About Everything [END]

By fairytls

976K 120K 116K

[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Laluka Lotusia gadis yang menjadi korban bullying di sekolahnya, dia tida... More

P R O L O G U E
1. Angkasa High School
2. Slytherin
3. Pearl Family
4. Fried Rice
5. Unexpected
6. Eating Together
7. Careless
8. School
9. Damn! Meet Again
10. Beginning of Trouble
11. Allergy?
12. Wagering
13. Racing
14. She's a Antagonist
15. Thank You, Bad Boy
16. Scholarship Revoked
17. Cooking For Bad boy
18. Bullying
19. Offering Help
20. Nothing is Free, Little Girl
21. Unclear Gang
22. Bullying Again
23. Deal With The Bad Guy
24. Mrs Mahendra
25. Turn On
26. Axel's Arrival
27. New Student
28. The Jealous
29. First Kiss
30. Love Triangle
31. Blue Sea
32. Problem Is Coming
33. Disappointed
34. Father Or Son
35. Company Party
36. Company Party II
37. Rumors
38. Angkasa's Past
39. Live In Hostel
40. Boyfriends?
41. Kill Yourself Or Be Killed
42. Between Life Or Death
43. They Confess To Luka
44. She's Alleana Maracle Pearl
45. Mortal Enemy
46. Open Eyes
47. Luka Parents
48. Choose Who?
49. Select All
50. Is It Love?
51. Exam
52. Elang's Secret
53. Foot Candy
54. Last Day Of Exam
55. Take Report
57. First Date With Axel
58. Second Date With Angkasa
59. Third Date With Orion
E P I L O G U E

56. School Holidays

8.1K 1.2K 2.4K
By fairytls

Ratusan siswa Angkasa High School baru saja turun dari pesawat, mereka tiba di bandara kota S untuk liburan bersama setelah pengambilan rapor. Mereka mendorong koper masing-masing keluar dari bandara karena mobil sudah menunggu diluar, untuk mengantarkan mereka ke hotel.

Angkasa menghentikan mobil di depan Luka lalu ia keluar. Tak lama Orion, Axel, dan teman-temannya yang lain menghampiri Luka sambil membawa koper mereka.

"Masuk." Angkasa membuka pintu mobilnya, menyuruh Luka masuk ke dalam.

"Yang lain gimana om?" Luka menoleh melihat teman-temannya.

"Mereka dijemput supir," balas Angkasa.

"Makasih om." Axel nyelonong begitu saja masuk ke dalam mobil Angkasa. Kemudian Orion menyusul Axel. Dari pada melihat Luka berduaan dengan Papanya lebih baik Luka dijemput oleh supir.

Angkasa terdiam kaku, ia niatnya mengajak Luka. Tetapi dua bocil malah mengganggu rencananya. Angkasa membungkukan badan melihat Orion dan Axel. "Cepat Keluar," suruh Angkasa.

"Nggak mau." Axel memeluk Orion yang duduk di sebelahnya. Mereka berdua duduk berdesak-desakan karena Angkasa membawa Lamborghini yang hanya muat untuk dua orang sehingga kursi penumpang diisi oleh Orion dan Axel jadinya mereka kesempitan.

Dua buah mobil berhenti di belakang mobil Angkasa. Luka, Alexa, Ersya, Aurel, serta rombongan Elang segera menghampiri mobil tersebut. Sang supir mengangkat koper mereka ke dalam bagasi. Setelah itu mereka melaju meninggalkan bandara.

Angkasa menggeram kesal melihat kelakuan Axel dan Orion. "Om! Buruan jalan," desak Axel.

Angkasa masuk ke dalam mobil, raut wajahnya terlihat amat kesal sambil menatap lurus ke depan. "Gak boleh marah om, nanti cepat meninggoy," kata Axel.

