SHERLOCK

By Mynoteday

2.6M 289K 49.7K

[HARAP FOLLOW DULU, SEBELUM MEMBACA!] || END ... "Bangun, bisu!" "Bego, kena bola sedikit aja pake segala... More

Prolog
Sherlock-1
Sherlock-2
Sherlock-3
Sherlock-4
Sherlock-5
Sherlock-6
Sherlock-7
Sherlock-8
Sherlock-9
Sherlock-10
Sherlock-11
Sherlock-12
Sherlock-13
Sherlock-14
Sherlock-15
Sherlock-16
Sherlock-18
Sherlock-19
Sherlock-20
Sherlock-21
Sherlock- 22
Sherlock-23
Sherlock-24
Sherlock-25
Sherlock-26
Sherlock-27
Sherlock-28
Sherlock- 29
Sherlock - 30
Sherlock-31
Sherlock-32
Sherlock-33
Sherlock-34
Sherlock-35
Sherlock-36
Sherlock-37
Sherlock-38
Sherlock-39
Sherlock-40
Sherlock-41
Sherlock-42
Sherlock-43
Sherlock-44
Sherlock-45
End?
Sherlock-46
Sherlock-47
Sherlock-48
Sherlock-49
Sherlock-50
Sherlock-51
Sherlock-52
Sherlock-53
Sherlock-54
Sherlock-55
Sherlock -56
Sherlock-57
Sherlock-58
Sherlock -59
Sherlock -60
Sherlock-61
Sherlock -62
Sherlock -63
Sherlock -64
Sherlock -65
Sherlock -66
Sherlock -67
Sherlock -68
Sherlock -69
Sherlock -70
Sherlock -End
Spoiler?
Coming Soon
Starla'

Sherlock-17

48.6K 5.5K 1.3K
By Mynoteday

Happy new year!! Hopefully in this new page we get a lot of happiness and luck. Semoga Sherlock tembus 100k hihi..

Attention!
Di part ini, ada cast baru. Harap kalian ingat dan jangan dianggap cast ini cuma cast sekilas. Karena ke depannya, aku bakal lebih banyak masukin dia. Oiya, sekali lagi Skala itu perempuan.


HAPPY READING, ENJOY!
.
.
.

Pusing, mual dan tangis histeris adalah hal selanjutnya yang terjadi.

Ini bukan mimpi. Sadarlah.

Semua murid bergerak menjauh dari tempat kejadian. Tak kuasa melihat darah yang bersimbah di depan sana. Gadis itu benar-benar menjatuhkan diri. Tak bisa mereka bayangkan bagaimana sakitnya.

"Oh shit," umpat Alligator memejamkan matanya. Semua sungguh di luar dugaan. Sebentar lagi dia pasti akan murka.

Leon dan Resume sudah memalingkan wajah dengan mata memerah. Tiger mengepalkan tangannya. Bahkan semua guru berdiam dengan tubuh menegang. Tak kuasa untuk mendekat. Bagaikan mimpi di tidur tenang mereka. Mimpi buruk yang sulit dihentikan sampai lupa bagaimana caranya membuka mata.

Gadis pendiam itu, gadis yang jarang bahkan tidak pernah berbicara itu kini sudah tergeletak di bawah sana dengan darah mengalir di kepalanya. Matanya terpejam begitu tenang. Tak ada yang berani mendekat.

Ini nyata. Mereka sama sekali tidak menduga.

"SEKOLAH KEPARAT!"

Gerombolan pria berbaju hitam datang, dengan dua pria setelan jas di depannya. Wajahnya begitu murka. Urat dilehernya semakin mengetat melihat perempuan tak sadarkan diri di depan sana dengan keadaan yang begitu mengejutkan. Sial, ini semua benar terjadi?

Dan dengan gilanya semua orang malah menjauh, tak ada yang memperdulikan! Huh, para pengecut ini.

Tanpa perintah, semua pria berbaju hitam mengerumuni Skala. Membawa gadis itu pergi dari tempat sialan ini.

Pria dengan setelan jas itu menatap satu persatu manusia yang masih ada di sana. Tatapan tajamnya mengabsen tanpa cela. Sempat menatap lama pada satu objek seperti memperingati sesuatu. Lalu mengalihkan pandangannya ke rooftop, di mana ada dua pria dengan keadaan berbeda. Cih, para pria idiot!

"Enyah kalian semua keparat bodoh!" desisnya begitu rendah dan berbalik pergi dari sana.

"Dia orangnya," gumam Leon memandang lurus ke depan. "Dia pelindung Skala."

Tiger berdecak dan memalingkan wajahnya. "Firasat gue dia bakal dateng ke markas nanti malam."

Resume lantas mengernyit. "Untuk apa?"

"Menyelesaikan semuanya bodoh! Lo pikir alasan cewek itu menjatuhkan diri tadi karena siapa?!" sentak Tiger kesal. "Karena dia, lelaki idiot yang terlalu bodoh dalam bertindak!" tunjuknya ke atas. Tepat pada pria yang masih berdiri mematung dengan tatapan kosong.

