SEJAJAR

By ItsmeNeii

2.2K 1.2K 2.9K

Fajar itu indah, Fajar itu baik, Fajar itu ramah, Fajar itu cuek, Fajar itu hangat, Fajar itu sulit ditebak... More

BAB 1 Sore Itu
BAB 2 Ulangan Harian
BAB 3 Ulangan Harian 2
BAB 4 Aluka Latashabirupa
BAB 5 Bola Basket dan Lapangan Basket
BAB 6 Keluarga Fajar
BAB 7 Teman-Teman Fajar
BAB 8 Pulang Bareng
BAB 9 Main Bareng
BAB 10 Weekend
BAB 11 Jenguk Senja
BAB 12 Jebakan!
BAB 13 Tentang Dania
BAB 14 Berantem
BAB 15 Sesuatu yang Mengejutkan
BAB 16 H-1
BAB 18 Random

BAB 17 Cincin?

29 7 10
By ItsmeNeii

Suara tangisan bayi terdengar di seluruh ruangan. Dua perempuan cantik itu menangis haru melihat kedua putra putrinya di dalam inkubator. 

"Ga nyangka ya ternyata anak kita lahirnya barengan," 

"Iya, Tuhan kabulin doa kita," 

"Aku ada sesuatu buat anak-anak kita nanti!" ucapnya seraya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. 

Diambilnya dua cincin tersebut, membuat kedua perempuan itu mengernyitkan dahinya. 

"Nanti kalau anak-anak kita sudah beranjak dewasa, aku ingin kita jadi besan. Jadi ini cincin pertunangan anak kita, nanti pasangin ke jari anak kita kalau udah remaja ya!" lanjutnya sekali lagi membuat mereka semua terkejut. 

"Kamu siapin ini udah dari lama?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh lelaki tersebut. 

"Aku bakal pasangin ini kalau anak kita udah sehat dan udah bisa dibawa pulang ke rumah!" Serunya dengan bersemangat. 

"Tapi itu masih kebesaran Cel," 

"Tidak papa, buat foto aja, habis itu akan ku lepas dan kusimpan lagi hehe." Ia menyengir, membuat mereka semua yang ada di sana geleng-geleng kepala dibuatnya. 

"Ada ukiran namanya?" tanyanya bingung. 

"Iya, itu inisial nama anak kita, nanti namain dia sesuai inisial di cincin ini ya!" 

"Baiklah..." 

*****

Cuaca sedikit panas karena hari sudah semakin siang, tak mengganggu siswa siswi SMA Galaksi yang masih setia menonton pertandingan basket yang sedang berlangsung terlebih sekarang saatnya kelas Fajar yang bermain. 

"FAJARR? SEMANGAT!"

"BIRU? SEMANGAT!"

"GUE GA DI SEMANGATIN?" 

"GA PERLU, LO GA GANTENG!"

"SEMANGATIN GUE JUGA DONG!

"SEMANGAT BINTANG!"

"THANKS!" 

"IYA SEMOGA CEPET TOBAT YA!!" 

"SIALAN LO RET!" 

Begitulah kira-kira suasana riuh yang diucapkan para penonton. Bukan, tepatnya teman mereka sendiri, Areta. 

"ANJIR LO RET! LO NIAT DUKUNG APA NIAT NGEJEK GUE LO?" Langit berteriak terhadap Areta tapi, tak dihiraukan oleh sang empu. 

Memang, acara untuk memeriahkan hari ulang tahun SMA Galaksi sudah berlangsung selama 3 hari terakhir ini. Dan kini saatnya pertandingan bola basket antar kelas sebelas. 

Berbeda dengan mereka, seorang gadis nampak diam dengan pikirannya di pinggir tribun bersama salah satu temannya. Dia tak berniat untuk menonton pertandingan ini jika bukan karena sahabatnya yang memaksanya.
 
Perkataan dan memori itu masih tetap bersarang jelas di fikirannya. Senja menghela nafas kasar. Aluka yang sedari tadi fokus melihat pertandingan, kini beralih pada Senja yang sepertinya tidak bersemangat sama sekali. 

"Kenapa Nja?" tanyanya. 

"Gue gak papa." 

"Bohong lo, ada masalah? Atau karena Fajar?" 

"Udah gausah bahas dia." 

"Kenapa? Lo kalau mau cerita, gue siap dengerin." Aluka menatap manik mata Senja. 

"Gue cuma lupa belum persiapan buat lomba besok, besok kan jadwal lomba literasi bahasa inggris, yang pertama kan kelas kita dan gue yang ngewakilin." jelasnya. 

