My Brother's Girlfriend (End)

By RishAlra

335K 24.2K 595

Setelah mengalami kecelakaan, Rea terbangun di tubuh pacar dari kakaknya sendiri. Apa yg harus ia lakukan? #... More

Ch 1
Ch 2
Ch 3
Ch 4
Ch 5
Ch 6
Ch 7
Ch 8
Ch 9
Ch 10
Ch 11
Ch 12
Ch 13
Ch 15
Ch 16 [End]
Epilog
Irnia 1
Irnia 2
Sebelumnya..
Bonus
Trapped In The Book Story
Who Is Maudy
Iklan dulu

Ch 14

11.8K 918 1
By RishAlra

Setelah menerima laporan dari para pekerja nya, yg ia tugaskan untuk menggeledah tempat tinggal Arsen selama ini. Akhirnya benda yg mereka cari dapat di temukan.

Aldrick, Rose, Yogi dan Rea bergegas pergi ke sana. Untuk mengambil barang itu.

Tapi dalam perjalanan, Aldrick menerima panggilan dari teman Arsen.

"Cepet, om. Arsen berhasil lolos. dia ngejar kalian. Kayak anjing kesetanan"

"Emang kamu pernah liat anjing kesetanan apa ?" Dengus Aldrick, mendengar ucapan tak masuk akal dari Allen.

"Pernah, om. Anjing nya yaa itu anak om"

"Kurang ajar kamu. Awas ya, komisi kamu om potong 75%"

"Ampun, om. Cuman be-"

****

Tut tut

".. janda" Allen melanjutkan dengan suara lesu. Ia mendadak kehilangan semangat nya.

"Becanda goblok, bukan bejanda" semprot Tian.
"Lo kebanyakan mabuk janda kayak nya"

"Kok lo tahu ?" Shock Allen. Menatap temannya dramatis. Allen memang gemar menggoda para janda saat ini. karena ia baru sadar, janda ternyata lebih menarik.

Decak Allen berderai, "Lo gak tahu aja, yan. Janda itu lebih menggoda"

"Tapi tua" celetuk Tian, membuat Allen tertohok

"Kagak lah, gue juga pilih-pilih godain janda kali. Pilih yg muda, manis, kayak mangga"

"Dimana-mana mangga muda tuh asem, goblok lu" Tian meninggalkan temannya itu. Allen sudah sedikit miring, Tian malas meladeni nya.

"Mau gak gue kenalin ama janda, yan ?" Allen berseru, sambil mengikuti Tian dari belakang.

Tian berdesis kesal. Suara Allen terlalu keras. Ia jadi malu mengakui cowok itu sebagai temannya. Rasanya ia ingin melempar Allen ke laut, mumpung mereka kini berada di pantai.

"GAK !" Balas Tian ketus

"Janda nya cantik, yan. Suer deh" Allen tak goyah. Ia terus berusaha meyakinkan Tian agar menerima tawarannya.

"Kagak usah. Deket rumah gue juga ada"

"Seriusan lo?" tiba-tiba saja Allen sudah ada di sampingnya, membuat Tian mengelus dadanya kaget. "Cantik ?"

Tian mengangguk "Cantik"

"Masih muda ? Bohai ?"

Tian mengangguk lagi, "Gak usah ditanya"

Allen semakin semangat. Ia menepuk pundak Tian dengan heboh.
"Kenalin ke gue dong, yan"

"Boleh" jawab Tian tersenyum misterius pada temannya itu. "Kebetulan suaminya baru aja meninggal. Dia baru aja nyandang status janda nya"

Allen menggesek telapak tangannya. tampak sangat senang. "Wih, seger nih" kemudian ia bertanya penuh rasa penasaran. "Emang suaminya kenapa bisa meninggal ?"

"Dibunuh istrinya sendiri"

Wajah Allen memucat
"Di bunuh ?"

Tian mengangguk membenarkan.

Allen kembali bertanya
"S-sama .. janda cantik itu ?"

"Iya" jawab Tian santai. Ia tak peduli pada reaksi temannya yg sudah menjadi penggila janda itu. "Katanya sih, ceweknya emang rada gila. Psyco gitu"

"Bangke, lo kalo nawarin cewek yg bener dong" maki Allen "Lo mau gue mati juga"

"Lah ?! Kan lo yg mau. Bukan gue yg nawarin juga"

****

Arsen memacu mobilnya dengen kecepatan penuh. Ia tak peduli pada segala umpatan para pengendara yg ia berhasil ia selip. Tindakan nya bahaya bagi dirinya dan orang lain. Tapi, apa Arsen peduli ? Sama sekali tidak.

Bahkan kematian di depan mata pun tak membuatnya gentar.

Yang ia takutkan saat ini hanya kehilangan Rea. Ia takut memikirkan apa yg hendak orang tua nya lakukan. Jika Arsen gagal mencegah mereka. Maka semua kan berakhir.

"Tunggu aku, Rea" gumam Arsen. Ia mengingat kembali wajah Rea yg terakhir ia ingat. Hal itu membuat pegangan Arsen pada kemudi mengerat.

Ia tak akan membiarkan siapapun memisahkan Rea darinya.

