Tuan Kim dan Sang Pelacur

By VanadiumZoe

75.9K 11.2K 4.1K

Kim Seok Jin mendapat kiriman hadiah dari rekan bisnisnya di Macau, Seraphina, seorang Pelacur paling cantik... More

UNGKAPAN-KATA
PROLOG
LIE
1
2
3
CERULEAN
1
2
3
4
5
6
7
8
WINTER SCENT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
FOREVER RAIN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PEACH
1
2
3
4
5
UNGKAPAN-RASA

BLOSSOM TEARS

1K 183 76
By VanadiumZoe

👑 🦊 👑

🍁🍁🍁

Berita pernikahan Seokjin dan Seraphina yang dilangsungkan hari ini, pukul 7 malam, di area rooftop Parkheur Paradise Hotel, salah satu hotel mewah Hyunjin Group menghiasi headline berita sejak pagi tadi. Orang-orang yang awalnya mencemooh tanpa sadar terpana melihat layar televisi yang menampilkan venue pernikahan, didekor sangat cantik meski terkesan sedikit minimalis untuk ukuran konglomerat terkaya di Korea Selatan saat ini.

Lantai yang awalnya tertutup rumput kini sudah dilapisi karpet tebal, di bawah tenda besar dengan Bunga Smeraldo putih kebiruan menjuntai dari langit-langit tenda, ditiap pilar-pilar, juga di tiap ujung deretan bangku-bangku panjang yang disusun rapi sampai ke altar tampak gemerlap di bawah sorot lampu yang jatuh tepat di bawahnya. Sementara lantunan musik pengiring pengantin dipercayakan kepada National Orchestra of Korean dengan instrumen tradisional yang megah dan berkelas.

Sejak pukul enam sore para tamu mulai berdatangan, melewati deretan pemeriksaan super ketat, dijaga oleh ratusan staf keamanan professional. Seokjin tidak mengundang banyak orang, tetapi mengundang seluruh stasiun tivi untuk memberitakan pernikahannya. Seperti rencana awal yang telah disusun rapi oleh Jimin, seluruh penduduk Korea Selatan harus melihat berita pernikahan Seokjin malam ini.

Pernikahan Chaebol fenomenal itu bahkan menyisihkan berita-berita politik, perang, dan berita pandemic virus flu yang tengah melanda setengah populasi di dunia.

Shin Damhee melihat berita pernikahan itu dengan tampang muak. Karena skandal Seokjin, dia tidak pernah lagi datang ke acara temu teman-temannya, tidak sanggup menahan malu sejak Seokjin mengumumkan hubungan dengan Sera. Orang-orang selalu bertanya; dimana letak rasa malu Seokjin, bagaimana bisa Seokjin menghianati istri yang sudah mendampingi selama 7 tahun hanya demi seorang pelacur.

Damhee tidak punya jawaban masuk akal untuk pertanyaan-pertanyaan itu, dia kesal pada tatapan mencemooh yang dilayangkan kepadanya. Harga dirinya jatuh sampai ke titik terendah, semua itu akibat ulah dari anak laki-laki kakak perempuannya yang dia benci. Namun kemudian Damhee geram sendiri, mengingat kalau semua kekacauan ini adalah ide dari kepalanya untuk menjatuhkan Seokjin.

Jung Jiyeon memang payah, andai saja menantunya itu datang tepat waktu dan bergerak lebih cepat mungkin semua rencana mereka berjalan lancar. Atau, harusnya dia memilih pelacur paling bodoh untuk datang malam itu bukan Seraphina. Sang pelacur yang bahkan menguasai 5 bahasa asing, Sera juga bisa mengimbangi keangkuhan Jiyeon sampai Jiyeon tidak berkutik di pertemuan tempo hari.

Meski Jiyeon sering meyakinkan Damhee kalau Seraphina adalah gadis bodoh yang hanya butuh uang, tapi Damhee tidak memercayainya, dia merasa Sera lebih licik dari yang dikira.

"Pelacur itu pandai berkamuflase, kita tidak tahu apa-apa tentang dia, jadi lebih baik kau berhati-hati, Jiyeon."

Damhee pernah bertemu Seraphina sewaktu dia mengunjungi hotel Hyunjin di Macau, dari cara bicara Damhee tahu otak gadis itu tidak kosong. Pelacur kelas atas dengan deretan pelanggan orang-orang penting, yang akhirnya memberi dukungan suka rela untuk Seokjin. Damhee jadi penasaran dengan asal usul Seraphina, siapa orangtua gadis itu, dari mana dia berasal.

"Ibu, kenapa belum siap-siap, acaranya jam 7." Taehyung muncul dari tangga lantai dua, sudah tampan dengan setelan Gianfranco ferre suit hitam dan rambutnya tertata rapi.

"Apa yang kau pikirkan, Taehyung, bisa-bisanya kau bertanya seperti itu?" jawab Damhee, kekesalannya kian menggunung melihat penampilan putranya. "Lihat dirimu, kau mau datang ke pesta sampah itu?"

"Tentu saja," jawab Taehyung tak acuh. "Ini pernikahan kakakku, Bu, bukan sampah."

"Kau tidak boleh ke sana."

"Astaga Ibu, aku bukan balita. Terserah Ibu saja, aku pergi."

"Kim Taehyung!"

Teriakan Damhee tidak digubris, Taehyung sudah melaju dengan mobil sport metalik dan membelah jalanan menuju tempat pernikahan. Sesampainya di sana, dia disambut oleh teriakan lucu yang selalu membuatnya merindu. Gadis kecil dengan keranjang bunga, mengenakan dress dari koleksi Dior Haute Couture yang mekar di atas lutut. Rambut panjangnya digelung dan pakai mahkota bunga

"Taetae Samchon!"

"Hai, Sweet heart."

Taehyung mengulurkan lengan untuk memeluk keponakannya, menggendongnya dengan dua lengan. Dia tidak terkejut Reeya ada di pernikahan, keponakannya itu memang punya daya pikir sedikit berbeda dari anak seumuran. Terkadang Taehyung lupa kalau Reeya baru lima tahun, karena Reeya terlalu realistis dan dewasa jauh melebihi umurnya. Persis seperti Seokjin waktu kecil, yang bahkan sudah memberikan ide rancangan mobil kepada kakeknya di usia 4 tahun.

"Reeya kok cantik banget sih," kata Taehyung, sambil menciumi pipi Reeya yang merah jambu.

"Because my parent made me pretty." Reeya balas mencium pipi Taehyung, tertawa riang bersama paman kesayangannya sampai Taehyung membawanya mendekati tenda.

"Dari tadi Reeya sendirian?"

"Sama ayah kok, ada paman Jimin juga." Reeya menunjuk Jimin di dekat pilar, lalu mencari-cari Seokjin tapi tidak ketemu, tertutup para tamu yang kian memenuhi area pesta.

"Kirain sendirian, Reeya takut ngak kalau sendirian?"

"Samchon, Reeya sudah lima tahun bukan baby." Reeya cemberut, lalu minta diturunkan dari gendongan Taehyung, saat pamannya itu mulai cekikikan.

Kemudian Taehyung melirik Karina yang baru sampai, terlihat sangat cantik dengan gaun hitam di bawah lutut, di belakangnya ada Namjoon bersama Yoongi dan istrinya.

"Apa mereka datang bersama?" gumam Taehyung, tidak terima. Dia buru-buru mendekati Karina, setelah menitipkan Reeya pada Jimin.

"Hai Hyeong!" sapa Taehyung sambil lalu pada kakaknya, tapi Namjoon tak acuh. "Hai Sayang, kok datangnya sama Namjoon, sih?" tambah Taehyung pada Karina yang sudah memutar bola mata ke langit-langit.

"Aku datang sendirian, Taehyung," jawab Karina, memerhatikan sekitar mencari bantuan, demi menyelamatkannya dari mantan pacar yang anehnya di atas normal.

"Terus kenapa tadi menolak, waktu aku mau jemput?"

Karina menarik napas, buru-buru mau menjauh tapi Taehyung menghalang-halangi jalannya. Kemudian dia melihat Jimin di ujung tenda, tanpa pikir dua kali dia berteriak dan berhasil menarik perhatian sekretaris super dingin itu untuk melihatnya.

"Jimin Oppa!" Karina segera berlalu saat Taehyung memaku, syok dengan sapaan akrab untuk Jimin.

"Oppa—?!" Taehyung ternganga, dia tahu kalau hubungan Karina dan Jimin tidak sedekat itu. Dia menyusul cepat-cepat, lalu terkekeh menyebalkan melihat Karina bahkan berdiri terlalu jauh dari Jimin.

"Ya, aku tahu hubungan kalian tidak dekat, aku yakin kau bahkan jarang bicara dengan tembok es ini 'kan?" kata Taehyung, menunjuk Jimin dengan ujung dagu. "Kau tidak bisa mengelabuiku, Karina."

"Oppa, nanti kita pulang sama-sama, 'kan?" Karina menatap Jimin penuh harap, meminta bantuan pada sosok dingin itu meski rasanya mustahil.

Sudah tiga tahun Karina mengenal Jimin di kantor, tapi sepertinya belum genap 10 kali dia berbicara pada Jimin itu pun membahas pekerjaan.

Mantan tentara Angkatan Darat, cabang investigasi khusus kriminal itu tampak terlalu horor di mata Karina, juga bagi sebagian besar staf Hyunjin. Padahal Jimin sering menemaninya untuk tugas-tugas kantor yang dititahkan Seokjin kepadanya, Seokjin selalu mempercayakan Karina pada Jimin selama bertugas di luar kota.

Rumor yang beredar di seantero Hyunjin company; Park Jimin pernah menjadi petarung illegal di Macau, sebagian lawannya mati di atas ring. Membayangkan itu Karina bergidik ngeri, lalu bulu-bulu di tangannya meremang dengan sendirinya, saat tiba-tiba Jimin meraih jari-jarinya, digenggam kelewat erat sembari berkata.

"Ya, kita pulang sama-sama setelah acaranya selesai," katanya, lalu menarik Karina ke arah kursi tamu di bagian depan.

Karina syok berat, nyaris tidak bernapas. Di belakang Taehyung lebih syok lagi, rasanya mau pingsan kalau tidak punya malu, terlebih lagi dia mengingat kalau; pria tampan tidak boleh bertingkah konyol di hadapan banyak orang.

"Aduh aku patah hati, bagaimana ini?" gumam Taehyung, sambil memegangi dadanya sendiri, lalu terkejut saat Reeya mengusap tangannya.

"Samchon, bando Reeya lepas."

Taehyung melirik Karina sebentar, sebelum akhirnya sibuk menyimpul pita di mahkota Reeya yang terlepas.

Sementara itu di ruang tunggu pengantin, Sera duduk di sofa besar dan merasa kakinya hilang. Dia tidak bisa merasakan kakinya sejak salah satu staf pernikahan, memberitahu kalau acaranya akan dimulai dalam lima belas menit. Meski Sera tahu pernikahan ini hanya fiksi, tapi semburan gugup tidak mampu dia bendung.

Dia hanya perlu berjalan ke altar, pasang cincin, dan selesai. Itu mudah sekali, pengalaman yang biasa saja, pikirnya. Tidak sebanding saat dia terombang-ambing dalam kotak kayu dan memakan serbuknya demi bertahan hidup. Di usia 13 tahun Sera sudah bisa melewati hal seburuk itu dan tetap hidup, jadi apa yang akan terjadi sebentar lagi bukan apa-apa.

Ayolah Sera, ini bukan pernikahan sungguhan, jangan bodoh—gumannya pada diri sendiri, tapi gugup itu kian menguasainya.

