FLOWERSTAR - [Regulus Black]

By luzzoei

20K 3.1K 484

"Jika aku harus berhadapan dengan semua orang gila itu agar kau bisa tinggal di dunia yang damai, maka aku ak... More

Bab 1: The Next Heir of Black
meet them
Bab 3: The Flower
Bab 4: Pekan Hogsmeade
Bab 5: Potions Partner
Bab 6: Ular, Elang dan Singa
Bab 7: Pesta Slug Club
Bab 8: Afterglow
Bab 9: Astronomy Tower
Bab 10: Pure-Blood
Bab 11: Knockturn Alley
Bab 12: The Mark
Bab 13: Hogwarts
Bab 14: Helios
Bab 15: Forever & Always
Bab 16: Bloody Christmas
Bab 17: Heart of the Lion
Bab 18, King: The King
Bab 19: Beautiful Flower
Bab 20: Us
Bab 21: Midnight Rain
Bab 22: The Darkness Comes
Bab 23: The Great War
Bab 24: Timeless

Bab 2: Back To Hogwarts

1.2K 184 3
By luzzoei

01 September 1976


"Kreacher."

Suara crack terdengar begitu Regulus memanggil namanya, "Kreacher siap melayani, Young Master," Krecher berkata sembari menundukkan kepalanya.

"Tolong bawa barang milikku ke Hogwarts Express, Kreacher. Aku akan pergi menggunakan Floo," Regulus berkata sembari menunjuk koper besar yang ada dalam kamar tidurnya.

Suara crack terdengar lagi bersamaan dengan perginya Kreacher dan barang milik Regulus. Regulus terdiam sebentar sebelum akhirnya memutuskan keluar dari kamar tidur yang sangat ia sukai, langkahnya terhenti ketika ia melihat sebuah ruangan dengan nama Sirius di pintunya. Kemudian sebelum sempat ia sadari, langkah kakinya telah membawanya masuk ke dalam kamar milik Sirius.

Ruangan itu dipenuhi dengan warna merah dan emas, dengan bendera Gryffindor besar yang menandakan betapa berbedanya Sirius dan para Black lainnya. Beberapa potret Muggle berbikini dan potret Sirius bersama teman Gryffindornya juga terpampang di dinding, yang bisa Regulus tebak pasti menggunakan Mantra Tempel karena Ibunya tidak berhasil membuang potret itu. Regulus mendengus geli menatap keberanian kakaknya, lalu pergi menuju Floo perapian rumah mereka.

"Peron 9 3/4 Stasiun King's Cross, Hogwarts Express," Regulus berkata sembari melemparkan bubuk Floo itu ke perapian.

Tempat itu telah dipenuhi oleh banyak keluarga Penyihir, banyak dari mereka yang merupakan orang tua dari siswa tahun pertama yang mengantarkan kepergian anak mereka. Suara crack yang dihasilkan Peri Rumah Black membuat Regulus menoleh kearah sampingnya, "Kreacher sudah meletakkan barang milik Young Master dalam kereta," ucap Kreacher senang.

Regulus menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil ke arah Peri Rumah itu, "Terimakasih, Kreacher. Kau boleh pergi," Regulus mengatakannya sembari mengalihkan fokus ke arah suara Sirius yang sedang tertawa keras bersama dengan teman bodohnya, James Potter.

"Oi, Reggie," Sirius menyeringai, melambaikan tangan ke arahnya, Regulus hanya melengos sebentar sebelum memutuskan untuk mengabaikan panggilan sang Kakak dan pergi mencari temannya. Suara geli James Potter sayup-sayup terdengar oleh telinganya ketika ia hendak masuk ke dalam kereta, "kau diabaikan lagi, Padfoot," cekikiknya geli. Regulus hanya mendengus sembari mencibir dalam hati "dia bahkan telah diabaikan mudblood Evans berkali-kali."

Kompartemen kereta telah banyak ditempati membuat Regulus kesusahan mencari temannya, ketika tak lama ia melihat seorang gadis dengan surai pirang panjang dengan pemuda berambut coklat sedikit terang sedang berdebat atau lebih tepatnya sang gadis sedang memarahi pemuda yang hanya menyeringai menyebalkan. Regulus mempercepat langkahnya ke arah mereka.