"Oh astaga gue lupa Nja!" Aluka menepuk jidatnya. 

"Sorry ya, yaudah gimana kalau kita balik sekarang aja? Biar lo bisa persiapan dari sekarang." tawar Aluka terhadap Senja. Senja hanya mengangguk mengiyakan, lagipula dirinya juga bosan terus-terusan disini.

"Yaudah, ayo!" Ajak Senja sembari menyambar tangan Aluka membuat Aluka sedikit meringis. Saat Senja berjalan, tiba-tiba ada sesuatu yang terjatuh tepat di hadapan Aluka, membuat Senja mengurungkan jalannya. 

Aluka mengambil benda tersebut. "Punya lo Nja? Cantik banget cincinnya." 

Senja menepuk jidatnya, ia lupa dengan cincin itu. "Itu bukan punya lo Al?"

Aluka menggeleng, "Gue ga pernah punya cincin kaya gini Nja," hal itu, berakhir membuat Senja bertanya-tanya. 

"Serius bukan punya lo? Soalnya ini gue temuin disaat kalian jenguk gue waktu itu. Gue kira punya temen-temen, dan ada inisial A nya gue kira punya lo." 

"Hmm, punya siapa ya? Gue juga gatau Nja, tapi gue bener-bener gapunya cincin kaya gini." 

"Itu punya gue!" suara berat seseorang membuat mereka berdua menoleh. 

"Fajar?" ucapnya bersamaan, terkejut tatkala mendapati Fajar sudah di hadapan mereka. 

"Ini beneran punya lo?" tanya Aluka sekali lagi memastikan. 

"Iya bener," 

"Masa sih?" tanya Aluka memastikan.

Fajar hanya menaikkan alisnya tanpa berniat menjawab pertanyaan Aluka. Dilihatnya, kini Senja yang sedang berada di samping Aluka dengan jemari yang setia menggandeng jemari Aluka. 

Flashback on

Sore itu langit berwarna kelabu, awan hitam berkumpul menjadi satu menandakan akan segera turun hujan. Di perjalan yang sedikit sepi, dua remaja turun dari motor dan duduk di tepi taman seberang jalan. 

"Maaf," 

"Buat?" Senja yang tadinya menatap Langit itu, kini menoleh ke arah Fajar yang sekarang duduk di sampingnya. 

"Semuanya," Senja mengernyitkan dahinya pertanda ia tak mengerti. 

"Gue tahu lo denger percakapan gue sama bokap." 

"Iya tahu, Fajar mau dijodohin kan?" Fajar mengangguk, yang artinya apa yang Senja dengar itu adalah benar.

Senja ingin berteriak kepada Fajar untuk tidak menerima perjodohan itu, tetapi ia sendiri tahu betul dirinya siapa, terlebih perjodohan itu dinginkan oleh ayah Fajar sendiri. 

"Tapi gue ga terima perjodohan itu, Senja..." terangnya, membuat Senja menatapnya serius.

"Kenapa?" 

"Karena,"  Fajar menghela nafasnya, apa mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkannya atau ini akan membuat pertemanannya berakhir kandas?

"Kenapa Fajar?" pertanyaan Senja membuat Fajar tersadar dari lamunannya.

Fajar menatap Senja dalam, menghela nafas kasar sebelum melanjutkan perkataannya.

"Karena gue sayang sama lo," 

1 detik,

2 detik,

3 detik, 

"Bercandanya ga lucu!" 

"Gue serius, Senja," 

Senja menatap Fajar dalam. Entah kenapa hatinya merasa ada sesuatu yang mengganjal saat Fajar mengatakan hal itu.

"Kenapa Fajar sayang Senja? Apa alasannya?"

Fajar memilih berjalan mundur, ia hampiri seorang remaja yang sedang memakan eskrim dengan gitar di pangkuannya. Fajar membisikkan sesuatu, membuat remaja itu mengangguk. 

Senja melihat Fajar yang kembali dengan membawa gitar di genggamannya. "Fajar mau ngapain?" 

Memilih tak menjawab, Fajar menggenggam pergelangan tangan Senja. "Gue mau kasih sesuatu buat lo," 

"Gue sayang sama lo? Alesannya? Karena gue juga cinta sama lo,"

Fajar menatap Senja sekilas, dirinya menepuk-nepuk tanah rerumputan seakan mengisyaratkan Senja untuk duduk di sampingnya. 

Setelah Senja duduk, ia memetik senar gitar itu. Perlahan tapi pasti, alunan intro musik dari gitar itu terdengar. 

Sebuah lagu, yang dulu sempat viral di masanya, kini Fajar nyanyikan dengan indah. 

