KILL IT || Perfect Villain +...

By NihaOsh

88.3K 15.6K 37.8K

[17+] Hilangnya saudara kembar Jenandra, membuat Jenandra rela datang dari luar kota untuk menyelidiki hal te... More

00 || Hilang
01 || Target
02 || Anak asuh
03 || Serbuk besi
04 || Patuh
05 || Sungai
06 || Tengah Hutan
07 || Boba
08 || Alexa mengetahuinya
09 || Nando
10 || Killian
11 || Pembunuh utama
12 || Dugaan
13 || Candy
15 || Video
16 || Pengorbanan
17 || Rencana besar
18 || Kalah?
19 || Mereka saling menipu
20 || Pergi
21 || Berakhir [SELESAI]

14 || Baby

3.6K 669 1.5K
By NihaOsh

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih 💚💚

.
.
.

Keesokan harinya, Alexa pergi lebih dulu dari sekolah, ia berjalan menuju stasiun kereta yang jaraknya lumayan jauh, ia menoleh ketika Jenandra berjalan di sampingnya.

"Naik taxi online aja, jaraknya lumayan jauh," ujar Jenandra yang membuat Alexa bersecak pelan.

"Lebay banget, sekalian olahraga, ini masih jam 7 pagi," sahut Alexa, Jenandra pun menghela nafasnya.

"Lo yakin lo hamil?" Tanya Jenandra.

"Iya."

"Abis nangis ya?" Tanya Jenandra lagi karena melihat mata Alexa yang sembab.

"Hm, munafik banget gue ya? Gue yang berbuat gue yang sedih."

Jenandra mengendikan bahunya, "kalau beneran hamil, lo serius mau gugurin?"

"Gue udah bilang semalem."

"Jahat banget."

"Biarin aja."

Hening untuk beberapa detik, Jenandra melirik Alexa yang hanya diam dengan tatapan dinginnya.

Tiba-tiba Jenandra menggenggam tangan Alexa, membuat Alexa menoleh, dan menepis tangannya.

"Apaan sih?"

"Pegangan aja, gue mau transfer kekuatan gue buat lo," sahut Jenandra seraya kembali menggengam tangan Alex dengan lebih erat.

"Kayak bocah aja."

"Serius, gue bisa transfer kekuatan gue ke lo, biar lo gak lemes lagi, diem!"

Alexa tertawa pelan, ia terhibur dengan ucapan Jenandra, ia pun membiarkan Jenandra menggengam tangannya, ia dapat merasakan ibu jari Jenandra mengusap punggung tangannya dengan lembut.

Tanpa keduanya sadari, Shan berjalan jauh di belakang sana, namun Shan masih dapat melihat dengan jelas interaksi Jenandra dan Alexa di sana.

"Buaya, dia selalu ngulangin kesalahan yang sama," gumam Shannon sersya meremat tali tasnya, kemudian ia berbelok untuk pergi ke arah lain.

**

Jenandra menunggu di ruang tunggu, sementara Alexa tengah diperiksa di dalam sana. Alexa melarang Jenandra untuk masuk karena tidak mau disangka suaminya.

Setelah 15 menit di dalam, Alexa pun keluar dan duduk di samping Jenandra, membuat Jenandra penasaran dengan hasilnya.

"Kata dokter apa? Hamil beneran?" Tanya Jenandra.

"Iya, gue udah bilang kalau pernah berhubungan sama lo tanpa pengaman bulan kemarin, kata dokternya gak mungkin, soalnya usianya udah 4 minggu, ternyata pas gue lagi hubungan sama lo, gue udah hamil, anaknya si bangst."

"Sehat kan?"

"Sehat."

"Syukur deh, untung gak kenapa-kenapa, kita kan mainnya lumayan ganas," gumam Jenandra, dan Alexa hanya memutar bola matanya malas.

"Bakal tetep digugurin?" Tanya Jenandra yang membuat Alexa terdiam sejenak.

"Jangan digugurin, kasian," ujar Jenandra lagi.

"Gue takut ketauan sama pihak sekolah, atau sama nyokap gue."

"Itu urusan nanti, lagian 3 bulan lagi kita ujian dan lulus. Kalau usia segitu gak bakal terlalu gede kali, lo masih bisa nutupin pake baju oversize, kalau seragam bisa dilapisin Hoodie."

