GENTHA [END]

By Queenieee11

943K 60.7K 23.6K

‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA... More

GENTHA | Prolog
GENTHA | Penyusup
GENTHA | Di culik
GENTHA | Private bodyguard
GENTHA | Mabuk
GENTHA | Pembawa masalah
GENTHA | Tidak pernah peduli
GENTHA | Hampir di lecehkan
GENTHA | Perdebatan
GENTHA | Benci
GENTHA | Don't be sad
GENTHA | Enjoy, ugly girl
GENTHA | Kamera bukti
GENTHA | Tidak di akui
GENTHA | Pisah rumah?
GENTHA | Cerai?
GENTHA | Kita cerai
GENTHA | Gendra's pet tiger
GENTHA | Jalang?
GENTHA | I'm only yours
GENTHA | Musnahnya musuh
GENTHA | You are mine
GENTHA | Bohong
GENTHA | Pengkhianat
GENTHA | Sebuah kehancuran
GENTHA | Kebakaran
GENTHA | Satu bulan lagi
GENTHA | Rindu
GENTHA | Pembunuh misterius
GENTHA | Renggang
GENTHA | Penyelidikan
GENTHA | Cousin from London
GENTHA | Déjà Vu
GENTHA | Awal dari kebenaran
GENTHA | Surat perceraian
GENTHA | Psikopat cilik
GENTHA | About MalMey
GENTHA | Keajaiban?
GENTHA | Flight to Germany
GENTHA | This is my fault

GENTHA | Selingkuh?

22.3K 1.3K 130
By Queenieee11

Sudah 4 hari lamanya Thara masih terkurung di dalam gudang. Thara benar-benar merasa sangat kelaparan, serta kehausan selama dirinya terkurung di dalam gudang.

Semenjak Gendra mengurungnya di dalam gudang, laki-laki itu tidak pernah membuka gudang itu atau bahkan sekedar mengeceknya saja tidak pernah. Gendra seakan-akan tidak peduli dengan istrinya yang kelaparan, serta kehausan itu.

Sejak Thara di kurung di dalam gudang, ia sering merasakan pusing di kepalanya, serta mual-mual yang tak pernah berhenti.

Seperti sekarang, Thara sedang mati-matian menahan rasa pusingnya. Namun rasa pusing itu terus saja berdenyut di kepalanya. Semakin lama bukannya semakin membaik, tetapi malah semakin pusing.

Thara merasa sudah tidak sanggup lagi untuk menahan rasa pusingnya. Pada akhirnya, ia pun pingsan di tempat.

Di sisi lain, Gendra dengan santainya duduk di sofa sembari memainkan ponselnya—tanpa memikirkan istrinya yang masih ia kurung di dalam gudang. Namun, Gendra tidak lupa, ia hanya tidak peduli dengan keadaan Thara saat ini.

Arion sudah di temukan oleh anggota The Tiger. Ternyata benar dugaan para anggota The Tiger, Arion di sekap di dalam basecamp Lion Gang.

Dengan bantuan pelacakan Malvyn, Arion akhirnya bisa di temukan. Arion di temukan dalam keadaan selamat.

Sebenarnya, Gendra sempat kesal dengan Arion yang tidak becus menjaga Thara. Tetapi mengingat Arion juga korban, Gendra mengurungkan niatnya untuk memberi Arion hukuman.

Meskipun Gendra tidak memiliki rasa peduli terhadap istrinya, ia tetap penasaran dengan kondisi gadis itu. Apa Thara sedang kelaparan atau malah sudah mati? Gendra harap, Thara sudah mati.

Gendra beranjak dari duduknya, ia berjalan ke arah gudang. Lalu, Gendra merogoh kunci dan membuka gembok gudang itu. Laki-laki itu sedikit terkejut saat membuka gudang itu dan langsung mendapati Thara yang tergeletak di lantai.

Namun, Gendra mencoba untuk berpikir positif. Mungkin saja Thara sedang tidur, jadi ia berinisiatif untuk membangunkannya. "Bangun lo."

