BUCINABLE [END]

By tamarabiliskii

16M 1.6M 588K

Galak, posesif, dominan tapi bucin? SEQUEL MY CHILDISH GIRL (Bisa dibaca terpisah) Urutan baca kisah Gala Ri... More

PROLOG
1. Kolor Spongebob
2. Seragam Lama
3. Hadiah Untuk Gala
4. Lagu Favorit
5. Gara-Gara Kopi
6. Bertemu Bunda
7. Kesayangan Riri
8. Gala VS Dewa
9. Mirip Ilham
10. Pelampiasan
11. Kabar Buruk
12. Kelemahan
13. Panti Asuhan
14. Tawaran Menarik
16. Tersinggung
17. Foto Keluarga
Daily Chat 1- Kangen
18. Peraturan Baru
19. Tanpa Riri
20. Gagal
21. Amora VS Riri
22. Singa dan Kura-Kura
23. Diculik?
24. Kisah di Masa Lalu
Daily Chat 2 - Ngambek
25. Jalan-Jalan
Daily Chat 3 - Cemburu?
26. Ingkar Janji?
Daily Chat 4 - Kecewa
27. Are You Okay, Gal?
28. Bawa Kabur?
29. Campur Aduk
Daily Chat 5 - Caper?
Daily Chat 6 - Lanjutan Sebelumnya
30. Prom Night
Daily Chat 7 - Drama Instastory
31. Menghilang
32. Yummy
33. Sunmori
Daily Chat 8 - Marah
Daily Chat 9 - Tweet Gala
34. Rencana Amora?
35. Pengorbanan?
Daily Chat 10 - Bayi Gede
36. I Love You!
37. Mama?
38. Permen Kis
39. Mode Bayi!
Daily Chat 11- I Love U
40. Fakta-Fakta
41. Fucking Mine
Daily Chat 12 - Mabuk
42. Bocil Kesayangan
43. Hug Me
Daily Chat 13 - Prank
44. PMS
45. He's Angry
46. Break?
Daily Chat 14 - Break? (Penjelasan Penyakit Gala)
47. Camp
48. Terlalu Toxic
49. Bucin
50. Bukan Tuan Putri
51. Selesai?
52. Ending (Baru)
PO MASSAL BUCINABLE
Special Chapter
BUCINABLE SEASON 2?!
GALA & RIRI [Bucinable Universe]
BUCINABLE 2 UPDATE!!!

15. Syarat Dari Riri

251K 25.3K 6.7K
By tamarabiliskii

Haiii fren, please jangan bosen nunggu aku update yaa, meski aku gak bales komentar kalian tapi akutu seneng bangettt kalo liat kalian seantusias itu buat nunggu cerita ini😚

Tau gak? Alan mau terbit, jadii aku harus bagi waktu dulu buat ngurus naskah Alan. Maklumin ya kalo agak lama updatenya.

Jangan lupa nabung buat peluk Alan versi novel yaaa💗💘💖💓💕💝

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

"HUAAAA GALA NAKAL!"

"GALA JALAN SAMA AMORA HUAAA!!"

"GALA SELINGKUH!!!"

"RIRI MAU CERAI!!!"

Di sebelah Riri Gala mendengus pelan. Setelah mengantar Amora pulang ke panti, Gala langsung datang ke rumah Riri untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka sewaktu di taman tadi.

"Nikah dulu bego. Main cerai aja lo."

Tangisan Riri perlahan berhenti. Gadis itu mengusap kedua pipinya pelan. "Jadi kalo mau cerai harus nikah dulu?" Tanyanya disertai sesenggukan. Sementara Gala hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Ya udah ayo nikah biar kita bisa cerai," ajak Riri seperti tanpa dosa.

Mata Gala membulat sempurna. "Enak aja habis nikah langsung cerai. Belom juga ibadah bareng."

"Sholat bareng?" Mata Riri mengerjap polos. Membiarkan sisa-sisa air matanya berjatuhan.

"Udah, udah, sini ingus lo."

Gala meminta Riri mendekat. Herannya meski kesal dengan Gala, gadis itu tetap menuruti ucapan Gala. Mendekat lalu ingusnya yang meler ke mana-mana bercampur air mata itu diusap lembut oleh Gala menggunakan kaos cowok itu. Tanpa rasa jijik atau geli sedikitpun Gala melakukannya dengan begitu telaten. Tampak seperti sudah terbiasa melakukan hal tersebut.

"Nangis mulu! Malu sama ingus lo yang meler ke mana-mana," cecar Gala. Sementara Riri masih diam tidak mau menanggapi.

"Lagian lo ngapain sih nangis-nangis gak jelas. Kan tadi gue udah jelasin. Gue ketemu Amora di minimarket waktu gue mau beliin lo es krim. Makanya gue bisa bareng dia. Gue gak selingkuh."

"Tapi kenapa malah ke taman berdua?" Tanya Riri. Ada rasa tidak terima yang begitu besar dari nada pertanyaannya.