Orion menepuk mulut Axel karena sudah asal bicara. "Kalo ngomong yang bener!" Marah Orion, mengingat hubungannya dengan Angkasa sudah membaik, Orion tidak mau Papanya cepat meninggal. Nanti jadi yatim seperti Axel.

Axel nyengir tanpa dosa menatap Orion. "Ya maaf ... khilaf."

Angkasa cuma bisa menghela napas pasrah, mulai melajukan mobilnya. Tak butuh waktu lama mobil Angkasa memasuki baseman hotel. Sesudah parkir, Orion serta Axel keluar dari mobil lebih dulu kemudian disusul oleh Angkasa.

Di lobby hotel Pak Danur bersama guru yang lain sedang menghandle para siswa. Semua siswa diberikan kartu akses untuk masuk ke kamar masing-masing. Pak Danur menyuruh mereka beristirahat.

A&C Hotels milik Angkasa dan pak Candra, adalah Hotel seratus lantai dengan ribuan kamar dilengkapi fasilitas super mewah. Di sisi kanan bangunan hotel ada sebuah pantai bersih, luas, nan biru. Jika beralih ke sisi kiri maka terbentang pemandangan pepohonan hijau, menyejukkan mata.

"Lo lantai berapa?" tanya Alexa kepada Luka.

"100," jawab Luka.

Alexa mengangguk. Ternyata ia beda lantai dengan Luka. Alexa dan teman-temannya dapat kamar di lantai 99. Alexa mengajak Luka naik lift menuju kamar mereka. Alexa, Ersya, dan Aurel keluar lebih dulu saat lift berhenti. Pintu lift kembali menutup hingga sampai ke lantai 100.

Luka menempelkan kartu ke depan layar yang ada dipintu sampai menimbulkan bunyi khas. Kemudian pintu terbuka otomatis.

Luka masuk ke dalam kamar sambil membawa kopernya. Untuk sejenak ia kagum melihat interior kamarnya, benar-benar mewah. Luka mendekati kasur lalu merebahkan diri di sana.

***

Malamnya semua orang beristirahat setelah perjalanan hampir dua jam menggunakan pesawat.

"Orion!!! sohib gue yang durhaka, jahanam, beban keluarga. Buka pintunya cepat!" Axel mengedor-gedor kuat pintu kamar Orion membuat Orion terganggu.

Orion membuka pintu, ia tampak kesal. "Maaf, gak manggil tukang ac."

Axel menahan pintu saat Orion mau menutupnya. "Tukang ac gak ada yang sekeren gue." Axel menyugar rambutnya ke belakang. Sok cool.

"Bodo amat," balas Orion.

"Awas!" Orion menatap tangan Axel yang sedang menahan pintu.

"Yon ... lo kan baik, gue nginep kamar lo ya," bujuk Axel.

"Gak."

"Pelit amat lo, di kamar gue ada suara aneh, gue takut setan meluk gue pas tidur," kata Axel. Padahal itu hanya suara gesekan ranting tanaman di jendela kamar Axel.

"Bukan urusan gue, sekalian setannya bawa lo ke alamnya," balas Orion.

"Pokoknya gue tidur di sini." Axel berusaha menerobos masuk. Namun Orion menahan tubuh Axel.

"Pliss Yon ... gue takut setan." Axel memelas menatap Orion.

Orion mendorong Axel. "Tunggu di sini," ucap Orion.

Axel melihat Orion masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Axel menunggu di depan pintu. Tak lama Orion kembali menghampiri Axel sambil membawa baskom berisi air serta handuk kecil. Orion memberikan baskom dan handuk tersebut kepada Axel.

"Buat apaan nih baskom." Axel menatap baskom yang ia pegang.

"Kamar gue bersih dan suci ... lo sejenis bangsa babi yang najis hukumnya," kata Orion menggantung. "Kaki lo kotor. Banyak kumannya. Lo rendam dulu kaki lo, baru boleh masuk."

"Anjing lo, gue pake sepatu. Kaki gue bersih," sewot Axel.