****

Tiba di rumahnya. Aldrick dan Rose berlari menuju tempat para pekerja menemukan guci pengunci jiwa. Mereka membiarkan Rea yg tengah di papah oleh Yogi, menyusul dari belakang.

Rea bukannya memihak pada orang tua nya. Ia hanya tidak berdaya, dan memilih mengikuti apapun yg orang-orang sekarang lakukan.

Rea bahkan pasrah jika sebentar lagi ia akan menemui ajalnya.

Kondisi tubuhnya melemah dan ia tidak tahu kenapa bisa begini.

"Ini tuan"

Seorang pekerja menunjukkan sebuah guci kecil berwarna emas yg tersimpan apik di laci lemari kamar Arsen. Para pekerja tidak bisa menyentuh benda itu, karena mereka akan merasa kepanasan hingga rasanya kulit mereka bisa melepuh. Jadi mereka hanya menunjukkan dimana tempat benda itu berada pada majikannya.

Aldrick mengambil benda itu, meneliti setiap inchi nya. Benda itu merupakan benda milik keluarga nya. Dinamakan gunci pengunci jiwa karena memang khusus untuk memerangkap jiwa seseorang. Dan sekarang Arsen menggunakan benda itu untuk keinginan egoisnya.

Walau ini akan terasa kejam, tapi Aldrick harus mengakhiri semuanya sebelum terlambat.

Ia memegang tutup botol guci itu
"Ada kehidupan seseorang yg kamu renggut, Arsen. Dan papa gak akan biarkan kamu terus larut dalam kesalahan ini"

"JANGAN !!!"

Semua yg disana menatap ke asal suara. Arsen baru tiba dengan keadaan kacau dan nafas yg tersenggal-senggal. Ia datang secepat yg ia bisa. Dan syukurlah, Arsen tiba sebelum pria itu menarik guci berharga nya.

"Balikin benda itu sama aku, pa ! Papa gak usah ikut campur !"

Arsen berusaha merampas benda itu, tapi Aldrick menjauhkannya. Rose ikut membantu menahan Arsen, tapi pemuda itu keras kepala. Ia tetap menginginkan guci pengunci jiwa itu.

"Ini salah, Ar. Kamu harus ngerti" Rose berusaha membuat putranya paham. Keadaan ini tidak seharusnya terjadi. Rea tidak boleh terus terjebak di raga yg bukan mikiknya. Dan seseorang pemilik raga itu terjebak di guci yg kini di pegang oleh Aldrick.

Jika seperti itu, Arsen merampas kehidupan seseorang secara paksa. Dan memaksa Rea hidup sesuai kehendaknya.

"Aku gak peduli. Aku lakuin ini karena aku mau sama Rea"

"Kamu hidup dengan dia selama tujuh belas tahun, apa itu kurang ?!" Maki Aldrick, Arsen benar-benar menguji kesabarannya.

Arsen menyunggingkan senyum remeh,
"Bukan sebagai adik aku. Aku benci tiap kali ingat dia adik kandung aku"

Aldrick dan Rose saling melempar pandangan. Ini semakin rumit.

"BERIKAN !!"

"Arsen !"

Arsen berhenti, menoleh ke arah Rea yg tengah di papah oleh Yogi. Ia berjalan cepat menghampiri mereka. Mendorong Yogi hingga terjatuh. Mengambil alih Rea dari rangkulannya.

"Ngapain lo deket-deket ama Rea? Mau gue pukul lo? " Cerca Arsen pada Yogi

Temannya itu tak membalas, hanya mendelik jengkel. Sudah dibantu membawa cewek nya ke sini, Arsen malah mencerca nya. Dasar tidak tahu diri.

"Arsen udah! " Rea melerai. Ia membuat perhatian Arsen kembali pada nya.

"Sayang, kamu gak papa kan? Kamu gak di apa-apain kan sama dia? "

Kamu yg sering ngapa-ngapain aku

Rea memaksa senyum, mengabaikan pertanyaan dari Arsen yg membuat nya dongkol dan menyahut dalam hati.

"Aku baik-baik aja" Rea menyentuh lengan cowok itu "Ar, sebaiknya kamu turuti kata mama papa. Mereka tahu apa yg terbaik buat kita"

Mencoba membuat Arsen mengerti, tapi yg ia dapat malah kernyitan tidak suka.
"Aku gak bakal turutin mereka. Karena jika jiwa Zara di lepas. Kamu bakal balik ke tubuh asli kamu"

"Dan aku mungkin akan mati" Rea menyela, sudah bisa menebak apa yg Arsen pikirkan, dan khawatirkan.
"Iya kan? "

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 123K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
168K 13.3K 28
Awalnya Rutha merasa hidupnya sudah kembali berjalan dengan normal setelah beberapa bulan larut dalam kesedihan akibat putus dengan Bagas. Bahkan sek...
500K 48.4K 14
Akibat mimpi buruk yang dialaminya, Savera Pitaloka Darmawan kini berubah 180°. Yang awalnya bersikap kasar, arogan, dan suka membully sekarang cende...
19.4K 1.9K 27
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA🌻🦋] Ini kisah tentang reinkarnasi Dewi aphrodite yang menjadi tukang masak, dan sialnya lagi direbutkan oleh kematian, ibl...