GENTHA [END]

By Queenieee11

932K 60.3K 23.6K

‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA... More

GENTHA | Prolog
GENTHA | Penyusup
GENTHA | Private bodyguard
GENTHA | Mabuk
GENTHA | Pembawa masalah
GENTHA | Selingkuh?
GENTHA | Tidak pernah peduli
GENTHA | Hampir di lecehkan
GENTHA | Perdebatan
GENTHA | Benci
GENTHA | Don't be sad
GENTHA | Enjoy, ugly girl
GENTHA | Kamera bukti
GENTHA | Tidak di akui
GENTHA | Pisah rumah?
GENTHA | Cerai?
GENTHA | Kita cerai
GENTHA | Gendra's pet tiger
GENTHA | Jalang?
GENTHA | I'm only yours
GENTHA | Musnahnya musuh
GENTHA | You are mine
GENTHA | Bohong
GENTHA | Pengkhianat
GENTHA | Sebuah kehancuran
GENTHA | Kebakaran
GENTHA | Satu bulan lagi
GENTHA | Rindu
GENTHA | Pembunuh misterius
GENTHA | Renggang
GENTHA | Penyelidikan
GENTHA | Cousin from London
GENTHA | Déjà Vu
GENTHA | Awal dari kebenaran
GENTHA | Surat perceraian
GENTHA | Psikopat cilik
GENTHA | About MalMey
GENTHA | Keajaiban?
GENTHA | Flight to Germany
GENTHA | This is my fault

GENTHA | Di culik

26.8K 1.6K 84
By Queenieee11

Seperti yang sudah Gendra duga, Papanya menyuruh dirinya untuk menemuinya. Dan siang ini, Gendra sudah berada di rumah Papanya beberapa menit yang lalu. Ia duduk di sofa sembari menunggu Papanya keluar dari ruangan kerjanya.

Tak lama, seorang pria paruh baya keluar dari salah satu ruangan di lantai satu. Lalu menghampiri putranya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Papa ngapain nyuruh Gendra ke sini?" tanya Gendra, langsung to the point.

"Kamu juga pasti udah tau jawabannya."

Ah, bodoh sekali. Mengapa dirinya malah menanyakan pertanyaan yang sudah jelas-jelas ia tahu jawabannya?

Pria itu duduk di sofa-berseberangan dengan putranya. Tatapannya tertuju pada putranya. Mungkin bagi orang-orang di luaran sana, wajah Gendra terlihat sangat menyeramkan, tetapi tidak bagi Argas-Papanya Gendra.

"Apa bener tadi malam ada musuh yang menyusup di rumah kamu?" tanya Argas pada putranya.

"Iya," jawab Gendra, singkat.

"Dan kamu lalai menjaga istrimu dari musuhmu itu, sampe bikin istrimu terluka?"

Gendra menatap Argas tajam. "Nggak penting juga Gendra jagain."

Argas menggeram kesal, tetapi dengan sebisa mungkin ia menahan kekesalannya. "Dia istrimu, udah sepantasnya kamu menjaga dia dengan baik."

Gendra berdecih pelan. "Istri dalam perjodohan itu nggak akan pernah Gendra anggap."

Argas menahan rasa kesalnya. Jika sudah bertemu dengan putranya ini, maka ia akan terus di buat darah tinggi. "Permintaan Papa cuma satu, jaga istrimu sebaik mungkin, jangan sakiti dia. Papa nggak mau kejadian beberapa tahun lalu terulang lagi."

"Papa nggak mau melihat diri Papa yang dulu itu muncul kembali, tapi sebagai kamu. Papa selalu nyakitin Mama kamu, sampe Papa nggak sengaja ngebunuh Mama kamu sendiri. Papa nggak mau itu terulang lagi."

Gendra mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia sangat muak jika topik pembicaraannya sudah seperti ini.

Dulu waktu Gendra masih berumur 5 tahun, ia dapat melihat Argas yang selalu menyakiti Mamanya secara fisik. Hingga pada suatu hari, Argas tidak sengaja melakukan kesalahan besar yang membuat Mamanya kehilangan nyawanya. Saat itulah Argas benar-benar sangat menyesal dengan perbuatannya sendiri.

