ME AFTER YOU (TERBIT)

By LittleGrey161

546K 48.7K 622

[ TERBIT ] [ L.O.V.E SERIES - METROPOP ] --- TAMAT --- JANGAN LUPA FOLLOW AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATE SETIA... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA PULUH SATU
TIGA PULUH DUA
TIGA PULUH TIGA
TIGA PULUH EMPAT
TIGA PULUH LIMA
TIGA PULUH ENAM
TIGA PULUH TUJUH
EPILOG
Ekstra Part 1
Ekstra Part 2
TRAILER
INFO TERBIT

DUA PULUH TIGA

9.2K 832 10
By LittleGrey161

Hai guys ❤

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI, KARENA SETIAP UPDATE BARU AKAN KU UMUMIN DI WALL BIAR KALIAN GAK KETINGGALAN :)

YANG MAMPIR JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAH :)

¤▪︎▪︎▪︎¤

"
Hal paling toxic yang tidak bisa di buang adalah keluarga sendiri.

"

____

¤▪︎▪︎▪︎¤

Nataline sedang sibuk dengan laptopnya ketika Anes tiba-tiba memasuki kamar langsung duduk disamping Nataline merecoki kegiatan gadis itu.

"Kak tadi cowok yang anterin Kakak siapa?" kata Anes menatap Nataline dengan penuh curiga.

Nataline hanya terdiam begitu saja, sudah pasti gadis itu akan menanyakan Angkasa karena tadi dia melihat dirinya diantar pulang oleh laki-laki itu. Dia tidak ingin menjelekan saudaranya itu sama sekali. Tapi sejak dulu, saat Anes melihat laki-laki kaya pasti wanita itu akan berusaha untuk menggodanya.

"Teman," ucap Nataline singkat.

"Ouh .... teman yah. Tapi kayaknya orang kaya deh, bos Kakak yah?"

Nataline hanya tersenyum tipis, sebenarnya dia tidak ingin terlalu menanggapi anak itu.

"Kakak ada kerjaan bisakah tidak bertanya terus?" ucap Nataline kesal.

Wajah Anes berubah seketika, sepertinya gadis itu kesal dan segera pergi dari kamar Nataline begitu saja.

"Huuh ... ada-ada saja. Aku harus bergadang untuk Backups tugas milik Januar." Nataline berucap kemudian membuka email yang di kirim Januar kepadanya.

Tadi saat pulang dari kantor Angkasa memberitahunya kalau Januar akan kembali keperusahaan Ayahnya. Itu berarti laki-laki itu akan keluar dari perusahaan Angkasa. Sangat di sayangkan, padahal Nataline sudah sangat akrab dengan laki-laki itu.

Tapi mau bagaimana lagi, memang itu yang seharusnya sedari awal Januar lakukan, bukan melarikan diri dari tanggung jawabnya.

Angkasa bercerita banyak hal dan sekarang Nataline tau kalau Angkasa adalah Ditya yang sebenarnya. Dia tidak berubah, sedari dulu pun dia sangat baik kepada teman-temannya tidak perduli dengan apa dia bertindak.

¤▪︎▪︎▪︎¤

Flasback on

"Mana duitnya masa cuma segini sih?" Suara bisik-bisik di belakang rak-rak tinggi di perpustakaan membuat Nataline mencurigai adanya pembullyan lagi di sekolah ini.

Gadis itu dengan cepat berdiri mencari keberadaan anak-anak nakal itu. Dulu dirinya tidak pernah merasa takut dengan apapun.

Brukk ...

Baru saja ingin melihat sebuah Rak bergoyang cukup keras untung saja tidak sampai terjatuh. Nataline terkejut dan dia hanya bisa mengintip diantara deretan buku yang kosong.

"Mau duit lo minta sama orang tua lo bukan sama anak orang." Teriak laki-laki itu.

Nataline melihat Angkasa yang terlihat sangat marah. Matanya melihat ke kumpulan anak laki-laki itu, ternyata Jaka kembali menjadi sasaran bully-an anak-anak nakal itu.

Mereka terlihat ketakutan kemudian pergi dari sana satu persatu. Tidak di pungkiri kalau Angkasa memang menakutkan apalagi kalau sedang marah.

"Bangun lo payah," katanya.

Jaka; nama laki-laki itu bergetar sambil berdiri dari duduknya. "Kenapa kamu nolong aku?"

Angkasa sedikit berdecih. "Lo lupa, karena lo gue gak jadi di suruh ngerjain tugas di depan tadi."

Sepertinya laki-laki itu masih terlihat ketakutan. Jaka memang anaknya terlihat kampungan dan sok kenal. Tapi Angkasa malah menyukai anak itu karena sifat Naifnya yang sama.

