ANTHALA || SUDAH TERBIT

By HannLestari01

3.6M 346K 72.9K

[SUDAH TERBIT] Segera baca part masih lengkap ⚠"πš‚πšŽπšžπš“πšžπš—πš πš”πšžπš”πšž πš•πš˜ πš‹πšŽπš›πšŠπš—πš’ πšœπšŽπš—πšπšžπš‘ πš’πšœπš... More

πŸ”Ή1. Anthala Gavier Algafraneza
πŸ”Ή2. Perempuan Dihati Anthala
πŸ”Ή3. Datang Melamarmu
πŸ”Ή4. Aku Serius Karena Allah
πŸ”Ή5. Senyuman Anthala
πŸ”Ή6. Milik Seorang Anthala
πŸ”Ή7. Perempuan Terpenting
πŸ”Ή8. Jangan Ragu
πŸ”Ή9. Pertarungan Antar Geng
πŸ”Ή10. Harus Mengalah
πŸ”Ή11. Nikah Muda?
πŸ”Ή12. Nyanyian Nalan
πŸ”Ή13. Menikahlah Denganku
πŸ”Ή14. Alhamdulillah Sah!
πŸ”Ή15. Imamku Badboy
πŸ”Ή16. Lantunan Surat Ar-Rahman
πŸ”Ή17. Aku Dan Kamu
πŸ”Ή18. Pernikahan Rahasia
πŸ”Ή19. Cinta Tulus
πŸ”Ή21. Tasbih Yang Ku Genggam
πŸ”Ή22. Kisah Kelam
πŸ”Ή23. Jangan Ragu
πŸ”Ή24. Tatapan Cinta
πŸ”Ή25. Jatuh Cinta
πŸ”Ή26. Dunia Malam
πŸ”Ή27. Satu Ciuman
πŸ”Ή28. Mine
πŸ”Ή29. Satu Malam Bersamamu
πŸ”Ή30. Kebohongan Naira
πŸ”Ή31. Kekecewaan Anthala
πŸ”Ή32. Aku Mencintaimu
πŸ”Ή33. Kita Baikan?
πŸ”Ή34. Pelukan Kehangatan
πŸ”Ή35. Terungkapnya Fakta
πŸ”Ή36. Geng CRIOZ
πŸ”Ή37. Ingkar Janji
πŸ”Ή38. Penulis & Pilot
πŸ”Ή39. Kepanikan Anthala
πŸ”Ή40. Melawan Batas
πŸ”Ή41.Anthala Dan Prinsipnya
πŸ”Ή42. Penenang Hati
πŸ”Ή43. Apa Itu Cinta?
πŸ”Ή44. Obsesi Atau Cinta?
πŸ”Ή45. Jangan Percaya
πŸ”Ή46. Kepercayaan Yang Sirna
πŸ”Ή47. Percaya Padamu
πŸ”Ή48. Kegaduhan Di Alidra Scholl
πŸ”Ή49. Ujian Dari Allah
πŸ”Ή50. Permintaan Naira
πŸ”Ή51. Cinta Sampai Mati
πŸ”Ή52. Kenangan Abadi
πŸ”Ή53. Ragamu Milikku
πŸ”Ή54. Pelukan Seorang Ayah
πŸ”Ή55. Fakta Yang Mengejutkan
πŸ”Ή56. Aku Mencintaimu
πŸ”Ή57. Selamat Tinggal Abu-abu
πŸ”Ή58. Jangan Pergi
πŸ”Ή59. Imam Terakhir
πŸ”Ή60. Akhir Kisah | END
❗SEGERA TERBIT❗
PO ANTHALAπŸ”₯
Cerita Baru❗

πŸ”Ή20. Lagu Untuk Istriku

62.9K 6.1K 193
By HannLestari01

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"








"Kamu akan berubah lebih baik saat kamu bersama orang yang tepat."

________

"OMG OMG! NAIRA LO GAK PAPA KAN?!" teriak Keyla histeris melihat hari ini sahabat barunya itu baru saja sampai masuk kelasnya.

"Bagaimana kemaren apakah lo gak trauma didorong oleh bitch macam Nadya? Huh! Seharusnya gue labrak tuh bitch sialan!" seru Sasya sambil meninju udara dengan penuh emosi.

