FLOWERSTAR - [Regulus Black]

Von luzzoei

20K 3.1K 484

"Jika aku harus berhadapan dengan semua orang gila itu agar kau bisa tinggal di dunia yang damai, maka aku ak... Mehr

Bab 2: Back To Hogwarts
meet them
Bab 3: The Flower
Bab 4: Pekan Hogsmeade
Bab 5: Potions Partner
Bab 6: Ular, Elang dan Singa
Bab 7: Pesta Slug Club
Bab 8: Afterglow
Bab 9: Astronomy Tower
Bab 10: Pure-Blood
Bab 11: Knockturn Alley
Bab 12: The Mark
Bab 13: Hogwarts
Bab 14: Helios
Bab 15: Forever & Always
Bab 16: Bloody Christmas
Bab 17: Heart of the Lion
Bab 18, King: The King
Bab 19: Beautiful Flower
Bab 20: Us
Bab 21: Midnight Rain
Bab 22: The Darkness Comes
Bab 23: The Great War
Bab 24: Timeless

Bab 1: The Next Heir of Black

2.3K 202 3
Von luzzoei


28 Agustus 1976

Kamar itu dipenuhi dengan warna hijau dan perak bersamaan dengan hiasan ular yang banyak terpasang di dinding, yang menunjukkan bahwa pemiliknya pastilah seorang Slytherin. Pemuda berperawakan tinggi dengan rambut hitam dan mata abu-abu kelam itu sedang memandang pantulan dirinya di dalam cermin.

Suara crack tiba-tiba telah membuat pemuda itu mengalihkan perhatiannya kepada Makhluk kecil dengan telinga dan hidung panjang yang berdiri tak jauh darinya. "Young Master Regulus, Tuan Orion meminta Kreacher untuk memanggil Young Master agar segera turun," ucap Peri Rumah Kreacher sembari menundukkan tubuhnya, pertanda bahwa Peri Rumah itu sangat menghormati Tuannya.

Regulus tersenyum kepada Kreacher yang masih menundukkan tubuhnya, "Terimakasih, Kreacher. Aku akan segera turun," katanya sambil merapikan sedikit jubah hitam yang dia kenakan, lalu berjalan pergi meninggalkan kamarnya.

Pikiran Regulus berkelana memikirkan sang kakak yang telah pergi dari rumah dan bertanya-tanya apakah jika kakaknya tidak pergi, dia akan mengalami hal ini? atau andai saja kakaknya mengajaknya untuk pergi hari itu, apakah hidupnya akan lebih baik dari sekarang?. Tapi itu hal yang percuma, itu hanyalah pengandaian tidak berguna yang tak akan pernah terwujud.

Regulus berdiri didepan sebuah ruangan, memasang ekspresi angkuh dan dingin sebelum memasuki ruangan tersebut. Regulus melihat ibu dan ayahnya sedang duduk menunggunya, "Father, Mother." Regulus menganggukkan kepalanya kepada Pria dan Wanita itu, Orion dan Walburga Black.

Orion memiliki wajah yang tak jauh berbeda dari Regulus, dengan Mata Abu-abu yang jauh lebih terang dan Walburga memiliki wajah cantik aristokrat yang menunjukkan bahwa wanita itu pastilah seorang Pure-Blood dari keluarga terpandang dan mata hitam kelamnya yang persis seperti mata Sirius.

"Duduklah, Son."

Regulus duduk didepan orang tuanya, menunggu apa yang akan dikatakan mereka. "Seperti yang kau tahu bahwa pertemuan akan diadakan di rumah kakekmu," ucap Orion. Regulus hanya menganggukkan kepalanya, dia sudah tahu hal itu. "Pertemuan ini akan dihadiri semua keluarga Black dan pastikan kau membuat kami bangga, Regulus," lanjutnya membuat Regulus terkejut tetapi dengan cepat mengeraskan ekspresinya.

"Aku tidak tahu bahwa semua Black akan datang, Father."

"Cygnus memintanya, bagaimanapun ini adalah keputusan penting," Walburga menjawab dengan cemberut, meneliti ekspresi keras putranya. "Tidak usah khawatir, keputusannya sudah mutlak dan mereka tidak akan menentangnya meskipun mereka datang," katanya sembari mengibaskan lengannya, seolah itu bukanlah hal besar yang harus dicemaskan.

