ALFA

By uchihacia

6.2M 359K 13.9K

Gimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adal... More

PROLOG
1. AWAL KESIALAN
2. LION GENG
3. EMANG LO SIAPA?
4. CRAZY THING
5. KETAKUTAN GABY
6. UNGKAPAN
7. INTROGASI
8. JADIAN?
9. MISS YOU
10. PROMISE
11. JEALOUS
12. MASALAH
13. AMARAH
14. BAIKAN
15. LOVE YOU
16. CAMER
17. ANCAMAN
18. MODUS
19. TIPUAN
20. RECEH
21. LAMPU IJO
22. BIANG MASALAH
23. TAK TERDUGA
24. JEALOUSY
25. KABAR MENGEJUTKAN
26. MASALAH BARU
27. KEJUTAN
28. SAH!
29. MALAM PERTAMA?
30. PINDAHAN
31. SI PALING PRIORITAS
32. MABAR
33. SUAMI IDAMAN
34.KESABARAN ALFA
35. GALANG
36. POSESIF
37. MILIK ALFA SEUTUHNYA
38. BERULAH
39. NASEHAT MAMA
40. FAKTA SEBENARNYA
41. SAYANGNYA ALFA
42. STRATEGI
43. MASALAH SELESAI
44. OLAHRAGA-MALAM?
46. SOFT BOY
47. KATA MAAF
48. MUNGKINKAH?
49. POSITIF WOI
50. PERKARA SUSU
51. NGIDAM VERSI GABY
52. SEPATU JORDAN
53. MARTABAK BOBA
54. UNDANGAN
55. SHOPPING
56. WELCOME BABY BOY
57. MY LADY
58. GAY? AND END
CERITA BARU

45. GREGET UDAH NGEBET

104K 5K 303
By uchihacia

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

Seperti biasa harus tembus 1,5k dulu baru update kilat🔥🔥

So..., mari kencengin vote dan komentar kalian para Alfalovers💞💝💕💙💖💛🧡💗

Typo? Tandai aja

Happy reading

Bulan purnama yang terlihat jelas di langit malam masih bersinar terang meski jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Dan banyaknya bintang yang bertaburan menghiasi awan perlahan mulai hilang ketika waktu terus berputar. Namun hal itu sama sekali tak membuat kedua insan yang masih terjaga di kamar bernuansa biru muda untuk segera mengakhiri aktivitasnya.

Headboard yang berada di atas kepalanya terasa sedikit keras, membuat Gaby tanpa sadar mengernyit dan menyadarkan Alfa jika ia terganggu sama sekali tidak nyaman di tempatnya. Cowok itu menghentikan sejenak kegiatannya walaupun bibirnya masih tetap bersentuhan dengan bibir Gaby hanya saja tak saling bergerak.

Gaby dengan cepat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menarik napasnya dalam-dalam. Ia bahkan bisa mencium dengan jelas aroma mint yang menguar kuat dari bibir suaminya.

Alfa mengambil bantal lalu menaruhnya di atas kepala Gaby agar tidak terbentur kembali. “Angkat kepalanya bentar,” titahnya yang langsung di turuti oleh sang istri.

“Sekali lagi, ya? Biar di sini cepet muncul jagoan aku,” lanjut Alfa sambil mengusap perut datar Gaby naik turun menggunakan sebelah tangannya.

Perempuan itu berdecak. Mulutnya ingin menolak tapi tubuhnya selalu memberikan respon yang berbeda setiap kali suaminya memberikan sentuhan-sentuhan yang menurutnya sangat menyiksanya.

“Aku capek Alfa pengen tidur. Kita udah main lebih dari lima jam masa kamu masih kurang sih?” Gaby mengerucutkan bibirnya seraya menahan tangan laki-laki di sampingnya yang mulai nakal.

Please, ini yang terakhir aku janji,” rengek Alfa seraya menciumi pipi Gaby berkali-kali.

Gaby memutar bola matanya. Benar kan apa dugaannya, cowok itu sekalinya perang seperti orang kesurupan. Tidak ada kata lelah padahal dari semalam sampai pagi buta dia benar-benar egois, tidak memberinya waktu istirahat barang sedetikpun. 

Bibir tipis Alfa beralih mendarat di leher jenjang Gaby, mengecupnya berulang kali lalu tiba-tiba menggigitnya. Membuat Gaby tersentak karena ulahnya.

“Astaga Alfa jangan buat tanda!” seru Gaby mencubit punggung telanjang Alfa. “Nanti kalau ada yang lihat gimana? Aku malu.”