"Ya udah nggak boleh masuk."

"Ya udah ... gue balik ke kamar gue aja." Axel berbalik mau pergi.

"Yakin mau balik ke kamar lo," tantang Orion.

"Yakin!"

"Di kamar lo ada setannya, hati-hati aja ntar malam bibir lo dicium jadi maju 10 senti." Orion menakut-nakuti Axel.

Axel melepaskan sepatunya kemudian mencelupkan kakinya ke dalam baskom. "Berapa lama?" tanya Axel menatap Orion dengan hati dongkol.

Orion menahan tawa. Sekarang ia tahu kelemahan Axel, Axel penakut. "Lima menit," sahut Orion.

***

Keesokan paginya.

"Kalian ngapain di sini?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Luka ketika baru saja membuka pintu kamarnya.

Luka melihat Angkasa, Orion, dan Axel ada di depan kamarnya sudah mirip rakyat menunggu sembako. Namun tak kebagian gara-gara ditilep sama Pak RT.

Luka heran melihat mereka cuma diam. Sedangkan mereka lebih memilih memperhatikan Luka dari atas sampai bawah. "Pada liatin apa sih?" Luka berjalan mendekati mereka. Kemudian Luka melihat pintu kamarnya. Apa ada yang menarik di pintunya.

"Perasaan di pintu gak ada tulisan pembagian bansos, terus kalian ngapain di sini?" tanya Luka melihat mereka satu-satu.

"Kamu nanyea, kita ngapain di sini? Ya udah, biar gue kasih tau ya, gue lagi nungguin lo," sahut Axel dramatis ala-ala Dahlan yang sedang viral.

"Kirain mau ambil bansos," balas Luka.

"Siapa juga yang mau ngambil bansos," ucap Orion.

"Lagian kalian bertiga aneh, pagi-pagi udah kumpul di sini."

"Apa masalahnya kalau saya di sini? Ini hotel saya, suka-suka saya mau duduk di mana aja," ujar Angkasa.

"Iya ... udah tau kalo hotel ini milik om, maksud aku, ada apa kalian ngumpul di sini?"

Mereka bertiga secara serempak berdiri sambil menatap Luka lekat membuat Luka keheranan.

"Lo mau gak jadi belahan jiwa, raga, dan hati gue?" tanya Axel.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" ungkap Orion.

"Kamu mau gak nikah sama saya?" Angkasa pun tak mau kalah.

"Kalian kesambet ya?" tanya Luka.

"Gak," jawab mereka bertiga kompak.

"Ya udah gini aja ... ayo kita ngedate," lontar Axel.

"Ngedate? Berempat?" Luka kembali bertanya.

"Berdua," jawab Angkasa.

"Gantian," timpal Orion.

"Habis itu lo putusin bakal milih siapa diantara kami bertiga," ujar Axel.

Luka tak habis pikir dengan mereka bertiga. Namun Luka tetap mengiyakan ajakan mereka untuk kencan bergantian.

***

Di samping gedung hotel yang cukup sepi. Ada Mira bersama seorang cowok memakai masker hitam.

"Maaf sayang, aku nggak sengaja, sakit ya?" Vegas meraih tangan Mira, menggenggamnya. Mira mundur selangkah, matanya menatap Vegas takut.

"Aku nggak bermaksud nyakitin kamu." Vegas mengelus-elus punggung tangan Mira.

Vegas adalah pacar Mira. Kakak kelas yang pernah menghina Luka saat di koridor. Kemudian berakhir dihajar Orion karena mengatai Luka jalang. Mengakibatkan Vegas masuk rumah sakit.

"Aku cuma mau kita ngomong," ucap Vegas.

"Nggak ada yang perlu kita omongin!" Mira menarik tangannya paksa dari Vegas.

"Pokoknya kita putus," lanjut Mira.

Vegas menarik kembali tangan Mira. "Nggak! Aku nggak mau putus," tolak Vegas menatap manik Mira.