Gadis berambut pirang itu tersenyum senang ketika menyadari kehadiran pemuda berambut hitam yang sedang berjalan ke arah mereka. "Reg!!" panggilnya senang, "Evan memintaku dan si idiot ini mencarimu sejak tadi," eluhnya, jelas tidak suka ide mencari Regulus bersama pemuda disampingnya.

Pemuda itu mendelik jengah, "bilang saja kau masih marah kepadaku karena telah menggagalkan kencanmu dengan si aneh Lovegood itu," ucapnya enteng membuat sang Gadis menggeram kesal.

"Jangan. panggil. Xeno. aneh."

"Dia memang aneh Dora. Kau setuju denganku kan, Reg?"

Regulus hanya mengangkat bahunya tidak peduli, memilih untuk tidak membuat gadis itu lebih marah, walaupun ia sendiri berpikir hal yang sama dengan pemuda bernama Barty Crouch Jr itu.

"Dimana Evan?" tanya Regulus kepada dua orang didepannya yang sudah akan mulai berdebat lagi. Gadis bernama Pandora itu kini telah mengalihkan fokusnya ke arah Regulus, "ayo kita ke kompartemen Evan, dan kau Barty, jangan berbicara kepadaku!" Pandora berseru kesal sembari menunjuk ke arah Barty dan pergi lebih dulu dari mereka.

Barty hanya mengangkat bahunya dan berjalan tidak peduli disamping Regulus, "seolah aku ingin berbicaranya dengannya," cibirnya kecil agar gadis itu tidak mendengar perkataannya. 

"Ada apa Dora dengan Lovegood?" Regulus mengernyitkan alisnya bingung, Pandora tidak pernah menyebutkan tentang si aneh Lovegood dalam surat musim panas mereka.

Barty menyeringai senang mendengar pertanyaan Regulus, "aku akan memberitahumu dan Evan nanti," bisiknya lalu masuk kedalam kompartemen dimana pemuda bernama Evan Rosier sedang duduk dengan wajah bosan.

Regulus mendudukkan dirinya disamping Evan yang kini telah terlibat percakapan dengan Pandora dan Barty yang berada didepannya.

"Musim panas yang menyenangkan?" Evan bertanya dengan geli membuat Barty mendengus kasar. "Salazar Evan, kalian jelas tau bahwa ayahku selalu saja menyebalkan. Aku mungkin akan menghabiskan seluruh waktu musim panasku di rumah Pandora jika tidak ada Ibuku," jawab Barty kesal.

Evan menyeringai mendengar jawaban temannya, "tidak mengherankan bukan? Ayah kita bertiga kecuali ayah Pandora memang bajingan. Bukan begitu, Reg?" tanyanya.

"Bajingan penuntut yang menyebalkan," jawab Regulus acuh membuat Evan dan juga Barty tertawa keras, sedangkan Pandora hanya tersenyum sedih menatap teman-temannya.

"Kalian tau bahwa kalian selalu diterima di rumah keluargaku bukan? datanglah saat liburan musim panas jika kalian mau, ibuku pasti akan sangat senang melihat tiga anak laki-lakinya," Pandora berkata dengan sedih sembari menatap mereka bertiga.

Evan tersenyum hangat kepada gadis pirang didepannya, "Dora tenanglah, kami tidak apa. Aku mungkin akan menghabiskan liburan natalku di rumahmu nanti, jika kau izinkan tentu saja," ucapnya

"Mate, ibu Dora bahkan lebih menyayangi kita daripada putrinya, jadi tentu saja akan diperbolehkan," seru Barty antusias dengan ide menghabiskan natal di rumah keluarga Moon, keluarga Pandora.

Baik Evan ataupun Pandora tertawa mendengar ucapan Barty, Regulus hanya menyeringai melihat antuasiasme temannya. "Kau benar, ibuku selalu bertanya kenapa hanya satu putranya yang datang ke rumah dan dimana dua putranya yang lain," Pandora berkata dengan geli mengingat ibunya terus bertanya tentang Evan dan Regulus sepanjang musim panas kemarin.

Mereka kembali tertawa senang, melupakan mengenai betapa bajingannya keluarga mereka bertiga. Setidaknya keluarga Moon selalu menerima mereka bertiga, itu sudah lebih dari cukup.

