ANTHALA || SUDAH TERBIT

By HannLestari01

3.6M 347K 72.9K

[SUDAH TERBIT] Segera baca part masih lengkap ⚠"πš‚πšŽπšžπš“πšžπš—πš πš”πšžπš”πšž πš•πš˜ πš‹πšŽπš›πšŠπš—πš’ πšœπšŽπš—πšπšžπš‘ πš’πšœπš... More

πŸ”Ή1. Anthala Gavier Algafraneza
πŸ”Ή2. Perempuan Dihati Anthala
πŸ”Ή3. Datang Melamarmu
πŸ”Ή4. Aku Serius Karena Allah
πŸ”Ή5. Senyuman Anthala
πŸ”Ή6. Milik Seorang Anthala
πŸ”Ή7. Perempuan Terpenting
πŸ”Ή8. Jangan Ragu
πŸ”Ή9. Pertarungan Antar Geng
πŸ”Ή10. Harus Mengalah
πŸ”Ή11. Nikah Muda?
πŸ”Ή12. Nyanyian Nalan
πŸ”Ή13. Menikahlah Denganku
πŸ”Ή14. Alhamdulillah Sah!
πŸ”Ή15. Imamku Badboy
πŸ”Ή16. Lantunan Surat Ar-Rahman
πŸ”Ή17. Aku Dan Kamu
πŸ”Ή18. Pernikahan Rahasia
πŸ”Ή19. Cinta Tulus
πŸ”Ή20. Lagu Untuk Istriku
πŸ”Ή21. Tasbih Yang Ku Genggam
πŸ”Ή22. Kisah Kelam
πŸ”Ή23. Jangan Ragu
πŸ”Ή24. Tatapan Cinta
πŸ”Ή25. Jatuh Cinta
πŸ”Ή26. Dunia Malam
πŸ”Ή27. Satu Ciuman
πŸ”Ή28. Mine
πŸ”Ή29. Satu Malam Bersamamu
πŸ”Ή30. Kebohongan Naira
πŸ”Ή31. Kekecewaan Anthala
πŸ”Ή32. Aku Mencintaimu
πŸ”Ή33. Kita Baikan?
πŸ”Ή34. Pelukan Kehangatan
πŸ”Ή35. Terungkapnya Fakta
πŸ”Ή36. Geng CRIOZ
πŸ”Ή37. Ingkar Janji
πŸ”Ή38. Penulis & Pilot
πŸ”Ή39. Kepanikan Anthala
πŸ”Ή40. Melawan Batas
πŸ”Ή41.Anthala Dan Prinsipnya
πŸ”Ή42. Penenang Hati
πŸ”Ή43. Apa Itu Cinta?
πŸ”Ή44. Obsesi Atau Cinta?
πŸ”Ή46. Kepercayaan Yang Sirna
πŸ”Ή47. Percaya Padamu
πŸ”Ή48. Kegaduhan Di Alidra Scholl
πŸ”Ή49. Ujian Dari Allah
πŸ”Ή50. Permintaan Naira
πŸ”Ή51. Cinta Sampai Mati
πŸ”Ή52. Kenangan Abadi
πŸ”Ή53. Ragamu Milikku
πŸ”Ή54. Pelukan Seorang Ayah
πŸ”Ή55. Fakta Yang Mengejutkan
πŸ”Ή56. Aku Mencintaimu
πŸ”Ή57. Selamat Tinggal Abu-abu
πŸ”Ή58. Jangan Pergi
πŸ”Ή59. Imam Terakhir
πŸ”Ή60. Akhir Kisah | END
❗SEGERA TERBIT❗
PO ANTHALAπŸ”₯
Cerita Baru❗

πŸ”Ή45. Jangan Percaya

39.8K 4.2K 1.9K
By HannLestari01

Kemarin bab 44 pasti gak ada notip yah? Baca bab 44 dulu karena malam tadi Han update.

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"









Follow akun penulisnya HannLestari01

Jangan lupa berikan vote dan komen sebagai support untuk penulis:)

Happy Reading!