Regulus hanya menganggukkan kepalanya, pertanda bahwa dia tidak akan mempermasalahkan hal tersebut. "Kapan kita akan pergi?" tanyanya kepada Orion.

"Sekarang," jawab Orion, kemudian berjalan menuju Floo perapian rumahnya, "aku akan pergi lebih dulu," ucapnya sembari melemparkan bubuk Floo yang telah dia ambil dan mengucapkan alamat rumah Arcturus Black, Kakek dari Regulus Black.

"Buat kami bangga, Regulus. Jangan seperti Anak tidak tahu diuntung itu," kata Walburga sembari berjalan ke arah Floo perapian rumahnya menyusul Orion.

Regulus hanya menghela nafas lelah, lantas menyusul orang tuanya. "Rumah Arcturus, The Heir of Black," ucapnya, lalu tak lama ada sensasi berputar yang membuatnya sedikit mual.

Ruangan tempat Regulus kini berdiri sangatlah luas dan terdapat lambang besar milik keluarga Black. Regulus kembali memasang ekspresi angkuh dan dinginnya, mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan yang kini banyak diisi oleh penyihir pria dan wanita berpakaian serba hitam, sebelum akhirnya pergi kearah pria yang tengah berbincang dengan ayah dan ibunya. "Salam Kakek, Lord Arcturus Black," ucap Regulus ketika telah berdiri di depan pria dengan mata hitam yang lebih kelam dari siapapun, bahkan mata ibu dan kakaknya.

Arcturus tersenyum kecil melihat cucu yang selalu membuatnya bangga. "Ah cucuku tersayang, Regulus Arcturus Black," katanya sambil menepuk kecil pundak Regulus, "bagaimana kabarmu nak? Kudengar kau selalu mendapatkan peringkat paling atas diangkatanmu dari tahun pertama sampai sekarang, begitu eh?" lanjutnya sembari memandang Regulus yang mengangguk membenarkan ucapan Kakeknya.

"Kabarku sangat baik, Kakek. Dan ya aku mendapat peringkat paling atas di angkatanku dari tahun pertama sampai sekarang."

"Ah aku tidak terkejut dengan itu, seorang Black akan selalu menjadi yang paling atas dalam hal apapun," Arcturus menganggukan kepalanya, jelas bahwa dia sangat puas dengan apa yang telah dicapai cucunya, "aku tidak membuat keputusan yang salah kalau begitu."

"Aku meragukannya, Lord Arcturus," kata Cygnus Black yang berdiri tak jauh dari mereka. "Dan apa maksudmu, Cygnus?" tanya Walburga tajam kepada sang Adik.

Cygnus tersenyum menatap kakak perempuannya, "Ah Walburga, tentu aja ada yang lebih layak menjadi The Next Heir of Black daripada remaja berusia 15 tahun bukan? meskipun remaja itu selalu menjadi yang paling atas di angkatannya."

"Bolehkah kita tahu siapa yang layak itu, keponakanku?" tanya Cassiopeia Black yang sekarang telah memfokuskan perhatiannya kepada mereka, bahkan semua Black melakukannya.

Sebelum Cygnus sempat menjawab, seorang pria telah menyelah terlebih dahulu sambil menatap Cygnus tajam, "Kita telah membuat keputusan ini dan hampir semua Black setuju bahwa putra bungsu Orion dan Walburga akan menjadi The Next Heir of Black. jangan membuat keributan yang tidak perlu, Cygnus Putraku," desis Pollux jengkel.

Tawa nyaring tiba-tiba terdengar dari Cygnus membuat semua mata menoleh kepadanya, "Maafkan putramu ayah, aku hanya mengutarakan pendapatku," katanya sopan

"Boleh kutahu alasanmu tidak setuju, Paman Cygnus?" tanya Regulus tiba-tiba.

Cygnus sekarang telah memusatkan perhatiannya kepada pemuda yang memiliki mata abu kelam, "Jangan tersinggung keponakanku, hanya saja banyak keluarga black yang lebih tua darimu masih hidup," jawabnya, terdiam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya "Dan hal itu membuatku berpikir bahwa keputusan Lord Arcturus kurang tepat, kau mungkin selalu menjadi yang paling atas dalam angkatanmu, akan tetapi untuk menjadi Heir of Black dibutuhkan pengetahuan yang sangat luas dan kau belum mendapatkan itu."

