SENJALUKA

By mahlitha

98.1K 10.2K 745

Perempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terl... More

PROLOG
1. Mba Kunti
2. Anak Baru
3. Pertemuan dikala hujan
4. Terlambat bersama
5. Bubur untuk papa
CAST SENJALUKA
6. Cafe Tertawa
7. Buku dari Naresh
8. Salah Jalan.
9. Hadir kembali
ketawa dulu nunggu besok update
10. Ketemu lagi?
Cast SENJALUKA 2
11. Hukuman
12. Tom and Jerry
13. Pasar Malam
14. Bunga Mawar
15. Kotak Makan
16. Sisi lain Regan
17. Jatuh cinta?
19. Petak umpet
18. Meresahkan
20. Pantai
21. Cemburu
22. Jadian sama Kayla?
23. Halu
24. Semesta Bercanda?
25. Salah Paham
26. Peringatan Pertama
27. Senja juga mau didengar
28. Satu Alasan
29. Nama Baru
30. Keharusan Bukan Kemauan
31. Ingin mengulang waktu
33. Receh
34. Tuyul
35. Sembuh, Nak.
36. Sederhana namun luar biasa
37. Rintihan Senja
38. Khawatir
39. Desiran Bahagia
40. Berkecamuk
41. Asing?
42. Bisma?
43. Aodra
44. Merasa kehilangan
45. Pengakuan Regan
46. Malam bersama Senja
47. Kecewa nya Naresh
48. Julid

32. Datang namun pergi

1.1K 154 11
By mahlitha

Naresh saat ini masih melamun di rooftop dengan pikiran yang berkelana kemana-mana. Tak lain, tak bukan, yang Naresh pikirkan saat ini adalah Regan dan Senja.

"Resh," Ucap seseorang dari belakang Naresh.

Naresh menoleh kebelakang, setelah itu ia mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kenapa Ka?" Tanya Naresh pada Alka yang memanggilnya.

"Yang lain tadi izin pulang duluan, gak sempat pamitan sama lo sama Senja," ucap Alka sambil duduk disebelah Naresh.

Naresh hanya mengangguk saja, setelah itu ia lanjut melamun.

"Lagi banyak pikiran?" Tanya Alka sambil melihat Naresh.

"Regan sama Senja," jawab Naresh.

Alka terkekeh kecil, lalu menepuk bahu Naresh.

"Baru Regan, belum Sky," ucap Alka sambil menoleh pada Naresh yang sedang duduk disampingnya.

"Sky siapa?" Tanya Naresh bingung.

"Sky Marava Kalendra. Orang itu, orang yang tau Senja lebih jauh dibanding lo," ucap Alka tanpa berbohong.

"Apa hubungannya sama Senja?" Tanya Naresh lagi.

"Banyak," ucap Alka sedikit tersenyum.

"Lo ngomong jangan setengah-setengah, tinggal kasih tau aja, susah banget," tukas Naresh yang mulai geram.

Alka terkekeh mendengar ucapan Naresh yang mulai geram padanya.

"Gue gak bisa kasih tau ada hubungan apa Sky sama Senja, gue cuma bisa kasih tau namanya aja, biar lo gak kaget kalau dia munculin dirinya nanti," ucap Alka.

"Tenang aja Resh, Sky bukan pacar Senja," lanjut Alka agar Naresh tak terlalu larut dalam rasa penasaran.

"Gue penasaran," ucap Naresh.

"Gak lama Resh. Lo bakal tau sendiri. Dia lagi rancang permainan, sebelum waktunya dimulai," ucap Alka seraya menepuk bahu Naresh.

Naresh berdecih sembari menatap Alka.

"Lo aneh, bikin orang penasaran tapi gak mau ngasih tau," ucap Naresh yang kembali menatap ke depan.

"Rahasia negara ini Resh," ucap Alka bercanda. Ia juga mengucapkan kalimat itu sambil tertawa.

Naresh menoyor kepala Alka pelan sebagai balasan.

"Tentang Regan?" Tanya Alka dengan hati-hati.