"Jangan percaya kepada manusia, karena manusia tempatnya kecewa."

________

Anthala terus menggurutuh sepanjang perjalanan karena sejak pagi ia sudah merencanakan sesuatu dengan istrinya saat mereka pulang ke rumahnya. Tapi rencana itu harus gagal total sebab saat pelajaran terakhir tiba, Pak Keanu selaku guru pelajaran Geografi menyuruh mereka kerja kelompok suruh membuat peta dunia sebagus mungkin.

"Pak Keanu hanya menyuruh enam murid dalam satu kelompok, kenapa kalian yang gak ke pilih di kelompok pertama malah ikut?!" kesal Keyla menunjukan ketiga laki-laki di depannya.

Sistem kelompok ini kita memilih kelompok bebas siapa saja orangnya, tapi kata pak Keanu harus enam orang dalam satu kelompok.

"Oh yah masa? Nalan gak denger tuh pak Keanu harus satu kelompok enam orang," ujar Nalan melipatkan kedua tangannya. Pasalnya kelompok satu itu hanya Naira, Sasya, Keysa, Keyla, Anthala, Gama.

"Raja punya nomor pak Keanu, kan?"

"Punya, tuh guru sering curhat ke gue karena istrinya sering ngambek. Gue gini-gini bisa kasih nasehat ke orang yang lebih tua jika urusan percintaan."

"Telepon sekarang pak Keanu nya."

Segera Raja menelepon nomor pak Keanu. Panggilan tersambung segera Nalan menyambar ponsel milik Raja.

"Bapak ganteng! Nalan, Gama dan Raja gak kebagian kelompok bisa kan gabung ke kelompok satu?"

'Gak bisa, bapak kan suruh satu kelompok enam orang.'

"Kalau gak bisa yaudah kata Raja, bapak gak akan bisa lagi menerima nasehat dari dia."

'Eh jangan gitu dong. Oke kalian bertiga bisa gabung ke kelompok satu. Ingat besok harus kalian kumpulkan.'

"Siap bapak ganteng."

Panggilan diputuskan oleh Nalan membuat semua orang menggelengkan kepalanya.

"Seharusnya kamu kalau mau tutup telepon dari pak Keanu harus izin dulu mau tutup telepon, bukannya langsung menutup teleponnya," tegur Naira dibalas cengiran khas dari Nalan.

"Maaf bundahara, Gama gak ngajarin cara nutup telepon yang benar. Nalan cuman diajarkan buat makan, tidur sama belajar bela diri aja.".

"Ayah sama ibu kam—"

"Sebaiknya kita sekarang tentukan mau di rumah siapa kerja kelompoknya," potong Gama cepat.

"Di rumah Naira! Gue penasaran sama rumah Naira!" kompak Keyla dan Sasya.

"Jangan di ruma—"

"Di rumah gue aja gimana?" tawar Anthala membuat Naira tersentak.

"Kak Antha..."

"Tenang saja," ucap Anthala pelan.

"Mendingan di rumah Nalan. Rumah Nalan luas dan lagi pula Nalan punya banyak makanan, bagaimana?"

"Iya benar di rumah Nalan aja," ucap Naira cepat. Jika ke rumahnya ketiga sahabatnya akan langsung mengetahui identitasnya karena saat masuk ke rumahnya mereka akan disuguhka foto besar dirinya dengan suaminya.

"Oke fiks di rumah Nalan sama Gama aja. Gue sama Keysa naik motor, kalau Sasya sama Naira naik apa?" tanya Keyla.

"Aku naik taksi aja."

"Semuanya naik taksi aja," putus Anthala karena dia tidak mau istrinya sendirian naik taksi.

"Taksi mana muat, pake bus aja," ujar Raja dibalas persetujuan dari mereka.

*******

"Subhanallah, ternyata rumah kalian berdua mewah juga!" seru Sasya berdecak kagum pada rumah megah bergaya eropa di depannya.