"Usia tidaklah menentukan seberapa luas pengetahuan seseorang, Paman. Jika yang Paman khawatirkan adalah seberapa luas pengetahuanku maka buanglah kekhawatiran itu," ucap Regulus lugas, menatap kakeknya sebentar seolah meminta izin untuk untuk melanjutkan dan dibalas anggukan kecil oleh Arcturus, "aku sudah membaca hampir semua buku yang ada di perpustakaan keluarga Black, melihat dan mengamati secara langsung bagaimana masyarakat sihir, dan aku juga telah mengamati secara langsung bagaimana kementrian sihir inggris bekerja. Jadi, jika Paman tidak setuju karena meragukan kemampuanku maka ujilah aku, aku yakin Kakek tidak akan keberatan," lanjut Regulus.

"Apakah itu cukup, Cygnus?" bentak Walburga kepada pria yang masih terdiam menatap Regulus. Cygnus tersenyum kecil, "lebih dari cukup, kupikir," ucapnya sembari menepuk kecil pundak Regulus lalu pergi berjalan ke arah istrinya.

Melihat Cygnus pergi membuat kerumunan telah kembali fokus pada hal lain sambil menunggu dimulainya peresmian The Next Heir of Black. Arcturus menatap bangga cucunya dan tersenyum senang, "kau selalu membuatku bangga, Regulus. Nah permisi nak aku harus bersiap, Orion dan Walburga ikuti aku," katanya sambil menepuk bangga pundak Regulus lalu pergi diikuti Orion dan Walburga.

"Reg," panggil seorang perempuan berambut pirang halus dengan wajah cantik lembut yang sedang berjalan kearahnya. Perempuan itu tersenyum kecil ketika telah berdiri didepan Regulus, "aku selalu bangga kepadamu, kau tahu," katanya senang lalu memeluk Regulus erat.

Regulus membalas pelukan perempuan itu tak kalah erat, seolah itu yang ia butuhkan sedari tadi, "terimakasih, Cissy," bisiknya kecil melepaskan pelukannya.

"Aku pikir kau tidak akan datang, Cissy."

Narcissa 'Cissy' Black tertawa mendengar perkataan sepupunya, "aku tidak mungkin tidak datang, dan membiarkanmu sendirian dalam peresmian berisi orang membosankan ini, Reg," jelas Narcissa sambil tertawa kecil.

"Kakek Pollux akan marah jika tahu kau mengatakan itu," ucap Regulus menyeringai senang kepada sepupu favoritnya.

Narcissa hanya tertawa kecil, lalu berjalan ke arah balkon ruangan, diikuti dengan Regulus dibelakangnya. "Aku merindukan tempat ini ketika kita masih kecil, ketika kita kabur kesini meninggalkan ruangan pertemuan yang penuh dengan para Black dewasa yang membosankan," katanya penuh kerinduan menatap taman rumah Arcturus yang dipenuhi bunga cantik.

"Lalu Bella dan Siri akan mulai bertengkar karena hal konyol."

"Dan Andy akan melerai mereka."

"Dan kau akan menunjuk ke langit dan mengatakan ada bintang yang persis dengan nama kami."

Baik Narcissa ataupun Regulus tertawa mengingat memori menyenangkan yang pernah mereka lalui, ketika mereka masih kecil dan hanya peduli tentang bagaimana kabur dari pertemuan orang dewasa Black yang membosankan. Sekarang semuanya telah berubah, hanya Narcissa dan Regulus yang tersisa untuk melarikan diri dari pertemuan membosankan dan berdiri di balkon ini tiap tahunnya.

"Cissy, apakah kau merindukan Andy?" tanya Regulus tanpa mengalihkan pandangannya dari langit yang membentang diatas mereka.

Narcissa melirik Regulus sebentar, lalu ikut menatap langit yang sekarang bertaburan bintang dan tersenyum kecil. "Selalu," jawabnya mantap, tidak ada keraguan dalam suaranya.