"Regan keras kepala. Mau dibilangin sekeras apapun, dia tetep sama pendiriannya. Lo tau sendiri lah," ucap Naresh.

"Punya temen kisah cinta nya aneh semua. Yang satu beda agama, yang satu cinta segitiga, besok apa lagi coba?" Tanya Alka sambil menggelengkan kepala.

"Yang aneh itu lo, kapan deket sama cewek?" Tanya Naresh sambil tertawa.

"Gak kepikiran. Lagian jodoh bakal dateng sendiri kan?" Ucap Alka dengan santai.

"Setidaknya lo cari," ucap Naresh sambil menyenggol pelan lengan Alka.

"Lo tau perempuan yang suka jualan kue didepan warung Bi Sum?" Tanya Alka menatap Naresh.

"Tau," ucap Naresh sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian ia bertanya lagi. "Kenapa?" Tanya Naresh.

"Gue tertarik sama dia. Tapi gue gak tau, ini perasaan suka atau cuma kagum aja," jelas Alka pada Naresh.

"Lo jatuh cinta namanya," goda Naresh sambil terkikik geli.

Alka bergidik ngeri ketika Naresh mengucapkan kata 'jatuh cinta'. Benarkah ia jatuh cinta saat ini?

"Aneh. Tapi bisa jadi ucapan lo bener. Setiap kali lihat dia, rasanya nyaman. Walaupun gue cuma bisa lihat, gak bisa deket, tapi nyaman aja," ucap Alka sambil tersenyum kecil mengingat perempuan yang ia temui hari itu.

"Gue seneng denger lo jatuh cinta kaya gini. Awalnya gue mikir kalau lo suka sama Senja. Tapi untungnya, hal itu gak terjadi. Kalau sampai kejadian, lo gue cari sampai ke ujung dunia," ucap Naresh sambil terkekeh.

"Semua orang pasti bakal suka sama Senja waktu pertama kali lihat dia. Gue juga suka, tapi bukan suka yang bawa perasaan. Gue cuma kagum," ucap Alka jujur.

Naresh mengangguk menyetujui ucapan Alka.

"Lo bener. Senja bisa buat siapa aja suka sama dia di awal pertemuan, bahkan di pertemuan berikutnya, Senja bisa buat orang itu sayang sama dia," ucap Naresh membenarkan ucapan Alka.

"Makanya lo jaga Senja yang bener, jangan sampai di ambil sama oranglain. Nyesel lo nanti," ucap Alka sambil menyenggol bahu Naresh.

"Gak usah lo kasih tau, gue juga udah tau, Ka. Senja itu kaya gelas kaca, harus dilindungi, gak boleh sampai pecah," ucap Naresh sambil tersenyum manis.

"Bucin," ucap Alka sambil merotasikan bola matanya.

"Resh," panggil Alka.

Naresh menatap Alka sambil menaikkan satu alisnya.

"Kemarin, Regan acak-acak sekolah kita. Dia bilang, kalau lo ngehancurin motor temen nya dia dan taruh surat setelahnya. Gue udah jelasin ke Regan, kalau dari semalam lo nemenin Senja dirumah sakit, jadi gak mungkin punya waktu cuma buat hal-hal gak penting kaya gini. Feeling gue, ada yang adu domba kita," ujar Alka dengan wajah serius.

Naresh mebelalakan matanya setelah mendengar penuturan Alka.

"Ada penghianat disekolah?" Tanya Naresh dengan tangan yang terkepal.

Alka mengangguk. "Ini harus dicari sampai tuntas, kalau gak, sekolah kita bakal terus-terusan di cap biang onar sama sekolahnya Regan, padahal kita gak ngelakuin apapun." Alka berbicara dengan sedikit emosi. Ia juga sama seperti Naresh, marah bila tau ada penghianat disekolah nya sendiri.

"Lo kepikiran sama satu orang, gak?" Tanya Naresh sambil melihat Alka.

Alka menganguk. "Kayanya kita punya pemikiran yang sama. Kayla, bener?" Tanya Alka pada Naresh.