Namun tidak ada sahutan dari Thara.

"Ck, bangun!" suara Gendra sedikit meninggi, supaya Thara dapat mendengarnya dan segera bangun.

Tetapi tetap saja masih tidak ada sahutan.

"Apa jangan-jangan dia pingsan beneran?" gumam Gendra.

Dengan terpaksa, Gendra menggendong Thara untuk segera membawanya ke rumah sakit. "Lo selalu aja nyusahin gue."

Gendra berjalan menuju garasi dengan Thara di gendongannya. "Arion!" panggil Gendra.

Tak lama, Arion datang menghampiri Gendra. "Was ist es?" tanya Arion.

[Tl: ada apa?]

"Bitte öffnen Sie diese autotür," jawab Gendra.

[Tl: tolong bukain pintu mobil ini]

Arion segera membuka pintu mobil bagian belakang, dan Gendra langsung meletakkan tubuh Thara di dalam mobil tersebut.

"Ist etwas passiert, um Thara zu vermissen?" tanya Arion, penasaran dengan kondisi Thara.

[Tl: apa terjadi sesuatu sama nona Thara?]

Gendra tidak menjawab, ia malah masuk ke dalam mobil di bagian pengemudi. Laki-laki itu melajukan mobilnya keluar gerbang rumahnya menuju rumah sakit.

Sementara itu, Arion menatap kepergian mobil Gendra dengan heran.

Tidak membutuhkan waktu lama, Gendra sudah sampai di rumah sakit. Ia pun segera turun dari mobilnya, dan kembali menggendong Thara.

Ketika memasuki rumah sakit, Gendra langsung di sambut dengan para suster di rumah sakit itu sembari membawa hospital bed. Gendra meletakkan tubuh Thara di atas hospital bed tersebut, lalu para suster segera membawa Thara menuju ruang pemeriksaan-di ikuti oleh Gendra.

Gendra menunggu di depan ruang UGD sudah sekitar 10 menit yang lalu, namun dokter tak kunjung keluar.

Dan beberapa menit kemudian, dokter yang menangani Thara akhirnya keluar. "Apa pasien adalah istrimu?" tanya dokter yang bernama Vanya.

"Gue nggak suka basa basi. Langsung to the point sekarang!" balas Gendra.

Dokter Vanya berdeham singkat, sebelum memberitahu tentang kondisi Thara pada Gendra. "Pasien saat ini sedang hamil muda. Dan kandungan pasien saat ini sangat lemah, jadi tolong di jaga dengan baik."

Gendra terdiam sebentar setelah mendengar penuturan dokter Vanya. "Maksudnya? dia hamil?"

Dokter Vanya mengangguk seraya tersenyum tipis. "Iya."

Tanpa mengucapkan apapun lagi, Gendra segera masuk ke dalam ruangan yang di dalamnya terdapat Thara. Gendra dapat melihat Thara yang sudah sadar, namun wajah gadis itu terlihat sangat pucat dan lemah.

Thara tersadar akan kehadiran Gendra, gadis itu lalu menatap Gendra dengan tatapan sayunya. "Kak—"

"Kasih tau siapa yang udah bikin lo hamil!!" tanya Gendra tanpa mendengarkan ucapan Thara terlebih dahulu.

"Maksud kakak, apa?" tanya Thara yang masih belum mengerti apa maksud dari perkataan Gendra.

"Nggak usah pura-pura nggak tau!" sarkas Gendra. "Udah berani selingkuh sama siapa lo?!"

Thara jadi semakin bingung di buatnya. "Siapa yang selingkuh? dan siapa yang hamil, kak?"

Gendra mendekati Thara. "Siapa yang hamil?" laki-laki itu tertawa pelan, lalu tangannya bergerak menyentuh perut rata Thara yang membuat gadis itu tersentak dengan perlakuan dirinya yang secara tiba-tiba. "Terus di dalem sini anak siapa, hm?"