"Rumah Nalan kecil, beda jauh dari rumah papahara dan Marvin."

"Ayo masuk," ajak Gama membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

Satu kata, sepi. Rumah ini sepertinya tidak ada penghuni selain Gama dan Nalan.

"Di mana kedua orang tua kalian dan pembantu kalian?"

"Oh ini kedua orang tua Nalan," tunjuk Nalan pada Gama membuat mereka melongo.

"Jangan bercanda, gue mau salim ke orang tua lo tahu!" Raja menampol kening Nalan dengan gemas. Bukannya kesal Nalan malah tertawa.

Teman-teman Gama dan Nalan kecuali Marvin memang baru pertama kalinya ke rumah ini.

"Nalan gak bohong, papah dan mamah Nalan memang Gama. Iya, kan Gama?"

Gama tersenyum lalu mengangguk. "Sebaiknya kamu ganti baju sana. Jangan lupa masukin baju yang kotor ke mesin cuci."

"Baik Gama!" teriak Nalan sambil memberikan hormat lalu pergi menaiki anak tangga.

"Orang tua gue meninggal dunia saat gue dan Nalan berusia 5 tahun," ucap Gama akhirnya menceritakan kisah hidupnya bersama Nalan.

Mereka semua duduk di ruang tamu tanpa Nalan.

Pasti banyak yang heran hidup seseorang yang terlihat bahagia di mata kita sendiri pasti hidupnya tidak ada beban. Itu salah, nyatanya kehidupan Nalan dan Gama jauh dari kata bahagia.

Diusia lima tahun Nalan dan Gama sudah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, mereka hidup dengan kakek yang satu-satunya keluarga mereka dan saat usia mereka sepuluh tahun mereka harus kembali ditinggalkan oleh kakek. Nalan dan Gama hidup berdua, mereka menjalankan hidup tanpa ada orang dewasa di sisinya.

Bagi Gama manusia itu munafik, banyak saudaranya yang terus ingin dekat dengannya karena harta warisan yang kakeknya titipkan ada padanya dan juga Nalan. Nalan dan Gama hidup berkecukupan dari warisan kedua orang tua dan juga kakeknya selama ini.

Jangan heran sanak saudara tidak ada karena Gama sendiri yang memutuskan persaudaraan dengan keluarga dari kakeknya, mereka semua tidak sudi mengurusinya dengan Nalan, mereka hanya ingin uang saja.

"Tapi kenapa karakter Nalan jadi anak kecil?"

"Gue sejak kecil sudah terbiasa memanjakan Nalan sampai sekarang mungkin karakternya seperti anak kecil. Nalan itu polos, gue merahasiakan semuanya darinya apa lagi tentang kematian kedua orang tua kita yang korban pembunuhan, Nalan lihat sendiri orang tua kita dibunuh hingga diusia lima tahun sampai sembilan tahun dia berubah menyendiri. Dulu hidupnya gak seperti ini tapi saat sepuluh tahun dia kecelakaan dan tidak ingat apa-apa, dan pada akhirnya gue sendiri mengurus dia dari nol lagi hingga karakternya seperti sekarang ini. Jadi gue mohon jangan pernah membahas kedua orang tua gue, gue tahu ingatan buruknya itu muncul dan akan merusak mentalnya," jelas Gama panjang lebar. "Biarkan dia seperti sekarang ini, karena Nalan jauh lebih bahagia hidup seperti ini."

Mereka pertama kalinya mendengar kalimat panjang Gama yang berarti dia sedang serius.

"Kita akan jaga rahasia ini," ucap Naira dibalas anggukan oleh yang lainnya.

"Sebaiknya kita cepat membuat peta dunia," intruksi Keysa sambil membuka tasnya.

"Gue mau siapkan minuman sama cemilan dulu kalau gitu." Gama beranjak dari tempat duduknya berjalan ke dapur.

"Biar gue bantu Gama." Keyla berdiri mengikuti Gama ke dapur.