Naresh mengangguk tanpa ragu-ragu. Ia punya pemikiran yang sama dengan Alka.

"Jangan diomongin dulu sama anak-anak yang lain, biarin kita berdua yang curiga sama Kayla. Kalau anak-anak lain tau, mereka bisa aja mukul Kayla detik itu juga," ujar Naresh.

"Gue paham," ucap Alka menganguk.

"Kita omongin juga nanti sama Regan. Biar gimanapun, dia pasti tau seluk-beluk seorang Kayla," ucap Naresh memberi keputusan.

"Gue mau balik ke ruangan Senja. Lo mau ikut?" Tanya Naresh sebelum mengajak Alka.

"Ikut," ucap Alka, lalu berjalan bersamaan dengan Naresh menuju kamar rawat Senja.

Saat sampai didepan kamar rawat Senja, Naresh membuka pintu lebih dulu, lalu terkejut kala melihat seorang laki-laki sedang duduk disamping Senja sambil menggenggam tangannya.

Naresh berjalan pelan mendekati laki-laki itu yang posisinya sedang duduk sambil membelakangi Naresh. Tak lama setelah itu,

Bugh!

Naresh menarik baju bagian belakang laki-laki itu lalu memukulnya tepat di bagian hidung, sehingga hidung laki-laki yang Naresh pukul mengeluarkan darah.

"LO SIAPA ANJING! LO NGAPAIN SENJA!" Ucap Naresh dengan emosi tak tertahan.

Bugh!

Sekali lagi, Naresh memukul laki-laki itu yang hanya diam tanpa mau bicara sedikitpun.

"Resh udah Resh," ucap Alka menahan tubuh Naresh.

"Dia kurang ajar!" Ucap Naresh sambil menunjuk laki-laki yang tersungkur dilantai.

Senja sedari tadi tidur karena pengaruh obat yang baru saja ia minum 15 menit yang lalu. Namun kini tubuhnya menggeliat, lalu membuka matanya perlahan, dan mencari-cari suara gaduh yang membuat tidurnya terganggu.

"Naresh," ucap Senja terkejut kala melihat Naresh yang ingin memukuli laki-laki yang sedang tersungkur dilantai.

"Resh udah!" Ucap Senja sambil menahan tubuh Naresh dan dibantu oleh Alka.

"Lo tidur apa gimana sih?! Lo gak sadar kalau dia megang tangan lo daritadi?! Jawab!" Ucap Naresh tanpa sadar meninggikan suaranya pada Senja.

Senja terpaku ditempatnya. Tangan yang tadinya digunakan untuk menahan tubuh Naresh, kini terlepas. Ia benar-benar terkejut mendengar suara tinggi yang diucapkan oleh Naresh.

"Resh!" Tegur Alka pada Naresh yang terkesan keterlaluan pada Senja.

"Anjing lo!" Seru laki-laki yang tadi dipukul Naresh.

Bugh!

Laki-laki itu memukul Naresh berulangkali hingga Naresh tersungkur dilantai karena belum ada persiapan apapun untuk melawan.

"Lo boleh mukul gue, tapi jangan bentak Senja! Otak lo dimana hah?!" Ucap laki-laki itu dengan napas yang naik turun seperti orang yang sangat emosi.

Alka yang sedari tadi fokus dengan Naresh, kini mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang mengenakan masker. Suaranya sangat familiar ditelinga Alka, namun ia tak dapat melihat jelas wajah laki-laki ini, karena hanya mata yang kelihatan.

"Sekali lagi gue denger lo ngomong pake nada tinggi sama dia," ucap laki-laki itu sambil menunjuk Senja. "Mati lo."

Naresh menatap tajam laki-laki yang tak ia kenal. Apa hubungannya orang ini dengan Senja?

"Lo lebih kurang ajar! Lo megang tangan dia padahal status lo cuma orang asing. Ada otak lo?!" Tanya Naresh yang sudah mulai terbawa emosi.

"Gue bukan orang asing, sialan!" Maki laki-laki tadi.

"Sky?" Celetuk Alka tiba-tiba.