"Aku nggak ngerti apa yang—"

"LO HAMIL, BANGSAT!!!"

Thara terdiam, wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun. Ia menatap perutnya dan Gendra secara bergantian. "A-aku hamil, kak?"

Gendra berdecih. "Jujur aja, selingkuh sama siapa lo?"

Thara menggeleng kuat. "Aku nggak selingkuh sama siapa-siapa, kak."

Gendra kembali berdecih. "You lie," Gendra mencengkeram dagu Thara dengan kuat. "Udah berani selingkuh di belakang gue, hm?"

"Aku—"

"Lo selingkuh 'kan? anak yang ada di dalem perut lo itu anak dari cowok lain 'kan? jawab jujur, anjing!"

"Aku nggak selingkuh, kak!" tukas Thara.

"Bullshit," ucap Gendra seraya terkekeh.

"Aku serius, kak. Ini anak kita! anak kak Gendra!"

"Gue nggak pernah nyentuh lo, bangsat!" sentak Gendra.

"Tapi—"

"Jujur sebelum gue bunuh anak lo itu!"

Dengan susah payah Thara bangun dari posisi berbaringnya. Kemudian, ia duduk sembari kembali menatap Gendra. "Ini anak kak Gendra sendiri!" jawab Thara dengan berani. "Lagian mana sempet aku main sama cowok lain di belakang kakak, sementara aku di kurung di dalem gudang."

Gendra menyeringai di depan wajah Thara. "Siapa tau lo HS sama pacar lo sebelum nikah sama gue, dan lo sekarang ngaku-ngaku kalo itu anak gue. Itu cara lo nyembunyiin kebohongan lo dari gue?"

"Nggak—"

"JUJUR SAMA GUE!!"

"Aku bahkan nggak pernah pacaran sama siapapun!!" tukas Thara, ia sedikit meninggikan suaranya.

"BOHONG LO, ANJING!!"

"GENDRA!"

Gendra maupun Thara mengalihkan pandangannya—menatap ke arah pintu yang menampakkan seorang pria paruh baya tengah berdiri di ambang pintu.

"Apa-apaan kamu? istrimu lagi sakit, tapi kamu malah marahin dia?!" ujar pria itu—yang tak lain adalah Argas.

Gendra menatap Argas tajam. "Cewek yang Papa jodohin sama Gendra itu udah HS sama cowok lain, dan sekarang dia malah ngaku-ngaku lagi hamil anak Gendra!"

Argas terlihat bingung, ia tidak mengerti apa maksud dari ucapan putranya. "Maksudnya gimana? Papa nggak paham."

"Papa liat dia," Gendra menunjuk Thara yang sedang menundukkan kepalanya. "Dia hamil."

"Tapi aku nggak selingkuh! dan aku juga nggak pernah HS sama siapapun! kak Gendra sendiri yang—"

"BOHONG!!!"

"CUKUP!" lerai Argas. "Bisa di bicarakan baik-baik 'kan?"

"Can not!" balas Gendra.

"Denger! dia ini istrimu, how can you accuse your wife of cheating? dan dia lagi hamil anakmu. Seharusnya kamu seneng, tapi kenapa kamu malah nuduh dia selingkuh dan HS sama cowok lain?" tanya Argas, heran.

Gendra terkekeh. "Seneng? apa Gendra harus seneng saat dia hamil sama cowok lain? dan kalo misalkan dia hamil sama Gendra, Gendra nggak bakal sudi punya anak yang keluar dari rahim dia!"

Thara menggeleng cepat. "Kak, I've never had an affair, and aku nggak pernah HS sama cowok lain. Anak yang ada di perut aku ini anak kak Gendra," ucap Thara, meyakinkan suaminya.

Gendra mendekatkan wajahnya di depan wajah Thara. "Lo itu cuma ngaku-ngaku, bangsat! padahal aslinya lo HS sama cowok lain!"

"STOP!!" sentak Argas.

