SENJALUKA

By mahlitha

98.1K 10.2K 745

Perempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terl... More

PROLOG
1. Mba Kunti
2. Anak Baru
3. Pertemuan dikala hujan
4. Terlambat bersama
5. Bubur untuk papa
CAST SENJALUKA
6. Cafe Tertawa
7. Buku dari Naresh
8. Salah Jalan.
9. Hadir kembali
ketawa dulu nunggu besok update
10. Ketemu lagi?
Cast SENJALUKA 2
11. Hukuman
12. Tom and Jerry
13. Pasar Malam
14. Bunga Mawar
15. Kotak Makan
16. Sisi lain Regan
17. Jatuh cinta?
19. Petak umpet
18. Meresahkan
20. Pantai
21. Cemburu
22. Jadian sama Kayla?
23. Halu
24. Semesta Bercanda?
25. Salah Paham
26. Peringatan Pertama
27. Senja juga mau didengar
28. Satu Alasan
29. Nama Baru
30. Keharusan Bukan Kemauan
31. Ingin mengulang waktu
32. Datang namun pergi
34. Tuyul
35. Sembuh, Nak.
36. Sederhana namun luar biasa
37. Rintihan Senja
38. Khawatir
39. Desiran Bahagia
40. Berkecamuk
41. Asing?
42. Bisma?
43. Aodra
44. Merasa kehilangan
45. Pengakuan Regan
46. Malam bersama Senja
47. Kecewa nya Naresh
48. Julid

33. Receh

1.1K 147 13
By mahlitha

"Lo jahat. Gue masih mau peluk Sky tapi lo tarik gitu aja," ucap Senja sambil menatap marah pada Naresh.

Naresh tak menghiraukan perkataan Senja, justru ia mengangkat tubuh Senja dan dibaringkan ditempat tidur.

Senja berbalik badan ke arah lain agar tak melihat wajah Naresh. Ia benar-benar marah saat ini. Bahkan untuk melihat wajah Naresh saja rasanya enggan.

Naresh menghela napas sambil menatap punggung Senja yang membelakanginya. Ia akui, perbuatan nya tadi salah. Ia tak sengaja membentak Senja, lalu menarik Senja begitu saja saat sedang dipelukan Sky.

Naresh mengacak-acak rambutnya sendiri karena ia juga bingung ingin berbicara apa sekarang. Melihat Senja yang seperti enggan melihat dirinya, membuat rasa bersalah itu semakin besar.

"Maaf Nja," ucap Naresh menyesal.

Senja diam, tak menjawab perkataan Naresh.

"Gue harus ngapain?" Tanya Naresh prustasi.

"Diem," ucap Senja acuh.

Naresh mencoba sabar. Ia tak ingin membentak Senja lagi. Perempuan nya tak boleh merasakan sakit hati.

"Gue keluar dulu sebentar, nanti kesini lagi," ucap Naresh sambil mengusap rambut Senja.

Senja hanya diam sampai Naresh keluar dari ruangan. Dalam hatinya, ia juga bertanya-tanya kemana Naresh pergi. Namun pertanyaannya itu hanya bisa diucapkan dalam hati.

Naresh berjalan dari lantai 3 untuk sampai ke parkiran. Setelah sampai diparkiran, ternyata ia bertemu dengan Alka.

"Tolong temenin Senja sebentar, gue mau cari bunga mawar, siapa tau Senja seneng," ucap Naresh pada Alka.

Alka mengangguk. "Hati-hati," ucap Alka, lalu meninggalkan Naresh sendiri di parkiran.

Naresh mengambil mobilnya, lalu mengendarainya untuk menuju penjual bunga terdekat.

Melihat ke kanan dan ke kiri berharap ada penjual bunga, dan, ya, Naresh menemukan nya.

Naresh memarkirkan mobilnya lebih dulu, setelah itu turun untuk membeli bunga.

"Bu, beli bunga mawar nya satu bucket bisa?" Tanya Naresh pada ibu-ibu penjual bunga.

