KILL IT || Perfect Villain +...

By NihaOsh

88.4K 15.6K 37.8K

[17+] Hilangnya saudara kembar Jenandra, membuat Jenandra rela datang dari luar kota untuk menyelidiki hal te... More

00 || Hilang
01 || Target
02 || Anak asuh
03 || Serbuk besi
04 || Patuh
05 || Sungai
06 || Tengah Hutan
07 || Boba
08 || Alexa mengetahuinya
09 || Nando
10 || Killian
11 || Pembunuh utama
12 || Dugaan
14 || Baby
15 || Video
16 || Pengorbanan
17 || Rencana besar
18 || Kalah?
19 || Mereka saling menipu
20 || Pergi
21 || Berakhir [SELESAI]

13 || Candy

3.9K 639 2.1K
By NihaOsh


KALIAN TIM MANA?

Jenandra Ashila?

Jenandra Alexa?

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga ya, makasih 💚💚

.
.
.

Jenandra sampai di halaman belakang, ia duduk di samping Alexa yang tengah merokok, tiba-tiba ia merebut rokok itu dan menghisapnya, membuat Alexa berdecak kecil.

"Gimana Ashila? Masih marah sama lo?" Tanya Alexa.

"Kata Shannon, Ashila sampe nangis."

Alexa tertawa pelan, "berarti bener, dia suka sama lo beneran. Gak ada rencana buruk apapun."

Jenandra mengangguk kecil, "bahkan dia keliatan biasa aja waktu gue dapet nilai tertinggi di ulangan fisika."

"Tapi bisa aja dia nyembunyiin sifat aslinya, gak tau juga deh, bingung gue sama Ashila," balas Alexa.

Jenandra menghela nafasnya.

"Jen, perasaan lo ke Ashila tuh sebenarnya gimana? Lo suka beneran sama dia?" Tanya Alexa seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, melipat kedua tanganya karena udara dinginnya cukup menusuk malam ini.

"Enggak sih, gue pikir gue bisa bales semua rasa kesel gue ke dia dengan cara baperin dia, terus gue sakitin."

Alexa menoleh, "terus lo jadiin gue bahan buat nyakitin Ashila?"

Jenandra tersenyum kecil, "gak sengaja, tapi kan lo yang mulai duluan."

Alexa tertawa pelan, "gila, jahat banget otak lo. Lama-lama juga lo suka sama Ashila beneran."

"Kalau gue sukanya sama lo gimana?" Tanya Jenandra.

"Dih babi, gue sih udah tau lo orangnya kayak gimana, mau lo baperin gue sedalem apapun gue enggak akan pernah luluh. Dan asal lo tau, gue susah buat jatuh cinta," sahut Alexa dengan nada malas.

"Masa?"

"Serius, apa lo mikir gue godain lo karena suka?" Tanya Alexa dengan tatapan remeh.

Jenandra pun tersenyum remeh sambil mendekatkan wajahnya pada Alexa, "terus karena apa?"

"Main-main aja, kayaknya asik main sama cowok brengsek kayak lo."

Jenandra tertawa pelan, "lo cari lawan yang bagus, Alexa. Gue bisa bikin lo jatuh cinta dan gue tinggalin gitu aja."

"Mimpi aja sana, yang ada lo yang jatuh cinta sama gue, tapi sayangnya gue gak ada perasaan apapun sama lo," balas Alexa, lalu keduanya tertawa, obrolan yang ringan dan benar adanya.

Jenandra dan Alexa sama-sama sulit untuk jatuh cinta, keduanya lebih sering mempermainkan pasangan masing-masing tanpa memperdulikan perasaan orang lain.

"Kalau misalkan lo jatuh cinta sama gue, terus gue jatuh cintanya sama Ashila, lo mau apa?" Tanya Jenandra, Alexa pun terdiam sejenak untuk berpikir.

"Gue rebut dong, masa iya gue diem aja?" Balas Alexa.

"Kalau guenya tetep gak mau?"

"Lo gak akan nolak buat gue ajak ngesex, seenggaknya gue bisa deket sama lo walau posisi gue cuma sebagai jalang lo."

"Murahan banget," ucap Jenandra di sela senyuman remehnya.

"Santai sih, terserah orang lain mau ngomong apa," Alexa nampak tak peduli.

"Sekarang kebalikannya, gimana kalau lo jatuh cinta sama gue, tapi gue jatuh cintanya sama si pembunuh itu?" Tanya Alexa yang membuat Jenandra terdiam sejenak.

Jenandra mencari kebenaran di sorot mata Alexa, namun tidak ada, nampaknya benar Alexa hanya membual.

"Gak bakal gue perjuangin sih, Biarin aja, paling mati dimutilasi."

"Bngst!" Alexa memukul bahu Jenandra, membuat Jenandra kembali tertawa.

"Ngomong-ngomong, kok lo bisa kenal si ganteng?" Tanya Alexa.

"Dia kakaknya Ashila."

Alexa terbelalak, ia luar biasa terkejut, ia pun lebih mendekat pada Jenandra, "lo serius?"

"Ya, jadi bener dia yang bunuh Yera?"

"Bener, dia orang asing yang bunuh Yera, kok lo bisa tau orang itu?"

"Namanya Gerryant Jeffano, dia kakaknya Ashila, mahasiswa kedokteran di universitas ternama. Mata gue sempet dilempar serbuk besi waktu nolongin lo di atap, dan gue gak bisa liat muka dia, tapi gue bisa denger suaranya. Waktu Sabtu malem, gue ketemu Shan sama Jeffan, mereka kan pacaran, Shan ngenalin gue ke Jeffan, pas denger suara Jeffan gue langsung keinget suara orang asing itu."

"Sebentar, waktu setahun yang lalu, lo liat gak siapa cowok yang ngeluarin organ dalemnya Giska?"

"Enggak, gue gak liat mukanya, tapi postur badannya sih kayak si Jeffan."

"Okay, berarti Jeffan ini pelaku utama, dia yang tugasnya ngeeksekusi korban, sementara si A dan si B ini kaki tangannya buat nyulik korban," bisik Alexa, dan Jenandra mengangguk setuju.

"Dan ada satu orang atau lebih yang tugasnya jual organ-organ itu," gumam Jenandra yang membuat Alexa terdiam sejenak untuk berpikir.

"Apa orang berkuasa? Sampe kebusukannya susah kelacak," tanya Alexa.

"Bisa jadi, total pelaku empat orang, tiga orang yang kita tau, dan satu lagi bosnya."

Keduanya terdiam untuk beberapa detik, memikirkan siapa dalang dibalik semua rencana pembunuhan ini? Apakah dari pihak sekolah? Atau dari pihak lain yang bekerjasama dengan sekolah?

Entahlah, semuanya memang rumit, namun satu persatu mulai terbongkar begitu saja.

"Kayaknya Kaivan tau kalau Ashila ini adiknya pembunuh, makanya dia enggak bisa nolak keinginan Ashila buat nyakitin gue," gumam Jenandra.

"Gila," bisik Alexa dengan tatapan tak percaya.

"Bahkan pihak sekolah ngedukung aksi kakaknya Ashila. Gue semakin yakin kalau bos mereka orang paling berkuasa, sampai Kaivan aja gak berani buat nolak keinginannya Ashila," bisik Alexa lagi.

Jenandra tersenyum kecil, "kayaknya sebentar lagi bakal keungkap semua."

"Bener, harus keungkap."

"Ngomong-ngomong jadi ciuman?" Tanya Jenandra yang memancing lebih dulu.

Senyuman nakal Alexa pun muncul diwajahnya, "Killian emang suka minta duluan, gue gak suka Jenandra yang sok sok an nolak."

Jenandra menyeringai, ia meraih tengkuk Alexa dan mecium bibir Alexa, bahkan Jenandra langsung melumat bibir Alexa sampai akhirnya ciuman mereka melibatkan lidah.

Alexa meraih tangan Jenandra dan ia arahnya ke bagian depan tubuhnya, Jenandra yang paham pun memasukan tangannya ke dalam Hoodie yang Alexa kenakan.

"Umh," lenguh Alexa saat Jenandra meremas dadanya yang tak terbalut bra.

Ciuman itu tak berlangsung lama, sebab jam sudah menunjukan pukul 10 malam, meraka harus kembali ke asrama.

**

"Lo kenapa sih Chan?" Tanya Jenandra, sebab sejak bangun tidur Echan terus mendiaminya, bahkan sengaja menabrak bahunya seperti anak kecil yang sedang marah.

"Pake nanya."

"Hah?" Jenandra terlihat bingung.

"Kata junior lo ketemuan sama Alexa! Lo nikung gue!"

Jenandra menatap Echan dengan tatapan prihatin, "emang Alexa cewek lo?"