Raja yang sejak tadi diam menghela napas, dia tidak menyangka ternyata kehidupan Nalan dan Gama lebih buruk darinya.

********

Tidak terasa bulan Oktober tiba, tinggal satu bulan lagi mereka harus menghadapi ujian semester 1.

Sekarang Anthala sudah berubah, dia tidak pernah bolos lagi begitu pun teman-temannya. Mereka sadar bahwa pelajaran itu penting apa lagi mereka sebentar lagi akan keluar.

Ini berkat Naira, perempuan bercadar putih itu telah merubah sikap buruk mereka dengan kata-katanya yang bijak.

"Sayang berapa lama kamu selesai dengan laptopmu itu?" tanya Anthala menatap sinis pada laptop karena benda itu telah ditatap sepanjang waktu oleh istrinya. Dia cemburu.

"Ya Allah, kakak cemburu lagi dengan laptop? Sudah aku katakan ini hanya sebuah benda. Aku sedang ngetik naskah jadi jangan ganggu aku lagi, ini ada bagian yang harus aku revisi bentar."

"Kapan selesainya sih?"

"Satu jam lagi, aku mau revisi bab 1 sampai lima. Sudah lama aku tidak membuat cerita dan sekarang aku mulai membuat cerita."

Anthala mendengus sambil meminum susu buatan istrinya hingga tandas. Sepertinya moodnya tidak baik hari ini.

"Kakak ngantuk, padahal kakak sudah minum susu."

"Kalau gak mau ngantuk minum kopi, tapi kak Antha jangan minum kopi gak baik untuk kesehatan. Kak Antha tidur aja, lagi pula enak tidur di sore yang dingin ini. Hujan di luar gak berhenti sejak tadi."

"Laptopnya bawa ke kasur aja, sayang. Ayo tidurkan kakak seperti biasa."

Naira menghela napas, dia membuka kaca mata anti radiasi lalu menutup laptopnya.

"Kok laptopnya gak kamu bawa ke kasur sayang?"

"Sudah selesai kak."

Naira membaringkan tubuhnya di samping suaminya. Anthala langsung memeluk erat tubuh istrinya yang tercium bunga melati. Kedua tangan kekarnya menerobos masuk ke baju istrinya. Perut istrinya hangat, ia jadi nyaman.

"Kak Antha aku mau tanya boleh? Tapi ini pertanyaannya sensitif banget, aku rada canggung."

"Tanya apa? Kakak jadi penasaran."

"Kakak normal, kan?"

"Kamu anggap kakak gila sayang?" kesal Anthala mencubit perut istrinya dari dalam membuat sang empu meringis.

Suaminya ini mikir kejauhan, "enggak kak. Maksudku kita menikah sudah mau setahun loh kok kakak selama ini bisa menahan hasrat kakak untuk tidak menyentuhku?"

Sebenarnya beberapa jam lalu Naira sudah riset untuk karya terbarunya dan dia teringat suaminya selama ini tidak sekalipun menyentuhnya.

"Selama ini kakak hanya memberikan sentuhan kecil seperti mencium pipi, hidung, bibir dan memelukku saja."

"Terus?" Anthala masih belum paham.

"Terus kakak normal, kan? Kok tahan tidak mau menyentuhku?"

"Memangnya kamu mau kakak menyentuhmu?"

Naira membalingkan wajahnya dengan wajah merah padam. "Aku hanya nanya kak, kok kakak malah bertanya padaku? Ayo jawab pertanyaanku!"

Anthala terkekeh kecil lalu menggeratkan pelukannya.

"Kita masih muda sayang."

"Kalau masih muda kenapa kakak menikahiku?"

"Kalau gak cepat-cepat menikah dengan kamu nanti kakak kalah start dari laki-laki lain. Jangan berbicara lagi, kakak akan menjelaskan semuanya, oke sayang?"

Naira mengangguk sambil mengusap rambut suaminya.

