Please, Marry Me

By Beoness

15.5K 1.8K 856

Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!! Naruto yang seo... More

01✈️{P,MM!}
02✈️{P,MM!}
03✈️{P,MM}
04✈️{P,MM!}
05✈️{P,MM!}
06✈️{P,MM!}
07✈️{P,MM!}
08✈️{P,MM!}
09✈️{P,MM!}
10✈️{P,MM!}
11✈️{P,MM!}
12✈️{P,MM!}
13✈️{P,MM!}
14✈️{P,MM!}
15✈️{P,MM!}
16✈️{P,MM!}
18✈️{P,MM!}
19✈️{P,MM!}
20✈️{P,MM!}
21✈️{P,MM!}
22✈️{P,MM!}
23✈️{P,MM!}
24✈️{P,MM!}
25✈️{P,MM!}
26✈️{P,MM!}
27✈️{P,MM!}
28✈️{P,MM!}
29✈️{P,MM!}
30✈️{P,MM!}
31✈️{P,MM!}
32✈️{P,MM!}
33✈️{P,MM!}
34✈️{P,MM!}
35✈️{P,MM!}
36✈️{P,MM!}
37✈️{P,MM!}
38✈️{P,MM!}
39✈️{P,MM!}
40✈️{P,MM!}
41✈️{P,MM!}
42✈️{P,MM!}
43✈️{P,MM!}
44✈️{P,MM!}
45✈️Bonus Chapter {P,MM!}

17✈️{P,MM!}

266 37 15
By Beoness

Don't forget
(⁠✧⁠Д⁠✧⁠)⁠→Vote and Coment

🛫📍🛬

"Ayo! Main dan menangkan hadiah!" teriak keseruan dari para penjaga beberapa mainan berhadiah di sana. Pada saat ini, Naruto dan Hinata sudah sepakat menerima tantangan yang mereka buat sendiri-- mereka akan bermain tantangan berhadiah, yang menang akan memberikan hukuman bagi si kalah.

Di salah satu tempat. Naruto dan Hinata memulai tantangan mereka di permainan lempar sasaran! Dimana Hinata memulai lebih dulu dengan tiga roket kecil dengan ujung yang lancip, siap ia lemparkan di papan bundar tepat di depannya namun berjarak lumayan jauh dari dia berdiri.

"Aku yakin, orang aneh seperti mu pasti payah dalam hal melempar!" ejek Naruto tersenyum remeh sambil menyelipkan tangannya ke saku celana. Slepp! 13 poin, slepp! 5 poin, slepp! 11 poin. Hinata tersenyum lebar melirik ke pria pirang sambil menaikan dua alisnya, "Bagaimana, hm-hm!" merasa di ejek, Naruto meraih tiga roket kecil miliknya, sedikit sinis menatap Hinata namun bibirnya tersenyum miring percaya diri. Slepp! 5 poin, wajah Naruto mulai berkerut marah. Slepp! 2 poin, "Hey! Aku sudah melempar dengan benar!" kesal Naruto tak terima.

"Lemparan mu kurang beruntung Tuan!" balas Hinata terkekeh kecil, seketika si Rubah itu menoleh ke arah Hinata dengan dengusan kekesalan.

"Hey kau, putar yang benar!" ujar Naruto kepada si penjaga permainan. Hinata hanya bisa menggeleng antara kasihan dan lucu melihat wajah Naruto yang tak terima kekalahan. Pria itu membuka kedua kakinya, sedikit memasang kuda-kuda sambil menutup satu matanya untuk bisa melempar tepat di angka terbesar, yaitu 20 poin. Slepp! 14 poin, "YESS!" girang Naruto mengepakkan satu tangan kanannya penuh semangat.

"Apanya yang yes? Poinmu masih kalah tinggi dengan milik ku!" saat mendengar suara Hinata, pria itu langsung diam mengamati catatan poin milik Hinata dan miliknya. "TIDAKKKK!" orang-orang yang berlalu lalang di sana kaget, sontak menoleh ke arah Naruto, si pirang yang frustasi sampai berteriak heboh.
.
.
.
.