Laki-laki yang masih naked di balik selimut tebal berwarna abu-abu itu mendengus. “Malu kenapa? Harusnya kamu bangga karena dengan ini nggak bakal ada lagi serangga yang gangguin kamu.”

“Serangga apa?” Gaby menatap bingung suaminya.

“Ada deh pokoknya rahasia,” ucap Alfa.

Lelaki itu kembali mendusel di dada Gaby yang hanya terhalangi oleh selimut. Kepalanya mendongak menatap mata istrinya dengan pandangan memelas.

Yang, mau lagi…” rengeknya dengan wajah ingin menangis.

“No!” Gaby menggeleng tegas sebagai penolakan.

“Tapi aku beneran pengen lagi sayang...” rengek Alfa untuk kesekian kalinya. Membuat Gaby ingin menjerit frustasi.

“Alfa sumpah ya aku capek kamu jangan egois!”

Dan sebelum Alfa kembali merengek seperti bayi gede, suara ketukan pintu kamar terdengar jelas di telinga mereka berdua. Hal itu membuat keduanya terdiam beberapa detik hingga akhirnya mereka langsung heboh di tempat.

“Mampus.”

Dengan cepat Gaby mendorong Alfa dari sisinya lalu sembunyi di balik selimut. Sedangkan satu-satunya laki-laki di kamar itu berdecak kesal. Dirinya paling tidak suka diganggu ketika sedang mantap-mantapnya. Dan pilihan Gaby untuk menginap di rumah orang tuanya adalah salah.

Dengan gusar Alfa turun dari atas ranjang, mengambil boxer bermotif Mickey Mouse miliknya lalu memakainya asal.

Di luar kamar Satria mengucap lebar sambil menggedor pintu kamar adiknya yang hampir lima menit tak kunjung terbuka.

“Woi pemalas, lo berdua udah bangun belum sih?” tanya Satria tidak sabaran.

Merasa dipanggil Gaby menggigit bibirnya panik saat suara Satria semakin kencang dari luar. Belum lagi manusia tolol yang malah beranjak menaiki ranjangnya kembali.

“Kamu mau ngapain? Bukain pintunya sana!” kesal Gaby tanpa tahu jika Alfa tengah menahan siksaan di bawah sana.

Cowok itu menggeram frustasi. “Kenapa harus gue?”

“Terus kamu mau aku yang keluar dengan keadaan menyedihkan gini?” tanya Gaby tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya.

Alfa mendengus tidak menjawab dan memilih untuk keluar menemui manusia laknat yang entah apa masalahnya sudah bangun dan mengganggunya sepagi ini.

Dengan napas memburu Alfa memutar handle pintu kamarnya lalu membukanya perlahan. Menampakkan wajahnya yang dibanjiri oleh keringat. Sial, ia lupa mengusapnya. Dan jangan lupa dada bidangnya yang tidak jauh berbeda.

Satria memandang heran ke arah adik iparnya. “Habis ngapain lo?” tanyanya curiga.

Alfa menyugar rambutnya ke belakang kemudian berlagak santai seolah tidak terjadi apa-apa. “Biasalah, olahraga.”

“Olahraga apaan njir subuh-subuh gini?” Satria menyudutkan, sebelah alisnya terangkat tidak percaya begitu saja. Terlebih adik iparnya satu kamar dengan adiknya.

Alfa menelan ludahnya kasar seraya mencari alasan. “Push up doang sambil nunggu Gaby bangun.”

“Tumben dia belum bangun? Biasa tuh bocil gercep kalau hari minggu.”

Alfa tersenyum canggung sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Cowok shirtless itu berdoa dalam hati semoga manusia di depannya percaya dengan alasannya.

Satria hanya mengangguk singkat tidak peduli kemudian teringat pada tujuan awalnya. “Oh iya gue hampir lupa nanti kalau Gaby bangun kasih tau dia buat bikin sarapan. Bunda pergi ke rumah nenek semalam jadi nggak ada yang masak.”

“Lo kan jago masak kenapa nggak lo aja yang masak?” tanya Alfa pada Satria.

“Males.”

Sialan, batin Alfa mencoba bersabar menghadapi kakak iparnya.

“Yaudah gue balik dulu ke kamar.” Satria berbalik meninggalkan Alfa yang mendengus di belakangnya tanpa ia sadari.