Alexa mendengus kecil, "gak bakal gue gugurin."

"Jangan sedih, ini resiko yang harus lo terima karena ulah lo sendiri, walau lo terpaksa ngelakuin hal itu," ujar Jenandra seraya mengusap surai Alexa, sontak Alexa menepisnya.

"Gak usah sok perhatian, gue jijik!"

Jenandra tertawa pelan, ia malah sengaja mengusap surai Alexa lagi hingga membuat Alexa kesal.

"Calon mama muda jangan marah-marah mulu, nanti mukanya cepet keriput."

"Bacot!"

"Sekarang mau ke mana?"

"Ke apart lo aja, katanya mau itu."

"Ya kali gue setega itu sama lo, puasa dulu."

"Terus gue dapet duit dari mana kalau gak ngelakuin itu?"

"Selagi nyokap lo masih jualan biarin aja, dia enggak akan marah kalau pun gak lo kasih uang, lo nya aja yang terlalu khawatir."

"Wajar."

"Iya sih, mau gimana lagi?" Balas Jenandra, dan Alexa ganya mendengus kecil.

Keduanya beranjak dari kursi dan berjalan untuk pergi.

"Makan dulu dong, kenrumah gue aja, mau beliin sushi buat nyokap," pinta Alexa.

"Iya.."

**

Shannon menekan beberapa digit angka, kemudian membuka pintu apartment di depannya, "Kak Jeff.."

"Hm, aku di dapur."

Shannon pun melangkah menuju dapur, kemudian ia tersenyum dan duduk di sebrang Jeffan yang tengah sarapan.

"Udah sarapan?" Tanya Jeffan.

"Belum, aku gak suka menunya.

"Mau berdua? Aku beli sup ayam tadi pagi."

"Boleh?" Tanya Shannon, dan Jeffan mengangguk, ia pun menyuapi Shan menggunakan sendok yang sama.

"Jenandra masih deket sama Ashila?" Tanya Jeffan.

"Enggak, Jenandra sejak awal lebih deket sama Alexa, kayaknya mereka pacaran di belakang Ashila."

"Apa yang kamu dapet tentang Jenandra?"

"Aku gak terlalu banyak nyari tau tentang Jenandra, tapi setauku Jenandra orangnya manipulatif, dia bisa berpihak sama banyak orang, omongannya ke setiap orang beda-beda. Misalkan dia percaya sama si A, tapi nanti kalau ngobrol sama B bilangnya percaya sama si B."

"Dia orangnya hati-hati, gak bisa percaya sama orang lain, dia bersikap kayak gitu buat dapetin informasi dari orang itu," gumam Jeffan, dan Shan mengangguk setuju.

"Kamu gak ngasih informasi apapun ke Jenandra kan?" Tanya Jeffan.

"Enggak kok, aku jarang ngobrol sama Jenandra. Ngomong-ngomong kak Jeffan serius mau nargetin Alexa? Kayaknya dia dilindungin Jenandra, aku hampir gak ada celah, soalnya Alexa gak pernah sendirian."

Jeffan terdiam sejenak, sepertinya Jenandra tahu siapa korban selanjutnya.

"Kita harus hati-hati kak," ucap Shannon lagi, dan Jeffan menganggukan kepalanya.

**

Hari Sabtu ini Jenandra menghabiskan waktunya bersama Alexa, keduanya hanya pergi ke suatu tempat, makan, lalu ke rumah Alexa dan mengobrolkan banyak hal.

Dan kini jam sudah menunjukan pukul 9 malam, Jenandra tiba di area sekolah setelah Alexa tiba di sana satu jam yang lalu.

Jenandra menoleh ketika mendengar langkah kaki di belakangnya, kemudian tersenyum pada Shan yang ternyata baru tiba di sana juga.

"Jangan pegang-pegang!" Protes Shan saat Jenandra merangkul bahunya, namun Jenandra tak mau mendengar.

"Kan gue calon adek ipar lo juga, jangan galak-galak. Lo dari mana?" Tanya Jenandra seraya berjalan menuju kantin, padahal Shan hendak pergi menuju gedung asramanya.

"Dari rumah, hari ini nyokap gue masak banyak."

"Oh, kok gak ajak gue?"

"Dih, siapa lo?"

Jenandra tertawa pelan, "mau gue traktir kopi ga?"

