About Everything [END]

By fairytls

976K 120K 116K

[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Laluka Lotusia gadis yang menjadi korban bullying di sekolahnya, dia tida... More

P R O L O G U E
1. Angkasa High School
2. Slytherin
3. Pearl Family
4. Fried Rice
5. Unexpected
6. Eating Together
7. Careless
8. School
9. Damn! Meet Again
10. Beginning of Trouble
11. Allergy?
12. Wagering
13. Racing
14. She's a Antagonist
15. Thank You, Bad Boy
16. Scholarship Revoked
17. Cooking For Bad boy
18. Bullying
19. Offering Help
20. Nothing is Free, Little Girl
21. Unclear Gang
22. Bullying Again
23. Deal With The Bad Guy
24. Mrs Mahendra
25. Turn On
26. Axel's Arrival
27. New Student
28. The Jealous
29. First Kiss
30. Love Triangle
31. Blue Sea
32. Problem Is Coming
33. Disappointed
34. Father Or Son
36. Company Party II
37. Rumors
38. Angkasa's Past
39. Live In Hostel
40. Boyfriends?
41. Kill Yourself Or Be Killed
42. Between Life Or Death
43. They Confess To Luka
44. She's Alleana Maracle Pearl
45. Mortal Enemy
46. Open Eyes
47. Luka Parents
48. Choose Who?
49. Select All
50. Is It Love?
51. Exam
52. Elang's Secret
53. Foot Candy
54. Last Day Of Exam
55. Take Report
56. School Holidays
57. First Date With Axel
58. Second Date With Angkasa
59. Third Date With Orion
E P I L O G U E

35. Company Party

13.4K 1.9K 2K
By fairytls

Elang menghentikan motornya dikediaman keluarga Pearl, keluarga Alexa. Ia sudah bilang akan menjemput Alexa untuk mengajaknya makan bersama.

"Pergi sekarang?" tanya Alexa menghampiri Elang. Alexa mendengar suara motor Elang dari
kamarnya sehingga ia lekas turun ke bawah untuk menemui cowok itu.

Elang mengangguk lalu menyuruh Alexa naik ke atas motornya. "Tapi nggak lama kan? Gue nanti malem ada acara sama bokap nyokap buat hadir di pesta perusahaan Papa Orion," beber Alexa.

"Nggak lama cuma makan doang, gue juga dateng nanti sama orang tua gue ke pesta Om Angkasa," sahut Elang.

Elang melajukan motornya meninggalkan rumah Alexa. Elang membawa Alexa ke sebuah restoran lalu mereka makan di sana sambil mengobrol santai layaknya teman akrab.

"Lo masih suka sama Orion?" tanya Elang.

"Masih lah, lo kan tau gue ngejar Orion dari dulu," sahut Alexa sambil menyuapi makanan ke dalam mulutnya.

Elang mengangguk menanggapi ucapan Alexa. "Emang kenapa?" tanya Alexa menatap Elang.

"Mau gue bantuin cara dapetin Orion nggak?" celetuk Elang.

"Emang gimana caranya?" Alexa menatap Elang serius, ia penasaran cara apa yang Elang maksud agar ia bisa mendapatkan Orion.

Elang mendekatkan wajahnya ke depan muka Alexa. Elang mengatakannya pelan agar tak ada yang mendengar, hanya mereka berdua yang tahu.

"Ehmm... gimana ya, gue pikirin dulu," ucap Alexa setelah Elang memberitahu caranya agar ia bisa dekat terus dengan Orion.

***

Hari menunjukkan pukul lima sore, Luka menutup buku yang baru saja ia baca. Setelah mengerjakan tugas sekolah Luka memutuskan membaca novel berjudul About Everything. Sesuai judul, isinya tentang school life, pembullyan, adult life, cinta segi empat, family, dll. Baiklah sudah cukup membahas Novel karena suara ketukan pintu mengalihkan pandangan Luka.

Ceklek...