Baru saja Naira duduk di kursinya dia sudah diserbu berbagai pertanyaan dari Sasya dan juga Keyla. Sedangkan Keysa dia hanya duduk menatap Naira yang terlihat baik-baik saja.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja. Allah masih melindungiku."

"Syukurlah kita senang dengernya. Sumpah! Kemarin tuh Nadya apa-apa mau main dorong lo ke bawah rooftrop. Huh! Dia pasti iri karena lo deket sama Anthala!"

"Aku gak sedeket itu dengan kak Anthala." Naira mengelak, dia tidak mau berurusan dengan suaminya, takut orang-orang mengira ia ada hubungan padahal sebenarnya memang ada.

Naira tidak mau jika semua orang mengetahui identitasnya maka kehidupan damainya mungkin akan terancam.

"Deket apa deket?" goda Keyla mencolek pundak Naira.

"Lo pasti ada hubungan sama Anthala, kan? Asalkan lo tahu Naira, kemarin itu sekolah pada heboh melihat Anthala gendong lo ke parkiran."

Kedua mata Naira membulat sempurna. Pantas saja saat ia di koridor tadi orang-orang banyak memperhatikannya namun terlihat takut untuk mendekatinya. Mereka tahu jika Naira ada hubungan spesial dengan Anthala maka mereka tidak boleh mengusiknya. Namun lain halnya dengan para penggemar Anthala yang berkuasa di sekolah ini mereka pasti tidak terima Anthala mereka memiliki hubungan dengan murid baru ini.

Aih, mungkin kehidupan damainya benar-benar sudah terancam.

"Naira," panggil Keysa yang sejak tadi diam.

"Ya?"

"Lo harus hati-hati dengan Manda. Lo harus tahu Manda lebih kejam dari pada Nadya jika orang yang dia cintai dimiliki oleh orang lain."

"Benar, ratu bullying paling bahaya di sekolah ini," ucap Sasya mengangguk setuju.

"Aku tidak takut, dia hanya manusia sama seperti kita."

Sasya mengeplak dahinya gemas melihat Naira yang begitu santai tidak ada reaksi ketakutan sedikit pun dari kedua mata dibalik cadar putihnya itu.

"Gays! Lo tahu gak sekarang Pak Ikbal akan masuk!" seru Cecilia heboh tiba-tiba datang.

"Dah tahu, kan sekarang pelajaran kesenian," ucap Keyla malas melihat kehebohan satu teman kelasnya ini dari kelas 11 sampai sekarang selalu bersamanya.

"Masalahnya tuh sekarang praktek nyanyi! Huhu! Gue gak bisa nyanyi lagi dan wajib punya teman duet."

"APA?!" kompak Sasya juga Kayla panik.

"Anjir iya gue lupa, minggu lalu kan Pak Ikbal ngasih tugas untuk latihan nyanyi untuk setiap dua orang muridnya, nanti dipraktekin pas ada pelajarannya." Sasya mengigit jarinya cemas.

"Key gue sama lo duet yah." Keyla menarik tangan kakak kembarnya itu. Soalnya kakaknya ini suaranya bagus makanya setiap hari dia selalu memakai headset di telinganya.

"Ogah."

Singat, padat dan nyelekit.

"Lo tega banget sama adik lo sendiri. Nanti gue ngiringin lagunya biar suara emas gue ketutupan."

Keysa mendesis menatap sinis adiknya itu. Saat butuh dia datang kepadanya.

"Ya ya ya, lo jadi teman duet gue nanti, puas?" Keysa tidak mau adiknya itu semakin memohon padanya karena menganggu ketenangannya saat ini.

"Aaaa kakak gue the best!" Keyla memeluk kakaknya dengan sayang.

"Memangnya wajib yah semua orang di kelas ini praktek nyanyi?" tanya Naira akhirnya bertanya.

"Wajib banget! Kita sudah kelas 12 harus banyak nilai. Walaupun ini baru semester 1 tapi praktek pas semester 2 akan lebih susah mungkin Pak Ikbal akan nyuruh kita main biola, gitar, atau alat musik yang lainnya. Sekarang praktek nyanyi gampang-gampang susah. Gampang bagi orang yang memiliki suara bagus tapi gimana jika suaranya jelek? Alamat jadi bahan tertawaan," jelas Sasya panjang kali lebar membuat Naira mengangguk paham.

"Lo bisa nyanyi Nai?"

