Emerald Eyes

By syrenaa21

550K 18K 122

Agnia Gayatri Purwoko, dokter yang membuat para kaum adam rela berpura-pura sakit, hanya untuk disentuh olehn... More

Prolog
1 - Rooftop
2 - New Beginning
3 - Rizelle Group
4 - Kekasih?
5 - Lost Control
6 - Kehilangan Queen
7 - Penculikan?
8 - Jalang
CAST
9 - Pesta
10 - Berubah Drastis
11 - Pulanglah
12 - I Love you Grizelle
13 - Berlian Runtuh
14 - Berteman
15 - Club
16 - Menghindar
17 - Tatto
18 - Paris
19 - Dan terjadi lagi
20 - Aku lebih dulu menyentuhnya
21 - Ancaman
22 - Minta Sesuatu
23 - Bertunangan
24 - Bersandiwara lagi
25 - Memberikan Ciuman?
26 - Tamu Agnia
27 - Yacht
28 - client penting!
29 - Drama
30 - Terungkap
31 - Alaska
32 - My Lady
33 - Perjodohan
34 - Rencana Leo
35 - Minta Restu
36 - Jour De Mariage
37 - Memaafkan diri sendiri
38 - Lift
39 - Dewi Rusia
40 - The Gift
41 - Pria Normal
42 - Australia
43 - Tidur denganku
44 - Istriku
45 - Rencana
46 - fight !
47 - Geheim
48 - Remember
49 - Jealous
50 - Menginap?
51 - Ex boyfriend
52 - Arschloch
53 - Lets Play!
54 - Blood
Part Ending
Extra Part

Extra Part II

8.4K 278 1
By syrenaa21

Haii !!
Untuk yg masih setia baca Emerald Eyes ku kasih extra part deh🫶🏻

Ditengah kota New York perusahaan yang masih saja berada pada urutan lima teratas di dunia setelah dua puluh tiga tahun lamanya. Rizelle Group dipimpin oleh Leo tetap berjaya meskipun banyak yang berusaha menumbangkannya.

Pagi itu ada pemandangan yang mencuri perhatian seluruh karyawan perusahaan besar itu. Remaja laki-laki dengan jas hitam menutup tubuh jangkungnya, mata secerah caramelnya terlihat tajam lurus kedepan tanpa melirik orang-orang yang menyapanya. Meskipun terlihat tenang dan dingin, sebenarnya ia muak mendengar wanita disebelahnya mengoceh.

"Abram kau dengar mommy? mulai saat ini kau harus sering mengunjungi Rizelle Group cabang utama ini."

Abram tetap membisu hingga keduanya sampai di dalam lift.

"Kau persis seperti daddy mu, tidak banyak bicara di depan orang ramai."

"Karena aku anaknya."

Agnia memutar bola matanya, anak pertamanya ini tidak hanya mewarisi wajah tampan ayahnya tapi juga sifatnya. Hanya sedikit bagian dari diri Agnia yang diwariskan pada Abram yaitu keras kepala.

"Mulai bulan depan kau yang mengurus perusahaan ini, tanya apapun yang kau perlukan dengan paman Leo."

"Tapi Mom, bukankah Rizelle group akan diwariskan pada Gavin?" Abram menatap mommy nya yang masih terlihat cantik meskipun usianya tidak muda lagi, mata emeraldnya masih saja mampu menghipnotis siapapun yang berani menatapnya, terkadang Abram pun menyerah dan memilih mengalihkan pandangan karena saat Agnia marah seakan matanya ikut menampar Abram.

"Menjelang bocah itu dewasa, kau yang sementara mengendalikannya."

"Aku sudah mulai bertanggung jawab atas Perusahaan Daddy sekarang ditambah Rizelle Group. Kalian mau membunuhku?"

Saat Agnia ingin membuka mulutnya, Lift lebih dulu terbuka terlihat pria dengan jas biru dongkernya bersandar di dinding bersedekap dada.