"Bibi... ada apa, Bik?" tanya Luka ketika mendapati Bi Ning di depan pintu kamarnya.

"Ini Non, ada bingkisan dikirim Bodyguard Bapak buat Non."

Luka menerima paper bag silver dengan pita senada yang diberikan Bik Ning. "Makasih ya Bik." Luka menutup pintu kamarnya, ia duduk di pinggir kasur sambil membuka paper bag yang ia pegang untuk melihat isinya. Mata Luka sedikit membola ketika melihat dua gaun mahal di depannya. Tangan Luka terulur meraih sebuah kertas kecil yang berisi catatan untuk nya agar memakai salah satu gaun tersebut dan ia akan dijemput oleh Angkasa nanti malam.

Luka kembali menatap gaun yang tergeletak di depannya setelah membaca catatan kecil dari Angkasa. Ia meraih gaun pertama kemudian mencobanya. Luka mengamati penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki di depan cermin besar. Gaun selutut berwarna merah maroon dengan belahan dada rendah sehingga memperlihatkan leher putih serta tulang selangka Luka, gaun itu terlihat cantik dipakai olehnya.

Luka kembali ke kamar mandi, ketika keluar ia sudah mengenakan gaun kedua, gaun selutut berwarna hitam pekat yang sangat kontras dengan kulit putih Luka, sangat sesuai untuk usia Luka menggambarkan gadis remaja yang ceria namun tetap berkelas serta elegan. Belahan dadanya tidak begitu rendah seperti gaun pertama.

"Gaunnya cantik banget." Luka memutar-mutar tubuhnya di depan cermin.

Suara ketukan pintu lagi-lagi menghentikan aktivitas Luka, ia segera membuka pintu. "Selamat sore. Saya ditugaskan Pak Angkasa untuk merias wajah kamu," ucap seorang wanita di depan Luka, penampilan wanita itu sangat modis serta memiliki wajah yang cantik.

Luka tersenyum canggung sebelum mempersilakan wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Kini Luka duduk diam sambil memejamkan mata di depan cermin ketika sang wanita mulai menyapu kuas demi kuas di atas permukaan kulitnya. Hampir satu jam berlalu barulah Luka membuka mata ketika sesi make up selesai.

"Gimana? Kamu suka hasilnya?" Wanita itu bertanya, ia melipat tangan di depan dada dengan kuas rias yang masih ia genggam.

"Suka, riasannya sangat bagus."

"Tentu saja, saya merias kamu agar terlihat lebih dewasa namun tidak menghilangankan kesan gadis remaja yang kamu miliki."

"Baiklah, tugas saya sudah selesai. Saya pergi dulu." Wanita itu merapikan peralatan make up memasukkannya ke dalam kotak besar. Luka mengantar wanita itu sampai ke depan mansion serta mengucapkan terima kasih karena sudah merias wajahnya.

Pukul tujum malam, Angkasa baru saja sampai di mansion. Ia segera mencari keberadaan Luka, terlihat Luka berada di dapur berbincang bersama Ning dan Nung.

"Sedang apa?" Suara Angkasa membuat Luka serta kedua pelayan itu menoleh.

"Om, om udah pulang." Luka hanya basa-basi menanyakan itu.

Angkasa mematung ketika Luka menoleh ke arahnya Ia mengamati penampilan Luka terutama wajah Luka yang amat sangat cantik. Luka terlihat sedikit lebih dewasa dimata Angkasa.

"Om!" panggil Luka melambaikan tangan di depan wajah Angkasa sehingga lamunan Angkasa buyar.

Angkasa berdeham pelan membuang muka sejenak kesembarangan arah. Ia kembali menatap Luka. "Kamu sudah siap?" tanya Angkasa. Dengan ragu Luka mengangguk karena ia tidak tahu mau diajak kemana nantinya.

"Saya ke atas dulu," pamit Angkasa. Ia harus mengganti jas yang ia pakai dengan jas yang baru.