Naira menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa. Mungin lagu arab atau sholawat aku bisa. Memangnya genre lagunya bebas?"

"Kata Pak Ikbal bebas sih. Pasti suara lo pas nanyi bagus. Gue gak sabar dengernya nanti.

"Dangdut bisa yah?" tanya Cecilia ikut menimbrung.

"Bisa, kan bebas mau genre lagu apa aja," jawab Keyla sok tahu.

"Pagi anak-anak!"

Seketika ruangan kelas ini menjadi ramai sebab kedatangan guru tampan yang membawa gitar di punggungnya.

Naira kira guru yang bernama Pak Ikbal itu adalah pria paruh baya namun ternyata masih muda. Mungkin sekitar umur dua puluh empat tahun.

"Sudah tahu kan hari ini praktek apa?" tanya Pak Ikbal sambil tersenyum lebar hingga ketampanannya semakin meningkat.

"Hot daddy ini mah," bisik Sasya melongo melihat karisma guru keseniannya ini.

"Zina pandangan," tegur Naira membuat Sasya mencebik mulutnya.

"Bapak lihat semuanya pada hadir ini di pelajaran bapak. Tapi tunggu, kenapa Anthala dan gengnya gak masuk? Huh! Mereka berempat bapak kira tobat gak akan bolos lagi karena kan kata Bu Ayak mereka pernah masuk kelas. Sudahlah lebih baik bapak mulai ujian prakteknya."

Semua murid di kelas tegang seketika.

"Yang maju pertama bapak kasih nilai paling tinggi! Bapak test suara kalian bukan hanya bagus atau tidaknya tapi bapak juga test keberanian kalian."

Suara decitan meja membuat semua orang mengalihkan padangan mereka pada ketua kelas yang menjadi kebanggaan mereka. Siapa lagi kalau bukan Marvin. Kutub es dingin yang setiap harinya hanya mengucapkan kata tidak lebih dari 50 kata dalam sehari.

"Marvin mau duet dengan siapa kamu?" tanya Pak Ikbal karena dia hanya melihat muridnya ini saja yang maju.

"Sendiri Pak."

"Bapak suruh duet loh minggu lalu. Anak-anak ada yang bersedia duet sama Mavin gak?"

"MAU PAK!"

"AKU MAU!"

Marvin hanya menatap datar para hama-hama yang saling berteriak itu. "Maaf pak saya mau sendiri nyanyinya pake gitar."

"Kalau begitu okelah bapak tidak bisa memaksa."

"Sasya memang benar yah praktek nyanyi ini wajib untuk semua orang di kelas ini?" tanya Naira sekali lagi.

"Iya, kenapa? Lo malu yah karena suara lo jelek? Tenang aja bestie gue akan jadi teman duet lo."

Naira meringis, bukan seperti itu ia khawatir jika praktek ini wajib maka bagi yang tidak mengikuti praktek otomatis tidak akan mendapat nilai.

"Sebaiknya aku chat kak Anthala. Mungkin dia lupa hari ini akan ada ujian praktek bernyanyi."

Naira merogoh sakunya, dia diam-diam mengetik sesuatu lalu kembali fokus menatap Marvin yang mulai bernyanyi.

Cowok itu jika dilihat terlihat tampan, pantas saja banyak orang yang terpesona padanya walaupun jika dibandingkan dengan Anthala, Marvin beda jauh.

"Astagfirullah hal'adzim, Ya Allah Naira seharusnya kamu tidak berpikir seperti itu."

*******

"Bos tumben gak suruh kita bertiga masuk kelas? Rindu bolos yah?" tanya Raja membuang puntung rokok yang sudah tersisa sedikit ke tanah lalu menginjaknya.

"Males," sahut Anthala merebahkan tubuhnya ke kursi kayu.

Mereka sekarang berada di kantin Bu Dayuk tengah duduk di meja yang dikususkan untuk mereka tempati saja.

Raja seketika males bolos karena dia tidak bisa melihat pemandangan indah lagi, siapa lagi pemandangan indah yang Raja maksud adalah para cewek-cewek cantik. Di kantin ini hanya dirinya dan ketiga sahabatnya saja yang membolos. Masa Bu Dayuk harus ia gombali? Eh.

"Nalan lo lagi ngapain?" tanya Anthala merasa penasaran melihat cowok bertindik hitam di telinganya itu memunggungi dirinya sejak tadi.