"Kamu gak bisa mutusin aku gitu aja," sambung Vegas.

"Aku udah nggak tahan sama sikap kamu, pokoknya aku mau putus!" tegas Mira menghempaskan tangan Vegas dari tangannya.

Vegas tersenyum miring, rahangnya mengeras. Ekspresi Vegas berubah menyeramkan.

"HEH!" teriak Vegas memajukan wajahnya hingga tersisa jarak satu jengkal dengan wajah Mira.

"Nggak usah belagu lo! Cewek murahan kayak lo sok-sokan mutusin gue!"

Plak! Mira menampar pipi Vegas membuat kepala Vegas tertoleh. Vegas memegang pipinya yang baru saja Mira tampar. Vegas menatap Mira tajam. Kemudian mencengkeram pipi Mira kuat menggunakan satu tangan.

"Oohh ... lo udah berani nampar gue sekarang, hah!" Cengkeraman Vegas tak main-main sampai membuat Mira meringis sambil menangis.

"Ve-vegas ... lepasin, sa-sakit," lirih Mira terisak ketakutan berusaha melepaskan tangan Vegas dari kedua pipinya

"Gue cuma minta uang 1M buat operasi muka gue, dan lo nggak mau ngasih hah!" teriak Vegas naik pitam.

Vegas membuka maskernya kasar. Dua gigi depan Vegas patah, wajah Vegas tidak simetris lagi, sudut bibirnya juga miring setelah dijahit.

"Semua ini gara-gara Orion sialan itu, muka gue jadi gini!" Akibat dihajar Orion habis-habisan waktu itu membuat wajah Vegas jadi jelek.

Keluarga Vegas baru saja terkena musibah sehingga Mama Vegas tidak mau memberikan uang untuk operasi plastik diluar negeri agar wajah Vegas kembali seperti semula. Apalagi mengingat Vegas anak nakal, berandalan kelas XII membuat Mama Vegas sedikit memberi pelajaran kepada anaknya itu dengan tidak memberi uang yang Vegas minta. Hal itu membuat Vegas marah. Kemarahan Vegas semakin menjadi ketika Mira tidak mau membantunya.

Padahal Mira sering memberi uang kepada Vegas jika cowok itu minta, tapi kali ini Mira tidak bisa memberi uang sebanyak itu. Mira kenal Vegas saat kelas X. Secara singkatnya Vegas pernah membantu Mira sekali, dari sanalah mereka dekat kemudian pacaran.

"Harusnya cewek jalang yang gue dorong dari rooftop mati aja biar Orion jadi gila," ungkap Vegas terkekeh tak jelas.

Mira menutup mulutnya syok sambil mengeleng pelan. "Ja-jadi kamu yang dorong Luka?" tanya Mira dengan suara bergetar.

"Iya! Gue kenapa? Buat balas dendam sama Orion udah buat muka gue jadi kayak gini, tapi ternyata tuh cewek gak mati," ucap Vegas tersenyum bak psychopath.

"Makanya sekarang, kamu mau kan sayang ... bantuin aku," bujuk Vegas.

"Kamu gak mau kan sayang pacar kamu jelek selamanya."

"Udah aku bilang kita putus, aku gak mau punya cowok toxic kayak kamu," balas Mira. Masih pacaran saja Vegas posesif dan kasar padanya. Bagaimana kalau mereka menikah? Bisa-bisa Mira mengalami kdrt.

Vegas mencengkeram lagi Pipi Mira. Vegas mengangkat tangan hendak memukul Mira. Namun Elang datang menahan tangan Vegas. "Brengsek lo," maki Elang.

Bugh

Elang memukul pipi Vegas, menonjok dagu Vegas. Kemudian menendang perut Vegas sampai Vegas tersungkur ke bawah. Melihat Vegas terkapar lemah Elang membawa Mira pergi.

