GENTHA [END]

By Queenieee11

943K 60.7K 23.6K

‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA... More

GENTHA | Prolog
GENTHA | Penyusup
GENTHA | Di culik
GENTHA | Private bodyguard
GENTHA | Mabuk
GENTHA | Selingkuh?
GENTHA | Tidak pernah peduli
GENTHA | Hampir di lecehkan
GENTHA | Perdebatan
GENTHA | Benci
GENTHA | Don't be sad
GENTHA | Enjoy, ugly girl
GENTHA | Kamera bukti
GENTHA | Tidak di akui
GENTHA | Pisah rumah?
GENTHA | Cerai?
GENTHA | Kita cerai
GENTHA | Gendra's pet tiger
GENTHA | Jalang?
GENTHA | I'm only yours
GENTHA | Musnahnya musuh
GENTHA | You are mine
GENTHA | Bohong
GENTHA | Pengkhianat
GENTHA | Sebuah kehancuran
GENTHA | Kebakaran
GENTHA | Satu bulan lagi
GENTHA | Rindu
GENTHA | Pembunuh misterius
GENTHA | Renggang
GENTHA | Penyelidikan
GENTHA | Cousin from London
GENTHA | Déjà Vu
GENTHA | Awal dari kebenaran
GENTHA | Surat perceraian
GENTHA | Psikopat cilik
GENTHA | About MalMey
GENTHA | Keajaiban?
GENTHA | Flight to Germany
GENTHA | This is my fault

GENTHA | Pembawa masalah

21.7K 1.3K 90
By Queenieee11

Sesampainya Gendra di basecamp, ia dapat melihat banyak motor yang berjejeran. Dan ketika ia memasuki basecamp, di dalam sudah seperti kapal pecah.

Gendra berjalan seraya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Gendra telah sampai di belakang basecamp, di sana semua anggota Lion Gang dan anggota The Tiger tengah bertarung.

"Wow, ketuanya dateng," ucap laki-laki yang bernama Xio saat menyadari kedatangan Gendra.

"Berhenti," semuanya pun berhenti saat laki-laki di depan Gendra memerintahkan anggotanya untuk menghentikan pertarungan.

"Kenapa di suruh berhenti? takut kalah?" Gendra menatap Xio dengan tatapan mengejek.

Meskipun ucapan Gendra membuat Xio tersinggung, namun laki-laki itu tetap menampilkan wajah biasa-biasa saja di depan Gendra. "Gue mau lo lawan gue," ujarnya, menantang.

Gendra berdecih. "Masih belum puas setelah beberapa kali kalah dari gue?"

Xio tertawa. "Kali ini beda, bro," balasnya.

Gendra menaikkan sebelah alisnya bingung—menatap laki-laki itu dengan penuh tanda tanya.

Xio menjentikkan jarinya tiga kali. Lalu setelahnya, ada dua orang yang muncul di hadapan mereka semua dengan membawa seorang gadis yang membuat Gendra beserta anggota The Tiger tampak sedikit terkejut.

"Kalo lo menang, lo boleh bawa istri lo. Tapi kalo lo kalah, jangan harap istri lo bisa kembali lagi ke lo," ujar Xio seraya menyeringai tipis.

Gadis itu adalah Thara. Kedua tangan Thara yang di borgol, serta mulutnya yang tertempel lakban. Thara menangis menatap Gendra, berharap agar suaminya itu mau menolongnya.

"Gimana? deal?" tanya Xio yang masih tidak mendapatkan respon dari Gendra.

"Deal!" balas Gendra setelah berpikir sejenak.

Dalam hatinya, Thara sangat berharap Gendra menang dalam pertarungan ini, supaya dirinya bisa lepas dari laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal.

Bugh!

Tanpa aba-aba, Gendra langsung melayangkan pukulan yang cukup keras ke wajah Xio, hingga membuat laki-laki itu tersungkur ke tanah.

Xio meringis pelan. "Brengsek," umpatnya.

"Lemah," ledek Gendra.

"SERANG MEREKA!!" teriak Xio pada anggotanya.

"Satu lawan satu atau semua anggota lo bakal mati di tangan gue!" ujar Gendra, mengancam.

Mereka yang hendak kembali menyerang pun jadi terhenti karena ucapan Gendra.

Xio berdiri di bantu oleh temannya yang bernama Carles. "Oke, satu lawan satu."

Bugh!

Bugh!

Gendra kembali memukul wajah Xio secara brutal. Anggota The Tiger yang menyaksikan itu pun menyeringai sinis ke arah anggota Lion Gang. Mereka sangat percaya pada Gendra, karena Gendra tidak akan pernah kalah bertarung dengan siapapun.