° ° °

Great Hall terlihat persis seperti yang Regulus lihat terakhir kali, hangat dan menyenangkan. Langit-langit telah disihir sehingga memunculkan bintang-bintang yang bersinar terang dan lilin yang menyala.

"DORA DAN APA?" Evan berteriak terkejut, membuat beberapa mata kini telah mengarah ke arah mereka bertiga yang duduk di meja paling ujung Slytherin.

Barty mengumpat kecil, melihat meja Ravenclaw dimana Pandora sedang terlibat obrolan dengan teman asramanya. Barty bersyukur dalam hati Pandora tidak mendengar teriakan Evan tadi. "Salazar Evan! Jangan berteriak bodoh, tenanglah atau Dora akan membunuhku," desis Barty jengkel.

Regulus terkekeh geli melihat wajah Evan yang seperti baru saja dilempari kotoran Naga. "Jadi mereka benar berkencan?" tanya Regulus kepada pemuda yang masih memperhatikan meja Ravenclaw dengan waspada.

"Tidak, atau setidaknya belum. Tapi demi Salazar aku melihatnya, si aneh Lovegood hendak mencium Dora," Barty berucap sembari mengusap wajahnya dengan gusar, "itu si aneh Lovegood!, ingatkan aku untuk mengutuknya nanti," lanjutnya jengkel.

Evan berdiri dengan cepat, "aku akan mengutuk Lovegood itu sekarang!" ucapnya kasar. Regulus dengan cepat menarik tubuh pemuda itu agar kembali duduk dengan tenang.

"Bisakah kalian berdua tenang?" tanya Regulus jengkel, "memangnya kenapa jika Dora berkencan dengan Lovegood? itu bukan masalah jika Dora menyukainya," Regulus bertanya dengan tenang kepada dua pemuda yang masih terlihat jengkel.

"Dia menyebalkan!"

"Dan idiot!"

Regulus menghela nafas lelah, Evan dan Barty akan sangat protektif jika menyangkut orang yang akan dikencani Pandora. "Kau tidak bisa melarang Dora hanya karena menurutmu Lovegood itu menyebalkan, Evan. Dan Barty, Lovegood adalah seorang Ravenclaw," Regulus berkata dingin, membuat dua pemuda itu terdiam dan memilih untuk memperhatikan penyortiran siswa tahun pertama.

Penyortiran telah selesai dilakukan, kebanyakan siswa tahun pertama menempati asrama Hufflepuff. Akan tetapi, Profesor McGonagall telah kembali memanggil satu nama lagi, "Miss Edelweis Macmillan, Miss Macmillan merupakan pindahan dari sekolah sihir Ilvermorny dan akan menempati asrama Ravenclaw sebagai siswa tahun kelima. Silahkan bergabung dengan asrama Ravenclaw, Miss Macmillan," ucap Profesor McGonagall. Gadis cantik dengan rambut hitam panjang itu menganggukkan kepalanya berterimakasih.

"Brilian, dia sangat cantik," ucap Barty memerhatikan gadis yang sekarang telah duduk bersama dengan para Ravenclaw lainnya.

Evan menganggukan kepalanya setuju, "dia pastilah seorang Pure-Blood, wajah aristokrat dan cara berjalannya telah menunjukkan segalanya," Evan berujar sembari memerhatikan gadis Macmillan tadi.

"Tentu saja, dia seorang Macmillan bukan?" tanya Barty bingung.

"Tidak semua Macmillan berdarah murni," jawab Regulus tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia bawa.

Barty menyeringai senang kepada pemuda yang terlihat tidak peduli itu, sebuah ide telah terlintas di kepalanya. "Bagaimana menurutmu, Reg?" tanya Barty

Regulus mengernyitkan alisnya bingung, tidak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan temannya. "Apa?" Regulus bertanya sembari mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca.

"Gadis Macmillan, bagaimana menurutmu?"

"Aku bahkan tidak mengenalnya, Barty," Regulus menjawab bingung, hendak membaca bukunya kembali ketika makanan telah muncul dihadapan mereka, membuat banyak siswa Hogwarts berteriak kegirangan.

Continue Reading

You'll Also Like

55.8K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
475K 47.3K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
64.6K 5.9K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
75.2K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG