SENJALUKA

By mahlitha

98.1K 10.2K 745

Perempuan yang mampu berjalan dikaki yang hampir lumpuh. Perempuan yang mampu berlari dijalan yang mulai terl... More

PROLOG
1. Mba Kunti
2. Anak Baru
3. Pertemuan dikala hujan
4. Terlambat bersama
5. Bubur untuk papa
CAST SENJALUKA
6. Cafe Tertawa
7. Buku dari Naresh
8. Salah Jalan.
9. Hadir kembali
ketawa dulu nunggu besok update
10. Ketemu lagi?
Cast SENJALUKA 2
11. Hukuman
12. Tom and Jerry
13. Pasar Malam
14. Bunga Mawar
15. Kotak Makan
16. Sisi lain Regan
17. Jatuh cinta?
19. Petak umpet
18. Meresahkan
20. Pantai
21. Cemburu
22. Jadian sama Kayla?
23. Halu
24. Semesta Bercanda?
25. Salah Paham
26. Peringatan Pertama
27. Senja juga mau didengar
28. Satu Alasan
30. Keharusan Bukan Kemauan
31. Ingin mengulang waktu
32. Datang namun pergi
33. Receh
34. Tuyul
35. Sembuh, Nak.
36. Sederhana namun luar biasa
37. Rintihan Senja
38. Khawatir
39. Desiran Bahagia
40. Berkecamuk
41. Asing?
42. Bisma?
43. Aodra
44. Merasa kehilangan
45. Pengakuan Regan
46. Malam bersama Senja
47. Kecewa nya Naresh
48. Julid

29. Nama Baru

1.2K 161 30
By mahlitha

Lain halnya dengan teman-teman Senja dan Naresh yang saat ini masih terkejut mendengar kabar bahwa Senja masuk rumah sakit. Semua yang ada dimeja hanya diam, tak ada satupun yang memulai pembicaraan lebih dulu.

"Habis pulang sekolah, kita ke rumah sakit?" Tanya Edrea setelah lama terdiam.

"Kalau sekarang kalian mau gak?" Tanya Anin sambil melihat semua teman-temannya.

"Lo tau sendiri lah peraturan sekolah ini gimana. Mau kita jungkir balik sekalipun buat izin keluar sebelum jam pulang, tetep aja gak bakal dikasih," sahut Kenzie pada Anin.

"Kasih waktu Senja sama Naresh buat istirahat dulu. Kita kesana habis pulang sekolah," putus Alka menengahi.

Semua nya kembali diam dengan pikiran masing-masing. Alka melirik satu persatu temannya yang terlihat lesu sehabis mendengar kabar dari Naresh. Ia pun sama halnya dengan mereka semua yang khawatir dengan keadaan Senja. Ia juga khawatir jika Sky mengetahui berita ini. Apa yang harus ia katakan nanti?

Kantin yang tadinya sunyi, tiba-tiba menjadi ricuh. Banyak sekali siswa siswi yang berlarian menuju meja Alka dan kawan-kawan.

"Bang... huh.... huh....," ucap salah satu siswa dengan napas terengah-engah.

Alka mengerutkan keningnya, ia cukup bingung dengan keadaan yang terjadi saat ini.

"Kenapa?" Tanya Alka.

"Anak SMA Rajawali bang bikin rusuh diluar," ucap siswa itu setelah tenang.

Alka menggeram tertahan. Sial, masalah apa lagi ini?

"Lo ada buat masalah sama anak Rajawali?" Tanya Alka pada teman-temannya.

"Gak ada Ka," ucap yang lain sambil  menggelengkan kepala.

Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, Alka pun berjalan keluar dari kantin untuk menemui anak Rajawali yang sedang membuat onar.

"Mau apa lo kesini?" Tanya Alka dingin.

"Anak sekolah lo bikin ulah duluan!" Ucap Regan dengan emosi yang menggebu.

"Apa buktinya? Sekolah gue gak pernah nyenggol lo kalau lo sendiri gak nyenggol duluan," ucap Alka masih dengan wajah datar nya.

"Motor temen gue dihancurin, dan disitu ada surat kalau yang ngelakuin Naresh. Mana temen lo itu?!" Tanya Regan tak bersahabat.

Alka sempat terdiam dengan tatapan tak percaya. Ia tau betul Naresh seperti apa, Naresh bukan orang seperti itu. Ia tak langsung menjawab pertanyaan Regan, melainkan lebih dulu mencerna pikiran pikiran yang ada dikepalanya saat ini.

"Kapan kejadiannya?" Tanya Alka tanpa menjawab pertanyaan Regan lebih dulu.