Lion Gang, salah satu geng motor yang terkenal kriminal. Namun jika melawan Gendra dan anggotanya, maka mereka lah yang menjadi korbannya. Lion Gang juga termasuk musuh The Tiger, anggota yang paling benci dan sangat dendam pada seluruh anggota The Tiger.

Lihatlah, di wajah Gendra sama sekali tidak ada satupun memar. Sementara di wajah Xio sudah terdapat banyak lebam karena pukulan brutal Gendra.

"Gimana? masih mau lanjut?"

Xio menarik kerah baju Gendra dengan emosi yang memuncak.

Bugh!

Satu pukulan ia layangkan ke wajah tampan Gendra, tetapi Gendra tidak merasakan sakit sedikitpun, meskipun sudut bibirnya berhasil mengeluarkan darah.

"Gitu doang?"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Berkali-kali Gendra memukul wajah Xio, hingga membuatnya terpental ke atas, lalu jatuh ke bawah, menimbulkan suara seperti tulang patah.

"Arkhhh."

Dan benar saja, Xio mengerang kesakitan saat merasakan sakit yang menjalar di pinggulnya. Suara tulang patah tadi rupanya berasal dari tulang punggung Xio.

Anggota Lion Gang pun langsung membantu ketuanya itu berdiri. Namun percuma, Xio tidak mempunyai tenaga untuk berdiri lagi, karena saking sakitnya di sekitaran pinggulnya.

"Bunuh dia!"

Di tengah dirinya menahan rasa sakitnya, Xio masih sempat untuk memerintahkan kedua anggota Lion Gang yang sedari tadi menjaga Thara, agar gadis itu tidak melarikan diri.

Gendra menyeringai sinis. "Kalo lo lukain dia, satu peluru ini bakal bersarang di perut lo!" ancamnya sembari menunjukkan pistolnya ke arah sang musuh.

"Gue nggak takut," jawabnya, enteng.

Dor!

Dor!

Gendra benar-benar menembak perut sang musuh, hingga membuat kedua laki-laki itu tergeletak tak berdaya.

"Mampus!" umpat Daniel. "Nggak tau aja dia kalo Gendra nggak cuma ngancem doang kalo ngomong,"

Semuanya tampak terkejut, begitupun dengan Thara. Gadis itu memejamkan matanya saat suara tembakan terdengar jelas di gendang telinganya. Thara juga ingin sekali menutup telinganya, namun kedua tangannya masih di borgol.

Anggota Lion Gang menatap Gendra penuh emosi, kebencian, serta penuh dengan rasa dendam.

"Itu akibatnya kalo lo ngeremehin ancaman gue!"

Wajah Xio memerah padam, ia ingin sekali membunuh Gendra sekarang juga, namun dengan kondisinya yang seperti sekarang membuatnya mengurungkan niatnya. Lain kali, ia pastikan Gendra tidak akan pernah bernafas di dunia lagi.

Gendra beralih pada Xio yang tengah menatapnya tajam. "Lo juga mau?" Gendra menawarkan pistolnya pada Xio. Dengan arti, ia menawarkan Xio untuk di bunuh juga seperti ia membunuh kedua anggotanya.

"Sialan! lain kali gue nggak akan biarin lo hidup—"

Dor!

"Arghhhh," rintih Xio.

"Nggak usah bacot," sahut Gendra, lalu kembali memasukkan pistolnya ke dalam saku setelah puas menembak kaki Xio.

Seluruh anggota The Tiger tertawa puas melihatnya.

"Rasain lo. Itu akibatnya kalo gede omongan, tapi nggak di buktiin," timpal Daniel dengan tawa remehnya.

"Mental aman?" tanya Prince, berniat meledek mereka.

"GUE BAKAL BALES LO SEMUA! LIAT AJA NANTI! CABUT!!!" teriakan emosi Xio sama sekali tidak di gubris oleh Gendra maupun semua anggota The Tiger, mereka malah semakin meledakkan tawanya yang juga semakin membuat Xio emosi.

Carles menatap tajam satu-persatu dari anggota The Tiger, termasuk Gendra. "Kalo terjadi sesuatu sama Xio, gue yang bakal bales lo semua!

Beberapa anggota Lion Gang membantu Xio memasuki mobil untuk membawanya ke rumah sakit.

"Cupu lo semua!" pekik Bastian, sedikit berteriak ketika mereka sudah menjauh.

Gendra beralih pada Thara yang sejak tadi masih memejamkan matanya, tubuh gadis itu juga terlihat gemetar.

