GENTHA [END]

By Queenieee11

944K 60.7K 23.6K

‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA... More

GENTHA | Prolog
GENTHA | Penyusup
GENTHA | Di culik
GENTHA | Private bodyguard
GENTHA | Pembawa masalah
GENTHA | Selingkuh?
GENTHA | Tidak pernah peduli
GENTHA | Hampir di lecehkan
GENTHA | Perdebatan
GENTHA | Benci
GENTHA | Don't be sad
GENTHA | Enjoy, ugly girl
GENTHA | Kamera bukti
GENTHA | Tidak di akui
GENTHA | Pisah rumah?
GENTHA | Cerai?
GENTHA | Kita cerai
GENTHA | Gendra's pet tiger
GENTHA | Jalang?
GENTHA | I'm only yours
GENTHA | Musnahnya musuh
GENTHA | You are mine
GENTHA | Bohong
GENTHA | Pengkhianat
GENTHA | Sebuah kehancuran
GENTHA | Kebakaran
GENTHA | Satu bulan lagi
GENTHA | Rindu
GENTHA | Pembunuh misterius
GENTHA | Renggang
GENTHA | Penyelidikan
GENTHA | Cousin from London
GENTHA | Déjà Vu
GENTHA | Awal dari kebenaran
GENTHA | Surat perceraian
GENTHA | Psikopat cilik
GENTHA | About MalMey
GENTHA | Keajaiban?
GENTHA | Flight to Germany
GENTHA | This is my fault

GENTHA | Mabuk

23.7K 1.3K 81
By Queenieee11

Thara sangat terkejut ketika melihat Gendra pulang dalam kondisi mabuk. Sebelumnya, Thara tidak pernah kepikiran Gendra akan pergi ke club untuk mabuk.

Kemudian, Thara mengikuti Argas yang berjalan menaiki tangga. Thara seperti orang yang menderita cacat, karena ia sangat kesusahan hanya untuk berjalan saja. Namun karena Thara mengkhawatirkan Gendra, Thara memaksakan dirinya untuk menaiki tangan menuju kamar Gendra berada.

Setelah membawa Gendra masuk ke dalam kamarnya, Argas kemudian keluar. Ketika keluar, ia mendapati Thara yang tengah berjalan dengan susah payah. Argas lantas membantu menantunya itu.

"Ayo, Papa bantu," tawar Argas, kemudian membantu Thara.

Argas merasa kasihan terhadap menantunya yang sangat kesulitan untuk berjalan. Sebelumnya, ia sudah menawarkan untuk membawa Thara pergi ke rumah sakit dan memakai kursi roda untuk sementara waktu, namun Thara menolak tawarannya.

"Di dalam, suamimu masih mabuk. Jadi, kamu harus menjaga dia, jangan biarkan dia melakukan hal yang aneh-aneh," ujar Argas, memberitahu Thara.

Thara mengangguk, ia tersenyum ramah pada Argas ketika pria itu berpamitan untuk pulang. Thara juga tak lupa mengucapkan terimakasih karena Argas sudah membantunya.

Thara perlahan-lahan membuka pintu kamar Gendra dengan penuh hati-hati. Ia mengintip suaminya dari celah-celah pintu.

Thara dapat melihat suaminya yang sedang mengacak-acak kasurnya, seketika mata Thara membulat. Ia pun segera masuk ke dalam kamar suaminya untuk menghentikannya.

"Kak, mending kak Gendra istirahat aja, ya? ini juga udah malem," sebenarnya, Thara masih sangat takut saat berada di dekat Gendra. Namun sekarang kondisi Gendra yang membuat dirinya sedikit memberanikan diri.

Gendra mendorong tubuh Thara sedikit kasar. "Pergi!!"

Perlahan-lahan Thara mendekati suaminya dengan langkah yang sedikit gugup. "Tidur, ya, kak?"

Tanpa Thara duga, Gendra secara tiba-tiba membanting kasar tubuhnya ke atas ranjang. Thara melihat suaminya sedang tersenyum, yang ia sendiri tidak tahu apa arti dari senyuman itu.

Gendra menindih tubuh Thara, yang langsung membuat Thara semakin panik.

"K-kak Gendra m-mau nga-ngapain?" tanya Thara, semakin panik.

Gendra menatap Thara dengan tatapan sayunya. "Lo tau? gue benci banget sama lo."

Hati Thara tergores mendengarnya. Thara bertanya-tanya dalam hatinya, kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga membuat Gendra sangat membencinya?