Laki-laki itu terdiam. Ia mengalihkan tatapannya menjadi melihat Alka. Bibirnya melengkungkan senyum dibalik masker yang dia pakai. Ternyata Alka mengenalinya.

Laki-laki itu mendekat ke arah Alka, lalu berbisik pelan. "Gue kira, lo gak kenal gue," ucap laki-laki itu sambil terkekeh setelah berbisik pada Alka.

Alka diam mematung. Ia mengusap-usap matanya, lalu kembali menatap laki-laki yang ada dihadapannya saat ini. Benar, matanya tak salah, ini Sky.

Alka kembali menatap Naresh, mencoba mengkode temannya ini, namun sia-sia, karena Naresh masih tersulut emosi.

Sky menatap Naresh, lalu memeluk tubuhnya.

"Gue jadi gak ragu buat titip Senja sama lo. Tapi gue tetep marah karena lo ngeluarin kata pake nada tinggi sama Senja. Setelah ini, jangan kaya gitu lagi. Gue gak main-main sama ucapan gue barusan, Arsa," ucap Sky sambil tersenyum kecil dipelukan Naresh.

Naresh melepas pelukan Sky begitu saja. Ia justru menatap Sky dengan tatapan mengintimidasi.

"Siapa lo?" Tanya Naresh dengan mata memincing.

"Sky Marava Kalendra," ucap Sky dengan lantang.

Semua yang ada diruangan benar-benar terkejut. Terlebih lagi Naresh dan juga Senja.

Setelah cukup berbicara dengan Naresh, kini Sky beralih memeluk Senja dengan erat, seolah tak ada hari esok.

"Senja kuat, Senja hebat, Senja tegar. Mereka jahat ya? Lo gak perlu khawatir, nanti biar gue yang kasih mereka semua pelajaran. Maaf kalau habis ini harus pergi lagi. Tapi gue mohon, tolong tunggu gue sampai semuanya selesai. Sebentar lagi, gak akan lama," ucap Sky sambil menangis dipelukan Senja.

"Sky," panggil Senja sambil membalas pelukan Sky. Entahlah, hatinya tiba-tiba sangat ingin membalas pelukan Sky, meski saat ini pikiran nya benar-benar bingung.

"Jangan sakit-sakit lagi. Jangan takut, siapapun yang nyakitin lo, bakal gue bikin hancur, sehancur-hancurnya. Darah dibalas darah, sakit dibalas sakit, bahkan mati pun dibalas mati." Sky mengucapkan kalimat itu dengan sungguh-sungguh. Bahu nya bergetar karena tangis. Rasanya belum lama ia menggenggam tangan Senja, dan kini harus pamit, hingga permainan selesai, barulah ia kembali tanpa pernah pergi lagi.

"Lo mau kemana?" Tanya Senja yang juga ikut meneteskan air matanya.

"Mau pergi dulu yang jauh. Nanti kalau semuanya udah selesai, pasti bakal kesini lagi, nemenin Senja supaya gak sendirian, ya?" Ucap Sky sambil mengusap-usap punggung Senja.

Senja benar-benar tak tau siapa Sky. Namun ketika Sky mengucapkan kata pamit, ia menjadi sedih. Perasaan yang sulit dijelaskan. Ia benar-benar merasa seperti mempunyai suatu hubungan dengan Sky, namun hubungan itu lebih dari apapun. Lebih dari seorang pacar maupun seorang teman.

"Kalau lo takut sendirian, lo minta temenin sama Naresh atau Alka. Mereka orang yang gue percaya gak bakal jahat sama lo. Semuanya bakal baik-baik aja, jangan khawatir. Lo bisa bahagia setelah ini, pasti, itu pasti," ucap Sky sambil mencium kepala Senja.

"Gue berusaha nahan buat gak ngomong gini sama lo. Tapi hati gue mau lo buat gak pergi. Tetap disini, jangan kemana-mana," ucap Senja sambil menatap mata Sky.

Sky tersenyum. Ia mencium kedua mata Senja.