"Kakak laki-laki normal sayang. Kakak juga punya nafsu pada lawan jenis tapi hanya sama kamu saja karena kamu istri kakak. Kakak menahannya selama ini, bukannya tidak mau menyentuhmu. Kakak sudah bilang dari beberapa bulan lalu, kita masih muda, pikiran kita masih labil apa lagi kakak yang masih belum bisa mengontrol emosi kakak. Lagi pula jika kakak menyentuhmu apakah kamu gak memikirkan sekolah? Nanti kamu hamil bagaimana?"

"Pake pengaman aja kan bisa kak," celetuk Naira tiba-tiba.

"Astagfirullah hal'adzim, istriku ini." Anthala tertawa dengan gemas mengigit pipi cubby istrinya.

"Kakak sudah janji setelah lulus, kakak akan menyentuhmu. Sekarang kita fokus pada ujian yang satu bulan lagi akan tiba."

"Tapi kakak gak capek menahan hasrat kakak itu?"

"Capek lah sayang. Setiap mencium kamu pasti kakak berakhir pergi ke kamar mandi."

Aih, Naira tidak tahu perjuangannya yang setiap hari harus menahan nafsunya itu.

"Eh iya aku baru sadar bahwa kakak sering banget pergi ke kamar mandi setelah berciuman apa lagi malam hari, mana kakak di kamar mandinya lama banget."

"Kakak bisa menahan nafsu kakak karena selalu berpuasa, selalu beristigfar, selalu shalat malam, dan terakhir selalu main sabun."

"Main sabun kakak kaya anak kecil aja."

Anthala tertawa karena istrinya ini tidak mengerti apa kata dari main sabun.

"Kak Antha keren bisa menahan hawa nafsu kakak."

"Kalau keren cium kakak dong."

"Enggak ah nanti kakak pergi ke kamar mandi."

Anthala tertawa lepas, istrinya ini begitu polos dan Anthala tidak tahan untuk memberikan ciuman di seluruh wajah istrinya.

"Geli kak," tawa Naira karena suaminya mencium seluruh wajahnya dan menggelitiki perutnya.

"Kakak mencintai kamu sayang. Sangat-sangat mencintai kamu," ucap Anthala sambil menghentikan gelitikannya.

"Tapi cinta kepadaku jangan melebihi cinta kepada Allah yah kak," ujar Naira mengelus rahang suaminya ini. Anthala mengangguk sebagai jawaban.

"Sayang boleh kakak cium kamu?"

Eh?

Naira mengerjap lalu melepaskan tangannya dari rahang suaminya. Belum sempat ia menjawab suaminya lebih dahulu mencium bibirnya. Ciuman itu begitu lembut membuat Naira terlena.

Ting tong!

"Kak hentikan, itu sepertinya ada tamu."

Anthala mengusap saliva di bibir istrinya lalu berkata, "nanti ada Bi Sumi yang membuka pintunya. Palingan orang lain yang menanyakan alamat. Kakak ngantuk sayang, mau tidur dalam dekapanmu."

Naira mengelus punggung suaminya, "tidur aja kak. Aku akan menemani kakak tidur."

Kedua mata Anthala tertutup dengan damai. Sepertinya dia benar-benar mengantuk terbukti tidurnya cepat.

Naira pelan-pelan melepaskan tangan suaminya di perutnya, namun suaminya itu malah masuk ke perutnya. Sepertinya suaminya ini masih setengah sadar dan tidak mau ia pergi.

"Tidur kak," gumamnya mengusap kembali punggung suaminya. Pelan-pelan Naira menaruh tangan kekar suaminya di dada suaminya.

Naira penasaran siapa yang memencet bel di sore seperti ini, apa lagi sekarang hujan.

"Jangan pergi," gumam Anthala dan masih terdengar oleh Naira.

"Tidur kak, aku akan ke bawah sebentar."

Cup!

Naira mencium pipi, hidung dan bibir suaminya seperti biasa agar tenang.

Naira mengambil dan memakai kerudung biru serta cadar hitamnya lalu menuruni anak tangga.