Pemuda itu mengangguk sebagai jawaban lalu kembali menutup pintu kamarnya. Tidak peduli dengan rasa lengket di sekujur tubuhnya akibat keringat yang mulai mengering, Alfa memutuskan untuk bergabung bersama si pemilik kamar yang sudah star duluan mengistirahatkan dirinya.

Gaby membuka sedikit selimutnya saat merasakan pergerakkan ranjang di sampingnya. Kepalanya menyembul dari balik selimut, celingukan mencari sosok yang ternyata telah tengkurap menyembunyikan kepalanya di bawah bantal. Salah satu dari sekian banyak kebiasaan Alfa saat tidur.

“Bang Sat tadi ngomong apa sama kamu?” tanya Gaby sambil mengelus punggung telanjang Alfa dari samping.

Alfa bukannya menjawab malah mendengkur samar membuat Gaby berdecak sebal. Wanita itu menarik selimutnya kembali untuk melanjutkan istirahatnya yang sempat terganggu oleh manusia absurd di sebelahnya.

“Awas aja kalau sampai besok merengek lagi kayak bayi.”

•••🦋•••

Suara ketukan pintu rumah yang terdengar nyaring menuntut perhatian untuk segera dibukakan. Satria yang tengah asik bermain PS di ruang tamu berdecak, hendak bangkit dari tempatnya tapi urung ketika adik iparnya berjalan mendahului.

“Gue tau lo sibuk,” kata Alfa dengan wajah lempeng.

Satria mengacungkan jempolnya mantap. “Lo yang terbaik.” Ia lalu kembali fokus menghadap ke depan dimana game The Warriors kesukaannya tengah berlangsung.

Di luar sana Alfa melihat Reza berdiri di hadapannya dengan wajah datar tidak ketinggalan pula seorang bocah dalam gendongannya yang membuatnya terkekeh. Cowok itu bersedekap dada sambil menyandarkan punggungnya di sisi pintu.

“Gaya lo udah pantes jadi orang tua.” Reza mendengus mendengarnya lalu masuk begitu saja ke dalam rumah di ikuti Alfa dari belakang.

Setibanya di ruang tamu Reza langsung melepaskan gendongan bayi yang melilit tubuhnya sejak setengah jam yang lalu. Ia menoleh ke samping dimana adiknya tengah berkutat dengan gadgetnya.

“Gantian gue capek,” ujar Reza menyerahkan bayi laki-laki kepada Alfa. “Lo kan pawangnya.”

Alfa tersenyum lebar dengan senang hati ia merentangkan kedua tangannya menerima bocah kecil yang sudah ia kenal sejak bayi.

“Mbak Ita kemana?”

“Ada urusan sama suaminya,” jawab Reza seraya mendekati si pemilik rumah yang sibuk sendiri di depannya.

Satria menoleh ke belakang saat menyadari ada yang memperhatikannya, lalu ketika ia tidak sengaja melihat Reza yang duduk tidak jauh darinya dahinya mengkerut.

“Tumben lo kemari?”

“Stress gue mikirin skripsi yang gak ada habisnya.”

Satria terkekeh kemudian melemparkan stik PS yang tidak terpakai pada orang di belakangnya. Begitu juga dengan Reza yang langsung menyambar barang tersebut.

“Terakhir kali lo kalah dari gue taruhannya 1 juta.” Satria tersenyum jenaka. “Sekarang 5 juta, berani?”

Reza tertawa lalu diam tiba-tiba. Pergantian ekspresi yang luar biasa. “Mau lo nantang gue 10 juta juga bakal gue ladenin Sat, asal bukan koleksi sepatu Jordan gue yang lo jadiin bahan taruhan.”

“Oke, deal?” Satria mengulurkan tangannya menunggu jawaban Reza.

“Deal.”

Satria tersenyum miring. Dengan bersemangat ia meraih PS nya kembali lalu mengulang permainannya dari awal. Sedangkan Alfa hanya menampilkan ekspresi datar saat melihat kedua orang di hadapannya. Cowok itu berdiri kemudian berlalu begitu saja meninggalkan ruang tamu sambil menggendong Milo menuju kamarnya.

Dengan pelan Alfa memutar dan mendorong pintu kamar yang masih berpenghuni. Di atas kasur berukuran king size Gaby masih meringkuk pulas seperti bayi. Wajah perempuan itu amat damai tanpa terganggu dengan kehadiran bocah kecil yang sengaja ia baringkan di sisi tempat tidur.

“Amma ma…, chu chu cuu…” celoteh Milo.