Gendra tidak melihat tanda-tanda keberadaan bodyguard istrinya itu—yang tak lain adalah Arion.

"Ke mana Arion?" tanya Gendra pada temannya.

Malvyn mengedikkan bahunya. "Dari tadi kita nggak liat Arion di sini," jawabnya.

"Gue yakin, pasti ini udah Xio rencanain dari awal. Dia pasti punya rencana buat culik istri lo sebagai taruhan, dan dia pasti juga punya rencana untuk Arion, biar Arion nggak ngehalangin rencananya buat culik istri lo," timpal Heafen.

"Arion nggak mungkin lalai sama perintah lo buat jaga istri lo kalo nggak terjadi apa-apa sama dia," imbuh Chitto.

Gendra sangat tahu tentang Arion, ia sudah lama mengenal laki-laki itu. Arion tidak mungkin lalai dengan apa yang sudah Gendra perintahkan. Gendra segera merogoh ponselnya—berniat menghubungi Arion.

Beberapa saat telepon tersambung, namun tidak ada tanda-tanda Arion mengangkat telepon dari Gendra. Gendra sudah mencobanya berulang kali, namun hasilnya tetap sama.

"Suruh anak buah buat cari keberadaan Arion sekarang!" titah Gendra.

☠️

"Gara-gara lo, Arion jadi kena imbasnya," sarkas Gendra pada sang istri.

Thara menunduk ke bawah, tidak berani menatap mata Gendra. "Maaf, kak," cicitnya. Hanya itu yang bisa Thara ucapkan.

Gendra mengusap wajahnya gusar. "Lo, tuh, perempuan pembawa masalah tau nggak?!!" sentak Gendra. Setelahnya, Gendra melenggang pergi meninggalkan Thara.

Thara mati-matian menahan air matanya agar tidak keluar. Namun tetap saja, ucapan Gendra membuatnya tidak bisa menahan air matanya lagi. Ucapan Gendra benar-benar membuat hati Thara tergores.

Namun setelah di pikir-pikir, dirinya memang perempuan pembawa masalah semenjak menikah dengan Gendra. Semenjak dirinya hadir di dalam hidup Gendra, semua para musuh Gendra mengincarnya, dan hal itu membuat Gendra kerepotan mengurusnya. Perkataan Gendra memang benar, ia hanya perempuan pembawa masalah.

Thara terduduk di lantai dengan air mata yang tidak mau berhenti keluar. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di antara kedua tangannya, ucapan Gendra sangat terngiang-ngiang di dalam benaknya.

"Ma, a-apa Raline nggak pantes jadi i-istrinya kak Gendra?" gumam Thara di sela-sela tangisannya.

Jika Thara sedang sedih dan butuh ketenangan, ia akan mengadu pada Mamanya. Thara akan menceritakan semua yang terjadi pada Mamanya, meskipun ia hanya berbicara sendiri. Namun hal itu dapat membuat hati Thara menjadi sedikit lebih lega dan tenang dari sebelumnya.

Semenjak dirinya menikah, Papanya sudah seperti tidak perduli lagi padanya. Thara bahkan tidak tahu ke mana Papanya, pria itu menghilang begitu saja setelah pernikahan Thara dengan Gendra selesai.

Thara seperti merasa sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi sekarang, dirinya benar-benar sendirian.

Thara menangis tersedu-sedu. "Raline s-selalu bikin m-masalah ya, Ma?"

"Raline nggak b-becus banget j-jadi istri, Ma. Raline selalu nyu-nyusahin k-kak Gendra, hiks..."

Brak!

Thara terperanjat kaget saat mendengar suara yang menggema cukup keras terdengar di telinganya. Ia mendongak, menatap seseorang yang tengah berdiri tidak jauh darinya. "Kak?"

Gendra berjalan ke arah istrinya, melangkahkan kakinya menghampiri sang istri. "Lo harus gue kasih hukuman!!"

"M-maksud—"

"Gue mau kasih lo hukuman atas kesalahan lo yang udah bikin Arion nggak ketemu sampe sekarang!" Gendra menarik pergelangan tangan Thara secara kasar, memaksa istrinya untuk ikut dengannya.

Thara yang terkejut dengan perlakuan Gendra, lantas dirinya langsung mengikuti langkah Gendra. Thara terus meringis setiap dirinya melangkah, sebab kedua kakinya masih terasa sakit.

Gendra berhenti melangkah ketika sudah sampai di depan gudang kosong di lantai bawah yang berdekatan dengan kolam renang. Laki-laki itu merogoh kunci dari dalam sakunya dan membuka gembok gudang tersebut.