"Arghh gue bisa gila!" Leon mengacak rambutnya. Bayangan beberapa menit lalu kembali terngiang membuatnya semakin frustasi.

Terlebih untuk pertama kalinya ia mendengar suara gadis itu. Sial, ia yakin semua orang terkejut mendengarnya. Leon bahkan hampir terpesona jika sedang dalam situasi berbeda! Bagaimana bisa seperti itu? selembut itu? Oh shit, sadarkan Leon sekarang juga!

Ini semua terjadi begitu saja. Tidak ada yang bisa mengira gadis itu akan berbuat seperti ini. Perilaku seseorang memang sulit untuk ditebak. Segala penderitaan yang mereka berikan berdampak hebat bagi mental Skala tanpa disadari.

Apa se-lelah itu? Apa mereka sudah keterlaluan? Atau gadis itu yang terlalu berlebihan?

BUG!

"Puas lo idiot?!"

Sherlock terdorong ke belakang akibat pukulan tiba-tiba itu. Ia berterima kasih, pukulan itu menyadarkan dirinya. Menatap datar Garden yang masih menatapnya nyalang. Tatapan itu rupanya kembali menyapa. Setelah sekian lama.

"Keparat, menjijikan!" Garden tak hentinya memukul Sherlock tanpa ada balasan sedikit pun dari pria yang terus berdiri bak patung itu. Seolah menerima dengan lapang dada segala kesakitan yang ia berikan.

Cih, apa pria itu tidak berkaca sebelum memukulnya?

BUG!

"Stop it bro, c'mon!" Tiger mencegah Garden yang bersiap memukul Sherlock lagi.

Garden menoleh dengan napas memburu. Lalu tersenyum miring. "Jangan sampai temen gila lo ini muncul dihadapan gue lagi. Dia bakalan habis, keparat sialan."

Setelah itu Garden berlalu, tak lupa ia meludah di hadapan Sherlock. Memancing emosi temannya yang dapat dicegah Tiger karena pria itu satu-satunya yang paling terlihat tenang. Sherlock mengepalkan tangannya. Ia bisa saja menghabisi pria itu sekarang. Tapi rasanya malas. Mungkin Sherlock harus menunda jadwal kematia pria itu.

Resume memijat pelipisnya. Duduk di sofa bekas seraya menyandarkan punggungnya. "Pertunjukan macam apa ini. Gue mual banget daritadi. Sial bayangan itu muncul terus, arghh!"

"Shit, berhenti tertawa Kley!" Resume menatap tajam ke ssmping.

Leon mendesah lelah. "Hantu centil itu muncul lagi?" desisnya menatap sinis Resume.

Jika belum mengenal, Kley adalah satu-satunya hantu genit yang selalu mengikuti kemanapun Resume pergi. Entah, hantu centil itu memiliki tujuan apa. Leon sempat bernapas lega karena Resume pernah mengatakan bahwa Kley tiba-tiba menghilang. Tak pernah mengganggu lagi. Tapi sekarang? Cih, dasar hantu genit! Kenapa muncul lagi?

Dia tertawa karena merasa bahagia, sebentar lagi akan ada teman baru di dunianya? Sial, kenapa Leon bisa berpikir bahwa gadis itu akan mati.

Alligator mengusap dagunya. Menatap sekilas jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Gue harus pergi," ujarnya namun dicekal Sherlock.

Pria yang masih menatap ke depan itu mencengkram kuat pergelangan Alligator. Giginya bergemeletuk. "Ini yang lo tunggu, brengsek?" desisnya dengan nada rendah.

Alligator menaikkan satu alisnya. Menyadari sesuatu ia terkekeh pelan. Pria ini menuduhnya, huh? Menarik sekali.

"Bukan gue, tapi dia. Musuh kesayangan lo, Dragon." Ada penekanan di akhir kalimat.

Dragon, musuh setia Sherlock yang beberapa bulan ini sempat menghilang bagai ditelan bumi. Terakhir kali ia berurusan dengan pria misterus itu saat musuhnya dengan sengaja menyabotase motor Sherlock, berakhir dirinya dilarikan ke rumah sakit dan mengalami retak dibagian lengan kiri. Entah siapa sebenarnya dragon ini. Setiap bertemu pria itu selalu memakai topeng. Sherlock sudah berusaha mencari tahu tapi hasilnya nihil. Pria itu menyembunyikan identitas begitu rapat.

Tiger yang merasa tertarik lantas mendekat. "Kenapa lo bisa seyakin itu?"

Alligator kembali tertawa, tawa yang terdengar seperti meremehkan. Leon dan Resume saling tatap. Tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

"Lo pikir selama ini gue diem aja? Jangan meremehkan mata dan pergerakan seseorang di sekitar lo."

"Ini ada apa, sih? Bisa jelasin ke gue?" Leon mengernyit.

"Tunggu sampai pria tadi dateng ke markas, gue bakal kasih bukti kalau itu ulah Dragon." Alligator langsung berbalik meninggalkan mereka. Mengundang tatapan penasaran dari Leon dan Resume.