"Nalan lagi ngitung duit bos. Gama baik banget kasih Nalan duit banyak semenjak Nalan masuk ke rumah sakit kemarin. Kalau gini mendingan Nalan harus terluka lagi aja." Diakhir kata Nalan menyengir hingga kedua gigi keliling terlihat.

Jika boleh jujur cowok terimut dari Geng inti CRIOZ maka Nalan adalah jawabannya.

"Perut lo ketusuk dan lo bilang mau lagi?" Raja menggeleng heran, "lo memang si badan besi."

"Gama nanti beli celengan baru buat Nalan yah. Celengan ini kayanya sudah terisi penuh."

Nalan memperlihatkan celengan ayamnya lalu menggoyangkan ke kanan dan ke kiri.

"Pasti penuh karena kan lo nabung dari celengan itu sejak kecil," sahut Gama. "Yah, nanti kita beli celengan baru."

Gama mengelus rambut adiknya ini dengan sayang membuat Raja jijik melihatnya.

"Gama bisa tidak lo jangan seperhatian itu pada Nalan. Anjir gue jijik lihatnya."

Nalan memeluk tangan kekar Gama lalu menatap songon Raja.

"Iri bilang Bos!"

Raja hanya mendelik lalu menatap bosnya yang sejak tadi menutup matanya.

"Gue penasaran jika si Gama punya pacar atau istri nanti si Nalan bakalan ngintilin lo gak Gam?" tanya Raja pada Gama.

"Gue gak tahu masa depan gue. Lagi pula gue gak ada niat punya pacar ataupun istri jika sudah besar nanti."

"Gue nyesel bertanya seperti itu. Mendingan lo pacaran aja sama buku atau Nalan aja Gam!"

Memang buku bagi Gama adalah segalanya. Dia begitu pencinta buku dari kecil hingga sekarang.

"Nalan adik gue, kenapa lo sewot jika dia deket dengan gue?" Gama terkadang bingung dengan tingkah Raja.

Apa salahnya?

"Huh! Berbicara sama kalian berdua bikin darah tinggi gue naik!"

"Eh, Bos Antha!" teriak Nalan menguncangkan tubuh bosnya itu hingga sang empu membukakan kedua matanya.

"Kemarin Nalan sama Gama ke rumah bos tapi pas ke sana kata pak satpam bos gak tinggal di sana lagi. Apakah bos di tendang oleh pelakor sama anak pelakor itu?"

"Enggak. Gue pindah rumah."

"Kok gak bilang sama kita bos?" tanya Raja ikut penasaran.

Sedangkan Gama malah memasang kembali headsetnya lalu mulai membaca buku tentang filosofi.

"Buat apa gue bilang? Ini urusan pribadi gue."

"Kayanya rumah baru lo nyaman yah sampai jarang bermalam di markas," ujar Raja membuat Anthala tersenyum miring.

"Bukan nyaman lagi, sangat nyaman malah."

"Nanti sesekali bos harus ajak kita ke rumah baru bos itu. Nalan penasaran," ucap Nalan dengan mata berbinar.

"Gak boleh," tolaknya cepat. Jika ketiga sahabatnya itu ia ajak ke rumahnya otomatis mereka akan tahu bahwa ia sudah menikah dengan Naira.

Ia sudah berjanji untuk tidak mengatakan pernikahan rahasia tersebut termasuk kepada tiga sahabatnya

"Pelit amat lo bos. Kita padahal cuman penasaran sama rumah baru lo. Apakah..." Raja menutup mulutnya menatap syok Anthala, "bos lo nyaman di rumah baru sebab ada pembantu seksi kan? Bos tiap malam main ML sam—"

"Ngaco lo!" potong Anthala menatap tajam Raja.

"Gue cuman menduga-duga aja."

"Mobile legends maksudnya?" tanya Nalan.

"Bukan ML itu mai—"

"Satu kata lagi lo ngomong mulut lo gue robek yah Raja," ancam Gama membuat Raja meneguk ludahnya tidak jadi melanjutkan perkataannya.

Ting!

Saku di celana Anthala berbunyi. Dia cepat-cepat melihatnya. Kedua bibirnya tersenyum lebar membuat Raja dan Nalan penasaran.

"Bos lo lagi chatan sama siapa?" tanya Raja mendekatkan wajahnya menatap ponsel mahal bosnya itu namun dengan cepat Anthala berdiri hingga Raja kehilangan keseimbangannya dan endingnya dia jatuh.