"Masuk!" titahnya.

"Kak—"

"MASUK, ANJING!!"

Dengan paksaan Gendra, Thara menurut dan masuk ke dalam gudang tersebut. Dan sedetik kemudian, ia terkejut kala pintu gudang itu kembali di tutup dan di kunci oleh Gendra dari luar setelah dirinya berhasil masuk ke dalam.

"Kak?!!"

Thara menggedor-gedor pintu gudang itu seraya terus berteriak. "Kak, buka pintunya!"

"Kak Gen—"

"Lo diem di dalem selama seminggu, nggak boleh makan ataupun minum. Kalo sampe lo ketahuan ngelanggar perintah gue, gue nggak bakal bebasin lo dari dalem gudang ini selamanya!!" sahut Gendra dari luar.

Tubuh Thara cukup merinding mendengar suara ancaman dari suaminya itu. Lebih baik ia di kurung seperti ini daripada di lukai oleh Gendra. Namun apa dirinya sanggup jika tidak makan ataupun minum selama seminggu?

Wajah Thara terlihat sangat pasrah, mau melawan juga tidak akan ada hasilnya, yang ada malah bertambah hukumannya, bisa-bisa ia di lukai lagi oleh Gendra.

Hukuman ini masih belum seberapa bagi Gendra, kalau perlu ia tidak akan segan-segan untuk langsung melukai Thara. Ia akan menodongkan pistolnya, lalu menembaknya lagi seperti waktu pertama kali Thara menginjakkan kaki di rumahnya.

Hanya karena satu orang yang hilang, Thara harus di hukum seperti ini? padahal ini bukan kesalahannya, tetapi Gendra menghukumnya, seolah-olah dirinya lah yang salah.

Thara tidak begitu mengenal Arion, dengan tiba-tiba Arion dijadikan bodyguard pribadinya oleh Gendra. Sekarang Arion menghilang, dan Gendra menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi dengan Arion saat ini. Seharusnya Arion yang di beri hukuman oleh Gendra, karena laki-laki itu tidak bisa menjaga Thara dengan baik, hingga membuat Thara di culik oleh Xio.

Tetapi menurut Thara, Arion adalah orang yang baik.

Thara sempat berpikir, apa tujuan Gendra menjadikan Arion sebagai bodyguard-nya? apa Gendra mengkhawatirkan keselamatannya? apa suaminya itu masih mempunyai rasa kasihan padanya?

Thara menggeleng-gelengkan kepalanya, sepertinya itu semua tidak mungkin. Gendra mengkhawatirkannya? Gendra mengasihaninya? itu adalah sebuah hal yang sangat mustahil. Tidak mungkin seorang Gendra mengkhawatirkan atau mengasihani istrinya sendiri.

Thara hanya berharap, semoga saja Arion cepat di temukan dalam keadaan baik-baik saja, supaya ia bisa segera di bebaskan dari gudang itu.

Di dalam gudang itu sangatlah gelap, hanya ada cahaya dari luar yang masuk melalui celah-celah jendela.

Sebenarnya, Thara sangat takut dengan kegelapan, ia tidak berani berada di dalam ruangan yang gelap seorang diri.

Sebentar lagi malam akan tiba, itu artinya gudang itu akan semakin gelap, sehingga dapat membuat Thara tidak bisa melihat apapun.

Tiba-tiba Thara merasakan pusing yang menjalar di kepalanya. Refleks Thara memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, ia meringis saat rasa pusing di kepalanya itu semakin terasa.

Thara menarik nafasnya dalam-dalam untuk meredakan rasa pusingnya, siapa tahu rasa pusing itu langsung hilang. Dan benar saja, rasa pusing itu perlahan-lahan sudah mulai hilang. Thara tidak lagi merasakan pusing, gadis itu dapat bernafas lega.

Thara hanya bisa menangis di tempat, meratapi nasibnya setelah menjadi istri dari seorang Gendra Margantara.

"Ma, Raline takut..."

~TBC~

Continue Reading

You'll Also Like

630K 8K 30
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
5.2K 4.4K 37
(FOLOW SEBELUM MEMBACA) Ini adalah kisah pdkt seorang pelajar SMA yang dibantu oleh ketiga sahabatnya. Argio lumayan penasaran dengan gadis yang tak...
933 169 18
"Selingkuh mulu lo! Heran gue!" "Bi, kok lo di sini?" tanya Nathan. "Orang gue sekolah di sini ya jelas gue ada di sini," jawab Aurora cuek. "Bi." "...
173K 20.6K 56
Argala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung d...