"Tadi pagi," jawab Regan sedikit bingung karena pertanyaan Alka.

Alka paham sekarang, rupanya ada yang mengadu domba antara sekolahnya dan juga sekolah Regan.

"Ini bisa dijelasin pake mulut, bukan pake otot. Mending lo ikut gue ke taman belakang biar semuanya jelas," ajak Alka pada Regan.

Regan pun mengikuti Alka dari belakang karena ia juga penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa yang mau lo jelasin?" Tanya Regan sambil melirik Alka.

"Naresh nemenin Senja dirumah sakit dari semalam. Gue rasa logika lo masih berfungsi. Gak mungkin kan, Naresh keluar dari rumah sakit cuma demi hancurin motor temen lo doang? Dia gak sebodoh itu ninggalin Senja yang lagi lemah demi ribut sama lo," ucap Alka dengan jelas.

Regan terdiam. Bukan terkejut perihal Naresh, tapi Senja. Kenapa ia baru tau jika Senja masuk rumah sakit?

"Jadi maksud dari ucapan lo barusan ada yang adu domba sekolah kita?" Tanya Regan.

Alka mengangguk. "Poin nya disitu," kata Alka.

Regan kembali diam sambil duduk dikursi yang ada ditaman itu. Ia tak peduli siapa yang mengadu domba, namun yang ia pedulikan saat ini adalah Senja. Bagaimana keadaan nya? Pertanyaan itu terus menerus berputar dikepala Regan.

Alka sedari tadi menatap Regan dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Jangan kira ia tak paham dengan Regan saat ini, ia paham bahkan sangat paham jika Regan bukan menghawatirkan siapa yang mengadu domba, tapi ia menghawatirkan keadaan Senja.

"Senja?" Tanya Alka menebak pikiran Regan.

Regan menoleh menatap Alka, kemudian mengangkat bahu nya acuh.

"Gan," panggil Alka sambil ikut duduk disamping Regan.

"Senja gapapa. Dia cuma butuh istirahat dirumah sakit. Daritadi lo kelihatan khawatir banget," ucap Alka sambil menepuk bahu Regan.

"Menurut lo kondisi nya gimana? Gue nanya ini bukan karena khawatir sama Senja, tapi cuma mau nanya aja," ucap Regan masih mempertahankan gengsinya.

Alka benar-benar ingin tertawa saat ini. Mau bilang khawatir aja kok gengsi.

"Gue belum tau. Tapi nanti gue sama yang lain mau jenguk Senja habis pulang sekolah," jawab Alka.

"Di rumah sakit mana?" Tanya Regan.

"Harapan," jawab Alka.

"Kebetulan gue mau jenguk nenek gue disana. Nanti gue bareng aja deh sama lo," ucap Regan yang terdengar konyol ditelinga Alka.

"Nenek lo bukan nya udah meninggal?" Tanya Alka.

Regan benar-benar dibuat mati kutu oleh Alka. Ia sangat malu sekarang, bahkan telinganya sudah memerah.

"Nenek gue yang satu lagi. Berisik lo kebanyakan tanya," ceplos Regan sambil menatap sinis ke arah Alka.

"Lo balik sana ke sekolah, jangan buat rusuh disekolah gue. Nanti waktu nya jam pulang, lo balik lagi kesini," ucap Alka sambil berdiri dari kursi tempatnya duduk.

"Satu lagi Gan," ucap Alka sambil menunjuk Regan. "Mau lo jungkir balik sekalipun, yang bisa masuk ke hati nya Senja cuma Naresh," ledek Alka sebelum berlalu pergi meninggalkan Regan yang terlihat kesal.

"SIALAN LO!" Teriak Regan yang tak terima dengan kata terakhir yang diucapkan Alka.

"Kalau jungkir balik kan Naresh yang dapet, berarti gue harus coba cari lain, salto misalnya," ucap Regan sambil terkekeh, lalu pergi keluar dari area taman.

Setelah dari taman, kini Alka kembali duduk bersama yang lain dikantin.

"Gimana tadi si curut?" Tanya Arjuna penasaran.

"Ada yang adu domba sekolah kita. Bantu gue buat cari orangnya," ucap Alka dengan tangan yang terkepal dibawah meja.

"Licik banget tuh orang," maki Raga yang ikut kesal.

"Kita harus nyelidikin ini sampai dapet. Gue pastiin tuh orang bakalan kena imbasnya," ucap Kenzie.

Semua mengangguk menyetujui ucapan Kenzie barusan. Setelah itu mereka semua masuk kedalam kelas karena jam pelajaran kedua telah berbunyi. Memperhatikan materi dengan fokus, hingga nanti bel pulang berbunyi.