***

Angkasa membuka pintu mobil untuk Luka ketika mereka sampai di depan gedung mewah. Orang-orang masuk menaiki tangga dengan karpet merah di bawahnya, lampu warna-warni menghiasi sepanjang tangan menuju pintu masuk. Tangan Luka terulur menyambut tangan Angkasa ketika ia keluar dari mobil.

Angkasa menoleh ke arah Luka memberi kode agar Luka menggandeng tangannya. Luka pasrah mengaitkan tangannya ke lengan Angkasa. Mereka berjalan menaiki tangga, semua mata terpana melihat mereka berjalan memasuki ballroom. Angkasa berjalan penuh kharisma serta berwibawa, mereka menjadi sorotan layaknya seorang pasangan ceo dan sang istri.

"Iiiiihhh mereka cocok ya."

"Iya. Ganteng sama cantik."

"Bukannya itu Pak Angkasa ceo A'champion group?"

"Iya benar, setau saya Pak Angkasa Duda, lalu siapa perempuan itu?"

"Mungkin Pak Angkasa sudah menikah lagi?"

"Gak mungkin, kalau menikah lagi pasti saya diundang."

"Itu pasti pacarnya atau nggak tunangannya?"

"Waaaah jadi iri deh."

Berbagai opini dari mereka yang menghadiri pesta terdengar jelas ditelinga Luka dan berhasil membuatnya gugup. Ia merangkul lengan Angkasa, sedikit mengerat saat kegugupan mulai mengintimidasinya. Mereka berjalan ke tengah-tengah pesta. Luka hanya bisa melempar senyum tipis ketika ia melihat ke arah orang-orang.

"Selamat malam Pak Angkasa." Angkasa mengangguk singkat sambil menjabat tangan pria di depannya.

"Akhirnya proyek kita sukses besar." Kalian ingat kerja sama Angkasa dengan Pak Candra untuk membangun sebuah hotel di kota S? Hotel itu sudah resmi dibuka beberapa bulan yang lalu, hotel mereka menarik banyak pengunjung untuk menginap di sana. Dalam waktu beberapa bulan saja perusahaan Angkasa dan Pak Candra meraup untung besar. Karena itulah Pak Candra mengadakan pesta pada malam hari ini sekaligus mencari investor baru untuk bergabung bersama mereka.

Angkasa and Candra Hotels.
Menginap di A&C Hotels kenyamanan anda terjamin!

"Saya juga tidak menyangka kita akan untung besar, semua berkat kinerja anda," balas Angkasa tersenyum kecil.

"Anda berlebihan Pak Angkasa, anda juga bekerja keras untuk proyek itu." Candra menepuk lengan Angkasa pelan.

"Apa ini ... istri anda?" tunjuk Candra pada Luka yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan.

"Hm... calon istri saya."

Candra tersenyum menanggapi jawaban dari Angkasa. "Jangan lupa untuk mengundang saya jika kalian resmi menikah nanti," gurau Candra.

"Tentu," balas Angkasa.

Candra menoleh ketika ada yang memanggilnya. "Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Candra. Ia akan pergi berbincang dengan ceo dari perusahaan lain.

"Bosan?" tanya Angkasa menoleh pada Luka. Luka menggeleng pelan. Mana mungkin ia cepat bosan sedangkan saat ini matanya tertuju ke arah deretan makanan seperti cake, puding, serta desert lainnya yang tersusun rapi di atas meja tak jauh darinya. Angkasa mengikuti arah pandang Luka.

"Kamu mau?" tanya Angkasa.

"Mau." Luka menjawab sambil mengangguk lucu, seperti anak kecil membuat Angkasa terkekeh pelan. Angkasa meraih tangan Luka mengajaknya mendekati meja yang berisi berbagai macam makanan itu.

Luka meraih piring kecil berisi sepotong kue stroberi lalu melahapnya cepat. ia sudah kelaparan karena dari tadi sore ia sibuk dirias dan belum makan apa-apa.