"Nona Sera, sudah waktunya untuk keluar."

Sera beranjak dari sofa, sendirian. Sebetulnya Sera ingin meminta Seokjin mengundang Soobin untuk menemaninya ke altar, tetapi dia ingat kalau pernikahan ini hanya kontrak, tidak ingin Soobin jadi kepikiran. Soobin selalu ingin dia menikah dengan seseorang yang mencintainya dan hidup bahagia, nyatanya pernikahan dia dan Seokjin akan selesai setelah Seokjin jadi ketua grup.

Kemunculan Sera mengundang perhatian para tamu di kursi belakang sampai baris depan, menatap takjub pada sosok Sera yang anggun, cantik jelita, dalam balutan gaun Elie Saab yang menjuntai sampai menutupi kaki. Sera menggenggam erat buket bunga gypsophila dengan kedua tangannya yang serasa beku, napasnya nyaris satu-satu saat semua orang memandanginya.

Kemudian terdengar dengung gemas dari ujung bangku para tamu, perhatian pindah ke anak perempuan dengan keranjang bunga.

"Eonni!" Reeya melambaikan tangan pada Sera, mengantarkan kelegaan pada Sera sampai gugupnya hilang sebagian.

Di depan sana, Kim Seokjin tampak memukau dalam setelan jas hitam Ermenegilda Zegna, dan tampan dengan senyum tipis serta rambut yang tertata rapi. Dia memandangi Sera yang mulai berjalan pelan di belakang Reeya, senyumnya terkembang lebih lebar, menyadari jika Sera tampak jauh lebih cantik dari yang bisa dia lihat.

"Rasanya aku mau mati saja," bisik Sera pada Seokjin, setelah pria itu menggiring Reeya ke kursi depan untuk bergabung bersama Taehyung dan Namjoon.

Seokjin tertawa kecil, menggenggam tangan Sera yang dingin bagai tumpukan salju. Dia mengusap-usap punggung tangan Sera, sampai gadis itu tampak lebih tenang sebelum memulai proses upacara pernikahan.

"Sudah lebih baik?" tanyanya lembut dengan pandangan penuh pada Sera.

Sera mengangguk, menatap Seokjin yang tersenyum hangat kepadanya. Kini semua orang terfokus pada upacara pernikahan, hikmat dan tenang.

Cincin batu safir biru dikelilingi berlian putih yang dipegang Seokjin, tampak begitu berkilau di mata Sera. Dia merasa jari-jarinya terlihat lebih terang, saat cincin itu tersemat di jari manis tangan kanannya. Jantungnya mendadak bertalu terlalu cepat saat Seokjin mencium keningnya, rasanya terlalu lembut, hangat, menyebar ke seluruh aliran darah sampai pipi Sera merona malu.

Gemuruh tepuk tangan para tamu menyadarkan Sera dari kehaluannya, dia menatap orang-orang yang tampak haru dengan senyum canggung. Entah kenapa dia jadi kikuk saat Seokjin merangkul bahu, lalu berbisik lembut di telinganya.

"Suka kembang api?"

"A-apa—?"

Belum sempat Sera mencerna ucapan Seokjin, dia sudah tersentak sampai bergulung ke dalam pelukan Seokjin, tiba-tiba langit telah dihiasi semburan kembang api warna warni. Sera tidak bisa mengeluarkan suara, rangkaian kalimat tertahan di ujung tenggorok, saat Seokjin menciumi puncak kepala sampai pelipis, bersama pelukan mengerat lamat-lamat.

"Ayah!"

Reeya menghambur ke arah mereka, Seokjin membawa putrinya ke dalam gendongan. Reeya memeluk Seokjin senang, lalu mencium pipi Sera dan memeluknya erat-erat. Seokjin menggendong Reeya dengan satu lengan, sementara lengan yang lain merangkul Sera, lalu ketiganya menikmati kembang api bersama para tamu.