"Maaf nona Naira sepertinya ada seorang perempuan gila di luar sana. Sebaiknya Anda harus tetap di sini jangan keluar," ucap Bi Sumi tiba-tiba datang.

"Maksudnya Bi? Siapa orang yang memencet bel tadi?"

"Sebaiknya nona pergi ke atas, biar satpam yang urus orang itu."

Tapi Naira yang penasaran malah berjalan ke pintu utama dan membukanya. Hawa dingin masuk ke kulitnya, hujan diluar semakin deras namun tidak membuat penglihatannya terganggu.

Di luar sana pak satpam berusaha mengusir seorang perempuan yang begitu familliar baginya.

"Pak Jamal jangan usir kakak saya!" teriak Naira keluar dari rumahnya hingga hujan membasahi seluruh pakaiannya.

"Ya Allah, nona!" teriak Bi Sumi segera mengambil payung dan memayungi majikannya itu. Bisa gawat jika Tuan muda mengetahui istrinya hujan-hujanan.

"Naira," panggil Nadya sambil menangis.

"Kak Nadya," panggil Naira. Sudah lama ia tidak bertemu dengan kakaknya ini dan terlihat bahwa kakaknya tidak sedang baik-baik saja.

"Ayo kak kita masuk ke rumahku, aku takut kakak sakit nanti."

"Kedatanganku ke sini ingin meminta pertangung jawaban pada Anthala," ucap Nadya langsung ke intinya.

"Maksudnya?"

Hujan sedikit deras namun tidak membuat percakapan mereka tidak terdengar.

Kedua tangan Nadya mengusap perutnya yang sedikit membuncit, dan perlakuan itu dilihat oleh Naira.

"Aku hamil anak Anthala."

Nadya memegang tangan Naira yang bergetar dan mengarahnya pada kandungannya yang sudah beberapa bulan ia jaga. "Ada anak Anthala dalam perutku, Naira."

"Jangan bercanda kak! Ayo sebaiknya kakak masuk ke rumahku," ucap Naira berusaha tetap tersenyum walaupun perasaannya tidak nyaman.

"Aku punya buktinya. Selama beberapa bulan ini aku sudah Test DNA dan hasilnya Anthala adalah ayah biologi dari bayi yang aku kandung selama ini. Ini buktinya."

Dengan tangan bergetar Naira merebut secarih kertas dari tangan Nadya. Ada payung di atasnya hingga kertas putih itu tidak terkena hujan.

Di kertas itu menunjukan bahwa kecocokan DNA bahwa suaminya dan bayi dalam kandungan Nadya cocok 99 persen.

Deg!

"I-ini bercanda, kan?"  Naira meremas kertas itu segera Nadya merebutnya. Kertas itu adalah bukti yang akan dia tunjukan pada Anthala.

"Suamiku tidak mungkin melakukan perbuatan zina dengan kamu! Aku tahu siapa suamiku dia tidak mungkin melakukan perbuatan dosa yang diharamkan oleh Allah!"

"Ini semua sudah rencana Tuhan. Aku mencintai Anthala selama ini dan melalui bayi di perutku aku dapat memiliki Anthala," ucap Nadya sambil mengusap air matanya perasaannya begitu senang sebab hasil test DNA kemarin menyatakan bahwa Anthala adalah ayah dari bayi di perutnya.

"ADA APA INI?" tanya Anthala tiba-tiba datang sudah disuguhkan istrinya menangis di depan matanya sendiri.

"Anthala," gumam Nadya mendekat lalu tanpa basa basi dia memeluk erat laki-laki yang sudah lama tidak ia temui ini. "Akhirnya aku bisa memilikimu," lirihnya sambil menjatuhkan air mata bahagia.

Naira yang melihat itu menangis, padahal dia sudah menahan tangisannya. Melihat Nadya memeluk suaminya, ia marah namun kakinya seakan kaku untuk mendekat.

Anthala berzina dengan Nadya. Nadya hamil anak Anthala. Test DNA itu sudah menjelaskan semuanya.