"Enggak mau, lepasin. Gue mau ke asrama, mau mandi." Shan berusaha melepaskan rangkulan tangan Jenandra pada bahunya, namun Jenandra enggan untuk melepaskannya.

"Minum kopi dulu bentar, atau minum susu kalau emang lo gak suka kopi, gue yang traktir kok." Jenandra terus menarik tangan Shan menuju kantin.

"Yaudah gue tunggu di sini, mau susu kotak yang strawberry satu," ucap Shan seraya menunjuk kursi panjang di samping bangunan kantin.

"Okay."

Jenandra pun pergi memasuki minimarket, sementara Shan berjalan menunu kursi panjang di ujung sana, kemudian duduk di sana setelah melihat ke sekitar.

Beberapa menit kemudian, Jenandra pun datang dan duduk di samping Shan.

"Thanks," ucap Shan, dan Jenandra mengangguk kecil, keduanya menikmati minuman masing-masing.

"Shan, pake make up ya?"

Shan menganggukan kepalanya, "kenapa?"

"Tambah cantik, kak Jeffan beruntung ya bisa dapetin lo."

"Iya dong, tapi Ashila juga cantik."

"Kalian sama-sama cantik, tapi gue lebih suka cantiknya Shannon, gemes aja liatnya," sahut Jenandra sambil tersenyum manis, membuat Shan terdiam sejenak dengan tatapan sebal.

"Kenapa?" Tanya Jenandra.

"Lo suka baperin semua cewek ya?" Balas Shan.

"Enggak, gue kalau ngomong apa adanya, jujur lo cantik banget, tipe gue gitu. Kalau lo masih jomblo udah gue pacarin sih."

"Bilangin Ashila loh."

Jenandra tertawa pelan, "liburan hari ini seru?"

Shannon menganggukan kepalanya, "ketemu sama kak Jeffan juga, nonton bioskop."

"Lo suka nonton film genre apa?"

"Horor, kalau takut biar bisa peluk kak Jeffan," sahut Shan sambil menahan senyum.

"Kapan-kapan kita nonton bareng yuk! Tapi jangan bilang Ashila sama kak Jeffan."

"Ish gak boleh!" Shan memukul bahu Jenandra dengan keras.

"Kenapa sih? Cuma nonton doang, nanti gue yang traktir, sebelum nonton kita bisa jalan-jalan dulu berdua aja."

"Gak mau, nanti ketauan kak Jeffan."

"Gak bakal ketauan, pokoknya nanti gue kabarin kalau jatah libur gue ada lagi. Okay?" Jenandra mengusap surai Shan.

"Gak mau."

Jenandra menghela nafasnya, "Yaudah deh."

"Tadi pagi gue liat lo sama Alexa mesra-mesraan, sekarang malah godain gue."

"Mesra?" Jenandra mengerutkan dahinya.

"Iya, pegangan tangan sambil ketawa-ketawa, sumpah ga lo cowok paling brengsek yang pernah gue temuin, gak jauh beda sama Killian."

Jenandra tersenyum, ia mendekatkan bibirnya pada Shannon, "Killian ada di suatu tempat."

Jenandra pun sedikit menjauhkan wajahnya untuk melihat respon Shannon, Shannon hanya diam dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Kata Killian makasih udah nolongin dia, tapi dia trauma buat keluar rumah, makanya keluarga gue bawa dia pergi dari sini," ucap Jenandra lagi sambil tersenyum manis.

"Kenapa lo bilang Killian hilang?" Tanya Shan.

"Gue takut pembunuh itu nyari Killian, makanya keluarga gue bilang dia hilang. Kenapa malam itu lo nolongin Killian?" Balas Jenandra seraya mendekatkan tubuhnya pada Shan, namun Shan hanya diam, Shan ingat dengan apa yang Jeffan ucapkan padanya tadi pagi.

"Shan, jujur aja, gue gak akan bilang siapa-siapa, Killian pengen ketemu sama lo karena lo udah nolongin dia waktu itu," nada bicara Jenandra semakin lembut, membuat Shan yang lemah hati mudah luluh.

"Killian sempet gak bisa jalan selama 4 bulan, tapi sekarang udah sehat walau masih trauma. Dia bilang, dia pengen banget ketemu lo," ucap Jenandra lagi, dan Shan kembali terdiam sambil meremat tali tasnya.

"Yaudah gak apa-apa kalau gak mau cerita."