Angkasa terkekeh. Ia suka melihat Luka memakan makanan dengan lahap, seolah makanan yang ia lahap begitu lezat. Luka bahkan tak sadar bahwa Angkasa menatapnya intens dari tadi.

Luka mengambil sepotong kue lagi. Kali ini kue coklat. Ia kemudiannya memakannya cepat dan berhasil membuat Angkasa terkekeh lagi. Tangan Angkasa menjulur menuju bibir Luka, membersihkan sisa cream di sudut bibir Luka dengan jemarinya.

Luka terdiam dengan mata melebar kaget. Sekujur tubuhnya memanas tak lupa pipinya juga bersemu merah, tersulut getaran-getaran aneh yang menggetarkan jiwa membuat Luka bingung dengan perasaannya.

"Makan pelan-pelan," kata Angkasa selesai membersihkan sisa cream dibibir Luka. Luka kembali terpaku ketika melihat senyum lebar Angkasa di depan matanya. Angkasa tidak pernah senyum selebar itu sebelumnya.

"Om Angkasa ganteng banget kalo senyum." Luka mengeleng kuat-kuat mengusir pemikirannya barusan.

"Saya mau ke sana dulu, kamu mau ikut atau tetap di sini?"

"Aku tunggu di sini aja."

"Baiklah, tunggu di sini jangan jauh-jauh. Saya cuma sebentar." Angkasa meninggalkan Luka untuk berbincang dengan rekan kerjanya.

***

"Eh... ada hama!" ucap seseorang dari arah belakang Luka. Dia adalah Ersya beserta Aurel.

"Kok lo bisa di sini sih?" tanya Ersya penasaran.

"Iya juga ya, kok lo bisa di sini? Kalo kita kan wajar aja orang tua kita pengusaha. Jadi diundang ke pesta ini. Terus lo? Setau gue lo gak punya orangtua," remeh Aurel sambil menatap Luka hina. Aurel meraih piring berisi cake kemudian memakannya sedikit.

"Mungkin dia babu di sini kali," timpal Ersya, mereka berdua tertawa mengejek Luka.

"Tukang cuci piring, nyari uang tambahan, dia kan miskin," sambung Aurel.

"Mending kita ke depan sekarang, kayaknya Alexa udah sampai," pungkas Ersya.

Sebelum pergi Aurel memberikan piring cake strawberry miliknya ke tangan Luka. "Nih makan, lo pasti jarang makan makanan mewah kan. Habisin, lo pantes dapet makanan sisa!"

Luka menatap geram kepergian mereka. Mata Luka terpancar kemarahan namun ia menahannya. Luka meletakkan piring ke atas meja, ia celigukan mencari sosok Angkasa di tengah ramainya manusia yang sedang menikmati pesta. Luka beranjak dari tempatnya berdiri, ia berniat mencari Angkasa.

Bruukk...

"Aduh! Hati-hati dong jalannya," tegur seorang wanita. Tas wanita itu jatuh ke bawah ketika Luka tak sengaja menabraknya.

"Maaf tante, maaf aku nggak sengaja." Luka membungkuk meminta maaf.

Luka segera meraih tas itu dan memberikan kepada pemiliknya. "Maaf ya, tante."

Luka hendak melangkah namun ia ditahan oleh wanita itu. "Nama kamu siapa kalo tante boleh tau?" Wanita itu tersenyum menatap Luka.

"Laluka Lutusia tante, biasa dipanggil Luka," jawab Luka sopan.

"Mom!" panggilan dari seorang gadis membuat keduanya menoleh.

"Mommy ngapain ngomong sama dia," tunjuk Alexa ke arah Luka.

Alexa Sexy Dress.

"Gapapa, tadi dia nggak sengaja nabrak Mommy."

Alexa kaget ia segera melihat tubuh sang Mommy dari atas sampai bawah. "Mommy gapapa kan?" tanya Alexa khawatir.

"Minta maaf lo sama Mommy gue!" bentak Alexa menatap Luka tajam.

"Alexa! Nggak boleh gitu, dia udah minta maaf," tegur sang Mommy.