"Bisa mas, tunggu sebentar," ucap Ibu itu sambil merangkai bunga mawar untuk dijadikan bucket.

Menunggu sekitar 3 menit, akhirnya bucket bunga yang Naresh beli sudah siap dirangkai. Naresh membayar, lalu mengucapkan terimakasih, setelah itu ia bergegas untuk kembali ke rumah sakit.

Naresh tersenyum kecil menatap bucket mawar yang ia beli barusan. Semoga saja Senja suka. Ia mengendarai mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit karena sudah tak sabar memberi Senja bunga.

Sekitar 20 menit, akhirnya mobil Naresh sampai dirumah sakit. Segera Naresh turun, lalu masuk ke dalam, dan berjalan menuju lantai 3 dimana ruang rawat Senja berada.

Naresh membuka pintu, lalu tersenyum melihat Senja yang ternyata sedang makan.

"Senja," panggil Naresh dengan suara lembut.

"Maafin gue ya," ucap Naresh sambil memberikan bucket bunga yang tadi ia beli.

Senja diam-diam tersenyum melihat Naresh. Jika sudah begini, bagaiman ia bisa marah?

"Maafin gue juga Resh," ucap Senja sambil tersenyum. Ia juga mengambil bucket bunga yang diberikan Naresh.

Naresh tersenyum sumringah, lalu ia memeluk Senja.

"Jangan kaya tadi, gue takut lo marah," ucap Naresh dipelukan Senja.

"Iya sayang nya Senja," ucap Senja sambil tertawa riang.

"Berani gombal ya sekarang," ucap Naresh sambil menarik hidung mancung Senja.

"Senja gitu loh," ucap Senja sambil menjulurkan lidahnya meledek Naresh.

"Masih ada orang disini," ucap Alka malas melihat kebucinan Naresh dan Senja.

"Makanya punya cewek," ucap Senja pada Alka yang daritadi memasang wajah masam.

"Dikit lagi," ucap Alka sambil senyum-senyum.

Naresh dan Senja saling pandang, setelah itu mereka berdua tertawa. Lucu rasanya melihat Alka yang cuek, acuh, dingin, kini sedang jatuh cinta.

"Makan nya dihabisin dulu. Mau disuapin?" Tanya Naresh menatap Senja.

"Mimpi apa gue semalem, bisa-bisa nya jadi nyamuk kaya gini." Lagi-lagi suara Alka mampu membuat Naresh maupun Senja tertawa. Sedangkan yang ditertawakan hanya bisa memasang wajah kesal.

"Mau disuapin sama gue juga, Ka?" Tanya Naresh sambil menahan tawa.

"NAJIS!" Teriak Alka sambil bergidik jijik.

Senja tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Alka.

Daripada bosan melihat temannya bucin, akhirnya Alka memutuskan untuk menelfon Kenzie saja untuk datang ke rumah sakit. Namun belum sempat menelfon Kenzie, justru ia dikejutkan dengan suara teriakan Regan.

"DIEM-DIEM MULU LO PADA, NGOPI APA NGOPI," Teriak Regan sambil masuk kedalam ruang rawat Senja.

"Ngapain lo balik lagi?" Tanya Naresh heran.

"Habis bawa kucing gue kesini, sekalian aja mampir," ucap Regan sambil nyengir.

"Bego," desis Alka sambil menepuk keningnya sendiri.

"Ini kan rumah sakit khusus orang, bukan hewan," ucap Senja yang juga heran.

"Kucing gue itu ajaib. Setengah manusia, setengah hewan," ucap Regan dengan telinga yang memerah menahan malu.

"Nih Nja gue bawain lo pop ice, rasa coklat, dijamin enak, beli nya di warung langganan gue. Cobain deh," ucap Regan sambil memberi Senja segelas pop ice rasa coklat.

"Manusia terbego yang pernah gue temuin," ucap Alka sambil menatap miris pada Regan.

