DAHLAH
TERSERAH AJA KALIAAN MAU VOTE ATAU ENGGAK. MALAES NGINGETIN KULUK TAPI SIDER TETEP MERAJA LELA🤣
.
.
.
.
.
.
.
...
"Bisa kau pulang ? Kau terlalu banyak mengambil oksigen di ruanganku"
"Nanti ku suruh Yoshi belikan yang banyak"
"Kau pikir oksigen seperti permen ? Sudah sana pergi, aku sibuk"
"Aku kan tidak mengganggumu"
"Kau menggangguku kadal" duuuh, ingin sekali dia mengumpat. Tapi dia masih sadar kalau ada dua spesies mini yang harus di hindarkan dari kata-kata buruk.
"Mengganggu apa ? Aku hanya menatapmu" sahut Karina tidak terima
"Dan tatapanmu yang selama dua jam non-stop itu nyaris membunuhku sia—" tahan Hyunsuk tahan, tidak boleh mengumpat.
Dia tidak bohong, Karina memang sejqk dua jalm yang lalu sudah mendobrak pintu ruang kerjanya dan duduk manis di kursi depannya. Menyangga dagunya denga tangan kanan sedangkan tangan kirinya sibuk mengetuk-ngetuk kecil meja Hyunsuk. Mana pakai senyum-senyum lagi, kan Hyunsuk jadi merinding.
"Ya Choi hyunsuk, bisakan kau sedikit bersyukur karena ada orang secantik aku yang mau menatapmu secara terus menerus ? Di luar sana belum tentu ada yang mau mrlakukannya"
"Lalu orang gila mana yang mau menatap orang lain dua jam non-stop tanpa melakukan apa-apa ?" Sahut Hyunsuk lagi sembari melepas jas hitam-nya
Gerah kan dia jadinya.
"Kau pikir aku juga mau melakukannya ? Maaf saja, kalau bukan karena manusia mini punya Yoshi yang minta aku juga tidak sudi tau"
Serius, Karina melakukan itu karena dua bayinya yang menginginkan. Sebenarnya malah sejak semalam, tapi Yoshi memberikan banyak pengertiana makanya bisa di pending hari ini.
Heran juga dia tu kenapa dua manausia mini-nya itu ingin sekali menatap si babi pink Hyunsuk. Kan tidak ada bagus-bagusnya juga, kan mending menatap ayahnya saja.
"Ck, alasan"
Krik krik krik krik
"Bagaimana dengan yang kemarin ?"
"Apa ?"
"Tidak usah pura-pura bodoh, kau sudah bodoh"
"Jaga mulutmu kadal"
"Mulutmu juga babi"
Kan, lepas juga akhirnya kata-kata terlarang itu. Dalam hati Karina dan Hyunsuk sama-sama meminta maaf pada dua manusia mini punya Yoshi.
"Sekarang jawab saja pertanyaanku tadi" seru Karina sembari meminum air putih di meja Hyunsuk. Sepertinya sudah bekas yang pubya meja tapi yasudah lah yang penting minum.
Lagipula dia sudah di larang minum-minuman manis dan dingin karena usia kandungannya yang sudah tua jadi dia hanya di perbolehkan minum air putih saja.
"Aku menerimanya" balas Hyunsuk sembari memainkan pena di tangannya.
"Kau yakin ?"
"Eo, lagipula dia gadis yang baik dam cukup lucu"
Jika kalian bertanya apa yang terjadi kemarin, maka Karina akan ceritakaan dengan sukarela.
Jadi dua hari lalu Hyunsuk menelfon dan meminta bertemu, jadi karena dia baik hati jadilah dia pergi menemui Hyunsuk di cafe.
Dia pikir ini masih seputar Jeon Somi yang sudah keluar negeri atau Kim Minjeong yang tiba-tiba mengundurkan diri dari Gagnant lalu menghilang. Nyatanys ini hal lain lagi, yaitu masalah perjodohan. Lagi.