"Tante, sekali lagi maaf ya udah nabrak tante." Luka menunduk ketika mengucapkan kata maaf di depan Mommy Alexa.

Mommy Alexa mendekati Luka, tangannya terulur memegang liontin yang terpasang di leher Luka. "Kalung kamu bagus," puji Mommy Alexa.

Luka tersenyum canggung menanggapi ucapan wanita di depannya. Luka menatap bingung Mommy Alexa. Mommy Alexa melepaskan pegangannya dari kalung Luka. "Di mana kamu membelinya?" tanya Mommy Alexa tertarik dengan kalung yang Luka pakai, ia belum pernah melihat kalung dengan desain seperti kalung Luka, terlihat antik serta mewah secara bersamaan.

Mendapatkan pertanyaan itu membuat Luka refleks memegang liontin kalungnya. "Aku nggak beli Tan, ini dikasih sama ibu panti," jawab Luka menatap kalung yang ia pegang.

"Mommy! Ngapain sih nanya-nanya dia. Kalo Mommy mau kalung kayak dia kita kan bisa beli, nggak usah tanya-tanya dia," tunjuk Alexa sebel menatap Luka.

"Ayo kita samperin Daddy," ajak Alexa memegang lengan sang Mommy. Alexa menatap sinis pada Luka ketika ia pergi bersama Mommynya.

"Luka," panggil Angkasa membuat Luka menoleh.

"Om ... dari tadi aku nyariin," kesal Luka.

"Maafkan saya ya, tadi ngobrolnya lama," imbuh Angkasa.

Suara Pak Candra membuat semua orang yang berada di ballroom pesta terkesiap, ia mengatakan bahwa pesta malam ini akan ada sesi dansa. Pak Candra mengistruksikan agar semua orang mengambil posisi masing-masing bersama pasangan mereka. Angkasa mengulurkan tangannya pada Luka dan disambut Luka dengan senyuman. Luka meraih tangan itu lalu bersiap berdansa dengan Angkasa, mengikuti alunan musik yang membawa kakinya bergerak ke sana-ke mari. Mata mereka saling bertatapan membuat getaran aneh diantara keduanya.

"Please, sadar Luka! Kamu nggak boleh suka sama Om Angkasa, nggak boleh! Jangan terhipnotis sama ketampanan Om Angkasa!" batin Luka mengingatkan, ia tidak boleh membuat Orion benci dirinya jika ia mencintai Angkasa yang notabane Papa Orion.

"Getaran ini? Sudah lama saya tidak merasakannya. Terasa asing namun menyenangkan," kata Angkasa dalam hati.

"Tolong jantung berhenti berdegup kencang!" pekik Luka dalam hati.

Orion baru saja datang. Langkahnya tercekat saat memasuki ballroom, matanya tertuju pada seorang cewek yang mengenakan gaun hitam elegan sedang berdansa dengan Papanya. Iya benar! Itu Laluka Lotusia cewek yang membuatnya jatuh cinta dan membuatnya bertingkah bodoh akhir-akhir ini.

"Sial! Gue nggak boleh biarin ini terus-terusan. Pokoknya Luka nggak boleh dimiliki orang lain," batin Orion bertekad. Kali ini ia akan benar-benar mengibarkan bendera perang kepada sang Papa!

Tim Angkasa spam Angkasa→

Tim Orion spam Orion→

Spam next di sini→

1k komen untuk update selanjutnya🔥

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 56.7K 52
(COMPLETE) Judul pertama : Rose Sia Highest Rank; #4 in CEO [16-10-2020] Happy Ending ------------------------------------------- Felysia selalu men...
880K 6.2K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
846K 87.3K 60
"Boyfie sialan! Gue benci lo! Gue sumpahin lo bisu beneran! Kita putus!" ... Kejadiannya sudah lama sejak Alisa bertemu pacar misteriusnya. Hari itu...
1.7M 82.5K 80
(Tersedia Versi eBook) Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur...