About Everything [END]

By fairytls

935K 119K 116K

[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Laluka Lotusia gadis yang menjadi korban bullying di sekolahnya, dia tida... More

P R O L O G U E
1. Angkasa High School
2. Slytherin
3. Pearl Family
4. Fried Rice
5. Unexpected
6. Eating Together
7. Careless
8. School
9. Damn! Meet Again
10. Beginning of Trouble
11. Allergy?
12. Wagering
13. Racing
14. She's a Antagonist
15. Thank You, Bad Boy
16. Scholarship Revoked
17. Cooking For Bad boy
18. Bullying
19. Offering Help
20. Nothing is Free, Little Girl
21. Unclear Gang
22. Bullying Again
23. Deal With The Bad Guy
24. Mrs Mahendra
25. Turn On
26. Axel's Arrival
28. The Jealous
29. First Kiss
30. Love Triangle
31. Blue Sea
32. Problem Is Coming
33. Disappointed
34. Father Or Son
35. Company Party
36. Company Party II
37. Rumors
38. Angkasa's Past
39. Live In Hostel
40. Boyfriends?
41. Kill Yourself Or Be Killed
42. Between Life Or Death
43. They Confess To Luka
44. She's Alleana Maracle Pearl
45. Mortal Enemy
46. Open Eyes
47. Luka Parents
48. Choose Who?
49. Select All
50. Is It Love?
51. Exam
52. Elang's Secret
53. Foot Candy
54. Last Day Of Exam
55. Take Report
56. School Holidays
57. First Date With Axel
58. Second Date With Angkasa
59. Third Date With Orion
E P I L O G U E

27. New Student

13.6K 2.7K 721
By fairytls

Luka duduk tenang dibangkunya. Para siswa lain juga sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, kondisi kelas tampak ramai karena bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Ersya memasuki kelas, ia sedikit ngos-ngosan mengatur napas. "Untung guru belum masuk." Ersya melangkah mendekati bangku Alexa dan Aurel.

"Telat lo?" kata Alexa melirik Ersya sekilas lalu kembali memainkan ponsel ditangannya.

"Biasalah, siang dikit aja jalanan Jakarta macetnya minta ampun," balas Ersya.

"Untung guru belum dateng," timpal Aurel. Ersya duduk di belakang Alexa dan mereka mengobrol santai.

Beberapa menit kemudian terdengar suara hak sepatu dari luar membuat para murid yang berada di dalam kelas segera memperbaiki posisi duduk mereka. Seorang guru wanita kira-kira berumur tiga puluhan tahun tiba di depan pintu kelas, atensi para murid menatap ke arah guru tersebut di mana ada tiga laki-laki yang mengekori di belakangnya.

"Pagi anak-anak," sapa Bu Ica.

"Pagi bu," jawab semua murid serempak.

"Mereka siapa?"

"Yang di tengah ganteng banget anjrit."

"Iiih cogan nambah."

Bisik-bisik terdengar ramai. Sosok laki-laki dengan penampilan tidak bisa dikatakan rapi, baju dikeluarkan, tidak mengenakan dasi, rambut berantakan namun hal itu membuat aura ketampanannya tetap terpancar.

"Sudah-sudah diam, jangan ribut," tegur Bu Ica.

Sebagian murid terdiam namun senyum lebar serta mata berbinar tak hilang dari wajah mereka ketika menatap sosok tampan di belakang Bu Ica, sedangkan laki-laki yang menjadi pusat perhatian saat ini sedang menatap ke arah seorang gadis yang duduk di bagian paling belakang.

"Ayo perkenalkan diri kalian," perintah Bu Ica.

"Axel, pindahan dari Cakrawala High School."

Kaum hawa menahan pekikan saat Axel baru saja selesai memperkenalkan dirinya. Beberapa siswa terpaku ketika mendengar nama itu.

"Axel ketua geng Gryffindor itu? Gila mereka pindah ke sini?"

"Bukannya mereka musuh geng Slytherin?"

"Bakal gempar ini sekolah kalau sampai Slytherin sama Gryffindor berantem di sini."

"Perkenalkan gue Damian."

"Kalau saya cukup panggil Reyan," ucap Reyan tersenyum manis membuat cewek-cewek menahan teriakan dibuatnya.

"Baiklah, kalian bertiga duduklah dibangku yang kosong."

Damian dan Reyan lebih dulu mengambil tempat duduk dibagian belakang karena di sana ada dua bangku kosong. Axel berdecak pelan. "Bu, saya mau duduk di dekat Luka," tunjuk Axel ke arah bangku Luka membuat sebagian murid perempuan menatap sinis ke arah Luka.