Ya, orang tua Hyunsuk kembali menjodohkannya. Dengan seorang gadis manis dan cantik bernama Choi Arin. Anak itu adalah anak dari sahabat ibunya Hyunsuk. Karina pikir Hyunsuk kemvali akan menolak, tapi sepertinya dia sudah tidak punya pilihan lain lagi.
"Kalian sudah mulai pendekatan ?"
"Yaa sedikit, selebihnya kami akan melakaukannya setelah menikah" sahut Hyunsuk seraya menyerahkan sebungkus roti miliknya pada Karina.
Ibu hamil harus banyak makan kan ?
"Kalian akan segera menikah ?"
"2 bulan dari sekarang"
Woah
Daebak
Babi pink akan jadi suami orang
000
Jam menunjukan pukul 2 siang, Karina akhirnya kembali ke rumah dengan sekotak donat di tangan kanannya.
Jangan tanya untuk siapa, kalian tentu tau donat itu akan lari kemana.
"EOMMAAAAAA"
dari arah tangga Junghwan berjalan cepat untuk memeluk Karina.
Hap
"Hai tampan-nya eomma, sudah pulang dari tadi ?" Tanya Karina sembari mengusapi kepala Junghwan.
Anak itu mendongak dan tersenyum sangat lebar "sudah, tadi Junghwan cari eomma tapi kata June Ahjushi eomma sedang bertemu paman Hyunsuk"
"Iya, tadi eomma main sebentar dengan paman Hyunsuk. Junghwan sudah makan ?"
"Sudah, sekarang ayo ke kamar Junghwan mau bicara sama adik-adik bayi"
...
"Eomma, adik bayi kapan keluarnya ?" Tanya Junghwan dengan salah satu telinga menempel di perut besar Karina.
Oh, sekedar informasi... usia kandungan Karina sudah 8 bulan. Jadi bisa kalian bayangkan sebesar apa perut wanita itu.
"Emmm... begini saja, junghwan harus mulai menghitung dari sekarang. Setiap hari menghitung satu satu Dari angka satu sampai tiga puluh. Jadi nanti kalaau sudah tiga puluh pasti adiknya keluar"
"Benarkah ?" Tanya Junghwan antusias.
Karina masih mengingat jelas se-senang apa Junghwan saat di beritahu bahwa dia akan memiliki adik, terlebih dua sekaligus. Anak itu seketika pamer ke semua orang yang ia temui, berkata dia akan menjadi kakak yang keren dan menggendong adik-adiknya berkeliling taman.
Lucu sekali bukan ?
"Nanti adik bayi-nya seperti noona yang waktu itu kan eomma ?"
Lagi ?
Kenapa Junghwan jadi seperti terobsesi dengan Jihan ya ? Dia selalu saja mengatakan keinginan hal yang sama. Pokoknya adik bayinya seperti noona lucu waktu itu. Oh, tidak hanya Junghwan asal kalian tau.. tapi si Junghwan senior a.k.a Kanemoto Yoshinori juga menginginkan hal yang sama.
Pria itu sering sekali mengatakan 'lucu sekali kalau mereka jadi seperti Sunghoon dan Jihan'
Serius, dua pria beda generasi itu selalu saja mengatakan hal yang sama.
Kan jadi kepikiran Karina tuh..
Kalau nanti jadinya tidak mirip bagaimana ?
"Appa pulaaang"
Karina serentak menoleh ke arah pintu kamar dan melihat Yoshi datang dengan senyum tampannya. Pria itu bahkan masih menenteng tas kerjanya.
"Hai jagoan" ujar Yoshi sembari mengusak rambut lebat Junghwan.
"Hai juga appaa"
Kini Yoshi berjongkok di samping Karina, posisi istri dan anaknha sedang duduk di atas ranjang sedang dirinya hanya di pinggirannya.
"Halo juga twinny" ujar Yoshi lagi seraya mengusap-usap perut besar Karina. Tak lupa ia juga memberikan kecupan singkat disana.