Dan entah mengapa sekarang sifat Argas jadi turun-menurun pada Gendra.

"Papa nggak mau kamu menyesal seperti Papa."

Tanpa berkata apapun lagi, Gendra beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi meninggalkan rumah megah milik Argas. Ia tidak mau lagi berlama-lama mengenang masa lalunya.

Langkahnya terhenti ketika ia merasakan ponselnya berdering. Gendra segera merogoh ponselnya dan menerima telepon masuk dari Daniel. "Kenapa?"

"Istri lo di culik."

Tut!

Gendra langsung mematikan teleponnya sepihak. "Shit! bangsat banget jadi istri, selalu nyusahin gue!"

☠️

Gendra menghentikan motornya saat dirinya sudah sampai di depan basecamp The Tiger. Kemudian, ia segera masuk ke dalam menemui teman-temannya. "Gimana?"

"Dari hasil pelacakan gue, posisi musuh yang udah nyulik istri lo ada hutan," jawab Malvyn.

"Gue juga udah nyuruh beberapa anak buah buat segera cari keberadaannya," timpal Heafen.

"Mending kita sekarang cari istri lo, soalnya musuh yang udah nyulik istri lo adalah musuh terbesar kita," ujar Bastian.

"Siapa?"

"Zonel yang dari Prancis," balas Heafen.

"Brengsek."

Beauregard Zonel Maxime, adalah salah satu musuh terbesar Gendra. Zonel yang selalu mengusik ketenangan Gendra beserta teman-temannya.

Seketika Gendra teringat ucapan Papanya tadi, ia menjadi khawatir dengan Thara, takut jika Thara akan di apa-apakan oleh laki-laki bajingan seperti Zonel.

Gendra merutuki anak buahnya yang tidak becus menjaga istrinya, sampai istrinya itu di culik oleh musuhnya.

Gendra segera berjalan lebih dulu, yang kemudian di ikuti oleh teman-temannya.

Kini, mereka tengah berada di dalam mobil menuju lokasi musuhnya berada, dengan Heafen yang menyetir.

Setengah jam lamanya mereka telah memasuki kawasan hutan yang sangat luas, dan terus menyusuri hutan hingga mereka melihat ada sebuah rumah tua yang sudah tidak berpenghuni lagi.

"Ini tempatnya?" tanya Gendra pada Malvyn.

"Iya, bener."

Mereka pun segera keluar dari mobil dan langsung memasuki rumah tua itu tanpa rasa takut sedikitpun.

Di dalam rumah tua itu terlihat sangat gelap, hanya ada beberapa lilin yang masih menyala. Tetapi, mereka tidak peduli. Pandangannya tetap mencari-cari keberadaan Thara yang di sekap oleh musuhnya.

"Oh, il s'avère que tu es là," ucap seorang laki-laki yang membuat mereka tersentak kaget.

[Tl: oh, ternyata kalian ke sini]

Gendra menatap tajam ke arah laki-laki itu. Ternyata laki-laki yang kini berada di hadapannya adalah Zonel sendiri-musuhnya.

"Rendre ma femme!!" sentak Gendra, menahan emosinya yang bergejolak.

[Tl: balikin istri gue!!]

Zonel menyeringai sinis menatap Gendra. "Je suis intéressé par votre femme, alors laissez-moi être avec votre femme pendant un moment."

[Tl: gue tertarik sama istri lo, jadi biarin gue bersama istri lo untuk sementara waktu]

Gendra mengepalkan tangannya. Sudah cukup, ia tidak suka basa-basi. Gendra segera mengeluarkan pistolnya yang selalu ia bawa ke mana-mana untuk berjaga-jaga.

Gendra hendak menodongkan pistol itu ke arah Zonel, namun Chitto segera menahannya. "Jangan! cara ini nggak bakal bisa bikin istri lo cepet balik, tapi malah makin bikin istri lo tetep di tahan sama dia."

Yang lain mengangguk setuju dengan ucapan Chitto.

"Bener. Gue yakin, dia pasti bakal ngancem lo," timpal Prince.