"Ouh iyah." Laki-laki menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Tapi lain kali gue gak bakal nolongin lo lagi, belajar sendiri. Sana masuk perguruan silat kek."

Nataline membungkam mulutnya sendiri sangat ingin tertawa dengan ucapan laki-laki itu. Sungguh nadanya yang terlihat garang tapi seperti memberi nasihat itu terlihat lucu di mata Nataline.

Gadis itu tidak menyadari kalau tangannya yang bersandar membuat buku yang ada di sisinya terjatuh kelantai.

"Siapa di sana?" kata Angkasa.

Nataline buru-buru berlari dari ruangan itu, dia tidak memberikan akses untuk Angkasa melihat dirinya yang ada disana. Bisa gawat kalau Angkasa tahu pasti dia akan berbuat sesuatu kepada dirinya.

Bukankah lebih baik baik bagi gadis itu untuk menghindari laki-laki misterius seperti Angkasa. Nataline bahkan tidak tahu kalau beberapa hari lagi dirinya akan sebangku dengan laki-laki itu. Niatnya menjauh malah semakin dekat, takdir menang seperti itu, semesta kadang-kadang membuat rencananya sendiri.

Flasback off.

¤▪︎▪︎▪︎¤

Pintu itu di ketuk begitu keras dari luar, Nataline sudah tau ini akan terjadi kepada dirinya.

Anes pasti mengadu kepada Bibi dan pada akhirnya selalu Nataline yang akan mengalah dari gadus itu.

"Masuk aja gak ku kunci."

Wanita itu berlenggang menghampiri Nataline kemudian duduk di sisinya. "Masih sibuk kerjanya?"

Nataline mengangguk-kan kepalanya, dari pada bertanya seperti itu Nataline lebih suka kalau Bibi-nya itu langsung to the point dan mengatakan apa yang dia mau.

Selama ini, selama Nataline kenal dengan wanita itu tidak pernah sekali pun Nataline mendapat hadiah darinya. Selalu Nataline yang harus memberi sesuatu untuk wanita itu.

Kadang Nataline berpikir bahwa di kehidupan sebelumnya dia pasti berbuat dosa kepada Bibi-nya sehingga sekarang dia harus menebusnya.

"Anes tadi berkata kepada Bibi kalau kamu kerja di tempat bagus dan dekat sama bosnya."

Nataline tersenyum miris, "kalau iyah memangnya kenapa?"

"Bibi tau ini tidak sopan. Tapi bisakah Anes bekerja di sana juga? Kamu tanyain yah ke Bos kamu, jadi OB pun tidak masalah yang penting kita dapat menghasilan."

Nataline memejamkan matanya sejenak, "Apa Anes selalu bekerja dengan benar Bi? Dia pasti hanya mencari kesempatan untuk merayu pria kaya agar tidak usah bekerja."

Jujur Nataline tidak bisa lagi menahan emosinya itu, kepura-puraan macam apa yang ada diantara mereka. Sudah jelas-jelas diantara masing-masing tahu sifat diri mereka sendiri.

"Tidak akan, Bibi mohon sekali ini saja, setelah itu kita akan mencari rumah sendiri kalau kita sudah punya uang."

Nataline terdiam, apakah dia harus mempercayai wanita itu kembali. Sepertinya Bibinya sekarang sedikit berubah dari sebelumnya.

Bahkan wanita itu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa Nataline minta.

Dengan membesarkan hatinya, Nataline berusaha menerima keadaannya sekarang. "Aku akan berbicara dengan Pak Angkasa besok, jangan terlalu berharap."

Wanita itu tersenyum senang, dia memeluk Nataline. Meski entah itu pelukan tulus atau hanya pura-pura, sebenarnya hal seperti inilah yang Nataline inginkan.

Dia takut kesepian, dia selalu di kelilingi banyak orang dulu, setelah orang tuanya meninggal satu persatu orang-orang di sekitarnya pergi.

Kesepian sudah menjadi teman sehari-harinya, hingga saat ada orang yang memeluknya di sisinya dia sedikit merasa aneh.

____

tbc
¤▪︎▪︎▪︎¤

Continue Reading

You'll Also Like

59.1K 8.6K 39
Kita bertemu dikala senja. Kita juga berpisah dikala senja. Padahal yang aku tau langit dan senja tak akan terpisahkan, karena setiap hari mereka sel...
1M 50.1K 37
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
99.7K 12.5K 60
"I have crush on you, La!" Aku mengernyit heran. "Maksudnya?" Bukannya tidak faham dengan arti kalimat yang barusan di dilontarkannya, melainkan aku...
97.6K 11.5K 31
Semuanya bermula dari sebuah insiden kecil yang menimpa Olivia Maier di GOR kampusnya ketika sedang menonton latihan futsal hingga mempertemukannya d...