Hey Stupid, I Love You!

Autorstwa Ami_Rahmi98

531K 60.5K 70.1K

"Shopia, saya menemukan seseorang yang mampu membuat saya berdebar selain kamu," kata Natha pada Shopia, anak... Więcej

Part 1 - Pak Batara Jonas
Part 2 - Budak Korporat
Part 3 - Natha Aditya Jonas
Part 4 - Natha dan Jenny
Part 5 - Sepenggal Masa Lalu
Part 6 - Salah Paham
Part 7 - Karyawan Biasa
Part 8 - Hinaan Natha
Part 9 - Tidak Cocok
Part 10 - Tawaran Natha
Part 11 - Rumah Natha
Part 12 - Pasangan
Part 13 - Cinta Pertama
Part 14 - Piring Pecah
Part 15 - Di Balik Masker
Part 16 - Kenangan dan Bakso
Part 17 - Kenapa Harus Dia?
Part 18 - Jangan Berpaling
Part 19 - Luka
Part 20 - Tidak Tergapai
Part 21 - Pergi
Part 22 - Silakan Pergi
Part 23 - Pilihan
Part 24 - Kenapa Semua Datang Terlambat
Part 25 - Hinaan
Part 26 - Foto
Visual Shopia
Part 27 - Rasa Setelah Duka
Part 28 - Jera
Part 29 - Dia yang Tidak Ingin Kembali
Part 30 - Dia yang Lemah
Part 31 - Sakit Sekali
Part 32 - Rumit
Part 33 - Rumah Untuk Pulang
Part 34 - Super Market Date
Part 35 - Resign
Part 36 - Dark Love
Part 37 - Janji yang mana?
Part 38 - Kekecewaan Natha
Part 39 - Melanjutkan Hidup
Part 40 - Disakiti atau Menyakiti
Part 41 - The Deal
Grup Chat
Part 43 - Rasa Kecewa Natha
Part 44 - Ego Setiap Orang
Part 45 - Natha dan Amarahnya
Part 46 - Coba Mengalah
Part 47 - Kapan Kita Berdamai?
Chit Chat
Part 48 - Apapun
Part 49 - Apa Natha Bahagia?
Part 50 - Privasi Natha dan Jenny
Update!
Part 51 - Ikuti Alurnya
Part 52 - Rasa Sakit Setiap Orang

Parr 42 - Rindu yang Tidak Tersampaikan

5.4K 746 2.1K
Autorstwa Ami_Rahmi98

Aku balik lagi karena target di part sebelumnya target udah tercapai 🥳🥳

Spam lalala yeyeye 👉

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Jenny 👉

Kalian baca cerita ini jam berapa?

Udah makan?

Jomblo mana suaranya?

Happy reading ♥️

Jangan lupa spam komen disetiap paragraf

Diam-diam aku mencintaimu tanpa alasan.
_____

Keesokan paginya Jenny masuk kantor dengan wajah yang terlihat pucat. Kantung mata Jenny menandakan bahwa dia tidak tidur dengan baik. Jika diperhatikan dengan seksama langkah kaki Jenny terlihat sedikit goyah.

"Jenny!" Arlan menghentikan langkah Jenny saat di lobi kantor.

"Arlan? Lo ada urusan apa di sini? Bukannya proses audit udah beres?" tanya Jenny heran.

"Gue ke sini bukan untuk audit. Gue nyariin lo," jawab Arlan.

Jenny menatap penuh tanya. Dia merasa tidak punya urusan apapun dengan Arlan selain urusan pekerjaan masalah audit keuangan kantor. Itu pun harusnya sudah selesai.

"Ini masalah Shopia." Arlan menjawab kebingungan Jenny.

Raut wajah Jenny berubah datar saat Arlan menyebut nama Shopia.

"Lo tahu di mana Shopia berada? Dia hilang tanpa jejak begitu aja. Gue... sedikit khawatir," ungkap Arlan dengan hati-hati.

"Gue gak tahu dimana dia," jawab Jenny singkat.

"Kalau misalnya lo dapat kabar mengenai Shopia tolong infokan juga ke gue." Kini Arlan benar-benar menunjukkan rasa khawatirnya.

Jenny tertawa hambar melihat kekhawatiran Arlan. Kenapa seluruh dunia merasa kehilangan atas kepergian Shopia? Perempuan itu begitu dicari.

"Seingat gue lo itu udah punya calon istri. Dan sekarang lo nyariin perempuan lain? Lo gak mikir gimana perasaan pasangan lo kalau sampai tahu hal ini?!" Jenny terlihat marah, secara tidak langsung ia mencurahkan isi hatinya.