Sesuai peraturan. Yang kalah mendapatkan hukuman, saat ini Naruto baru saja keluar dari toilet setelah mengganti jaketnya. "Wah, wah! Kau sangat tampan!" puji Hinata mengacungkan jempolnya.

Ya! Pria itu kini mengenakan sebuah jaket orange, topi orange beserta kacamata bundar berukuran kecil yang sudah ia pakai. Wajahnya pasrah dan malu ketika Hinata memberinya sebuah hukuman seperti itu. Malang sekali! "Kau puas?" meraih kasar jaket hitam serta kacamata hitamnya dari tangan Hinata.

Menggeleng dan tersenyum jail, "Masih belum!" balas Hinata.

"Apa lagi?"

"Untuk merayakannya, kita harus berdiri dan mengabdikan momen ini!" tanpa menunggu jawaban Naruto, Hinata langsung saja meraih lengan kekar Naruto dan menariknya menuju foto box. Saat berjalan menuju tempat foto, tak sengaja Naruto melihat sebuah poster besar dengan foto seorang wanita cantik yang dia kenal, juga akhir-akhir ini ia pikirkan.

Langkah Naruto berhenti, mengamati setiap inci wajah wanita yang ada di poster tersebut. Mulai dari Surai pink-nya, mata emerald, kulit putih, hidung runcing serta bibir merah mudanya. Tatapan Naruto menjadi sendu saat melihatnya, tiba-tiba sebuah tangan mengusap lembut punggungnya. "Tidak apa, masih banyak perempuan yang mau bersama mu." Ujar Hinata mencoba menenangkan pria itu.

"Maksud mu?"

"Hffuuu! Pria seperti mu tidak akan bisa bersama model cantik seperti Haruno Sakura." entahlah, ucapan Hinata mengejek atau berusaha menyadarkan Naruto. Malas meladeni wanita aneh seperti Hinata, Naruto memilih pergi saja daripada berdebat lebih panjang. Meskipun dia sebenarnya bisa mendapatkan wanita yang dia inginkan, hanya saja si Hyuga itu tak tahu dan terlalu polos.

Melihat kepergian Naruto dengan wajah masam, Hinata tertawa kecil sampai... -'Sakura?' pikir Hinata langsung menoleh ke poster tersebut. Tawanya menjadi sirna saat mengamati poster bergambar model cantik <<Haruno Sakura>> nama itu sama dengan yang ada di cincin. Alis Hinata mulai berkerut seakan memikirkan hal yang sama, "Hanya kebetulan! Tidak mungkin pria gila itu mendapatkan wanita sepertinya!" berjalan pergi menghampiri Naruto.

Mereka berdua langsung segera masuk dan melakukan foto box di dalam ruangan berbentuk box tinggi. "Harus tersenyum!"

Ckrek!

***

Berada di rumah lebih mengasikan daripada di luar rumah yang selalu ricuh orang. Naruto baru saja selesai mandi di kamar mandi luar, berhubungan kamar mandi dalam masih di pakai Hinata, ia tak mau menunggu lama. Kini, pria pirang berkaos hitam dengan training abu-abu itu berdiri di pintu lemari pakaian yang terbuka. Ia meraih fotonya bersama Sakura, mengamatinya sejenak sampai dia tersadar bahwa tangan kirinya juga membawa sebuah foto berukuran kecil-- foto dia dengan jaket orange bersama wanita berponi yang berpose menjulurkan lidahnya. Naruto tersenyum melihat fotonya bersama Hinata, seolah kenangannya bersama Hinata lebih lucu di banding bersama sang kekasihnya.

"Dasar konyol!" gumam Naruto sembari memasukkan foto kecil tadi di dalam dompetnya. Ceklek! Suara pintu terbuka menandakan bahwa Hinata sudah selesai mandi, buru-buru Naruto meletakkan dompetnya kembali serta menutup lemari, berbalik ke arah Hinata yang kini terlihat segar di mata birunya. Kaos kelombor warna abu-abu bergambar lengkungan dua mata tepat di dua gundukan Hinata (◠.◠), memperlihatkan leher serta tulang selangka wanita cantik itu, juga celana pendek hitam memperlihatkan paha putih nan mulusnya.

Aroma Hinata menyeruak masuk ke lubang hidungnya. Naruto masih menatap mulai dari kepala sampai kaki, dia terpesona? Apa? Iya!. Sementara Hinata menatap heran pria itu sambil mengurai Surai panjangnya yang tak ikut basah, berjalan melewati Naruto menuju meja rias. Saat Hinata melewatinya, Naruto memejamkan matanya dengan senyuman konyol mencoba menghirup lebih dalam aroma wanita itu. Sudah berapa Minggu dia tak bermain dengan seorang wanita? Semenjak menikah, Naruto sudah tak pernah bermain intim lagi dengan wanita bayarannya. Apa dia ingin mencicipi istrinya sendiri?

"Senyumanmu konyol sekali. Jangan membuatku merinding!" tegur Hinata menyadarkan Naruto kembali.

"Kau tidak takut memakai celana pendek di depanku?" pertanyaan ngasal Naruto tersenyum nakal. "Kenapa harus takut dengan pria seperti mu." Remeh Hinata melipat kedua tangannya di depan dada.

Tanpa menjawab, Naruto malah berjalan mendekati Hinata yang sudah terlihat panik. "Kau mau apa? Jangan macam-macam." Tegur wanita cantik itu saat jarak Naruto sudah sangat dekat bahkan dia tak bisa menghindar karena terpepet dengan meja rias. Tangan Naruto mulai bergerak meraih pinggang Hinata lalu menariknya sehingga tubuh mereka berdempetan, tangan lainnya menyelipkan rambut Hinata ke belakang telinga membuat kulit wanita itu meremang. "Aku bisa saja meminta hak ku!" dua bola mata Hinata membulat, pipinya merona ketika Naruto mengatakan seperti itu lalu terseringai licik. Seakan masuk dalam lingkaran setan, Hinata tak bisa berkutik. Ting-tong! Suara bel pintu utama berbunyi. Deg! Naruto langsung teringat akan kakeknya, "Kakek!" ucapannya sambil menatap Hinata.

Dengan cepat keduanya mulai bereaksi melihat ke arah pintu depan. "Bagaimana?" tanya Naruto panik. Tanpa pikir panjang Hinata langsung masuk kembali ke kamar lalu kuat lagi menghampiri Naruto sambil menunjukkan lipstik merah dari Tsunade, namun Hinata tak pernah memakainya karena itu terlalu merah.

"Lipstik?"

"Ya! Kita bisa berpura-pura!" Hinata memakai lipstik merah tadi di bibirnya, menempelkan dua jari telunjuk dan tengah ke bibirnya lalu menempelkan kedua jari tadi ke leher Naruto sehingga tercetak lah sebuah bibir indah di leher eksotis Naruto.

Wanita itu tersenyum lebar, di balas oleh Naruto yang setuju akan rencana tadi. Ting-tong! Bel masih berbunyi terus-menerus, Naruto mulai melepaskan kaosnya hingga telanjang dada, Hinata kaget dan terdiam menatap dari leher sampai ke perut sixpack Naruto-'Itu sangat sexy! (Dia menggeleng cepat. Hentikan hinata.' Dengan cepat Hinata memberikan kiss palsu di sekujur tubuh Naruto tak lupa juga Hinata mengusap bibirnya agar terlihat belepotan, mengacak-acak Surai masing-masing dan TADA! Keduanya sangat terlihat berantakan seperti dua sejoli yang baru saja melakukan hot kiss.

Cklekk! Pintu terbuka. Hinata dan Naruto saling berpelukan dengan senyuman teler seperti orang gila. "Hai/Hai!"