"Jahat banget, anjng! Gue tau Alexa bukan cewek gue, tapi kan lo tau kalau gue suka sama dia!"

"Kalau gitu setiap Alexa butuh duit lo kasih dong, jangan cuma modal cinta doang. Dia juga nemuin gue karena dia butuh duit, lo tau sendiri kerjaan dia apaan," balas Jenandra yang membuat Echan terdiam dengan tatapan kesal dan sedih.

"Gue udah punya cewek, Chan. Gak mungkin gue suka sama Alexa," ujar Jenandra lagi.

"Udah tau punya cewek, masih main sama jalang. Cewek lo gak bisa bikin lo puas?"

Jenandra mendengus kecil, "Okay Okay, sorry. Gue sama Alexa cuma mau ngomongin tentang Killian sama sekolah ini doang."

"Alesan."

"Lagian lo bukan siapa-siapanya Alexa ngambek gitu sih Chan?" Tanya Ayang, Echan pun memasuki toilet dan menutup pintunya dengan keras.

"Chan, nanti gue beliin mobil remot, jangan ngambek lagi!" Ujar jennadra seraya memukul pintu toilet.

"Bacot!" Balas Echan dari dalam sana.

Ayang tertawa, "nanti juga baik lagi, dia emang suka kayak gitu."

Jenandra pun mengangguk kecil.

**

Setelah tiba di sekolah, Jenandra memasuki kelas 12 Ipa 5, menghampiri Ashila yang tengah memasukan sesuatu ke dalam loker di bagian belakang kelas.

"Pagi, Shil.." sapa Jenandra sambil tersenyum, namun Ashila hanya berdeham tanpa menoleh.

"Gue Gofood macaron, baru dateng barusan, dimakan ya," ucap Jenandra seraya mengikuti langkah Ashila menuju kursinya, kemudian menaruh satu pack macaron di atas meja Ashila.

"Ya, Thanks."

"Shil, maafin gue ya."

"Hm terserah."

"Nanti makan siang bareng ya?"

"Gak."

"Kenapa?"

"Pake nanya."

"Kan udah minta maaf, gue juga udah hapusin semua fotonya Alexa," ucap Jenandra seraya menunjukan ponselnya, padahal ia memindahkan foto-foto itu ke laptopnya.

"Gue gak peduli, mau lo pandangin terus juga gak apa-apa."

"Masa? Kata Shannon lo nangisin gue semalem."

Ashila menatap Jenandra dengan tajam, Jenandra pun tersenyum dan mengusap pipi Ashila dengan ibu jarinya, "gue tau gue salah, maafin gue ya Shil."

Ashila menghela nafasnya, walau ia meminta Jenandra untuk berjanji, Jenandra akan tetap mengulangi kesalahan yang sama.

Bela masuk pun berbunyi, "nanti jam makan siang gue jemput."

"Lebay."

"Gak apa-apa," sahut Jenandra sersya mengusap surai Ashila, kemudian melangkah pergi menuju kelasnya sendiri.

"Shil, hati-hati sama buaya," ujar Ghea seraya tertawa pelan, dan Ashila hanya mengendikan bahunya.

**

AYAM WARNA WARNI

Echan: Kick Jenandra.

Jenandra: Dendam amat, Chan.

Varen: Kenapa?

Leon: Bau-baunya sih tentang Alexa hahhaa.

Malvin: Gak jauh tentang Alexa kalau ngambek sama Jenandra.

Echan: si Jenandra suka nyewa Alexa, gak mikirin temen.

Jenandra: 😏😏

Jarez: Gue juga pernah.

Malvin: Gue sering, cuma gak bilang aja.

Leon: Pernah sekali Hehe.

Echan: Punya temen kayak anjing semua.

Varen: Sabar ya Chan, gue belum pernah kok.

Aziel: Gue juga pengen, tapi Kasian Echan.

Echan: Dah lah.. cape..

Jenandra: Nanti gue bilang Alexa buat nerima tawaran lo.

Echan: Gak usah!

Jenandra: Yaudah.

**

Satu bulan berlalu, Jenandra sengaja tak berbuat ulah untuk menyelidiki sisi buruk sekolah, mengingat ia sadar bahwa ia terlalu gegabah hingga membuat Yera dan Nando meninggal dunia.

Kini tersisa Alexa dan Echan anak asuh di kelas 12, Jenandra berusaha untuk melindungi mereka. Jenandra sengaja meminta Alexa selalu mengabarinya, begitu Echan.