"Ayo langsung jalan aja," ucap Kenzie sambil memakai jaket.

Bel pulang baru saja berbunyi, maka dari itu mereka cepat-cepat merapihkan buku dan memakai jaket untuk pergi kerumah sakit.

Semua sudah berkumpul diparkiran, dan jangan lupakan juga ada Regan yang sedari tadi sudah menunggu.

"Gue ikut ke rumah sakit," ucap Regan.

"Gak!" Ucap Jovanka menolak.

"Nanti lo buat kerusuhan disana," lanjut Jovanka dengan sedikit tak suka pada Regan.

"Gue bandel tapi masih tau etika buat jenguk orang sakit," balas Regan sambil melirik sinis ke arah Jovanka.

"Udah. Jangan ribut, nanti kelamaan kerumah sakit," ucap Alka menengahi.

"Yang cewek dibonceng aja, biar cepet," usul Arjuna.

"Ka, gue dibonceng sama lo aja ya," pinta Edrea pada Alka.

Alka melirik Edrea, kemudian melirik ke arah Arjuna. Seolah tau apa maksud dari lirikan temannya, Arjuna pun mengangguk sambil tersenyum.

"Gak mau sama aku aja Re?" Tanya Arjuna lembut.

"Lo tau jawabannya," ucap Edrea sambil naik ke motor Alka.

"Udah ayo jalan," ucap Regan karena merasa canggung dengan situasi seperti ini.

Mereka menjalankan motornya masing-masing untuk pergi ke rumah sakit. Kurang lebih dua jam mereka telah sampai dirumah sakit, karena jarak dari sekolah ke rumah sakit cukup jauh hingga memakan waktu yang cukup lama.

"Permisi mba, kamar atas nama pasien Senja Keysandra Abirunika disebelah mana ya?" Tanya Edrea pada resepsionis.

"Di kamar nomer 24, lantai tiga mba," ucap resepsionis itu ramah.

"Baik, terimakasih," ucap Edrea.

Setelah mengetahui ruangan Senja, mereka pun berjalan beriringan menuju lift agar cepat sampai ke lantai tiga. Setelah lift berhenti dilantai tiga mereka mulai mencari-cari kamar nomer 24, dan setelah ketemu, mereka mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk.

"Senja," ucap ketiga temannya sambil berlari memeluk Senja.

"Lo kenapa bisa masuk rumah sakit?" Tanya Edrea dipelukan Senja.

"Gue khawatir banget sama lo Nja," ucap Anin sambil menangis melihat kondisi Senja.

"Gue sedih liat lo kaya gini," ucap Jovanka sambil nenangis menatap Senja.

Senja tersenyum mendengar ucapan sahabatnya yang terdengar jelas bahwa mereka semua khawatir padanya.

"Gue gapapa. Cuma butuh istirahat dirumah sakit," ucap Senja sambil memeluk sahabatnya satu persatu.

Suasana didalam ruangan penuh haru bercampur sedih. Namun lain halnya dengan keadaan Naresh dan Regan saat ini yang masih berada diluar ruangan. Tadinya Regan ingin masuk bersama yang lain namun tubuhnya dihalangi oleh Naresh.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Naresh sambil menatap Regan.

"Mau jenguk nenek gue," jawab Regan berbohong.

"Yaudah sana, ngapain lo berdiri di ruang rawat Senja?" Tanya Naresh lagi.

"Nenek gue udah pulang dari rumah sakit. Daripada sia-sia gue bawa motor, mending sekalian jenguk Senja," elak Regan sambil menatap sinis ke arah Naresh.

"Gak masuk akal. Sana lo pulang," usir Naresh sambil mendorong bahu Regan.

"Awas, gue mau masuk," ucap Regan sambil mendorong bahu Naresh.

"Gak. Apaan sih lo," ucap Naresh sambil menahan tubuh Regan.

"Lo yang apaan. Awas jangan halangin orang ganteng masuk," ucap Regan sambil menjambak rambut Naresh.

"Gak bisa, pergi lo setan!" Ucap Naresh sambil ikut menjambak rambut Regan.

"Sakit sialan! Lepasin Resh, gue mau masuk, mau ketemu pujaan hati," ucap Regan sambil memberontak.

"Punya gue! Pulang sana lo!" Usir Naresh sambil memiting leher Regan lumayan kencang.

"KECEKIK TOLOL!" Teriak Regan dengan sedikit keras.

Teriakan Regan dapat terdengar sampai kedalam ruangan. Hal itu membuat semua yang ada di dalam langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi dengan Naresh dan Regan.