"Lalu kau tidak menyapaku ?" Seru Karina dengan wajah kesal. Ini dia spesies paling besar di antara anak sulung dan kedua manusia mininya. Tapi Yoshi justru melewatkannya.
Durhaka sekali jadi suami
Pria itu tersenyum geli kemudian menutup mata Junghwan dengan sebelah telapak tangannya, sedang tangan yang lain membingkai rahang Karina kemudian mencium mesra bibir merah di hadapannya.
Bukan hanya kecupan melainkan di selingi dengan lumatan-lumatan ringan untuk menghapus rindu dan lelah sepulang kerja "hai istriku"
Blush
Bajingan sialan.
Bisa-bisanya membuat wajahnya panas hanya karena dua kata seperti itu.
"K—kenapa sudah pulan?"
Yoshi terkekeh kemudian mengecup singkat kening Karina
"Apa kau sangat gugup sampai kau lupa memang sejak satu bulan lalu aku selalu pulang lebih awal ?"
Hell
Menghilang saja kau dari muka bumi Karina. Bisa-bisanaya dia lupa.
Sejak satu bulan lalu, tepatnya setelah usia kandungan Karina memasuki tujuh bulan. Pria itu memang memutuskan untuk bekerja dengam jam kerja lebih pendek, alasannya karena ia ingin menjadi suami dan ayah siaga untuk istri dan anak-anaknya.
Keren sekali kan ?
"Appaaaa, ini kenapa mata Junghwan tidak di buka-bukaa"
Eh ?
Sampai lupa mereka kalau masih ada Junghwan.
Lagi-lagi Yoshi terkekeh geli, ia kemudian mendudukkan dirinya di tepi ranajang dan mengangkat Junghwan ke pangkuannya.
"Maaf, appa sampai lupa kalau ada Junghwan oppa disini" ucap Yoshi
"Hehehe, Junghwaan jadi oppa.. yeeeeeey"
"Jadi hyung juga looh" tambah Karina
"Eh iyyaaa, Junghwan jadi hyung jugaa. Adik Junghwan kan ada dua, Yeeeee..." seru Jungjwan dengan heboh "eomma appa, nanti adiknya di kasih nama Jihan ya ? Biar seperti noona waktu itu"
Karina dan Yoshi saling berpandangan.
Fix sih, ini si sulung benar-benar ter-obsesi dengan si Kim kembar itu.
Jangan sampai nanti Yoshi....
"Boleh, nanti yang satu lagi kita beri nama Sunghoon"
Kan ?
Ini Karina kudu otokke ?
"Ck, pindah"
Karina menyingkirkan Yoshi dsri sampingnya kemudian menuruni ranjang, membuat kedua prianya itu spontan menahan masing-masing tangannya.
"Mau kemana /eomma mau kemana ?" Tanya keduanya serentak
Dahlah, culik saja Karina sekarang.
"Aku hanya mau ke kamar mandi" sahut Karina lalu melangkah pergi menuju kamaar mandi.
Sedangkan Yoshi dan Junguwan kini justru sama-sama tertawa geli melihat raut wajah Karina yang nampak sangat kesal.
"Eomma lucu" cicit Junghwan yang langsung di angguki oleh Yoshi.
"Eomma-mu ini memang...."
PRANG
"AKH.."
Suara gaduh serta teriakan Karina dari kamar mandi seketika membuat Yoshi menegang bukan main, tanpa menunggu lama ia segera berlari dan membuka paksa pintu kamar mandi itu
Begitu pintu berhasi terbuka, seluruh tubuh Yoshi bak kehilangan sendi-sendinya. Wajahnya memucat dan keringat dingin mulai bercucuran
Disana, di atas lantai kamar mandi yang basah..
Karina terbaring dengan cairan merai yang terus mengalir hingga menggenangi lantai yang ia pijaki.
"K—Karin-a"
To be continue...
MAJUNYA JAUH YA BUUUUND😄😄
GPP, EMANG BIAR CEPET END.. SOALNYA LAPAK MAKIN SEPI
BYE👋👋