"This is a hospital, don't make a fuss! kalian jangan ribut kayak anak kecil, selesaikan dengan cara baik-baik," Argas menatap putra dan menantunya itu secara bergantian. Kemudian, ia beralih menatap putranya. "Dan kamu Gendra, dengerin dulu penjelasan istrimu, jangan main asal nuduh aja."

"Gendra nggak bakal langsung percaya meskipun dia udah jelasin, unless there is proof!" jawab Gendra.

"Kak—"

"Dan gue nggak bakal pernah biarin lo hidup tenang sebelum anak lo itu musnah!!"

"What do you mean, Gendra?" tanya Argas yang masih berusaha bersabar dengan sikap putranya itu.

"Gendra bakal bunuh—"

"SUAMI MACAM APA KAMU YANG TEGA MEMBUNUH ANAKMU SENDIRI YANG BAHKAN BARU TUMBUH DI RAHIM ISTRIMU, HAH?!!" bentak Argas dengan emosi yang sudah tak dapat di tahan lagi.

"Anak?" Gendra terkekeh pelan. "Maksudnya, anak yang bukan darah daging Gendra? sorry, but I never had the desire to have children! punya istri kayak dia aja pengen Gendra bunuh, apalagi anak."

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Gendra, dan pelakunya adalah Argas.

"SUAMI MACAM APA KAMU, BRENGSEK?!!" bentak Argas, lagi.

Thara hanya bisa memejamkan matanya sembari menangis melihat perdebatan antara mertua dan suaminya itu.

Gendra memegangi pipi kanannya yang bekas tamparan dari Argas barusan, ia lalu menatap pria itu dengan sorot mata tajam. "Tamparan demi membela anak haram?" ujar Gendra, menyeringai.

Argas yang hendak kembali menampar Gendra pun terhenti saat Thara mencegahnya.

"Jangan, Pa..."

Argas pun mengurungkan niatnya, ia menatap putranya tak kalah tajam. "Kamu bakal menyesal di kemudian hari! inget itu!"

☠️

"Dia hamil."

"WHAT?!"

Semua anggota The Tiger yang tengah berkumpul di basecamp itu terkejut sembari menatap Gendra tak percaya.

"Serius lo?" tanya Prince.

"Terus kenapa muka lo di tekuk gitu? seharusnya lo seneng dong?" tanya Daniel, heran.

"Maksud lo, gue harus seneng? seneng karena dia hamil anak dari cowok lain?" ujar Gendra seraya bersedekap dada, lalu berdecih.

"Tunggu, maksud lo gimana?" tanya Malvyn yang masih belum bisa mencerna apa yang Gendra katakan.

"is she having an affair?" ujar Chitto yang langsung tahu maksud dari ucapan Gendra.

Gendra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Nggak mungkin istri lo selingkuh. Gue liat-liat, dia bukan tipe cewek yang suka selingkuh," ujar Heafen, tak percaya.

"Gue juga mikir gitu," timpal Malvyn. "Lo emang tau dari mana kalo istri lo selingkuh?" tanyanya.

"Gue nggak pernah nyentuh dia sedikitpun, terus butuh bukti apa lagi?" sahut Gendra.

"Lo yakin banget kalo istri lo selingkuh?" tanya Bastian.

Gendra menatap Bastian, kemudian menatap satu persatu teman-temannya yang juga tengah menatapnya. "Kalian pada nggak percaya sama omongan gue?"

"Coba lo cek cctv di rumah lo, siapa tau lo udah ngela—" ucapan Daniel terpotong saat melihat Gendra beranjak pergi.

Daniel menyentuh mulutnya sendiri. "Am I wrong?"

Prince yang berada di sebelah Daniel pun menoyor pelan kepala laki-laki itu. "Lo, sih. Udah tau anaknya gitu."

"Tapi apa yang Daniel bilang ada benernya juga, sih," ujar Malvyn.

Di sisi lain, Gendra menaiki motor miliknya. Laki-laki itu menyalakan mesin motornya, tak lupa memakai helmnya.