"Gapapa, tenang ya." Elang memeluk Mira, mengelus rambut dan punggung Mira agar Mira tenang.

"Gu-gue takut Bang." Mira terisak didada bidang Elang.

"Tenang, Abang di sini." Elang mengeratkan pelukannya pada tubuh Mira.

"Ve-vegas bilang ... dia yang dorong Luka." Tubuh Mira masih bergetar takut dalam pelukan Elang.

Elang melepaskan pelukannya. "Lo tunggu di sini bentar ya."

Elang kembali ke tempat tadi ingin menghajar Vegas, tapi sialnya Vegas sudah pergi. Elang mengumpat sambil menggeram kesal.

Jadi cowok berhoodie hitam yang Elang lihat di rooftop adalah Vegas. Elang memang berniat mencelakai Luka, tapi sudah keduluan oleh Vegas.

Ingat perkataan Elang saat bertengkar dengan Papanya di sekolah? Elang mengatakan ia hampir mencelakai Luka. Bukan berarti ia sudah mencelakai Luka.

Yang mengirim pesan anonim kepada Mira dan Alexa memang Elang orangnya. Namun siapa sangka ternyata sebelum kedatangan Elang ke rooftop Vegas sudah bersembunyi lebih dulu, mengincar Luka untuk balas dendam pada Orion.

Kala itu Vegas melihat Luka berjalan menuju rooftop sehingga langsung terbesit dalam pikirannya untuk balas dendam kepada Orion melalui Luka, Vegas tersenyum miring dari balik maskernya lantas segera mengikuti Luka sampai ke rooftop, ia berjalan pelan di belakang Luka agar langkahnya tidak terdengar oleh gadis itu.

Tangan Vegas terangkat hendak mendorong Luka yang berdiri di pinggir rooftop namun kedatangan Alexa mengurungkan sesaat niatnya.

Ketika Luka dan Alexa bertengkar saat itulah Elang datang lantas bersembunyi. Dan saat Alexa pergi Vegas kembali mendekati Luka, sedangkan di tempat persembunyiannya Elang tengah bersiap.

Elang menutup kepalanya menggunakan tudung hoodie lalu ia mulai memasang sarung tangan karet berwarna hitam pada tangannya. Tanpa sepengetahuan Elang, Vegas berhasil mendorong Luka dan kabur secepat mungkin.

Mendengar teriakkan Luka Elang keluar dari tempat persembunyiannya, detik itu juga tubuh Elang menegang di tempat melihat Luka jatuh. Tungkai Elang perlahan mundur secara kaku, ini diluar rencananya.

Elang melihat siluet orang terjun bebas dari sisi kiri rooftop. Itu adalah Vegas. Vegas bergelantungan di jendela lalu Vegas terjun ke lantai bawah. Elang bergegas turun menggunakan tangga, mencari Vegas. Namun Elang kalah cepat sehingga kehilangan jejak. Akhirnya Elang memilih pergi menjemput Orion yang ia kunci di toilet.

Mengenai cerita Elang di kantin rumah sakit kepada teman-temannya, itu hanya karangan Elang belaka. Walaupun bukan Elang yang mendorong Luka tetap saja keadaan saat itu menguntung bagi Elang. Sehingga Elang mengarang cerita agar Alexa tetap masuk ke dalam jebakannya.

Spam ❤️ buat Angkasa→

Spam 💙 buat Orion→

Spam 💚 buat Axel→

Spam next di sini→

2k komen untuk update selanjutnya🔥

Continue Reading

You'll Also Like

884K 6.3K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
1.3M 50.9K 49
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Tidak ada unsur paksaan untuk membaca karna author tidak bertanggung jawab jika kecanduan FOLLOW DULU S...
1.5M 114K 61
Bellila Andromeda gadis cantik berusia 9 tahun yang mengalami kekerasa fisik saat gadis itu berada di panti asuhan. Panti yang selama ini memberikan...
1M 32.8K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...