Kini jenandra berhasil mengambil gelang Ashila saat ia berciuman dengan Ashila di taman belakang, ia harap Ashila tak cepat menyadari gelangnya hilang, mengingat gelang ia berisi alat perekam yang bisa mereka suara di sekitar Ashila.

Jenandra duduk pojokan kasurnya, kemudian memakai earphonenya setelah memasukan kartu memori ke dalam laptopnya.

Durasi rekaman itu selama 30 hari, membuat Jenandra dengan sabar mendengarkan rekaman perharinya.

Jenandra mempercepat rekaman yang tak begitu penting, setelah dua jam kemudian Jenandra berdecak sebal, sebab tak ada rekaman uang mencurigakan.

Jenandra pun mendengarkan rekaman di hari Sabtu malam, setelah Ashila berkencan dengannya dan Ashila memustuskan untuk pulang ke rumah, ia harap ia bisa menemukan rekaman penting di sana.

Jenandra terdiam sejenak, tiba-tiba terdengar suara gebrakan pintu di earphonenya, ia pun menegakkan rubuhnya dan mendengarkan rekaman itu dengan seksama.

"Kamu yang bocorin semua tentang Killian sama Jenandra?"

"Enggak kak-."

Bugh!

"Jujur!"

"Aku serius, aku gak pernah cerita apapun tentang Killian ke Jenandra."

Bugh
Bugh

"Aku serius kak, aku udah jujur- Ahk!"

"Terus kenapa kamu pacaran sama Jenandra? ... Jawab Ashila!"

"Aku suka Jenandra, aku suka Jenandra dan gak ada maksud apapun buat bocorin tentang Killian, aku serius. K-kak Argh! Aku serius! Sakit sakit!" Jerit Ashila ketika pukulan keras terdengar berulang kali.

"Gimana caranya aku tau kalau kamu gak bohong? Kalau kamu suka sama Jenandra tandanya kamu berpihak sama dia!" Bentak Jeffano, kemudian suara pukulan kembali terdengar, bahkan Ashila berusaha menahan tangisannya yang sedikit demi sedikit mulai lolos.

"Alexa yang deket sama Jenandra, mungkin dia yang bocorin semua itu," ucap Ashila, kemudian hanya terdengar suara nafasnyang terengah di sebrang sana.

"Jauhin Jenandra, dia cuma manfaatin kamu buat dapetin informasi tentang Killian, dia gak beneran suka sama kamu!" Ujar Jeffan yang membuat Jenandra mengepalkan tangannya di atas paha.

"Kamu denger gak Ashila?!"

"Iya, kak. Aku denger."

"Apapun pertanyaan Jenandra yang menurut kamu mencurigakan, jangan pernah jawab dengan jujur, pokoknya jauhin dia, jangan sampai aku dapet kabar kalau kamu masih deket sama Jenandra. Kamu paham?"

"Ya, aku paham. J-jangan! Jangan pukul lagi! Sakit, Ahk! Kak!"

Jenandra mejamkan matanya sejenak mendengar jerit kesakitan Ashila di sebrang sana, walau Ashila sudah menjawab pertanyaan Jeffan, Jeffan tetap memukuli Ashila.

"Cukup Jeff, nanti Ashila jadi bodoh kalau kamu pukulin terus," tegur seorang wanita dewasa di sebrang sana.

Kemudian percakapan pun hanya sampai di situ, sepertinya Ashila sudah memasuki kamarnya saat itu.

Jenandra pun menyudahinya, ia merapikan laptopnya dan akan melanjutkannya di hari esok, mengingat besok adalah hari libur.

Jenandra tak menyangka bahwa respon ibunya Ashila hanya seperti itu, seolah kekerasan yang Jeffan lakukan pada Ashila adalah hal yang biasa.

Namun Jenandra tak secepat itu untuk luluh pada Ashila, sebab ia belum bisa memaafkan sikap jahat Ashila padanya saat dulu.

Dan selama satu minggu ini, Ashila tak mau menemui Jenandra dengan alasan sibuk, bahkan Ashila selalu sarapan, makan siang, dan makan malam bersama teman-temannya.

Saat itu Jenandra tak ambil pusing dengan sikap Ashila yang seperti itu, namun saat ini ia sudah paham, Jeffan menginginkan Ashila untuk menjauhinya.

Jenandra meraih ponselnya, ia mengetikkan sesuatu di ponselnya sambil melirik Echan yang terus bergumam dalam tidurnya.