"Ya, sorry. Mungkin nanti kalau gue udah siap buat cerita," gumam Shan, dan Jenandra mengangguk sambil tersenyum.

"Jangan sedih kayak gitu, santai aja." Jenanndra tertawa pelan sambil mengusap surai Shan.

"Gue mau ke asrama, mau mandi."

"Okay, gue anter ya?"

"Gak usah, makasih ya Jen. Jangan bahas apapun soal Killian lagi," ucap Shan seraya tersenyum kecil, kemudian ia beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.

Jenandra mendengus kecil sambil mengusak surainya agak kasar, "Shannon bakal susah buat diajak kerjasama."

**

SHANNON 12 IPS 4

Jenandra
Shan, udah tidur belum?

Shannon
Belum..

Jenandra
Lagi ngapain?

Shannon
Lagi dengerin musik sambil
ngehayal lagi konser.

Jenandra
Haha! Ganggu ya?

Shannon
Enggak kok, kenapa?

Jenandra
Kok gak ngasih info lagi?

Shannon
Duit gue belum abis, Daddy Jeff
sekarang transfernya gede. Hehe.

Jenandra
Perbulan?

Shannon
Iya..

Jenandra
Berapa?

Shannon
Ih kepo!

Jenandra
Yaudah iya, kayaknya gede
banget ya sekarang itunya.

Shannon
Hah? Apanya?

Jenandra
Uang bulanan lo gede. Kok Jeffan
suka ngasih lo jatah bulanan?
Emang lo ngelakuin apa buat dia?

Shannon
Gue selalu datang kalau dia minta,
makanya dia suka ngasih gue uang.
Kadang gue gak ngapa-ngapain aja
dikasih uang. Dia baik!

Jenandra
Jadi pengen pacaran sama Daddy Jeff.

Shannon
Idih homo!

Jenandra
Becanda. Lo kalau pacaran sama gue
nanti gue kasih uang lebih dari itu.
Mau gak?

Shannon
Gak mau!

Jenandra
Pap dong.

Shannon
Ih mesum!

Jenandra
Pap muka masa mesum?

Shannon
Jenandra aneh! Jangan ngechat lagi
kalau mau rebut gue dari kak Jeffan!
Nanti kak Jeffan marah!

Jenandra
Kalau Jeffan gak tau, dia enggak akan
marah.

Jenandra

Jenandra
Ganteng gak?

Shannon
Ganteng!

Jenandra
Iya dong. Gantengan gue kan
dari pada Daddy lo?

Shannon
Enggak! Gantengan Daddy gue!

Jenandra
Yah..

Shannon

Jenandra
Cantik banget.

Shannon
Iyalah!

Jenandra
Btw udah malem, tidur sana.

Shannon
Iyaaaa! Jangan dibales lagi!
Read.

**

Keesokan harinya, Jenandra memilih untuk tetap di kamarnya sambil mendengarkan rekaman, Jenandra baru menyadari bahwa Ashila jarang mengobrol dengan teman-temannya, hanya obrolan kecil yang tak begitu penting.

Jenandra meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Ashila, dan suara rekaman itu masih tetap berjalan.

ASHILA 12 IPA 5

Jenandra
Pagi..

Ashila
Hm..

Jenandra
Ayok sarapan bareng!

Ashila
Gue mau bilang sesuatu sama lo.

Jenandra
Apa?

Ashila
Sebenarnya gelang yang dari lo ilang,
udah gue cari ke mana-mana gak ada.

Jenandra
Kok bisa ilang?

Ashila
Gak tau, sorry ya.
Gue gak bisa jaga pemberian lo.

Jenandra
Santai aja, sayang.
Nanti gue beliin yang baru.
Gak usah dicariin lagi.

Ashila
Ya.

Jenandra
Ayok sarapan bareng!

Ashila
Gak mau, mau di kamar.

Jenandra
Lo kayak lagi ngehindarin gue.

Ashila
Enggak gitu!
Emang lagi males ke mana-mana.
Pengen istirahat.

Jenandra
Serius? Kalau gak enak badan
gue anter ke rumah sakit.

Ashila
Gak perlu, Jen.
Read.

Jenandra menaruh ponselnya ketika suara rekaman itu lebih membuatnya tertarik saat ini.

"Shan, gue benci Alexa. Dia selalu deketin Jenandra, dan begonya Jenandra juga ngeladenin dia."