"Awww!" manik Sapphire dan amesthy terkejut bukan main ketika orang yang berdiri di hadapannya bukankah kakek Hasirama, melainkan Ino! Ino juga sama terkejutnya melihat dua pengantin palsu itu terlihat berantakan bahkan wajah serta tubuh mereka terutama Naruto terlukis bentuk bibir.

.
.
.
.

Ketiga orang kini duduk di sofa tamu. Hinata masih menunduk malu, dan Naruto berpaling ke arah lain ketika Ino masih memasang wajah marahnya. Marah karena ada arti!

"Tks! Percayalah Ino, tidak mungkin aku memakai lipstik semerah ini, kau kan sudah mengenal ku."

"Hm. Lagipula, kami tidak mungkin melakukannya. Kami masih tahu batasan." Lanjut Naruto masih bertelanjang dada.

"Lalu. Untuk apa kalian bersandiwara seperti itu?" tanya Ino sedikit emosi serta bingung.

"Kami pikir yang datang itu kakek, ternyata salah!" jawab Hinata sambil membersihkan sisa lipstik di bibirnya dengan tisu. Ino bernafas lega, baginya tak masalah jika mereka dekat tapi... Masih ada hati lain yang harus Naruto jaga.

"Baiklah, aku percaya. Dengar Naruto, kau dan Sakura masih berstatus kekasih, dia masih menunggumu kau tahu." Tegur Ino penuh peringatan sambil menunjuk wajah Naruto. Sementara Hinata kaget, reflek menoleh ke pria yang tengah duduk di sebelahnya, mendengar bahwa si pirang punya kekasih dan namanya Sakura. Sadar akan tatapan Hinata, Naruto memastikan sejenak lalu berpaling dari tatapan Hinata yang datar seolah penuh tanya, membuat Naruto sungkan sendiri bak suami terpergok.

"Kalian bertiga adalah temanku! Aku tidak ingin sampai Sakura dan Hinata tersakiti karena mu Naruto!" lanjut Ino.

"Aku mengerti." Tanpa menatap Ino, Naruto malah menunduk.

"Sejak kapan Naruto punya kekasih?" tanya polos Hinata membuka Ino saling pandang dengan si pirang.

"Kau belum tahu Naruto punya kekasih? Kau tidak memberitahunya Naruto?" Tak ada suara hanya berupa gelengan kepala. Ino menepuk jidatnya sendiri.

"Kau bisa tanyakan sendiri padanya! Aku harus pergi, ini sudah malam." Ino mulai beranjak meninggalkan beberapa kantong plastik yang sengaja ia bawa untuk oleh-oleh Naruto dan Hinata.

"Ingat. Jangan pernah menyakiti temanku." Sekali lagi wanita cantik bersurai pirang panjang menutupi satu matanya itu memberi peringatan keras ke sahabat Kuningnya tadi.

"Iya." Jawab Naruto malas.

Di luar gedung apartemen. Ino berjalan menuju mobilnya sambil menggerutu pelan. "Huhhhh! Aku harap semuanya baik-baik saja. Sebentar lagi Sakura juga akan datang ke sini dan semuanya bertambah rumit." Gumam Ino pusing sendiri. Bagaimana pun dialah yang memberikan saran bodoh lagi kepada dua temannya itu.

Hari semakin gelap saja. Setelah membereskan oleh-oleh yang di bawa oleh Ino barusan, Hinata segera menghampiri Naruto yang berpindah duduk di sofa TV. "Hahhh, aku tak percaya kau bisa mendapatkan wanita sepertinya!" ucap Hinata duduk di samping Naruto sambil terus melihat ke sebuah majalah yang tak sengaja Ino selipkan di kantong plastik tadi.

Wanita itu masih bisa tersenyum lebar memberikan satu gelas ocha ke Naruto. "Jadi benar, ini bukan cincin pernikahan." Sambil melihat ke jari manisnya.

"Itu tetap cincin pernikahan-- "

"Tapi ini milik orang lain. Haisss, kau membuatku seperti wanita pelakor, jahat sekali!" ketus Hinata tersenyum ejek dan balik menatap majalah. Hinata tak mempermasalahkannya, dia sudah meminta maaf lebih awal jika sampai Naruto punya kekasih.