Bu Ica menoleh dan menatap Axel. "Kamu tidak lihat di sebelah Alexa masih kosong Axel? Duduk di sana, pelajaran saya akan segera dimulai," ucap Bu Ica tenang.

"Saya Alergi Bu kalo duduk deket cewek itu," sindir Axel sambil ekor matanya melirik Alexa.

"Heh... apa maksud lo! Lo nyindir gue?" sentak Alexa menatap tak suka kepada Axel.

"Kayaknya di kelas ini ada setan Bu, Ibu dengar gak suaranya." Axel berlagak seolah-olah mencari siapa yang bersuara di dekatnya.

"Ngeselin banget lo anak baru, awas aja gue aduin bokap gue, biar lo dikeluarin," balas Alexa.

"Tuh kan bu, setannya bunyi lagi." Kaget Axel mengusap bagian belakang lehernya, seolah-olah merinding.

"Kurang ajar banget lo!" Alexa hendak memukul kepala Axel.

"Lexa Axel, saya tidak suka kalian ribut dimata pelajaran saya," tegur Bu Ica menatap kedua manusia berbeda gender tersebut.

"Lexa kembali duduk, Axel duduklah dibangku kosong itu," titah bu Ica.

Axel menghembus napas pasrah. Kenapa harus berdekatan dengan cewek 'sok' ini. Sedangkan Alexa memberikan tatapan permusuhan ke arah Axel.

Di belakang sekolah yang tampak sepi terlihat Orion dan teman-temannya tengah nongkrong di sana. Fano dan Arkan menghembuskan asap rokok dari mulut mereka. "Jadi bener Axel pindah ke sini?" Fano menghembuskan asap rokok terakhir sebelum membuang putung rokok miliknya, ia menginjak putung rokok itu sampai apinya tidak lagi menyala.

"Kalau dia nggak cari masalah sama kita, gue fine-fine aja," kata Arkan santai.

TEET...

Bel istirahat berbunyi membuat lamunan Orion buyar, entah apa yang ia pikirkan. "Kantin kuy, laper gue," ajak Fino.

"Gass lah," sahut Arkan.

"Bos, lo ikut?" tanya Arkan menatap Orion.

"Duluan, gue ada urusan." Orion pergi lebih dulu.

Arkan dan sih kembar menatap kepergian Orion.

Orion dengan santai melangkah menuju kelas Luka. Sampai di depan pintu kelas semua mata tertuju melihat ke arah Orion. "Hai Ion," sapa Alexa ceria seperti biasa.

Orion mengabaikan sapaan Alexa dan melangkah menuju bangku Luka. "Udah makan?" tanya Orion membuat murid yang berada di kelas kaget mendengar ucapannya barusan.

"Belum," balas Luka.

"Ke kantin bareng gue," ajak Orion.

"Luka bareng gue," sahut Axel dari arah belakang Orion.

Orion berdecih pelan sambil menoleh malas ke arah Axel. "Gue duluan yang ngajak Luka," ucap Orion datar.

"Terus?" Axel mengangkat sebelah alisnya.

"Luka, temenin gue keliling sekolah, gue kan murid baru di sini," lanjut Axel.

"Bos, terus kita gimana?" tanya Reyan. Ia dan Damian juga murid baru loh, masa Axel tega meninggalkan mereka lalu pergi bersama Luka.

"Lo berdua kan udah gede, keliling aja sendiri," sahut Axel tak peduli.

"Kurang asem lo," sinis Damian.

"Udahlah Yan, mending kita ke kantin aja." Damian menyeret Reyan pergi dari pada harus mengikuti Axel, pada akhirnya mereka berdua bakalan jadi obat nyamuk.

Luka bingung ia harus ikut Orion atau Axel? Luka melirik ke arah Alexa, Alexa memberikannya tatapan tajam serta memperagakan gerakan melukai leher dengan tangannya, seakan-akan tangan itu adalah pisau.

"Axel, ayo aku temenin kamu keliling sekolah." Luka menghampiri Axel dan membawa laki-laki itu keluar dari kelas, Axel melihat ke arah Orion dengan tampang kemenangan, sedangkan Orion mengepalkan tangannya menahan emosi.

Melihat Luka pergi Alexa mengambil kesempatan mendekati Orion. "Ion mau ke kantin kan? Bareng aku aja ya." Alexa meraih tangan Orion.

"LEPAS." Orion menghempaskan tangan Alexa sampai terbentur bangku membuat Alexa meringis kesakitan sekaligus kaget.

"Ion ... kamu kok tega banget." Mata Alexa berkaca-kaca menahan sakit.

"RION, LO UDAH KETERLALUAN!" teriak Ersya segera menyambar tangan Alexa, ia memeriksa tangan Alexa.

"LIAT, MEMAR GARA-GARA LO." Ersya menunjukkan tangan Alexa ke depan wajah Orion.