"Udah gue bilang putusin Jenandra! Dan kak Jeff bilang kayaknya Jenandra udah tau siapa kak Jeff. Kemungkinan Jenandra punya niat busuk ke lo sekarang, dia bakal dapetin banyak informasi dari lo tentang kak Jeff dan sekolah ini."

"Gue sayang sama Jenandra."

"Gila sih, dulu lo benci Killian, sekarang malah sayang beneran sama kembarannya."

"Ya gue harus apa, Shan? Mungkin ini karma buat gue karena udah nge benci Killian, bahkan nyakitin Killian yang gak pernah bikin salah sama gue. Sekarang gue malah bucinin Jenandra."

"Terus lo mau tetep pertahanin Jenandra walau dia deket sama Alexa?"

"Ya, gue gak mau putus sama Jenandra, gue gak rela kalau Alexa dapetin Jenandra sepenuhnya."

"Yaudah lah terserah lo. Jenandra tuh gak beda jauh sama Killian, jadi gak ada yang istimewa dari Jenandra."

"Shan, kapan Alexa ditargetin lagi?"

"Gak tau, dia lebih banyak ngobrol sama yang lain kalau soal itu, mungkin kak Jeff gak terlalu percaya sama gue. Kenapa, Shil?"

"Bilangin secepatnya, lama-lama gue muak liat Alexa."

Jenandra mematikan rekamannya saat mendengar suara pintu yang terbuka, terlihat Echan yang baru saja tiba di kamar setelah selesai sarapan.

"Ayang gue sakit, dia pingsan di kantin," lirih Echan yang terlihat sedih.

"Sakit apa?" Tanya Jenandra yang tahu bahwa Echan tengah membicarakan Alexa.

"Kepo!" Balas Echan.

"Serius anjr, gue cuma nanya."

"Dia lagi makan tiba-tiba muntah, terus pingsan deh," sahut Echan.

"Hamil kali," celetuk Jenandra yang membuat Echan terkejut.

"Idih bego! Jangan-jangan iya!"

Jenandra tertawa pelan, "gak tau sih, gue cuma adal nebak aja. Lagian masih banyak cewek baik-baik di sini, ngapain suka sama si Alexa sih?"

"Udah gue bilang gak ada alasan! Gue sayang sama dia."

"Tapi dia gak suka lo Chan, Kasian Alexa risih dideketin lo terus, mending lo deketin si Jessie tuh, dia cantik, baik."

"Bacot, gue maunya Alexa!" Sahut Echan, kemudian ia memasuki toilet.

Jenandra menaruh laptopnya di laci kasur, kemudian ia pergi dengan langkah cepat, Jenandra pergi ke gedung asrama perempuan.

Jenandra pun menelpon Jessie, tak lama Jessie menjawab panggilannya.

"Alexa di mana?" Tanya Jenandra.

"Pingsan, dia di ruang kesehatan asrama, lagi nunggu dokter Tiffany."

"Jangan! Jangan panggil dokter."

"Kenapa?"

"Gue bilang jangan! Jangan Jessie!"

"Aneh banget, Alexa udah sadar nih."

Jenandra menghentikan langkahnya setelah mendengar ucapan Jessie, kemudian ia menghela nafasnya, "gue mau ngomong sama Alexa."

"Hm.." terdengar suara lirih Alexa di sebrang sana.

"Lo baik-baik aja? Kita ke klinik sekarang."

"Santai, gue gak apa-apa kok." Setelah mengatakan itu Alexa memutuskan sambungannya.

ALEXA 12 IPS 4

Jenandra
Kalau sakit lagi bilang gue aja,
nanti gue anter ke klinik.

Jenandra
Obat sama vitaminnya diminum kan?

Alexa
Udah.

Jenandra
Kalau pengen apa-apa bilang gue aja.

Alexa
Kayak laki gue aja lo.

Jenandra
Diperhatiin gak mau.

Alexa
Iya Thanks.
Tapi gara-gara lo cemasin gue,
Jessie nyangka gue jadi selingkuhan lo!

Jenandra
Biarin aja, gak usah didengerin.
Read.

**

Seharian ini Jenandra tak bertemu dengan Ashila mau pun Alexa, keduanya sama-sama sedang tak enak badan, dan dengan brnegsek ya ia memberi perhatian lebih pada mereka.