Malvyn maju selangkah dengan tangan yang ia masukkan ke dalam sakunya. "Que voulez-vous vraiment?"

[Tl: apa yang lo mau?]

"Je veux tuer cette fille comme elle a tué mon amant," jawab Zonel sembari menyunggingkan senyum miringnya ke arah Gendra.

[Tl: gue mau bunuh cewek itu, kayak dia bunuh cewek gue]

Sebenarnya, dulu Zonel juga termasuk akrab dengan Gendra, bahkan mereka sempat berteman. Namun pertemanan mereka seketika hancur saat Gendra yang dengan tidak sengaja menembak Vaeryl-kekasih Zonel dulu.

Hal itu membuat Zonel sangat murka pada Gendra, padahal itu adalah hal yang tidak di sengaja. Tetapi, Zonel tidak memedulikannya, ia tetap menganggap Gendra pembunuh. Meskipun kenyataannya, Gendra memang seorang pembunuh.

Kejadian dua tahun yang lalu membuat hubungan pertemanan mereka hancur, dan juga membuat Zonel sangat benci serta dendam pada Gendra.

"Anjing," umpat Gendra, lirih. Ia sekarang tengah memikirkan sesuatu untuk segera melepaskan Thara dari Zonel.

Zonel terlihat menyuruh salah satu anak buahnya untuk membawa Thara ke hadapan Gendra.

Tak lama, anak buah Zonel membawa Thara keluar dari persembunyiannya.

Gendra melihat wajah sembab Thara, dan mulut Thara yang di tutup oleh lakban, matanya juga terus mengeluarkan tetesan cairan bening. Thara terlihat seperti ingin berusaha berteriak, tetapi dengan lakban yang tertempel rapat di mulutnya, membuatnya kesusahan.

"Regarde ta pauvre femme," ujar Zonel.

[Tl: liat istri lo yang malang ini]

"Tu es un bâtard," geram Gendra.

[Tl: bajingan lo]

Zonel mulai mengeluarkan pistolnya, menodongkan pistol itu ke kepala Thara, membuat Thara menggeleng dan menjerit tidak jelas.

Jika Zonel menarik pelatuk pistol itu, makan sudah di pastikan nyawa Thara tidak akan terselamatkan lagi.

Teman-temannya yang melihat itu lantas terkejut dan emosi. Berbeda dengan Gendra yang terlihat santai, membuat teman-temannya keheranan melihatnya.

Tadi saja Gendra terlihat sangat emosi, tetapi mengapa sekarang laki-laki itu terlihat sangat santai?

"Fais ce que tu veux," ucap Gendra, lalu berlalu pergi keluar dari rumah tua itu-meninggalkan teman-temannya yang sedang mematung di tempat, dan juga Thara yang tidak percaya dengan sikap suaminya.

[Tl: lakuin apapun yang lo mau]

Malvyn dan yang lainnya segera menyusul Gendra keluar dari rumah tua tersebut. Dan sekarang, mereka berada di dekat mobil Gendra.

"Lo gila? lo biarin istri lo sama musuh lo di dalem sana?!" sentak Bastian yang tidak percaya dengan apa yang baru saja Gendra lakukan.

"Kenapa?" dengan santainya Gendra malah bertanya balik.

"Lo nggak liat muka ketakutan istri lo tadi?!!" Prince menimpali.

"Kenapa jadi kalian yang marah? dia istri gue, jadi terserah gue!" balas Gendra. Kemudian, ia masuk ke dalam mobil tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Di sini, Chitto adalah salah satu anggota inti The Tiger yang terbilang sangat peka, jadi ia tahu maksud di balik sikap Gendra saat ini.

"Percaya sama Gendra, dia nggak bakal biarin istrinya gitu aja. Kalian semua udah tau gimana Om Argas kalo tau Gendra biarin istrinya di sekap sama musuhnya," ujar Chitto, meyakinkan teman-temannya. Lalu, ia segera menyusul Gendra memasuki mobil.

"Lo ada rencana lain?" tanya Malvyn pada Gendra setelah mereka semua masuk ke dalam mobil.