"Anjing nyeri banget cok!" ringis Raja diketawai oleh Nalan.

"Kita masuk kelas sekarang," perintah Anthala.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Gama membuka headset di telinganya.

"Sekarang jam pak Ikbal loh. Minggu lalu tuh guru kan suruh kita belajar nyanyi dan sekarang harus di praktekin."

"Gue males," ucap Raja. "Kalau pelajaran Biologi gue paling semangat 4G! Nanti pas semester 2 gue mau Bu Indah adain praktek buat anak."

Anthala tertawa dengan lirih sedangkan Nalan tertawa dengan kencang. Gama? Cowok kalem itu tetap dengan wajah datarnya.

"Nalan juga mau. Kayanya seru buat anak. Nanti Nalan siapi tepung sama bahan-bahan lainnya."

"Kaya buat gue yah Nal."

"Memang gitu kan?"

"Iya buat anak tinggal kita cari tepung lalu kita adonkan dan jadi anak. Gampang banget yah Nal," ucap Raja mengeplak kening Nalan yang kelewatan polos. "Nanti lo buat seratus anak jangan lupa kasih nama A B C sampai Z."

"Enggak." Nalan menggeleng tidak setuju, "Nalan maunya tiga anak kembar dan nanti Nalan akan berikan mereka nama masing-masing dengan sebutan Alkana, Alkena, dan Alkuna."

"Nanti pas lo manggil ketiga anak lo tinggal manggil gini aja, "Hidrokarbon! Anjing ngakak gue!" seru Raja memegangi perutnya.

"Bagus tuh namanya. Nanti Nalan pake ke anak-anak celengan ayam punya Nalan semoga aja nanti lahiran."

"Sampai kiamat juga tuh celengan ayam gak akan bertelur bodoh!"

Nalan mendelik lalu berdiri saat Raja terlihat marah ingin memukulnya.

"Buru kita cabut sekarang keburu jam pelajaran pak Ikbal habis," perintah Anthala pergi duluan di susul Gama setelah itu Raja dan Nalan dari belakang.

"Kuy lah!"

******

"Huuu! Dia gak punya teman duet pak mendingan hukum aja!" teriak Brian mulai memanaskan suasana.

Naira meremas ujung rok panjangnya. Cowok satu teman kelasnya ini benar-benar ingin mempermalukannya.

"Naira kamu mau nyanyi sendiri aja? Gak papa jika tidak ada pasangan duet," ucap Pak Ikbal tersenyum manis.

"Aku punya pasangan duet pak, tapi Sasya lagi ke toilet."

"Alasan! Bilang aja lo gak mau nyanyi karena itu nunggu si Sasya yang sebenarnya kabur." Brian kembali bersuara membuat Naira menghela napas agar tangannya ini tidak melayang menonjok wajahnya.

"Siapa bilang Naira gak punya pasangan duet?" tanya Anthala tiba-tiba datang dan diikuti oleh ketiga sahabatnya.

Semua orang menahan napas. Most wanted sekolah ini benar-benar sangat tampan apalagi ketampan Anthala tidak ada yang bisa menyaingi ketampanannya.

"Kalian telat, sebaiknya kalian pergi gak usah ikut pelajaran bapak."

"Aduh bapak kok galak banget sama kita. Pak kita telat karena bantu Bu Ayak jaga gerbang tadi untuk menghukum murid yang telat."

"Beneran Gama?" tanya Pak Ikbal menatap murid kesayangannya.

"Benar pak!"

"Yasudah kalian boleh duduk, tapi Anthala kamu mau jadi teman duet Naira kan? Sok atuh mulai duet sama Naira."

Anthala duduk di kursi depan yang sidah disiapkan. Dia sampingnya ada Naira yanh terlihat gugup luar biasa di tatap oleh semua pasangan mata di kelas ini.

"Mau lagu apa Nai?" tanya Anthala dengan suara basnya.

"Casablanca, kak. Apakah kakak hapal?"

"Insya Allah hapal."

Anthala menunduk, dia mulai mengambil gitar milik gurunyanya itu. Suara senar mulai terdengar membuat semua orang menahan napas seketika.

Ini sekali seumur hidup melihat seorang Anthala bernyanyi dan mereka harus abadikan melulu ponsel mereka masing-masing.