"Gue gak bisa pura-pura untuk tidak peduli. Shopia resign, lalu besok paginya dia hilang. Lo tahu gimana paniknya gue?" Wajah Arlan terlihat frustasi.

"Shopia bukan siapa-siapa lo, Sialan!" kata Jenny geram.

"She's my first love!" Arlan setengah berteriak.

"Shopia gak worth it untuk diperjuangkan seandainya lo tahu perempuan seperti apa dia." Jenny tersenyum mengejek.

"Dia berharga," debat Arlan.

Mata Jenny menyorot tajam. Dia kembali memaki Arlan. "Kalian semua laki-laki sama saja!"

Tidak ingin mendengar kalimat tidak penting dari Arlan mengenai Shopia, Jenny memilih untuk pergi. Meninggalkan Arlan yang tampak tidak puas dengan hasil obrolan mereka.

"Ada urusan apa laki-laki itu?" Natha mencul dan berjalan di sisi Jenny.

Wajah Jenny semakin suram. Dia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Natha.

"Jenny, kamu dengar aku?" Natha merasa Jenny mengabaikannya. Bahkan saat mereka naik ke dalam lift tidak ada kata yang keluar dari bibir Jenny.

"Kamu pergi kemana kemarin?" Natha menekan tombol 7, lantai dimana ruangannya berada.

Jenny juga melakukan hal yang sama, menekan tombol dimana divisi finance and accounting ada.

Mata Natha menatap Jenny heran. Biasanya pagi-pagi seperti sekarang Jenny akan keruangannya terlebih dahulu untuk sarapan bersama.

"Kamu gak ke ruangan aku lebih dulu?" tanya Natha dengan alis terangkat.

"Aku banyak kerjaan pagi ini," sahut Jenny singkat.

"Kamu ada masalah?" tanya Natha.

"Gak ada."

Natha merasa ada yang aneh dengan sikap Jenny ini.

"Kamu coba menghindar dari aku?" tanya Natha lagi.

Jenny diam, dadanya terasa sesak dan berat. Ia ingin berteriak di depan wajah Natha mengatakan kenapa bukan aku satu-satunya?!

"Aku cuma lagi banyak kerjaan!" tegas Jenny tanpa mau melihat kedua bola mata Natha.

Natha tersenyum miring menerima semua sikap Jenny. Dia memilih untuk diam hingga sampai di lantai yang Jenny tuju, tapi perempuan itu tidak kunjung keluar dari dalam lift.

Natha menghela napas keras dan masih tidak buka suara.

Pintu lift kembali tertutup.

"Apa gak bisa kamu sedikit aja menunjukkan rasa peduli ke aku?!" desis Jenny geram.

"Apa?!" Natha sungguh tidak paham.

"Apa gak bisa kamu baca dari mata aku kalau aku ini sedang tidak baik-baik saja?!" Jenny semakin marah.

"Sebenarnya apa yang salah, Jenny?" tuntut Natha.

"Seenggaknya tunjukkan sedikit rasa sayang kamu ke aku. Tanya aku kenapa. Kenapa aku terlihat tidak baik-baik saja? Tanya, Nath! Tunjukkan ketertarikan kamu ke aku." Jenny frustasi sendiri.

Natha memandang sekitar lift dengan bingung. Mengusap wajah dengan kasar. Natha meraih tangan Jenny saat pintu lift terbuka. Ia bawa perempuan itu ke ruangannya.

"Kamu ada masalah apa sebenarnya?" tanya Natha dengan nada halus. Berusaha untuk tidak menyinggung Jenny.

Mata Jenny menelusuri wajah tampan Natha yang ada dihadapannya. Semua sempurna. Wajah Natha memang sangat memikat. Namun semakin dalam dia menatap wajah Natha, rasa sakit itu semakin dalam juga.

"Jenny, ada apa?" tanya Natha sekali lagi.

Jenny tidak bisa berkata-kata. Melihat wajah Natha mengingatkannya akan pengkhianatan.

"Nath, satu hal yang harus kamu ingat tentang aku." Jenny menggantung kalimatnya.

Natha menantikan perkataan Jenny selanjutnya dengan tenang.

"Bagaimanapun keadaan kamu. Jadi apapun kamu. Dan seperti apapun kamu. Aku akan selalu menerima kamu apa adanya, Nath. Apa adanya." Jenny menekan setiap kata.

Jenny berbalik dan keluar dari ruangan Natha. Ia simpan lukanya sendiri.

Natha termenung di tempat. Kenapa sikap Jenny sangat berubah?

******

Pukul delapan malam Natha tiba di rumah. Ia hempaskan tubuhnya ke atas sofa. Suasana rumah Natha sunyi, membuat Natha merasa semakin hampa.