Tangan Gendra membelai rambut Thara, bibirnya menyunggingkan senyuman miring. "Kita baru nikah 'kan? dan kemarin kita belum ngelakuin malem pertama. Sekarang, ayo kita ngelakuin kewajiban kita sebagai pasangan suami istri," Gendra mengatakan itu di bawah kesadarannya.

Otak Thara seketika buntu saat mendengar perkataan Gendra barusan, ia tidak bisa memahami apa yang Gendra katakan. Apa maksudnya?

"Bentar aja," ujar Gendra dengan suara beratnya—tepat di dekat telinga Thara, membuat Thara seketika merinding.

"Kak, jangan—"

"Diem!"

Thara menangis, wajahnya terlihat sangat pasrah ketika Gendra mulai beraksi. Meski sudah berkali-kali memberontak, tetap saja tidak di gubris oleh Gendra. Laki-laki itu malah mengunci pergelangan tangan Thara.

"Let's start," Gendra meraih tengkuk Thara, bibirnya langsung menyambar bibir ranum istrinya itu secara brutal.

Jika Gendra melumat bibir Thara dengan penuh semangat, maka tidak dengan Thara. Gadis itu terus menangis dan memberontak.

Gendra terus memaksa Thara agar membalas lumatan bibirnya, namun Thara malah berusaha untuk melepaskan tautan bibir mereka. Dirinya seakan-akan merasa tidak berdaya. Tubuhnya dan pipinya yang masih sakit, serta kakinya, membuat Thara semakin tidak berdaya untuk memberontak lagi.

"Sakit..." lirih Thara saat Gendra mengigit bibirnya. "Kak... hiks..." Thara menangis deras di sela-sela permainan Gendra.

Tanpa melepaskan tautan bibirnya, tangan Gendra meraba punggung Thara, mengelusnya secara perlahan. Permainan Gendra semakin lama semakin brutal, membuat Thara kelelahan. Namun, Gendra tampak tidak peduli.

☠️

Pukul 12.20, pasangan suami-istri itu masih enggan untuk membuka matanya. Keduanya sama-sama terlihat sangat letih, tubuh mereka terbungkus dengan selimut. Tadi mereka baru bisa tidur jam 06.12.

Beberapa menit, Gendra mulai terbangun dari tidurnya. Laki-laki itu menoleh ke samping, ia sontak terkejut ketika melihat Thara yang tengah tidur di sampingnya.

Gendra mengucek matanya, siapa tahu ia salah lihat. Namun setelah Gendra mengucek matanya, tetap saja Thara berada di sampingnya. Itu artinya, Gendra tidak salah lihat, Thara memang benar-benar sedang tidur di sampingnya.

Gendra lantas terbangun. "Ngapain lo tidur di kamar gue?!!"

Thara merasa terusik dengan suara tinggi dan berat Gendra, Thara mengerjap-ngerjapkan matanya. Gadis itu mengumpulkan nyawanya sebelum matanya membulat dengan mulut yang ia tutup dengan kedua tangannya.

"Kak—"

"Ngapain tidur di kamar gue, hah?!" sentak Gendra.

Seketika Thara teringat kejadian semalam, otaknya langsung memutar memori saat semalam dirinya menangis dan berusaha menghentikan permainan Gendra. Hingga akhirnya, ia menyerah dan mulai terhasut untuk menikmati permainan Gendra.

"T-tadi ma-ma—"

"Ck, bangsat!"

Belum sempat Thara menyelesaikan ucapannya, Gendra sudah lebih dulu berjalan menuju kamar mandi tanpa mendengarkan penjelasan Thara lebih dulu.

Saat Gendra hendak berjalan menuju kamar mandi, ia tak sengaja melihat pakaian dirinya dan Thara berserakan di lantai. Gendra melirik ke bawah, ia baru sadar bahwa dirinya hanya memakai celana pendek saja.

"What the fuck?" Gendra menoleh ke arah Thara. "Kenapa baju gue sama lo berantakan kayak gini?"

Thara tidak punya alasan untuk menjawab pertanyaan suaminya itu, sekarang ia tidak bisa melakukan apapun.

Karena terlalu malas dan Gendra ingin cepat-cepat membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, akhirnya Gendra kembali berjalan menuju kamar mandi.

Thara bernafas lega melihat Gendra masuk ke dalam kamar mandi. Thara pun segera beranjak dari tempat tidurnya dengan susah payah, dan juga mengambil pakaiannya yang berserakan, lalu memakainya sebelum keluar dari kamar Gendra.