Balita sembilan bulan itu menendang-nendang kakinya ke udara sambil menghisap jemari kecilnya yang sudah basah oleh air liurnya sendiri.

“Apa? Udah kangen sama Mama, hm?” Alfa terus mengawasi pergerakan Milo yang mulai merangkak sedikit kesusahan di atas kasur tetapi hal itu malah begitu lucu di matanya.

“Paapa, maamm, yyayaa,” ujar Milo semakin tak jelas. Bocah laki-laki itu berhenti sejenak seraya memandang seseorang yang ada di hadapannya. Ekspresinya bingung melihat Gaby yang tidak bergerak sama sekali, lalu tanpa Alfa sadari Milo tiba-tiba kembali merangkak dan begitu saja menggigit lengan Gaby. Membuat sang empu seketika bangun sambil menjerit merasakan sakit di tangannya.

“Astaga … Sakit!” jerit Gaby bangkit begitu saja melupakan dirinya yang masih nekad di balik selimut yang melorot memperlihatkan bagian dadanya.

Mata bundar Milo berbinar cerah saat melihat sumber kehidupannya. Dengan semangat bocah itu menyerbu dan menggapai-gapai tubuh Gaby di depannya.

“Mmamm … Chu cuu ma…”

Tubuh Gaby menegang mendengar suara anak kecil di sekitarnya. Ia mengerjapkan matanya mencoba mengumpulkan seluruh nyawanya yang belum seluruhnya terkumpul. Namun bersamaan dengan itu Milo sudah terlebih dulu memegang dadanya tanpa permisi.

“DADA GUE ANJIR!” teriak Gaby kencang. Ia langsung menyambar cepat selimut kusut di bawahnya kemudian melototi bocah di depannya. “Tuyul dari mana lo? Masih kecil aja udah modus gede nanti mau jadi apa?”

Milo yang belum bisa mencerna maksud Gaby seketika menangis kencang menggema ke seluruh penjuru kamar. Seolah anak itu baru saja dimarahi oleh Ibunya terlebih suara dan mata Gaby yang menyeramkan untuk anak seusianya.

Gaby mengumpat dalam hati. Kenapa ia malah membuat anak kecil menangis? Dengan perasaan kalut ia segera membawa Milo ke dalam gendongannya.

“Cup, cup, jangan nangis dong masa anak cowok cengeng sih. Udah ya jangan nangis lagi nanti nggak keren lho.” Gaby mengusap air mata Milo yang masih mengalir membasahi pipi gembulnya. Tanpa sadar jika ada manusia lain yang memperhatikannya dari kejauhan.

Alfa bergerak merangkak seperti Milo menaiki ranjang mendekati kedua orang di depannya yang menggemaskan.

“Adem banget sih lihatnya jadi pengen punya satu kayak gini,” gurau Alfa sambil tengkurap. Jemari tangannya memainkan kaki Milo yang menjuntai saat sedang digendong oleh sang istri.

Gaby mendengus lalu mengelus kepala Alfa. Sesekali jarinya masuk kedalam sela-sela rambut tebal lelaki itu. “Jangan buru-buru dulu kita kan masih sekolah. Besok kalau udah waktunya aku nggak bakal nunda kok.”

Alfa tersenyum tipis lalu meraih jemari tangan Gaby  mengecupnya berkali-kali dengan sayang. “Janji, ya? Besok kalau kita lulus kamu harus udah siap jadi bumil.”

Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum tulus. “Iya sayang semoga rezeki ya.”

***
TBC

Huaaaa..., gini aja aku baper makk!!

Gilaaaa, makin kesini Alfa makin bucin sumpah😭😭😭😘

Kalian apa kabarnya??

Ikutan ngebaper dulu yukk

Btw, mau ngomong sama Alfa apa nih??

Next?

Tembusin dulu targetnya biar update kilat

Dada sayangnya Alfa😘😘😘

Eh, kemarin ada yang kangen sama si bocil ya? Oke aku kasih bonusnya sekarang berhubung saya lagi baik hati haha

Puas??

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 263 31
"Jangan tanyakan seberapa dalam aku mencintaimu Tuan Putri, bahkan Andala saja masih belum cukup untuk mengibaratkannya"_ Fian Zaufa Karaulia Akbar s...
45.6K 1.1K 31
Perjodohan dengan gadis SMA. Seorang marka ADITHYA WIJAYA di jodohkan dan dinikah kan oleh wanita polos? "Minggir lo cewe aneh,lo ngehalangin jalan...
588K 39.6K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...