Sera menatap Seokjin tanpa kata, terlalu takjub dengan semua hal yang Seokjin siapkan untuk pernikahan mereka. Sera terlalu bahagia, dia merasa seperti hidup dalam drama tivi yang manis dan romantis. Meski Sera tahu semua ini hanyalah rangkaian pekerjaan yang harus dia lakukan, hanya rencana Seokjin demi membungkam mantan istri yang berhianat.

Tetapi khusus malam ini Sera tidak mau memikirkan tentang fakta itu, dia memilih bahagia dalam dunia semu yang diciptakan Seokjin untuknya. Setidaknya untuk malam ini, dia ingin menjadi pengantin perempuan paling bahagia di dunia, bersama pria yang kini tersenyum untuknya sampai debaran jantungnya kembali bertalu-talu.

🍁🍁🍁

Jung Ji Yeon memandang layar tivi dengan wajah kaku, memaksa dirinya sendiri untuk melihat pernikahan mantan suaminya dengan pelacur itu. Dia tidak tahu kenapa harus menonton siaran itu, melihat bagaimana Sera tampak terlalu bahagia dalam pelukan Seokjin, juga putrinya, Reeya, ada di antara pasangan baru itu.

Baru berselang empat hari dari sidang perceraian mereka, Seokjin sudah menikah lagi dengan wanita lain. Dan yang lebih membuatnya kesal, bagaimana cara Sera berlagak menjadi perempuan lugu dengan aura kelewat manja di pernikahan itu, padahal saat bertemu dengannya gadis itu tampak terlalu berengsek di matanya.

Mungkin Damhee benar, pelacur itu pandai berkamuflase, mencuri perhatian Seokjin yang sedang patah hati. Bukahkah tugas pelacur menyenangkan pelanggannya? Lalu bisa-bisanya Sera menyandingkan status rendah gadis itu dengan dirinya yang bermartabat.

Jiyeon menyambar ponselnya dan menghubungi Seokjin, butuh lima kali panggilan barulah telepon itu tersambung. Sekarang sudah jam 10 malam, pesta memalukan itu sudah selesai, sekarang waktunya Seokjin mengembalikan putrinya.

"Sudah waktunya Reeya pulang," kata Jiyeon tanpa kata sapaan. "Kalau kau sibuk, aku bisa menjemputnya."

"Oke," jawab Seokjin singkat, lalu sambungan telepon itu selesai.

Empat puluh dua menit kemudian, Seokjin muncul sambil menggendong Reeya yang sudah ketiduran. Masih mengenakan pakaian sama dengan yang Jiyeon lihat di tivi, tapi Seokjin sudah melepas jasnya, menyisakan kemeja yang lengannya digulung asal sampai siku.

Rambut Seokjin agak berantakan dan itu membuat Jiyeon jadi kesal, ditambah ada wangi yang terlalu manis tertinggal di sekitaran Seokjin. Jelas, itu bukan wangi parfum Seokjin. Apakah Seokjin dan perempuan itu sedang berada di tengah kegiatan malam pertama, saat dia menelepon Seokjin? Asumsi penuh tuduhan itu, seketika membuat Jiyeon sakit kepala.

"Sekarang kau sudah puas?" tanya Jiyeon dari depan pintu kamarnya yang bersebelahan dengan kamar tidur Reeya, berdiri bersandar dengan tampang kelewat kesal saat Seokjin mendekat kepadanya.

"Untuk?" Monolid Seokjin memicing lurus-lurus pada Jiyeon, muak dan lelah. Entah kemana perginya rasa kagum yang dulu kerap muncul, tiap kali dia memandangi Jiyeon.

"Membalasku." Jiyeon bersedekap, mendengus kesal saat Seokjin justru tertawa.

"Ah, aku lupa memberitahumu, kalau aku berubah pikiran," kata Seokjin, nada suaranya kelewat datar. "Pernikahanku dengan Sera bukan lagi untuk membalasmu, Jiyeon, tetapi untuk kebahagianku. Sudah terlalu lama aku menyianyiakan diriku sendiri demi hal yang sia-sia, jadi kali ini kupastikan aku bisa memenangkan Seraphina."