Tak ada ekspresi di wajah Naruto, bahkan ia masih memegang gelas berisikan ocha tanpa meminumnya. "Aku yakin dia pergi karena kau terlambat melamarnya!"

"....."

"Heessss! Dia sangat cantik! Pantas saja dia jadi model. Wajahnya mungil, matanya begitu indah wah! Tapi aku masih terkejut mendengar Sakura adalah kekasihmu."

"Kau mengejekku?" menoleh tajam ke arah Hinata.

"Aku tidak bilang. Dia wanita yang sangat cantik, bahkan sangat sempurna kecantikan naturalnya!"

"Hey!" Hinata menoleh ketika suara bariton Naruto menjadi serius. Naruto dapat melihat ke dalam mata Hinata, wanita itu selalu memuji kecantikan wanita lain tanpa dia sadari ia merendahkan dirinya sendiri. Sementara jantung Hinata mulai berdetak kencang, perasaan lain yang asing.

"Kapan terakhir kali kau memuji dirimu sendiri?"

"Apa? Untuk apa aku memuji diriku? Aku bahkan tidak pandai mencari uang, juga--- teman-teman ku selalu bilang aku seperti monster dengan mata lebar tanpa pupil ini!" wanita itu tersenyum kecil saat mengingatnya. Hinata masih sibuk membolak-balik halaman majalah.

"Tapi matamu terlihat cantik sepertimu." Balas pelan dan jelas lalu menyeduh ocha hangatnya. Jujur saja hatinya gugup saat mengatakan berupa pujian untuk seorang wanita apalagi istrinya.

"Apa? Kau mengatakan sesuatu?"

Naruto menoleh malas saat harus bicara dengan orang tuli. "Haisss, dasar wanita tuli."

"Apa?"

"BUKAN APA-APA, AKU MAU TIDUR! TIDUR!" Jawab Naruto bersuara tinggi dengan gerakan sleeping agar Hinata jelas mengetahuinya. Karena kesal pria itu langsung masuk kamar setelah meletakkan gelas ochanya.

Hinata menatap punggung Naruto lalu tersenyum lebar. "Kau pikir aku tuli, aku mendengarnya!" gumam Hinata sangat senang ketika masih ada seseorang yang memberikan pujian kepada nya, meski dia Naruto.

Hinata menatap kembali majalah tadi, tiba-tiba ada perasaan aneh di hatinya yang terasa sakit, sambil mengingat tentang Naruto. Tapi jika di lihat terus, model Haruno Sakura sangat cantik juga. Hinata menutup majalah tadi dan mematikan lampu-lampu di sana lalu segera masuk ke kamar dimana si pirang sudah terlentang di atas kasur.

BERSAMBUNG.

🛫📍🛬

Gambaran Naruhina saat bersandiwara 😄

Foto poster model Haruno Sakura saat di event!

Gambaran Haruno Sakura di majalah!
...
...
...

Hal-llo semua! Hari ini aku up sesuai dengan hari update nya. Mohon maaf karena besok aku tidak bisa update karena ada urusan lain, so!! Mohon bersabar juga for give me kalau bab hari ini sungguh buruk 😔

Tapi it's okay! Saya akan jamin di next bab mungkin lebih baik lagi 😁

Thanks and See you ^,^

Continue Reading

You'll Also Like

73.3K 3.9K 17
Bercerita tentang seorang pria yang memiliki sebuah trauma lama. Sampai pada akhirnya bertemu dengan seorang wanita berdarah biru yang tak sengaja me...
1.6K 154 12
"Aku tidak akan mengucapkan perpisahan, karena aku selalu berharap akan bertemu denganmu lagi" Choi Siwon "Maafkan aku oppa, aku tidak bisa menepati...
42.5K 4.6K 31
Sasuke X Sakura Fanfiction Story Menikah di usia muda karena perjodohan, membuat Sakura terbebas dari kedua orang tua angkatnya. Namun hidupnya semak...
1M 84K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...