesies yang sekarang bercengkerama akrab dengan Doyoung itu.

"Kenapa kamu menatapnya seperti itu?" Tanya Doyoung bergantian menatap Jihoon dan Yoonbin yang juga saling menatap.

Satu dengan tatapan konyol yang malah tersenyum polos menatap Jihoon, sedangkan Jihoon membalasnya dengan tatapan yang sebegitu tajam.

Lain hal dengan Yedam yang memilih diam dan menatap keluar jendela. Terlihat tidak begitu memperhatikan apa yang sedang mereka bertiga debatkanㅡ sebenarnya Yoonbin hanya diam dan memperhatikan anak kembar dihadapannya berdebat.

"Dia juga berbahaya! Kamu izinkan Ben tinggal disini lalu kenapa Miel nggak?"

Doyoung menyerngit. "Miel?"

"Ya! Aku panggil dia Miel! Kenapa?!"

"Apa kalian berkencan atau semacamnya sampai begini saja kamu ngotot sekali." Cibir Doyoung sinis.

Jihoon yang mendengar itu segera terkekeh. "Ah, lalu kamu dan Bentley akan menikah sebentar lagi? Meskipun sangat mustahil seorang Vampire dan Wolves menikah, pokoknya selamat ya!" Ejek Jihoon diakhiri dengan cibiran sinis.

"Aku nggak akan menikah dengan Rao." Tiba-tiba Yoonbin menyahuti dengan wajah polos. "Rao bukan style ku. Aku nggak suka orang kaku."

Jihoon menghela nafas keras-keras. "Cobalah bercermin sebelum mengatakan orang lain kaku, Mr. Kaku."

"Hentikan ini semua. Intinya aku menolak menerima siapapun lagi untuk tinggal disini!" Mutlak Doyoung sembari melirik ke Yedam yang membelakangi mereka.

"Kalau begitu... Aku juga menolak Ben tinggal disini."

Yoonbin berdecak perlahan. "Ayahku bilang sementara mereka pergi, aku harus tetap dirumah Elmora."

"Apa kau anak kecil? Apa yang membuatmu takut tinggal sendirian dirumah Black?!" Tanya Jihoon kesal.

Sedangkan Doyoung yang agak pusing segera memijat pelipisnya. Semuanya karena Yedam yang datang dan tiba-tiba diajak oleh Ayah mereka tinggal dirumah ini.

Sama halnya dengan Yoonbin, bukankah Yedam punya keluarga dan rumah? Mengapa harus sekarang dia menjejakan kaki dirumah Elmora dan malah diizinkan tinggal selamanya disini.

Ayolah, Ibu mereka saja tidak kenal dengan keluarga Logan.

"Baiklah! Akan aku beritahu kenapa Damiel akan tinggal disini." Kata Jihoon dengan nada yang lebih lembut. Ia menatap kembarannya itu berharap mendapatkan atensi, meskipun nyatanya tidak. "Orang tua Damiel meninggal dunia kemarin. Rumah Logan terbakar habis. Singkatnya, Damiel sebatang kara sekarang."

Dan benar, Doyoung mengalihkan atensi beberapa detik menatap sang kakak yang lebih tua 20 menit darinya itu. Mencari letak kebohongan, namun yang Doyoung temukan adalah bagaimana cara Jihoon memancarkan kesedihan diwajah manis nya.

"Kamu serius?" Tanya Yoonbin berbisik halus.

Jihoon menghela nafas panjang. "Ayahku dan Ayahmu kelihatannya membantu pemadaman, tapi nggak berhasil soㅡ Ayah menyuruh Damiel tinggal disini."

IGNITE | binhoon ft. dodamWhere stories live. Discover now