Gendra menyusuri jalan tanpa tujuan, pikirannya tertuju pada Thara. Istrinya itu sekarang sedang hamil. Sebenarnya, Gendra juga tidak terlalu yakin kalau istrinya itu berselingkuh, namun pikirannya yang membuat Gendra menuduh Thara berselingkuh.

Rasanya, Gendra ingin membanting motornya sekarang juga. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Kehadiran Thara selalu membuat dirinya kacau, benar-benar menyusahkan bagi Gendra.

Matanya fokus menyetir, namun beberapa saat Gendra menghentikan motornya kala ada getaran yang berasal dari ponselnya.

Gendra membuka helmnya, lalu merogoh ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya. Laki-laki itu berdecak malas saat tahu siapa yang meneleponnya, dengan malas ia menerima telepon masuk dari Thara.

Tadi sebelum Gendra pergi, Argas meminta Gendra untuk menyimpan nomor ponsel Thara, dan juga sebaliknya. Katanya supaya jika terjadi sesuatu pada Thara atau Thara membutuhkan bantuan Gendra, Thara bisa dengan mudah menghubungi Gendra.

Gendra sebenarnya sangat malas menyimpan nomor ponsel Thara di ponselnya, maka dari itu ia tidak menyimpannya. Dan ketika Thara meneleponnya, hanya ada nomor yang tertera.

Gendra memang tidak menyimpan nomor ponsel Thara, namun ia tahu bahwa yang tengah menghubunginya saat ini adalah nomor Thara. Sebab, hanya nomor Thara yang tidak Gendra simpan.

"Halo, kak"

"Lo bisa nggak usah ganggu gue sekali aja?" potong Gendra dengan nada dingin, membuat Thara merinding di seberang sana.

"Maaf, kak. Aku cuma pengen min"

"Apaan?"

"Boleh minta tolong beliin"

"Beli sendiri, nggak usah ngerepotin gue!" Gendra lalu mematikan sambungan teleponnya sepihak.

Gendra kembali memasukkan ponselnya dan memakai helmnya. Kemudian, ia kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Perasaan Gendra berubah menjadi aneh, seperti ada sesuatu di belakangnya. Gendra merasa ada yang sedang mengikuti dirinya dari belakang.

Gendra melihat dari kaca spion motornya. Dan benar saja, ada sekitaran 10 orang lebih yang sedang mengikutinya.

Sepertinya, mereka adalah anggota Lion Gang. Gendra tahu itu, karena ia melihat jaket yang mereka pakai. Gendra juga tahu mereka mengikuti dirinya untuk balas dendam karena perbuatannya pada Xio tempo hari.

"Masih mau main-main sama gue ternyata," gumam Gendra di balik helmnya sembari menyunggingkan senyuman miring.

Gendra melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membuat para pengendara lain terganggu. Namun, Gendra tidak peduli.

Dan anggota Lion Gang pun juga ikut meninggikan kecepatan motornya untuk mengejar sang musuh.

Gendra berbelok pada gang kecil. Walaupun gang itu terlihat sangat sempit, tetapi Gendra mempunyai cara sendiri untuk melewati gang kecil itu.

Jika soal motor, Gendra sudah sangat mahir. Sudah banyak yang berbalapan dengan Gendra, dan Gendra yang selalu menang dalam balapan itu.

Gendra melihat anggota Lion Gang yang terlihat kebingungan, mereka berhenti tak jauh dari Gendra.

"Mau main-main sama gue? let's begin!" ujar Gendra, sedikit berteriak.

~TBC~

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 98K 67
FOLLOW DULU BARU SECROL ! Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo nyuruh gue buat berhenti ngerokok? Bera...
63.4K 2.8K 41
Ini cerita tentang Arkan, cowok terkenal dan ganteng buat cewek - cewek di sekolahnya. Dan Aura. Cewek yang ditaksir Arkan. Menurut Aura, Arkan itu g...
5.1M 63K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
878K 42.6K 46
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...