Kini jam sudah menunjukan pukul 8 malam, Jenandra menunggu Shan di taman belakang, mengingat ia meminta Shan untuk datang malam ini.

Tak lama kemudian, Shan pun datang dan duduk di sampingnya, ia mengambil onigiri di tangan Jenandra yang bahkan belum Jenandra berikan padanya.

"Gue suka onigiri, dia enak," ucap Shan seraya memakan onigirinya.

"Dia? Lo pikir onigiri orang?" Tanya Jenandra dengan tatapan tak percaya, dan Shan hanya mengendikan bahunya.

"Lo ngapain nyuruh gue ke sini?" Tanya Shan.

"Pemgen ngobrol aja, kepikiran lo terus dari kemaren-kemaren."

"Emang gue tuh suka bikin orang kepikiran," sahut Shan seraya tersenyum dipaksakan.

"Gatel banget jadi cowok, heran." Shan mendumal setelah senyumannya luntur, Jenandra tertawa pelan.

Jenandra memandangi wajah Shan lamat-lamat, Shan terlihat begitu cantik dan menggemaskan.

"Mau ngobrol apa sih?" Tanya Shan.

"Gue serius ini, lo mau jadi cewek gue gak?"

"Enggak mau! Lo dan gue udah punya pasangan!"

"Gak apa-apa, jangan bilang-bilang sama orang lain, kita diem-diem aja pacarannya," bisik Jenandra.

"Tapi gue gak suka sama lo."

"Masa? Coba tatap gue yang lama," pinta Jenandra seraya menarik dagu Shan, membuat wajah Shan berhadapan dengannya.

"Gue seriusan sayang sama lo, tapi gue gak bisa jauhin Ashila. Gue oengen ngelindungin lo dari Jeffan setelah tau Jeffan selalu ngasarin lo," bisik Jenandra, namun Shan hanya diam.

"Shan, jauhin cowok yang menurut lo gak bisa ngehargain lo sebagai pasangan. Cowok yang bener-bener sayang sama lo tuh cowok yang ngasih apapun buat lo tanpa syarat, cowok yang jagain lo tanpa alasan, cowok yang gak pernah ngasarin lo apalagi sampe bikin lo terluka kayak gini," bisik Jenandra lagi seraya mengusap sudut bibir Shan yang terdapat bekas luka.

"Gue tau lo masih sayang sama Jeffan, tapi Jeffan gak sayang sama lo, dia cuma mau manfaatin lo doang."

"Lo tau dari mana kak Jeffan manfaatin gue doang?" Tanya Shan dengan suara pelan.

"Gue bisa ngerasain itu, lo itu cewek polos, dikasarin dikit aja langsung takut dan milih buat patuh. Enggak boleh gitu ya? Lo sebagai cewek harus berani nolak kalau lo gak suka diperlakuin kayak gitu."

"Lo sesuatu tentang kam Jeffan? Lo tau sesuatu sampe lo pengen gue jauhin dia?" Tanya Shannon yang membuat Jenandra tersenyum kecil.

"Iya, kata Killian dia pembunuh, dia yang pernah ambil organ dalam giska di atap sekolah, makanya gue gak rela saat tau lo pacaranya Jeffan."

Shan terkejut dalam diam, Killian sepertinya menceritakan semua yang Killian lihat pada Jenandra.

"Shan, bokap gue polisi, gue bakal lindungin lo, Alexa, dan Echan dari Jeffan, karena gue tau Alexa dan Echan itu inceran Jeffan selanjutnya, dan gue tau lo sebenarnya udah gak kuat jadi ceweknya Jeffan."

"Jangan menghasut gue buat tinggal kak Jeffan," gumam Shannon dengan suara gemetar.

"Gue ngomong apa adanya, gue juga ngomong kayak gini karena gue khawatir sama lo. Gue punya rencana besar sama bokap gue, gue bakal ungkapin sisi buruk sekolah ini, gue bakal jeblosin para pembunuh itu ke penjara."

Shan mulai terlihat ketakutan, Jenandra pin tersenyum kecil seraya mengusap pipi Shan, "Okay, gak apa-apa kalau lo gak mau tinggalin Jeffan, tapi lo bisa beralih berpihak sama gue, bantu gue buat ngungkapin kebusukan sekolah ini, biar gak ada korban lagi, Kasian mereka yang jadi inceran para pembunuh itu."