Gendra tertawa sinis. "Lo pikir, gue goblok?"

Malvyn diam setelah memahami maksud dari ucapan Gendra. Ia menegakkan badannya, dan menatap lurus ke arah depan.

"Heafen, cepet kita ke basecamp. Dan nanti malem, kita balik lagi kesini," titah Gendra yang di balas anggukan kepala oleh Heafen.

☠️

"Jadi, apa rencana lo?"

Sekarang mereka sudah berada di basecamp The Tiger. Mereka duduk di sofa seraya menunggu Gendra memberitahukan rencananya.

"Nanti malem, suruh seluruh anak buah kita mengelilingi rumah tua tadi buat menghadang dan berjaga-jaga di sana," Gendra terlihat menjeda ucapannya sejenak, sebelum kembali berucap lagi. "Dan kita beresin dulu anak buahnya Zonel, baru kita beresin Zonel."

"Lo semua masih inget 'kan, kelemahan Zonel? tanpa anak buahnya, dia nggak bakal bisa ngapa-ngapain."

Ya, memang benar apa yang di katakan Gendra, Zonel tidak akan bisa apa-apa tanpa anak buahnya. Itulah kelemahan Zonel saat menyerang Gendra. Makanya setiap Zonel menemui Gendra dan ingin balas dendam pada Gendra, Zonel tidak lupa untuk selalu membawa anak buahnya.

Mengingat kelemahan Zonel, lantas membuat Daniel tertawa. "Cupu," ujarnya di sela-sela tawanya.

Mengapa mereka tidak berpikir sampai ke sana? tidak ada rencana seperti itu yang terlintas di kepala mereka tadi.

"Prince, perintahkan seluruh anak buah buat menjalankan rencana. Dan inget, mereka harus tetep waspada, jangan sampe rencana ini ketahuan sama Zonel."

Prince pun mengangguk menanggapinya, ia lalu segera menghubungi seluruh anak buahnya untuk menjalankan rencana apa yang sudah Gendra perintahkan tadi.

"Dan kalian," Gendra menatap satu-persatu temannya. "Urus Thara, biar gue yang urus Zonel sendiri."

Mereka mengangguk secara bersamaan.

"Udah, Gen. Mereka lagi on the way menuju lokasi yang udah gue kirim," ujar Prince, memberitahu Gendra setelah ia selesai menyuruh anak buahnya menjalankan tugas.

"Good."

Pikiran Gendra sekarang tiba-tiba tertuju pada Thara. Apa gadis itu sedang ketakutan? apa yang sudah Zonel lakukan pada istrinya? sejujurnya, Gendra tidak peduli sama sekali, ia juga tidak peduli jika Zonel benar-benar melakukan hal-hal yang tidak-tidak pada istrinya. Sebenarnya itu adalah hal yang sangat bagus, biarkan saja istrinya itu di culik, ia tidak peduli. Namun yang membuat Gendra cemas adalah ucapan Argas yang masih sangat melekat di benaknya.

"Siapin senjata buat nanti. Terus nanti kita pake motor aja, nggak usah pake mobil," Gendra kembali berujar setelah bergelut dengan pikirannya sendiri.

Setelah menikah, Gendra merasa sangat stres, karena harus menjaga seorang gadis yang sama sekali tidak ia cintai.

"Kita nggak perlu bantuan dari anggota yang lain?" tanya Bastian.

"Nggak usah, cukup anggota inti aja."

~TBC~

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 822 17
"Aduh." Kila spontan memegang kepalanya saat sebuah bola tepat mengenai kepalanya. Entah bola itu datangnya dari mana Kila tidak tau. "Ambilin bola...
5.7M 306K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
18K 1.8K 71
JANGAN LUPA VOTE AND COMEN! ANAK ANAK BAPAK BITTER MANA SUARANYA WKWKWKW bitterlove cowok yang sudah lama menutupi identitasnya. dirinya terlibat dal...
20.5M 1.8M 66
"Satu ciuman satu batang rokok deh, gimana?" "Boleh, siapa takut!" [SEGERA TERBIT & PART MASIH LENGKAP] ______________________ Ini bukan cerita tenta...