"Aku juga selalu merindukan Andy dan Siri, dan aku merindukan Bella yang akan ikut kabur dengan kita, karena kupikir sekarang dia telah menyukai pertemuan membosankan itu," ucap Regulus.

Narcissa tersenyum sedih mendengarnya, "Bella telah banyak berubah, sangat banyak."

"Dia tidak datang, bukan?"

"Rodolphus sedang mengajaknya pergi ke Paris, menemui keluarga Lestrange," jawab Narcissa

Regulus menganggukkan kepalanya mengerti dan melihat ke dalam ruangan dimana Arcturus telah muncul dari ruangan lain. "Ayo pergi Cissy, sepertinya akan dimulai," ajak Regulus yang dibalas anggukan oleh Narcissa.

Kini mereka telah berdiri didepan barisan keluarga Black yang telah berkumpul mendengarkan kata-kata Arcturus. Regulus kehilangan fokus dengan kata-kata Arcturus saat memori tentang Sirius dan dirinya yang masih kecil tiba-tiba muncul dipikirannya, ketika dia melihat pot bunga yang tak jauh dari mereka berdiri.

"Siri, apa yang kau lakukan? Mother akan marah!"

"Tenang saja Reggie, Mother tidak akan tahu jika kau tidak memberitahunya."

"Tapi itu berbahaya, Siri!"

"Ini tidak Reg, ini hanya memunculkan bau busuk yang menyengat."

"Dan kau menempatkannya di pot bunga dalam ruangan!"

"Tentu saja. Itu akan sangat menyenangkan Reggie, karena pertemuan membosankan ini akan penuh dengan bau busuk!"

"Reg," panggil Narcissa lembut

Regulus segera tersadar dan mengejapkan matanya berkali-kali, sebelum akhirnya memasang ekspresi dingin yang biasa ia pakai, "ada apa, Cissy?" tanyanya pura-pura tidak tahu.

Narcissa mengangkat alis melihat sepupunya yang sudah kembali seperti biasa. "Tidak, aku hanya bingung kenapa kau tadi tiba-tiba menghiraukan panggilanku berkali-kali," kata Narcissa sambil mengalihkan pandangannya ke Arcturus lagi.

"Sekarang saudaraku semua, Peresmian The Next Heir of Black akan dilakukan. Regulus Black, maju kedepan." ucap Arcturus dengan tegas dan lantang, layaknya seorang Heir of Black.

Semua Black dalam ruangan kini menatapnya, menunggu Regulus untuk pergi ke depan. Regulus perlahan berjalan dengan angkuh dan berdiri didepan kakeknya, Arcturus.

"Regulus Arcturus Black, Putra dari Orion dan Walburga Black. Bersediakah kau menggantikanku menjadi Heir of Black saat aku telah tiada nanti?" tanya Arcturus.

"Bersedia," jawab Regulus mantap

"Bersediakah kau menjaga garis keluarga Black agar tetap hidup dan murni?"

"Bersedia."

"Bersediakah kau berperilaku adil kepada semua keluarga Black?"

"Bersedia."

"Sekarang Regulus Black, cap perkamen ini dengan darahmu dan kau akan resmi menjadi Heir of Black selanjutnya ketika aku telah tiada nanti," kata Arcturus menyerahkan sebuah perkamen dengan lambang keluarga Black dibawahnya.

Regulus mengambil tongkat sihir dari kantong jubahnya dan membuat luka kecil ditangannya, lalu meneteskan darah miliknya pada perkamen yang telah diberikan Arcturus. Perkamen itu bercahaya warna hitam pekat ketika darah Regulus telah menetes diatasnya, lalu terlipat sendiri dengan segel bergambar lambang keluarga Black.

"Peresmiannya telah selesai, Regulus akan langsung menjadi Heir of Black ketika aku telah tiada nanti, dan dalam perkamen ini terdapat semua rahasia dan warisan keluarga Black yang hanya bisa dibuka oleh darah yang diteteskan dari tubuh Regulus langsung. Sekarang saudara-saudaraku, nikmati pestanya," seru Arcturus. Lalu beralih memandang cucunya yang masih berdiri didepannya, "Kerja bagus, Regulus."

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

53.7K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
825K 87.2K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
38.2K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
314K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...