"Ya Habibi Ya Nabdha qolbi," ucap Anthala mulai menyangikan lagu yang selama seharian ini ia hapalkan sambil memetik gitarnya.

Duhai cintaku denyut jantungku

"Akhhh! Suaranya astaga membuat jantung gue gak aman!"

"Yaloh yaloh gue baper njir!"

 "Khollaik Ma'aya tul alwaqt ma tufariq 'aini," ucap Naira melanjutkan nyanyiannya membuat Anthala tersenyum dan pekikan histeris pun mulai terdengar semakin ramai.

Tetaplah bersamaku sepanjang waktu, jangan berjauhan dariku

"Ba'dak yakuini qurbak yahyini," nyanyi Naira kembali.

Jauh darimu membuatku resah bersamamu ku bahagia

Anthala memetik gitarnya lalu mulai melanjutkan nyanyian dari istri kecilnya itu.

Mahtajuk jambi-dul waqtu wa ayya mil Yha.

Tetaplah bersamaku saat ini dan selamanya.

"Wahdak anta nasibi." Mereka berdua bernyanyi bersama-sam membuat satu kelas heboh seketika. Ada yang dibuat baper, marah, cemburu dan juga iri.

Ini Anthala loh most manted sekolah Starligh untuk pertama kalinya mereka dapat mendengarkan suara bas dari Anthala sendiri.

kaulah satu-satunya milikku

Nural Ain Ya habibi

Jantung hati kasihku

Ma Bisyak Ghairok hadaa...

Semua orang menahan napas seketika. Ini ... terlalu baper!

Denyut jantungku berdebar

Nyanyi Anthala dan Naira berbarengan.

Terasa indahnya

dunia ini kita yang punya

Yah, dunia ini terasa milik mereka berdua dan yang lainnya hanya ngontrak saja.

Akulah mataharimu

Bagi Anthala Naira adalah mataharinya, juga...

Kaulah kekasihku

... Kekasih halalnya.

Kita kan bersama selamanya....

Sampai kematian memisahkannya dari istrinya, Anthala akan tetap selalu bersama Naira Cempaka.

Prok prok prok!

"Njir kalian berdua keren banget!" teriak Keyla dan Sasya histeris.

"Lebay amat bagusan suara gue dari pada si Anthala," ujar Brian dibalas tatapan jijik dari para fans Anthala.

"Oke Anthala dan Naira kalian bisa kembali ke tempat duduk kalian masing-masing. Selanjutnya Brian dengan Cecilia. Ayo kalian berdua segera maju."

"Bagaimana lo videoi gak?" tanya Anthala dibalas anggukan oleh Nalan.

Naira hanya bisa duduk di kursinya sambil memegangi jantungnya. Demi apapun nyanyi berdua dengan Anthala membuat jantungnya tidak aman entah kenapa dan itu sangat menganggunya.

Diam-diam Naira sedikit membalikan badannya menatap Anthala yang berada di belakangnya. Dan saat itu juga jantung Naira semakin tak terkendali melihat kedua matanya bersitubruk dengan mata legam Anthala.

Anthala yang merasakan istri kecilnya menatapnya tersenyum miring. Well, dia datang ke kelas hanya karena Naira dan tidak menyangka ia akan bernyanyi bersama dengan istri kecilnya ini.

Bersambung....

Pengen denger suara Anthala dan Naira?
Sudah Han post nyanyian mereka di Instagram @Anthalagavier malam ini

Continue Reading

You'll Also Like

61.6K 16.7K 51
Tentang cinta beda agama, Friendzone, dan sebuah rahasia yang belum terkuak. β€’β€’β€’ Brandon tidak pernah menyangka jika dia akan menyukai Aylin, seorang...
1.5M 3.2K 2
WARNING‼️CERITA INI LENGKAPANYA DI INNOVEL/DREAME Saling kenal hanya sekedar nama. Tidak akur saling cuek, acuh, dan tak pernah bersapa. Mereka hany...
984 256 51
Anata! Artinya apasih? Dalam bahasa jepang Anata artinya kamu, dan didalam hubungan antara laki laki dan perempuan artinya tidak lain adalah sayang. ...
1.8M 157K 56
Muhammad Azzam Elfahreza, itu namanya. Lelaki yang mengancam Mozza agak tak menerima perjodohan konyol ini. "Kalo sampai lo gak nolak perjodohan kony...