"Alexa Hm cantik."

"Pengen bobanya Alexa.."

"Wah gede."

"Gede banget nyam nyam nyam.."

Jenandra berdecak pelan, saking bucinnya Echan pada Alexa, hingga Echan mengigau menyebut nama Alexa.

ASHILA 12 IPA 5

Jenandra
Besok pengen main lain kayak
Sabtu kemarin, mau gak?

Ashila
Akhir-akhir ini gue sibuk,
emang lo gak sibuk?

Jenandra
Sibuk sih, tapi pengen jalan-jalan
lagi, tapi kalau emang lo sibuk gkpp.

Ashila
Ya.

Jenandra
Video call boleh gak?

Ashila
Enggak.

Jenandra
Shil, kalau bosen sama gue bilang ya?

Ashila
Enggak kok, cuma pengen fokus berlajar
dulu, soalnya kalau ada lo suka gak fokus.

Jenandra
Hahaha masa?

Ashila
Hm..

Jenandra
Yaudah, abis belajar tidur ya?
Kalau perlu belajarnya dikurangin
aja, banyakin istirahat. Kalau lo
sakit gue yang khawatir.

Ashila
🥺🥺

Jenandra
🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Ashila
Itu emoji yang selalu Killian kirim
ke grup angkatan.

Jenandra
Killian juga suka ngasih emoji itu ke gue.

Ashila
Katanya dia benci sama lo.

Jenandra
Gak tau, kalau abis gue chat suka bales
emoji kayak gitu, pas gue cek di Google
ternyata artinya bisa aku sayang kamu.

Ashila
🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Jenandra

Ashila
🤟🏻🤟🏻

Jenandra
👉🏻👌🏻

Ashila
💩💩

**

ALEXA 12 IPS 4

Jenandra
👉🏻👌🏻

Alexa
Kapan?

Jenandra
👇🏻

Alexa
Sekarang? Gila kali, udah jam 1.

Jenandra
Oh.

Alexa
Sent a picture.

Jenandra
Kok bekas cupangnya gak ilang?

Alexa
Lo bikinnya sampe biru gede ya bngst!
Susah ilangnya.

Jennadra
Kita Fbwan gak sih?

Alexa
Enggak sih?
Lo beli, gue kasih.
Utang gue berkurang.

Jenandra
Oh gitu.

Alexa
Mau banget apa Fwban sama gue?

Jenandra
Iya, enakan gratis.

Alexa
Dih gak modal.

Jenandra
Kalau lo sexnya sama gue doang mau gak?

Alexa
Kenapa? Jangan bilang lo gak rela
kalau gue ngelayanin cowok lain.

Jenandra
Gak sih, Kasian aja liatnya cape, kayak
abis digangbang.

Alexa
Bacot. Ngomong-ngomong gue hamil.

Jenandra
ANJNG! ANAK GUE?

Alexa
Panik amat!

Jenandra
Serius, Alexa!

Alexa
Bukan, kalau menurut itungan habis
Haid terakhir sih anaknya si bangst, najis
banget gue hamil anak pembunuh.

Jenandra
Kok lo santai sih?

Alexa
Keliatannya santai?
Padahal rasanya kayak mau mati.

Jenandra
Besok periksa, siapa tau cuma tai
yang belum lo keluarin, bukan bayi.

Alexa
Gblok! Gue udah Testpack semalem.
Garis dua, kayaknya gue bakal gugurin.

Jenandra
Kalau gitu lo sama aja dong sama bapaknya
anak lo? Sama-sama pembunuh.

Alexa
Gue harus nyari duit buat nyokap gue,
kalau gue tetep lahirin anak ini, beban gue
nambah banyak.

Jenandra
Jangan bundir.

Alexa
Kok lo tau? Gue sempet mikir gitu
Hahaha! Tapi gak mau mati, takut
masuk neraka.

Jenandra
Serius mau lo gugurin?

Alexa
Ya, gak mau gue punya
anak dari si bngst!

Jenandra
Jangan digugurin,
besok gue anter ke klinik.

Alexa
Gak usah, ngabisin duit.
Tinggal beli jamu.

Jenandra
Kasian anjng! Siapa tau anak lo calon
pengusaha, kan banyak duit tuh nanti.

Alexa
Hahahha.

Jenandra
Jangan macem-macemin anak lo,
Kasian, Kasian juga lo nya nanti kesakitan.

Alexa
Kok peduli?