"Gue disini," ucap Sky sambil menunjuk hati Senja. "Sejauh apapun gue pergi, tapi gue gak pernah hilang dari hati lo," ucap Sky sambil memeluk Senja lagi.

Senja mengangguk dipelukan Sky. Ia bisa merasakan apa yang dirasakan Sky saat ini.

"Gue titip Senja sama kalian berdua. Terutama lo Resh, jangan pernah sakitin Senja seujung jari pun. Jangan hancurin kepercayaan gue, jangan juga hancurin hati Senja. Jadi orang yang tepat Resh. Kalau suatu saat nanti gue liat lo jadi orang yang brengsek, jangankan buat liat Senja, lo sebut nama dia aja udah gak boleh," ucap Sky memberi peringatan pada Naresh.

"Jangan takut kalau gue pacar Senja. Bahkan Senja sendiri pun gak tau siapa gue sebenarnya. Satu yang harus lo tau, Resh, gue lebih dari seorang pacar. Hubungan gue sama Senja bukan sekedar kenal, lebih dari itu Resh," lanjut Sky menatap Naresh.

"Jangan pernah cari tau siapa gue, atau ada hubungan apa gue sama Senja. Tugas lo cuma satu, jaga Senja. Banyak yang jahat sama dia. Bukan satu atau dua orang aja, tapi lebih dari itu. Jaga Senja tapi jangan dikekang. Biar gimanapun dia butuh kebebasan," lanjut Sky sambil mengusap kepala Senja.

Sky kembali menatap Senja. Ia menangkup wajah mungil Senja, sambil sesekali tersenyum sedih.

"Anak cantik, anak baik, anak manis. Gue pamit duluan ya, jaga diri baik-baik. Tunggu sampai gue dateng lagi kesini. Jangan pernah berpikir buat nyerah. Banyak yang sayang sama lo. Kejahatan mereka biar gue yang urus. Lo harus sembuh, sembuh dari luka apapun walau berat. Gue janji, kalau nanti gue balik lagi kesini, gue bakal temenin lo terus sampai sembuh. Gue sayang sama lo," ucap Sky sambil mencium kening Senja.

Sebelum pergi, ia juga menyempatkan diri untuk memeluk Alka, lalu memeluk Naresh.

"Sky," panggil Senja pada Sky yang baru saja ingin membuka pintu.

Senja berlari memeluk Sky. Ia merasakan sedih yang teramat sedih saat ini. Dimana ia harus pisah dengan Sky seperti hari itu. Hari pertama Sky datang namun memutuskan untuk pergi.

Sky mengusap-usap punggung Senja, sambil sesekali ia mengusap rambut Senja. Melihat Senja seperti ini, ia jadi berat untuk pergi. Namun memutuskan untuk tetap disini, bukan hal yang bagus.

"Gak apa-apa Senja. Nanti kan gue balik lagi kalau semuanya udah selesai. Disini juga ada Naresh, ada Alka, ada temen-temen lo juga yang lain. Jangan kaya gini Senja, gue jadi berat buat ninggalin lo. Percaya sama gue, gue janji, gue janji bakal selesaiin semuanya Nja, habis itu pulang lagi kesini, ya?" Ucap Sky pada Senja yang terus menangis dipelukan nya.

Senja menggeleng, ia terus menangis dan tak mau melepas pelukannya dengan Sky.

Sky menatap Alka dan Naresh, seolah memberi kode untuk menarik Senja dari pelukannya. Seolah mengerti kode yang diberi Sky, Naresh pun langsung bergegas menarik Senja dari pelukan Sky.

"LEPASIN!" Teriak Senja memberontak setelah ditarik begitu saja oleh Naresh.

Sky menatap Senja sebentar, Setelah itu, ia benar-benar keluar dari ruang rawat Senja.

"Sky," ucap Senja melemah menatap kepergian Sky.

Naresh terus menenangkan Senja dipelukannya, sedangkan Alka berlari keluar dari ruangan untuk menyusul Sky yang belum jauh dari area sekitar rumah sakit.

Continue Reading

You'll Also Like

539K 58.1K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.5M 217K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
719K 33.9K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.7M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...