"Aku hanyalah manusia biasa,"

"Bisa merasakan sakit dan bahagia,"

"Izinkan ku bicara," 

"Agar kau juga dapat mengerti," 

Senja melihat Fajar yang terus bernyanyi dan dengan lihai memetik senar gitar. Lagu berjudul "Cinta Karena Cinta" dari Judika itu, Siapapun yang mendengarkannya pasti akan kagum akan suaranya.

Tak menyangka, Fajar menyanyikan lagu itu untuk dirinya.
Mereka terlalu larut dalam melodi itu. Fajar menatap Senja yang juga tengah menatapnya, sebelum melanjutkan bernyanyi dengan mengambil nada yang cukup tinggi.

"Cinta karena cinta,"

"Tak perlu kau tanyakan,"

"Tanpa alasan cinta datang dan bertahta,"

"Cinta karena cinta,"

"Jangan tanyakan mengapa,"

"Tak bisa jelaskan, karena hati ini, telah bicara," 

"Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara...." Fajar menyanyikan lagu itu hingga selesai, tatapannya kini tak bisa terlepas dari seseorang yang ada di hadapannya. Berharap, semua akan tetap baik-baik saja setelah ini. 

Air mata yang sedari tadi Senja tahan, luruh begitu saja. Berbagai pertanyaan yang selama ini bersarang di kepalanya, terjawab sudah dengan pengakuan Fajar sekarang. 

Fajar memegang pipi kanan Senja, dan mengusap air mata yang ada disana. 

Ia berkata dengan lembut, "Jangan nangis, gue gasuka lihat lo nangis!" 

"Gue bener-bener udah suka dan jatuh cinta sama lo dari dulu Senja." 

Sembari mengusap air matanya, Senja menatap Fajar. "Kenapa ga bilang dari dulu?" 

"Senja juga suka Fajar." lanjutnya dengan kepala menunduk.

Perkataan Senja membuat Fajar terkejut. Ia kira, Senja tak akan punya perasaan padanya.

"Gue takut kalau gue bilang yang sebenarnya, lo ga akan terima gue dan jauhi gue, Nja." jawab Fajar.

"Fajar serius cinta sama Senja?" Pertanyaan Senja membuat Fajar mengangguk mantap. 

"Apa Fajar bisa buat Senja percaya?" 

"Gue akan buktiin kalau gue emang beneran sayang dan tulus sama lo, Nja." 

Pernyataan Fajar membuat Senja mengangguk.

Fajar memegang kedua pipi Senja dan menatap kedua netra cantik itu. "Lo sayang ga sama gue?" 

Flashback Off

Senja memang suka Fajar, tapi Senja ngga tau Senja sayang sama Fajar atau engga, makasih udah punya rasa yang sama. maaf Fajar, Senja masih butuh waktu. 

Gue tahu lo sayang sama gue Senja, tapi lo belum bisa mengakuinya, setidaknya gue tahu perasaan lo sama gue itu sama. Gue janji bakal buktiin ke lo kalo gue bener-bener tulus sama lo. 

"Hello, weyyy, napa pada diem semua dah?" Aluka melambai-lambaikan tangannya di hadapan Fajar dan Senja yang masih setia menatap satu sama lain. 

Mereka berdua terkejut karena baru menyadarinya. Fajar tersenyum dan mendekat ke arah Senja. Diusapnya pucuk kepala gadis itu. 

"Makasih ya udah simpenin cincinnya." ucapnya membuat Senja diam mematung. 

Cincin Fajar? Sama siapa?- Batin Senja bertanya-tanya.

Fajar mengambil cincin itu dari tangan Aluka dan memasang di jari manisnya. 

"Mau pulang bareng ga?" tawar Fajar pada Senja. 

"B-boleh," ucapnya terbata-bata.

Fajar meraih jari jemari Senja dan menggenggamnya, mengajaknya berjalan untuk pulang bersama. 

"Gue ditinggal?" Tunjuk Aluka pada dirinya sendiri. 

"It's okey, gue seneng lihat kalian berdua bahagia, soal perjodohan lo Jar, gue pastiin itu ga akan pernah terjadi dan bokap lo gaakan bisa maksa lo lagi, gue janji!" monolognya sebelum pergi meninggalkan area sekolah.

****

Bersambung...

Hello maaf up agak lama ya, baru hibernasi hehe
Makasi buat yg udah terus setia sama cerita sejajar ily

Sampai jumpa di bab selanjutnya dadaaa....

Continue Reading

You'll Also Like

710K 55.5K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2.9M 168K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 123K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.4M 141K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...