"Kim Seok Jin, kau yakin?" Jiyeon mencemooh, matanya memutar dengan seringai dingin.

Seokjin bergeming, mengamati gerakan Jiyeon yang mendekat ke arahnya.

"Buktikan padaku, bukankah kau hanya mencintaiku?"

Seokjin menyeringai saat Jiyeon tiba-tiba menciumnya, menariknya ke ranjang tidur di kamar mereka. Seokjin mengikuti apa yang Jiyeon inginkan, sangat menyakinkan sampai Jiyeon yakin dia telah menang.

Lalu tanpa aba-aba, tangan Seokjin menahan gerakan Jiyeon yang siap melucuti pakaiannya. Dari ketinggian Seokjin memandangi Jiyeon yang berkeringat, Seokjin hafal, saat ini Jiyeon sudah berada diambang gairah. Kemudian, senyum Seokjin yang kelewat merendahkan, menyadarkan Jiyeon kalau kali ini dia salah.

Oh, tunggu, memangnya sejak kapan Jiyeon bisa membaca isi kepala Seokjin? Tidak pernah.

"Ah, sayang sekali, Jiyeon." Seokjin mengangkat jemarinya yang tersemat cincin, kepala miring ke kanan, menyeringai. "Aku sudah menikah dengan orang lain, istriku pasti sedih kalau kita melakukannya."

"Kau—berengsek!" Jiyeon membuang muka.

"Oh, kau baru menyadarinya sekarang, kalau mantan suamimu ini pria berengsek?" Jemari Seokjin mengusap dagu Jiyeon, memaksa Jiyeon menatapnya.

"Lagi pula aku tidak mau mencoreng harga diri dan martabatmu, Sayang, kalau kita tetap melakukannya—" Seokjin membungkuk lebih rendah. "—orang-orang akan memberimu label sebagai wanita perusak rumah tangga orang lain, perempuan perebut suami wanita lain, pe-la-cur."

Satu tamparan mendarat di pipi Seokjin. "Berengsek kau, Kim Seok Jin!" Wajah Jiyeon merah padam. Hanya dalam semalam, Seokjin sudah menukar status dan posisinya dengan Sera.

Seokjin menyeringai tanpa beban, beranjak dari atas tubuh Jiyeon yang sudah berantakan, berdiri di sisi ranjang dengan kedua tangan terkubur dalam saku celana.

"Aku tahu ini bukan dirimu, Jiyeon," kata Seokjin, berlagak peduli. "Jadi berhentilah dan nikmati segala hasil dari usahamu selama ini. Bukankah, kau ingin lepas dariku?" Seokjin berbalik, tapi kemudian menoleh lagi pada Jiyeon.

"Omong-omong, terima kasih karena malam itu kau sudah mengirim Seraphina, kau tahu, hadiahmu itu sekarang menjadi seseorang yang sangat berharga untukku."

Final. Seokjin berbalik, berjalan cepat keluar dari kamar itu, meninggalkan semua luka yang tidak akan pernah bisa menyakitinya dua kali, tanpa pernah menoleh lagi.

[]


Continue Reading

You'll Also Like

19.1K 1K 83
⚠WARNING!!ADA KONTEN 18+ DAN FUJOSHi DI DALAM CERITA INI.⚠ Cast : yoongi.+eun soo Cerita ini aku buat karna rasa cinta ku sebagai seorang army... A...
36.6K 4.2K 30
Ji Ran menyadari bahwa Kim Namjoon bukan pria yg baik. Pria Kim itu dikenal sebagai pria nakal yg suka gonta-ganti pacar. Sedangkan Ji Ran dikenal se...
161K 3.4K 33
Kau memanggilku hanya saat kau butuh, aku hanyalah sebatas jalang di matamu. (SEASON 1) Peringkat Cerita: #1 galau (29 September 2021) #6 seru (19 Ju...
271K 21.3K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...