Sejak pertengkaran dengan Jenny tadi pagi, perempuan itu sama sekali tidak menghubungi Natha. Tidak datang mendekat juga seperti biasa. Jenny benar-benar menghindari Natha.

Membuat Natha bingung. Kesalahannya ada dimana?

Natha merogoh saku celananya. Mencari kontak milik Jenny lalu mengirimkan pesan.

Jenny.

Hanya kata itu yang Natha kirimkan. Beberapa detik berikutnya Jenny membaca chat dari Natha, tanpa membalas.

Lalu tanpa sadar Natha membuka kontak milik Shopia. Sejak Shopia pergi beberapa kali Natha coba menghubungi, tapi nomor perempuan itu tidak aktif. Malam ini ia melakukannya lagi. Natha tidak dapat menahan jemarinya untuk tidak coba menelpon Shopia.

Mata Natha melebar melihat nomor Shopia yang selama ini tidak aktif kini nomor itu dapat dihubungi. Natha dengan ragu meletakkan ponselnya ke telinga.

Berdering.

Jantung Natha berdebar tidak karuan. Menunggu Shopia menjawab panggilannnya.

"Natha." Suara Shopia terdengar dari kejauhan.

Mata Natha menatap jauh ke depan, pangannya kosong. Ini benar suara Shopia. Natha tidak mungkin salah mengenali. Hampir dua bulan Natha tidak bertemu perempuan ini, dia rindu setengah mati.

"Natha," panggil Shopia sekali lagi.

"Hmmm?" sahut Natha serak.

"Kamu baik?" Suara Shopia terdengar kecil, sangat terasa bahwa perempuan ini begitu jauh sekarang.

Natha tidak mampu mengeluarkan kata untuk menjawab pertanyaan Shopia. Dia bahagia bisa mendengar suara Shopia, tapi pedih di saat bersamaan.

"Nath, aku baik-baik aja. Kamu jangan khawatir."

"Kamu dimana?" Suara Natha masih saja terdengar serak. Seperti orang yang sedang menahan tangis.

"Aku di tempat yang jauh. Ini terakhir kalinya aku ganggu kamu, Natha. Aku janji setelah ini gak akan lagi. Aku janji," tangis Shopia terdengar pelan. Natha tahu Shopia menahan diri untuk tidak menangis kuat.

"Aku mau kita bicara secara langsung!"

"Aku dengar kamu mau nikah, Nath. Lamarannya minggu ini, bukan?" Shopia mengalihkan pembicaraan.

Natha tidak bisa mengiyakan pertanyaan Shopia secara langsung.

"Jangan rusak kebahagiaan kamu, Jenny, dan janji kamu ke mama kamu untuk tidak menyakiti perempuan hanya demi perempuan seperti aku."

Mata Natha bergerak tidak menentu menatap sekitar. Tangannya meremas ponsel semakin kuat.

"Natha, maaf pernah menolak kamu berkali-kali. Kamu harus tahu kalau aku menyesal," tambah Shopia.

"Kamu dimana, Shopia?!" tanya Natha.

Sambungan telepon itu terputus. Natha mengeram kesal. Dia coba menghubungi Shopia kembali, tapi ponsel Shopia tidak aktif lagi. Berulang kali Natha lakukan, usahanya berakhir sia-sia.

"Dasar perempuan sialan!" teriak Natha marah sembari melempar ponselnya hingga benda kecil itu rusak.

Apa Shopia tidak tahu kalau Natha rindu?

TBC

Inti dari part ini adalah Shopia tidak mau Natha menjadi orang jahat.

Kalian masih berharap Shopia dan Natha balikan?

500 vote dan 2000 komen untuk part berikutnya

Spam next 👉

Spam ♥️

Bilang hore 👉

Oh iya, aku bareng penulis lain lagi ngadain GIVE AWAY sampai tanggal 28 Juni. Yang mau gabung langsung aja cek ig aku

Ig : ami_rahmi98

‼️ Awas ada typo‼️

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

2M 198K 48
Dibantu temannya, Juwi bertekad move on dan mencari pengganti setelah putus dari pacar sejak SMP-nya. Targetnya sebulan. Mulai dari berkenalan dengan...
1.2M 187K 30
Putri Zhalia dihadapkan dengan seseorang yang menurutnya bukan 'kelasnya'. Sementara Jaerend yang terbiasa dengan spotlight menganggap bahwa Putri ha...
2M 119K 18
Saira pernah mencintai Gara dan mereka sempat menjalin hubungan selama kurang lebih satu semester. Lama berpacaran, Saira tak sengaja tahu kalau pera...
1.2M 115K 41
[Ambassadors' Pick: July 2022 oleh Wattpad AmbassadorsID] Ava Rayna Tsabita begitu kaget saat manusia es yang beberapa hari ini hanya bisa didengarny...