"Hey bro, seluruh petinggi telah menunggumu. Bersikaplah baik agar semua berjalan mudah." Leo telah mengira ibu dan anak itu akan bertengkar, dari awal Abram menolak mengurus Rizelle grup karena semua tuntutan dari kebangsawanan Evgene sudah menyita waktunya.

Abram hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Kau ajarkan ponakanmu itu tentang tanggung jawab." Oceh Agnia.

"Queen anakmu masih berusia tujuhbelas tahun, biarkan dia belajar terbiasa dengan keadaan."

Agnia memegang kedua sisi bahu Abram untuk menghadapnya. "Kau dengar, jika kau tidak suka dengan perusahaan ini kau boleh berlagak tidak peduli tapi jangan menghancurkannya karena aku membangunnya dengan perjuangan tanpa dukungan orang tuaku." Mata Agnia berkilau seolah bulir air akan menetes di sudutnya tapi dengan cepat wanita itu mengalihkan pandangan mengembalikan ekspresinya menjadi datar kembali.

"Mom, aku tidak akan mengecewakanmu." Abram menggenggam tangan Agnia lembut sementara wanita itu tersenyum tipis.

Rapat telah usai kini mereka berada di lobby utama menuju mobil. Tapi langkah Agnia terhenti melihat pria yang masuk dari pintu utama, para karyawannya menunduk menyapa sementara pria itu tak membalas sedikitpun. Meskipun kacamata hitam bertengger di hidung runcingnya Agnia tetap sadar pria itu tengah menatapnya tajam. Dadanya bergemuruh, jantungnya terasa ingin melompat dari tempatnya. Agnia masih ingat kejadian ini delapan belas tahun yang lalu. Pria itu masih terlihat berkharisma seperti pertama kali ia lihat di tempat ini.

"Hai My wife." Pria itu membuka kacamatanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Agnia masih enggan menggerakkan bibir pinknya. Sementara tangan pria itu terulur ke pinggang nya. Berbisik manja di telinga wanta itu. "Kau masih terlihat cantik bahkan lebih sexy dibanding delapan belas tahun yang lalu my love."

Agnia berdehem menetralkan detak jantungnya, kadang ia heran semakin hari semakin tergila gila dengan pria ini.

"Dad ayolahh kau merayu istrimu di depan para karyawannya." Abram menggeleng samar, melihat sekeliling mereka menjadi pusat perhatian.

"Aku pernah merayunya dihadapan para wartawan, live seluruh dunia." Ares mencium pipi Agnia tanpa ragu.

"Abram kau pergi duluan saja, mommy mau berduaan dengan bangsawan buaya ini."

"Kalian boleh lakukan apapun tapi ingat, jangan beri aku adik lagi." Tegas Abram, mengundang tawa kedua orangtuanya.

Abram kini berada di sirkuit balap mobil, orang biasa menyebutnya Oswego speedway. Kebiasaan Abram saat ia tengah marah ataupun muak dengan dunia dilampiaskan pada balap mobil. Abram juga ketua geng salah satu kelompok remaja yang ditakuti di Rusia. Hanya saja hingga detik ini orang tuanya tidak mengetahui rahasia besar itu.

"Lord Abram kita harus pulang ke Rusia malam ini." Steave asisten Ares yang kini ditugaskan untuk mendampingi Abram membungkuk di jendela mobil, Abram telah siap tancap gas terpaksa mendengar ocehan pria itu.

"Bisakah kau berhenti menjadi ibuku Steave? Aku harus menang agar kau tidak ku cincang!" Tegas Abram.

Steave yang terbiasa mendengar makian Abram hanya menghela nafas lalu menyingkir dari arena. Sementara Abram melirik lawannya, pembalap yang baru ia temui tadi dan langsung ditantang olehnya. Setelah mendengar aba-aba, kedua mobil itu melaju kencang saling ingin mendahului. Abram dengan lihai mengemudi meskipun arena ini baru pertama kali dilaluinya.
Hingga beberapa kali putaran Abram yang mencapai garis finish terlebih dahulu tapi saat diputaran terakhir ia lengah hingga lawannya yang memenangkan pertandingan. Disisi lain Steave menelan ludahnya kasar, selama ini Abram tidak pernah kalah sekalipun. Pasti hingga di Rusia mood nya akan memburuk dan bisa membantai orang untuk melampiaskan kekesalannya.