Jenandra
Kalau gue gak peduli sama lo, dari
kemaren-kemaren lo udah gue
umpanin ke si Jeffan.

Alexa
Aw manisnya..

Jenandra
Tapi serius lo tenang banget, lo
ngeprank gue ya?

Alexa
Emangnya kalau gue lagi nangis harus
gue rekam gitu? Harus gue kirim ke lo?

Jenandra
Gak sih, minimal diemin chat gue,
kayak Ashila kalau lagi galau diemin gue.

Alexa
Gue gak bisa diem lo, gue masih punya
tanggung jawab buat bayar utang bokap gue
ke lo. Kalau lo mau Sex besok bisa, kita ke apart lo aja.

Jenandra
Ya.

Jenandra menghela nafasnya, pantas saja akhir-akhir ini Alexa terlihat banyak diam, tidak begitu pendiam tapi Alexa tak semenyebalkan biasanya.

Alexa memang pernah bilang pada Jenandra bahwa ia sering sakit kepala dan mual di pagi hari, namun Jenandra tak terlalu menggubrisnya.

Mendengar kabar mengejutkan itu membuat Jenandra mendadak mencemaskan Alexa, sebab ia tahu bahwa Alexa jarang menceritakan apapun tentang dirinya sendiri kalau tidak ditanya lebih dulu.

Sementara itu di kamar Alexa, Alexa terus meringkuk di atas kasurnya, sesekali mengusap air matanya yang tak bisa berhenti menetes.

"Alexa, kok diem?" Tanya ibunya disebrang sana, mengingat Alexa tengah bertelpon dengan ibunya sambil berkirim pesan dengan Jenandra.

"Bu, maafin aku ya kalau selama ini aku ngerepotin ibu terus, abis lulus sekolah, aku bakal cari kerja yang gajinya besar," ujar Alexa dengan suara pelan.

"Ibu bilang jangan kerja, kuliah aja. Ibu masih punya tabungan kok, tabungan di bank aman! Ayah gak tau."

"Kuliah sambil kerja boleh ya?"

"Kerja itu cape, sayang. Cape banget, ibu aja yang kerja, soalnya kamu masih tanggung jawab ibu. Kalau kamu udah lulus kuliah, ibu baru ijinin buat kerja."

Alexa menangis tanpa suara, ibunya selalu berkata seperti itu, padahal ia tahu bahwa selama ini uang penghasilan ibunya tak begitu banyak.

"Jangan nangis, ibu baik-baik aja di sini, tadi sore ibu dapat bingkisan dari pak Ram, ibu makan enak dan inget sama kamu," ujar ibunya di sebrang sana sambil tertawa pelan untuk menghibur Alexa.

"Aku selalu makan enak di sini, jadi ibu juga harus makan enak di sana. Besok aku pulang ya Bu, nanti aku bawain sushi kesukaan ibu," ujar Alexa di sela tangisan lirihnya yang tak bisa ia tahan lagi.

"Iya, sayang. Kalau pun gak beli juga gak apa-apa, buat kamu aja."

Alexa memutuskan sambungannya sepihak, ia tak kuat mendengar suara ibunya yang pura-pura baik-baik saja, padahal ia tahu ibunya kelelahan setiap hari hari berdagang dari pagi buta hingga pukul 10 malam.

**

LIGHT

Light
Aku bakal tergetin Alexa secepatnya.
Kamu siap-siap aja.

Candy
Okay Dad, tapi aku takut Jenandra, dia
aneh, kadang dia tau kapan kita beraksi.

Light
Jenandra urusan aku,
Kamus fokusin Alexa aja.

Light
Hati-hati.

Candy
Iya Dad.

.
.
.
Tbc

Next?

Segini dulu ya, besok dilanjut lagi.

Bonus Winter Winter, gak dibaca juga gak apa-apa, gak ngaruh sama jalan ceritanya.

🔞🔞🔞

https://bit.ly/3OZbh0p

💚💚💚💚

Continue Reading

You'll Also Like

21.7K 4.7K 11
☾ | tentang cara bunga itu mekar
38K 4.4K 25
Genre [ Thriller ] [ Romance ] [ Young Adult ] [ Mystery ] [ Action ] Previous title : Submissive [ Jay ENHYPEN ] Park Kanna hanya menginginkan surga...
46.2K 8.4K 28
kisah tentang perjalanan kisah cinta Heeseung dan Jihan, Jihan yang hamil di luar nikah, dengan temanya sendiri. tetapi Heeseung lah yang menikahi Ji...