"Salah gue?" tanya Orion santai.

"Yang nyuruh teman lo pegang tangan gue siapa?"

"Ck, jijik gue dipegang cewek kayak lo," ucap Orion sambil memutar bola matanya malas.

Alexa menggigit bibir bawahnya menahan isak tangis. "Segitu gak sukanya ya kamu sama aku, sampai bilang kayak gitu," lirih Alexa menatap Orion dengan pandangan tetap memuja laki-laki itu meski perkataannya selalu menyakiti Alexa.

"Udah tau gue gak suka sama lo, kenapa masih ngejar gue?" tanya Orion remeh.

Orang-orang menatap kasian ke arah Alexa.

"Kasian banget Lexa udah ditolak masih aja tetap ngejar Orion."

"Kalau gue sih lebih baik cari yang lain."

"Kayak di dunia ini cuma ada Orion aja."

"Lo nggak ada di posisi Alexa, jadi gak usah sok mengkritik." suara berat dari arah pintu membuat beberapa orang yang mencibir Alexa terdiam.

Elang mendekat ke arah Orion. "Udah ditungguin anak-anak di kantin," ucap Elang.

Orion melenggang pergi dari kelas XI IPA B itu. "Lo gapapa?" tanya Elang kepada Alexa.

Alexa menggeleng pelan. "Gapapa, makasih Lang," ucap Alexa tersenyum tipis. Elang terdiam sejenak melihat senyum tipis yang Alexa berikan kepadanya.

"Hm, gue ke kantin dulu," pamit Elang menyusul Orion.

***

Angkasa berkutak dengan beberapa berkas, tangan kekar pria itu terlihat lincah mengetik sesuatu di laptopnya. Hari ini ia cukup banyak pekerjaan dan ingin menyelesaikannya dengan cepat agar bisa menjemput sang pujaan hati, siapa lagi kalau bukan Laluka Lotusia, gadis yang sudah berani merebut atensi seorang Angkasa Bumi Mahendra.

Pintu ruangan Angkasa diketuk membuat ia berhenti mengetik sejenak. "Masuk," ucap Angkasa tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.

Terlihat seorang wanita cantik memasuki ruangan Angkasa, ia adalah Daniar sekretaris Angkasa. Daniar sudah bekerja di perusahaan Angkasa hampir tiga tahun, selain cantik ia juga pintar, kinerjanya sangat bagus, ia juga memiliki jiwa pemimpin yang patut diacungi jempol.

"Pak, ini berkas yang anda minta." Daniar meletakkan berkas permintaan Angkasa ke atas mejanya.

"Terima kasih," ucap Angkasa meraih berkas yang diberikan Daniar.

"Daniar, bisa kamu bacakan jadwal saya siang ini," suruh Angkasa sambil membolak-balikkan berkas ditangannya.

"Siang ini anda ada meeting dengan ceo dari perusahaan A, lalu malamnya anda ada jadwal makan malam dengan klien dari Singapore." Setelah Daniar selesai membacakan jadwal Angkasa, pria itu memijat pelipisnya membuat Daniar menatap penuh tanya.

"Ada apa Pak, anda baik-baik saja?" tanya Daniar.

"Ternyata jadwal saya sangat padat hari ini," ucap Angkasa, ia khawatir tidak bisa menjemput Luka di sekolah karena banyaknya pekerjaan kantor.

"Apa Bapak ingin saya mengurus meeting nanti siang? Saya bisa menanganinya," ucap Daniar.

"Saya siang ini memang mau keluar, saya harus menjemput gadis saya."

"Kalau begitu jemput saja, Pak."

Angkasa menatap Daniar, sekretarisnya ini memang sangat bertanggung jawab, Angkasa tidak pernah kecewa dengan hasil kerja wanita di depannya. "Baiklah, kamu ambil alih meeting siang ini," putus Angkasa, Daniar mengangguk pelan lalu pamit keluar dari ruang Angkasa.

Angkasa tersenyum sendiri, berkas yang ia pegang hampir selesai ia kerjakan. Ia akan segera menjemput Luka setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Spam next di sini→

Continue Reading

You'll Also Like

327 21 2
Seorang prajurit wanita di markas pelatihan komando pasukan khusus yang...
TRAUMA✓ By alyeyy

Teen Fiction

8.8K 1.1K 45
PART LENGKAP - FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Ini tentang dia, kita dan trauma. Awalnya Aqilla kira jatuh cinta itu indah, seperti di novel yang perna...
897K 66.6K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
90.1K 7.7K 36
[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA CERITA INI ] Dunia memang kecil. Takdir mempertemukan Alaskar kembali bertemu dengan sosok wanita yang mirip denga...