Abram menggenggam tangan kuat dan memukul kemudi mobil dengan keras. Umpatan kasar terdengar dari bibir seksinya. Saat Abram keluar dari mobil dan melihat lawannya keluar dari mobilnya juga, pria itu menghentikan langkahnya. Karena gadis kecil berlari kearah pria itu, melompat dengan riangnya menunjukkan bahwa ia bangga dengan laki laki yang berada didepannya.

"Maaf Lord, Lord Evgene mencari anda." Steve menyodorkan ponsel pada Abram.

Dengan malas Abram mengambil ponsel itu.

"Ya Dad."

"Kau pulang ke Rusia malam ini, lusa gantikan Daddy meeting di perusahaan."

"Tapi . . ."

"Jangan membantah Lord Abram, segera laksanakan tugasmu."

"Mommy mencintaimu." Terdengar teriakan Agnia dari seberang sana.

"Orang tua pemaksa." Abram mengembalikan ponsel itu pada Steave dan berjalan menuju pintu luar.

"Berikan jam ini padanya, aku tunggu dimobil." Abram melepas jam tangan yang harganya bisa membeli mobil sport, sesuai perjanjian jika ia kalah harus memberi barang kesayangan yg digunakannya.

"Baik Tuan"

Steave pun melaksanakan tugasnya sementara di mobil Abram memainkan ponselnya melihat jadwal meetingnya satu minggu kedepan. Usianya masih terbilang muda tapi harus terbebani perusahaan sebesar ini. Apa yang torang lain pikirkan menjadi anak orang kaya itu menyenangkan? Disaat teman seusianya sibuk main tanpa memikirkan masa depan, Abram harus mengikuti tradisi keluarga bangsawan ini. Baginya tidak masalah asalkan masih bisa bersenang-senang dengan caranya.

"Kita kebandara sekarang Lord?" Steave duduk di kursi sebelah supir.

"Kita ke Vegas."

"Tapi Lord..."

"Oke terserah kau saja."

"Baik Lord, sesuai perintah Lord Evgene."

"Fuck! kenapa kau masih bertanya?!"

Steave terlihat tenang mengalihkan pandangan ke depan, karena kemarahan Abram hanyalah sesaat. Sudah lama Steave menjadi asisten Ares, baginya dibentak dan dicaci maki hal biasa. Steave juga dipercaya memegang rahasia Abram, seperti ke club, berkumpul dengan teman satu gengnya, menyewa jalang untuk pesta seks. Semua itu disembunyikan dari Ares dan Agnia, beruntung wanita itu tidak menggunakan penemuannya yang bisa membongkar kelakuan anak sulungnya.

Siapkan diri kalian bertemu Abram,
akan ku up kalau cerita ini dibaca 1 juta kali
Abram berbeda dengan orang tuanya
Pria kejam ini tidak kenal ampun.

"Abram Redomir Evgene"

See you🫶🏻

Continue Reading

You'll Also Like

174K 26.1K 28
Swipe right. Dua kata yang tidak asing untuk pengguna dating apps. Bermula saat Liora merasa iri dengan teman-temannya yang sudah punya pacar, akhirn...
626K 7.6K 13
Warning 18+ Bekerja sebagai sekretaris selama 4 tahun membuat Clarissa menjadi salah satu orang yang paling mengerti karakter Oliver, si pria dingin...
150K 7.5K 28
Bagaimana perasaanmu jika kau harus rela menjadi yang kedua? Menjadi simpanan seorang pria yang kau cintai? Tak sepenuhnya menjadi simpanan itu salah...
843K 67K 43
Spin off = My Hug [UNEDITED VERSION] *Note= This is just Fiction. Don't believe anything inside the story. ~ K E I © 2020 Cover @canva