"Senja lagi sakit, gak mungkin minum es, aneh," ucap Naresh sambil mengambil pop ice yang Regan berikan.

"Makasih Gan. Tapi yang Naresh bilang bener, gue masih belum bisa minum es," ucap Senja sedikit tak enak.

Regan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Benar juga, kenapa ia seperti orang bodoh saat ini?

"Gue kira lo bisa minum es," ucap Regan sambil menatap Senja.

"Sini buat gue aja. Haus," ucap Alka sambil meminum pop ice coklat daro Regan.

Mau tak mau Regan harus ikhlas jika pop ice yang ia beli kini diminum habis oleh Alka.

"Lo kapan keluar dari rumah sakit?" Tanya Regan.

"Gue pengen nya besok," jawab Senja.

Regan bertepuk tangan dengan meriah seolah ia habis memenangkan giveaway. Senja, Naresh, dan Alka yang melihat itu menjadi heran, sekaligus aneh pada Regan.

"Kenapa lo tepuk tangan?" Tanya Alka dengan kening yang mengerut.

"Seneng lah. Lo pada tuh yang aneh, harusnya kalian juga ikut tepuk tangan kaya gue, bukan malah pasang muka bingung," ucap Regan sambil menatap sinis ke arah Alka dan Naresh. Namun ketika melihat Senja, ia kembali tersenyum sumringah.

"Kapan gue dikelilingin sama orang yang otak nya waras," ucap Alka pasrah.

"Lo pikir gue gak waras?" Tanya Regan sembari menghampiri Alka, lalu memiting lehernya.

"Sakit bego!" Maki Alka yang merasakan lehernya tercekik.

"Ikan hiu makan awkarin," ucap Regan berpantun, namun tangannya masih memiting leher Alka.

"Cakep," balas Naresh bersamaan dengan Senja.

"Yaudah biarin," ucap Regan sambil tertawa geli.

"Dua tiga ayam penyet," ucap Alka membalas pantun Regan.

"Enak dong," kata Regan sambil membayangkan ayam penyet.

"Bilang cakep!" Perintah Alka.

"Cakep," ujar Regan, Naresh, dan juga Senja.

"Muka lo kaya monyet," ucap Alka sambil tertawa puas melihat wajah Regan yang sedang menahan kesal.

"Skip, terlalu bego," ujar Regan sambil menabok kening Alka lumayan kencang.

"Kepala lo gue genjreng sini," ucap Alka sambil membalas pukulan Regan.

"Berantem mulu kaya ayam," celetuk Senja yang membuat Regan, Alka, dan Naresh menahan tawa.

"Senja, lain kali jangan ikutan ngelawak ya," ucap Regan dramatis.

"Kenapa tuh bang?" Bukan Senja yang menjawab, melainkan Alka.

"Bukannya tambah ketawa, kok malah jadi tambah sayang?" Goda Regan sambil tertawa sembari menabok Alka yang berada disampingnya.

"Jadi orang waras dikit lah anjir," ucap Naresh tak habis pikir dengan kelakuan Regan dan Alka yang tiba-tiba kompak seperti ini.

"Apa mau mu?" Tanya Regan yang mulai sensi pada Naresh.

"Mimpi apa gue semalem, bisa-bisanya ditemenin orang-orang kaya gini," ucap Senja sambil meringis.

"Nja," panggil Regan dengan serius.

"Tumben muka lo serius. Wah ada yang salah nih dari diri lo," ucap Alka yang heran karena Regan tiba-tiba menjadi serius.

"Semua akan salah dimata orang sirik," ucap Regan pada Alka.

"Serius sama sirik nyambung nya dimana? Bloon!" Ucap Alka geregetan.

"Berisik ganteng," ucap Regan sambil membekap mulut Alka.

"Senja boleh minta buah nya gak? Gue lapar, belum makan daritadi," ucap Regan sambil menepuk-nepuk perutnya.