"Shannon, lo denger gue kan?" Tanya Jenandra karena Shan terdiam dengan tatapan kosong.

"Shan?"

"Gue selama ini cuma jadi budaknya kak Jeffan, g-gue yang bantu kak Jeffan buat bawa korban cewek keluar asrama tengah malam," bisik Shan yang membuat Jenandra menahan senyumnya.

"Gak apa-apa, cerita aja."

"Sebenarnya gue gak mau ngelakuin itu, tapi gue terpaksa. Kak Jeffan bisa bunuh gue dan keluarga gue kalau gue gak patuh sama dia. Sorry Jenandra, gue gak bisa berpihak sama lo."

"Ssst lo bisa, gue bakal lindungin lo dari Jeffan, gue janji."

Shan menatap Jenandra dengan tatapan ragu.

"Gak perlu ragu, Shan. Gue anak polisi, gue bisa lindungin lo, Alexa, dan Echan biar bisa lulus dari sekolah ini dalam keadaan selamat," bisik Jenandra lagi yang berusaha untuk meyakinkan Shannon.

"Gue serius sayang sama lo, kalau gak sayang dan gak cinta, gue gak akan susah payah buat bujuk lo kayak gini, gue gak bakal peduliin lo dan jeblosin lo ke penjara karena udah bantuin Jeffan bunuh orang."

"J-jangan, jangan jeblosin gue ke penjara," lirih Shan.

"Jadi sekarang gimana? Lo mau lan berpihak sama gue?" Tanya Jenandra yang membuat Shan meremat plastik onigiri di tangannya.

"Kita bakal baik-baik aja, gue bakal ungkapin kebusukan di sekolah ini. Tolong percaya sama gue, Shan."

"Y-ya, Jenandra. Gue percaya sama lo, tolong lindungin gue, tapi jangan sampai kak Jeffan tau kalau gue ngomong gini ke lo," sahut Shan dengan suara terbata di awal kalimatnya.

Jenandra tersenyum manis, "iya, Shannon. Cuma kita berdua yang tau, sekarang lo boleh bergantung sama gue, kanarin apa pun tentang Jeffan ke gue. Okay?"

Shan menganggukan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Gue serius sayang sama lo," bisik Jenandra, kemudian ia menyatukan bibirnya dengan bibir Shan, membuat Shan terkejut dalam diam.

"Jenandra, gak boleh gini, nanti ada yang liat," bisik Shan di seka ciuman Jenandra.

"Gak ada yang liat, cuma ada kita. Balas ciuman gue, Shannon."

Shan meremat lengan Jenandra, kemudian ia membalas ciuman Jenandra dengan mata yang bergerak agak gelisah.

Jenandra menekan tengkuk Shan dan mengusapnya dengan lembut, kemudian ia memperdalam ciumannya hingga suara decakan liur terdengar jelas di sana.

Jenandra tersenyum kecil di sela ciumannya, akhrinya ia bisa mendapatkan kepercayaan Shan, setelah ini ia akan mendapat informasi penting dari Shan.

"Lo bego, Shannon tapi gak apa-apa, gue suka." Jenandra berbicara di dalam hatinya.

"Nghh, jenanhh, sakit." Shan melenguh saat Jenandra menggigit bibir bawahnya dan menghisapnya dengan kuat.

"I'm sorry baby."

.
.
.
.
Tbc

Next?

💚💚💚

Continue Reading

You'll Also Like

3K 1.4K 24
[ re-up ] cowok yang nangis di bawah pohon waktu itu, ternyata udah gedenya malah nyebelin. Ā© aurin moody, 2021
KENZOLIA By Alpanjii

Mystery / Thriller

25.1K 1.8K 13
Iexglez diketuai oleh Kenzo, anggota inti menyamar menjadi siswa di SMA Rajawali untuk suatu misi. Ditengah misi itu ada Lilia, gadis yang Kenzo suka...
26.5K 1.5K 7
Cast: Hong Joshua[Seventeen] Kim Jiyeon[Lovelyz] Mingyu[Seventeen] "Kenapa dia kembali, haruskah aku Mencintai dia lagi, namun tak usah di tanya aku...
464 78 20
Jatuh bukan sekedar kata, malainkan rasa Jika aku ditakdirkan menjadi hujan, maka aku akan selalu berdiri, dan siap kau jatuhkan berkali - kali . . ...