"Udah, kaya bocah gak dibeliin permen lo berdua," ucap Alka sambil memisahkan keduanya.

"Ini dirumah sakit, lo berdua bisa jangan ribut gak sih?" Ucap Senja tak habis pikir dengan kelakuan Naresh dan Regan.

"Naresh tuh Nja jambak-jambak rambut gue," ucap Regan mengadu pada Senja.

"Dia yang duluan jambak rambut gue Nja," tunjuk Naresh tak mau kalah. 

"Ayo masuk, jangan diluar gini, gak enak sama pasien lain," ucap Senja sambil mengajak semua temannya masuk.

"Rejeki anak sholeh," ledek Regan pada Naresh.

Naresh hanya memutar bola matanya malas sambil memberi jari tengah tepat dimuka Regan.

"Kok lo bisa sakit gini Nja?" Tanya Regan pada Senja.

"Gue juga manusia Gan," ucap Senja sambil memutar bola matanya malas.

"Cepet sembuh, gue gak suka liat lo sakit kaya gini. Muka lo udah jelek kaya bebek kecebur got, pas sakit juga tambah jelek kaya bebek kecebur dilumpur. Tapi kalau lo sembuh, muka lo bakal balik lagi jadi cantik. Kalau mau sembuh terus jadi cantik, lo harus minum obat, makan juga yang banyak. Apapun yang jadi penyebab lo sakit jangan terlalu dipikirin, yang harus lo pikirin cuma satu, sembuh Nja," ucap Regan sambil mengusap kepala Senja.

"Gue cuma khawatir sedikit aja, lo jangan ge-er. Rasanya kalau gak ada lo sepi, gak ada yang bisa gue ajak berantem. Kira-kira kalau kaya gitu tanda tanda orang apa?" Tanya Regan dengan jahil.

"Kangen," jawab Senja dengan raut wajah polos.

"Sama, gue juga kangen," ucap Regan sambil tertawa karena berhasil menggoda Senja.

Semua yang ada diruangan itu tertawa mendengar gombalan Regan, namun tidak dengan Naresh yang saat ini sudah menatap Regan dengan tajam.

Senja tak tau harus berbuat apa saat ini. Ditambah lagi ia melihat tatapan Naresh yang sulit diartikan. Benar-benar membuatnya gugup.

"Cepat sembuh ya Nja," ucap teman-teman Naresh mencairkan suasana agar tak canggung.

"Terimakasih," ucap Senja sambil tersenyum.

"Gue ke toilet dulu ya, Nja titip handphone sebentar ya," ucap Edrea sambil menaruh handphone nya didekat Senja.

Mereka semua mengisi waktu dengan canda tawa, sesekali dengan keributan kecil yang diciptakan Naresh dan Regan. Ruang rawat Senja menjadi ramai, namun itu semua harus terhenti karena ada telfon dari handphone Edrea.

"Alan?" Gumam Arjuna yang tak sengaja melihat siapa nama penelpon itu.

Senja mencoba menyembunyikan handphone Edrea agar Arjuna tak melihat siapa nama penelpon nya, namun terlambat, bahkan Arjuna sudah mengangkat telfon itu sekarang.

"Sayang dimana? Aku telfon kamu kok lama banget jawabnya," kata orang itu ditelfon.

Arjuna terdiam. Bagai disambar petir di siang bolong, hati nya benar-benar terasa hancur saat ini. Kata sayang yang orang itu ucapkan sudah dapat diketahui dengan jelas bahwa yang menelfon Edrea adalah pacarnya, Alan.

Buru-buru Arjuna mematikan telfon nya begitu saja, dan izin keluar sebentar pada teman-temannya.

"Gue keluar sebentar. Handphone Edrea sama gue, nanti tolong suruh ke rooftop aja kalau mau ambil handphone nya," ucap Arjuna lalu berjalan keluar ruangan.

"Jun," panggil Naresh.

"Gue gapapa. Tenang aja," ucap Arjuna sambil mengangkat satu jempolnya. 

Semua yang ada diruangan itu hanya bisa terdiam. Mereka semua tak tau harus berbuat apa. Hanya bisa menerka-nerka kejadian apa yang terjadi setelah ini. Namun mereka juga berdoa agar hubungan Arjuna dan Edrea tetap  baik-baik saja. 

Mau liat dulu dikomen siapa yang penasaran sama part berikutnya? Yuk cobaa komen siapa yang penasaran 😍

Continue Reading

You'll Also Like

643K 34.5K 75
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
540K 58.3K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
4.1M 242K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...