"Kasihan banget, pasti kamu kelaparan ya dijalanan? Belum makan berapa hari?" Tanya Naresh sambil memasang wajah sedih yang dibuat-buat. 

"Berisik. Belum aja gue geplak tuh mulut," ucap Regan, lalu berjalan mengambil buah milik Senja diatas nakas.

"Lagak lo kaya orang bener aja," ucap Naresh sambil menatap Regan yang sedang makan seperti orang kelaparan.

"Jangan sok asik, gue bukan temen lo," ucap Regan menatap sini pada Naresh, lalu melanjutkan makannya kembali.

"Bocah freak. Pasti otak kalian segitiga ya?" Tanya Senja yang lagi-lagi membuat semua orang tertawa. Bahkan sekarang, Regan tersedak buah yang ia makan.

"Senja punya bakat terpendam," ucap Alka dengan tawa yang menggelegar.

"Otak kita cosplay onigiri," ucap Regan yang juga ikut tertawa bersama Alka.

Naresh juga sama, ia tertawa terbahak-bahak sambil memeluk Senja. Benar-benar lucu membicarakan hal random seperti ini.

"Senja besok-besok ikut stand up comedy aja, dijamin juara satu," ucap Regan dengan tawa yang menjadi-jadi.

Alka dan Naresh juga semakin tertawa mendengar ucapan Regan. Bahkan diujung mata mereka sudah mengeluarkan air mata akibat tawa yang tak berhenti.

"Dah sana kalian lanjut ngelawak, gue mau tidur, ngantuk," ucap Senja lalu menarik selimutnya, setelah itu ia memejamkan matanya dan tertidur.

"Cewek gue emang gemes banget," ucap Regan setelah tawanya sudah berhenti.

"Bilang sekali lagi, gue hilangin kepala lo," ucap Naresh sambil menatap tajam ke arah Regan.

"Suara apa ini? Oh ternyata suara iri dengki," ledek Regan pada Naresh.

"Udah Gan. Bisa gila lama-lama gara-gara ketawa terus," ucap Alka dengan napas yang ngos-ngosan.

Regan melihat Alka, lalu melotot kaget ketika melihat wajah Alka yang sudah merah sekaligus napas yang ngos-ngosan. Apa ini efek samping dari ngelawak?

"Kaya emak-emak yang mau ngelahirin aja lo," ucap Regan sambil menutup mulutnya menggunakan telapak tangan agar tak menertawai Alka detik ini juga.

"Lawak bener hidup lo," ucap Alka yang kini kembali tertawa karena melihat muka Regan.

Naresh hanya menggelengkan kepalanya saja. Benar-benar aneh dua manusia ini. Untung saja saat ini tak ada Kenzie, jika ada, lebih parah lagi dari ini.

"Awas lo berdua, gue mau tidur dis sofa," ucap Naresh mengusir Alka dan juga Regan.

Regan tak membiarkan Naresh untuk tidur disofa. Ia menarik Alka untuk bangun dari duduknya, lalu setelah itu mereka saling pandang.

"Gak ada ya tidur disofa! Kita tidur dilantai!" Ucap Regan mengomel.

"Siapa lo ngatur-ngatur?" Tanya Naresh.

"Calon ayah dari anak-anak Senja," ucap Regan dengan cengiran khas nya.

"Gue disini sampai malem sama Alka," celetuk Regan sambil menginjak kaki Alka, agar Alka mengiyakan ucapannya.

"Jadi, sekarang kita tidur aja, mumpung masih jam 4 sore, nanti bangun-bangun kan udah malem," ucap Regan sambil merebahkan tubuhnya dilantai.

Mau tak mau Alka dan Naresh juga ikut merebahkan tubuhnya dilantai dengan terpaksa. Jadilah saat ini mereka tidur bertiga dilantai, hingga nanti adzan maghrib berbunyi, mereka bangun dan melaksanakan sholat maghrib bersama.

Continue Reading

You'll Also Like

474K 18.1K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
4.8M 365K 51
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.7M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
806K 70.3K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...