Sherlock mengepalkan tangannya. Bagaimana mungkin bukan Alligator pelakunya? Jelas pada saat itu ia melihat Alligator berada di gedung sebelum dirinya datang. Dan sebuah pisau, Sherlock sempat melihat Alligator menyembunyikan pisau di balik jaketnya. Pisau dengan bercak darah.

Begitu melihat keadaan Sharing tentu ia emosi bukan main. Terlebih apa yang sebelumnya ia lihat menguatkan pemikirannya tentang apa yang sudah terjadi. Bukankah Alligator pelakunya?

Keberadaan Skala yang tak disangka mulai mengecoh dugaannya. Sherlock merasa dipermainkan. Bagaimana bisa gadis itu berada di tempat ini? Tidak mungkin karena ada seseorang yang menyuruhnya datang? Sama seperti seseorang yang mengirim dirinya pesan untuk datang ke sana?

Sherlock tidak bodoh, memanfaatkan keadaan, ia menyalahkan Skala karena dirinya ingin melihat reaksi Alligator.

Ya, mengakui dirinya begitu brengsek telah melukai gadis tak bersalah itu. Namun apa boleh buat. Ini semua belum terbukti mana yang benar. Sherlock juga belum bisa mengatakan bahwa bukan Skala pelakunya. Hitung-hitung pelampiasan.

Ia begitu buntu, seperti tersesat dan tak bisa mencari jalan keluar.

Sial, kejadian ini membuat kepala Sherlock ingin pecah rasanya!

Dan gadis itu, di mana ia sekarang? Siapa pria yang membawanya pergi? Sial, kenapa Sherlock khawatir?

...

"Bunda ... Kak Skala kok belum pulang? Gio mau minta dibikinin sup jamur." Gio berlari menghampiri Bunda Embun. Menarik-narik gamis yang dipakai wanita itu.

Bunda Embun menunduk. Ia juga sama cemasnya. Hari sudah semakin sore tapi Skala tak kunjung pulang. Beberapa kali ia sudah mencoba menghubungi tapi tak pernah diangkat. Bahkan tidak aktif.

"Bunda, ada tamu." Angin datang.

"Siapa?" tanya Bunda.

Angin menggigit kulit dalam bibirnya. Melirik sekilas ke arah Gio yang juga tengah memperhatikannya. "I-itu, ibunya Gio," bisik Angin begitu pelan.

Bunda Embun mengernyit. Penasaran ada apa gerangan ia datang kemari.

"Ajak Gio ke belakang," suruhnya langsung diangguki Angin.

Bunda Embun bergegas ke ruang tamu. Di sana sudah berdiri seorang wanita dengan pakaian lumayan terbuka. Melangkah mendekat lalu bersalaman. Bunda menyambutnya dengan senyum hangat.

"Saya gak mau basa-basi, tujuan saya ke sini mau bawa anak saya pulang. Namanya Gio, anda pasti sudah tahu." Farah, wanita itu langsung berbicara.

Bunda Embun terdiam sebentar. Sedikit terkejut. Ia tersenyum tipis. "Sebelumnya maaf, Bu. Saya sedang menunggu kepulangan Skala. Saya harus mendapat persetujuan dari Skala. Karena bagaimanapun juga Gio datang kemari bersama Skala."

Farah mengeluarkan raut tak bersahabat. Tangannya bersidekap dada. "Persetujuan Skala? Astaga, saya ini ibu kandungnya! Bagaimana bisa membawa kembali anak kandung harus meminta persetujuan gadis itu?!" Farah memalingkan wajahnya seraya memijat pelipisnya.

Bunda Embun bungkam. Bukan apa-apa. Ia hanya sedikit khawatir. Hubungan Gio dan ibunya tidak begitu baik.

"Saya mohon, cepat bawa Gio ke hadapan saya sekarang juga." Farah menatap Bunda Embun dengan raut memelas. Berubah drastis.

Bunda Embun menghela napas, ia segera berbalik dan memanggil Gio. Bagaimanapun juga, Farah adalah ibu kandung Gio. Ia tidak ada hak untuk mencegah Gio tetap berada di sini. Semoga Gio akan baik-baik saja.

Farah menghembuskan napas kasar. Tangannya berkacak pinggang. Raut wajahnya berubah tersenyum miring. "Uang, tunggu aku menjemputmu," gumamnya tersenyum licik.

...

Selamat datang ditahap ketegangan. Enjoy!:*

Spam komen lagi kuy, biar besok bisa update.


Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 248K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
176K 19.8K 63
"Semua yang keliatan nyaman. Pasti ada ruwet yang gak keliatan" "Jadi, kenapa maksa harus keliatan nyaman" "Ya Karena yang ruwet harusnya di benerin...
44.5K 5.8K 7
>>> Lanjutan dari cerita berjudul; Sherlock ... Sudah hampir tiga tahun Starla tinggal di luar negeri, kini ia memutuskan untuk kembali ke Tanah Air...
595 65 68
Columba livia adalah sebuah ungkapan perasaan seseorang yang di tinggalkan oleh orang yang sangat Dia cintai Karena kini aku tau bahwa kisah hidup ad...