"Maksud lo memiliki gue apa? Jijik bajingan! Lepaskan tangan menjijikan lo dari tubuh gue bitch!" Anthala dengan kasar melepaskan pelukan dari Nadya lalu berjalan kearah istrinya.

"Stop jangan mendekat!"

"Sayang ada apa dengan kamu?"

"AKU BILANG JANGAN MENDEKAT!" bentak Naira sambil terus menangis. Dia mundur hingga air hujan kembali membasahi seluruh tubuhnya.

"Sayang sebenarnya apa yang terjad—"

Naira segera berlari keluar dari gerbang tanpa alas kaki, dia butuh ketenangan untuk saat ini. Ia butuh menyendiri untuk memikirkan semuanya.

Anthala tidak membiarkan istrinya kabur. Entah apa yang terjadi, tapi yang pasti ia harus mengejar istrinya ini.

"Sayang berhenti!"

Naira terus berjalan tanpa mau melihat ke belakang. Namun tiba-tiba ia tidak sadar bahwa truk besar melaju dengan kecepatan kencang.

Tin tin tin!

Sesaat Naira berpikir ajal sudah akan menjemputnya. Tapi ternyata seseorang menariknya hingga ia jatuh ke dalam dekapannya.

"APAKAH KAMU SUDAH GILA NAIRA?!" bentak Anthala marah. Hampir saja truk besar menghantam istrinya jika ia tidak tepat waktu menarik tangannya.

"Kamu yang gila kak! Bisa-bisanya kamu...!" Untuk mengatakannya pun Naira tidak bisa karena suaranya tercekat di tenggorokan.

Perlahan Naira jatuh ke tanah sambil menangis. "Pergi kak, aku ingin sendiri untuk menenangkan pikiranku dulu."

"Ayo kita ke rumah sekarang, tenangkan pikiranmu yang kacau itu di rumah kita."

"Bawa aku ke rumah Sasya, kak. Aku mohon..."

"Kita selesaikan masalah ini bersama-sama. Kakak gak mengerti kenapa kamu seperti ini sayang."

Anthala menggendong tubuh istrinya dari depan lalu berjalan ke rumahnya.

"Hiks, kakak berbuat zina dengan Nadya. Nadya hamil anak kakak! Bisa-bisaya kakak melakukan dosa keji itu!"

"Masya Allah istriku ini apakah kamu percaya begitu saja bahwa kakak benar-benar melakukan perbuatan keji itu? Apa lagi dengan Nadya yang benar saja." Anthala tertawa sambil memayungi kepala istrinya dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya sedang menahan tubuh istrinya.

"Percayalah pada kakak bagaimana pun akhirnya."

Haruskah Naira percaya padahal test DNA sudah ia lihat bahwa Nadya tengah mengandung anak dari suaminya?

Test

Darah di hidung Anthala keluar membuatnya menengadahkan wajahnya pada langit, lalu diam-diam membersihkan darahnya itu tanpa istrinya ketahui.

Ini yang kesekian kalianya ia mimisan.






Bersambung...

Pake sabun gak tuh Anthala😭🙈

Kalau kata readers mah "MUSNAHKAN PELAKOR!😂

Han gak suka pelakor jadi Han dukung kalian juga musnahkan pelakor😶


Continue Reading

You'll Also Like

6.8M 960K 52
[SEQUEL OF A DAN Z] Tumbuh dewasa tanpa kedua orang tua dan memiliki tanggung jawab yang sangat besar, terlebih harus menjadi sosok orang tua untuk k...
11.3K 672 85
Dengan solawat semoga kita dapat syafa'at dari nabi Muhammad.saw ~Aamiin🀲 πŸ₯€SEMOGA BERMANFAATπŸ₯€ Jangan lupa follow miminya yah gaeesssπŸ™πŸ˜
23.9M 2.5M 73
Bagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namany...
4.6K 353 12
[BEBERAPA PART SUDAH DI UN-PUBLISH DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] ⚠️ *** Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Ci...