Saat Gendra keluar dari kamar mandi, ia sudah tidak mendapati Thara di atas ranjang, dan Gendra juga sudah tidak melihat pakaiannya dan Thara di lantai. Apa Thara yang sudah membereskannya?

Gendra masih kesal dengan yang terjadi beberapa menit lalu, mengapa Thara tiba-tiba tidur di sampingnya? apa semalam Argas yang menyuruh Thara untuk tidur satu kamar dengannya? dan mengapa semalam ia tidur tidak memakai baju? lalu mengapa pakaiannya tiba-tiba berserakan begitu saja di lantai?

Ah iya, perasaan semalam Gendra tidak ingat apa-apa. Terakhir kali Gendra pergi ke club, berniat untuk menenangkan diri. Lalu, Gendra meminum beberapa botol bir. Lalu setelahnya, Gendra sudah tidak mengingat apapun lagi. Dan saat terbangun tadi, Gendra tiba-tiba sudah berada di dalam kamarnya sendiri dan tidur bersama Thara dengan pakaian yang berserakan.

Otak Gendra masih tidak bisa mencerna apapun untuk saat ini.

Gendra melirik jam dinding, matanya langsung membulat sempurna saat tahu sekarang sudah siang. Ia pikir masih pagi.

Gendra pun segera bersiap-siap, mengenakan jaket yang selalu ia pakai. Yaitu, jaket kulit hitam khas The Tiger yang berlogo harimau di belakangnya. Lalu tak lupa Gendra juga meraih kunci motor serta ponselnya.

Sementara Thara yang tengah berada di dapur itu sedang berkutat dengan alat dapur setelah dirinya membersihkan badannya. Tubuhnya terasa remuk sekali, ia sangat ingin beristirahat. Namun, ia harus menyiapkan makanan untuk dirinya dan suaminya.

Thara yang melihat Gendra menuruni tangga, lantas berkata. "Kak, aku lagi masak buat kakak," pekik Thara dari dapur.

Gendra menghentikan langkahnya sebentar, lalu menatap malas ke arah Thara. "Terus?" tanya Gendra seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Kita makan bareng, ya, kak?" balas Thara dengan nada yang seperti memohon dan berharap.

"Nggak!"

Jawaban singkat itu membuat hati Thara mencelos, tetapi ia tetap berusaha tersenyum di depan Gendra. "Kakak mau ke mana?"

"Jangan ikut campur urusan gue!!" Gendra berlalu pergi tanpa memedulikan Thara lagi.

"Kak Gendra beneran nggak inget apa-apa tentang semalem?"

Ucapan Thara lantas membuat langkah Gendra terhenti, laki-laki itu kembali menoleh pada Thara. "Semalem gue ke club, tapi tiba-tiba tadi gue udah ada di kamar, dan tidur sama lo!" Gendra berjalan mendekati Istrinya, tetapi lagi-lagi langkah Gendra terhenti kala ada sebuah telepon masuk dari ponselnya.

Gendra menatap tajam ke arah Thara, sebelum akhirnya ia menerima telepon masuk tersebut. "Apa?"

"Gen, cepet ke sini. Basecamp kita lagi di serang sama anak-anak Lion Gang, semua anggota The Tiger yang lain udah pada di sini. Me—"

Tut!

Gendra kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Dengan terburu-buru, Gendra berjalan keluar rumah menuju garasi untuk mengambil motornya dan segera pergi menuju ke basecamp.

Thara bernafas lega ketika melihat Gendra tidak jadi mendekatinya, ia masih takut dengan laki-laki itu. Tetapi Thara di buat heran olehnya, siapa yang menelepon Gendra tadi, hingga membuat Gendra terburu-buru seperti itu?

Tidak mau terlalu ikut campur, Thara pun kembali melanjutkan aktivitasnya. Lagi-lagi ia makan sendiri. Tidak apa-apa, mungkin ini belum waktunya ia makan bersama dengan suaminya itu. Semua usaha pasti membutuhkan waktu.

Saat tengah asik memasak, tiba-tiba Thara di kejutkan oleh seorang laki-laki yang begitu asing baginya.

"Hai, cantik."

~TBC~

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 111K 26
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
669K 8.5K 30
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
115K 11K 57
Azka adalah seorang dokter muda cucu dai kondang di kotanya. Ia terpaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya karena ingin melupakan wanita yang dicin...
893K 43.2K 46
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...