Gala menatap Riri intens. "Jadi gini loh cil, tadi gue tuh mau ke sini buat minta maaf sama lo. Sebelum itu, gue pengen beliin lo es krim yang lo minta tadi pas di sekolah. Nah, waktu gue ke minimarket gue ketemu sama Amora, karena udah sore, gue kasihan sama dia. Gue pengen nganter dia pulang. Tapi karena takut es krim buat lo keburu leleh. Gue mau nganter es krim ke lo dulu. Eh waktu lewat taman, Amora katanya mau beliin adek pantinya permen kapas. Ya udah gue turun anterin dia cari itu."

Riri melipat kedua tangannya di depan dada. Menurutnya Gala tetap saja bersalah. "Gala kenapa pake nganter-nganter dia pulang? Emangnya gak ada taksi? Gak ada angkot? Gak ada ojek? Gak ada-"

Gala meraup bibir Riri menggunakan satu tangan. "Bawel lo bocil!"

"Lo juga ngapain main ke taman sama Danis gak ijin ke gue dulu? Makan seblak, makan es krim. Enak banget ya?" Tanya Gala sinis.

Kepala Riri menoleh ke Gala dengan kedua pipinya menggembung lucu. "Kan Riri lagi marah! Gala bentak-bentak Riri waktu pulang sekolah! Riri jadi sebel! Riri jadi badmood!" Riri menjeda ucapannya lalu mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Pokonya Kita kemusuhan!"

Gala menahan kedutan di bibirnya agar tidak tersenyum melihat tingkah menggemaskan Riri sekarang. "Cemburu ya kalo gue sama Amora?"

"Gak!"

"Bilang aja kali kalo lo cemburu," ucap Gala dengan nada meledek. "Bocil gue cemburu ciee..."

"Gak! Riri gak cemburu!" Riri menatap Gala sekilas lalu kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Mau Gala sama Amora kek! Sama nenek peyot kek! Sama mak lampir kek! Sama siapa kek! Riri gak cemburu!"

Gala terkekeh gemas. Rasanya ingin mengantongi Riri lalu mengurung Riri di kamar untuk selamanya. Agar hanya dirinya sendiri yang bisa melihat ke-gemoy-an seorang Riri.

Perlahan-lahan tangan Gala bergerak untuk merangkul pinggang ramping Riri dari belakang.

"Bocil gue cemburu, hm?" Bisik Gala tepat di telinga Riri. Membuat sekujur tubuh Riri merinding.

"Ih lepas!"

"Cium dulu dong."

Dengan santainya Gala menyodorkan pipinya ke hadapan Riri yang langsung didorong kasar oleh Riri.

"Gak mau!"

"Ntar gue beliin es krim," rayu Gala. "Cium dulu ayo."

"Gak mau!" Tolak Riri. Padahal di dalam hati ia sedikit tergoda dengan penawaran Gala.

"Ya udah deh, nanti gue beliin es krim tapi maafin gue ya? Jangan ngambek lagi? Gimana?"

Riri tampak berpikir-pikir terlebih dahulu mendengar tawaran Gala. Kapan lagi dibelikan Gala es krim? Lagipula sayang sekali, es krim yang dibelikan Gala tadi sudah mencair karena perdebatan mereka yang kian memanjang. Dan tadi saat di taman, Riri juga hanya dibelikan satu es krim oleh Danis. Jadi, kali ini Riri tidak boleh menolak rejeki nomplok.

"Iya."

"Iya apa?" Gala menekan kedua pipi gembul Riri saking gemasnya dengan ekspresi cemberut yang Riri tampakkan sedari tadi.

"Ihh sakit!"

"Abisnya lo gemesin!" Bukannya melepaskan pipi Riri, Gala justru semakin menekan dan mendekatkan pipi Riri ke arahnya.

"Rawwwwrrrrr!!!" Ucap Gala sebelum menggigit pipi Riri.

"Ih Gala nakal!" Riri memukuli lengan Gala hingga cowok itu berhenti menggigit pipinya. "Pipi Riri digigit-gigit! Sakit tau!"

Gala terkekeh. "Gue pengen makan lo! Rawwwwrrrr!!!"

"Ihhh gak mau!"

"Takut, hm?"

Gala mencuri satu kecupan di pelipis Riri lalu mengacak-acak puncak kepala Riri seperti memperlakukan bocil. Ya, di mata seorang Gala, Riri memang selalu terlihat seperti bocil. Bocil yang tidak bisa apa-apa yang membuat Gala selalu ingin menyayangi dan melindungi dengan taruhan apapun.

"Gala mirip monster ih! Jangan kaya gitu!"

Gala tertawa mendengarnya. Riri terlalu menggemaskan untuk dibiarkan. "Sini peluk gue dulu."

Gala merentangkan kedua tangannya, menginstruksi Riri agar segera masuk ke dalam dekapannya. Tanpa diminta dua kali, Riri segera menubrukkan kepalanya ke dada bidang Gala.

"Gala kenapa di sini ada bunyi deg deg deg kenceng banget?" Tunjuk Riri ke dada bidang Gala.

"Hm?"

"Ih, Gala budek!"

Gala mencubit hidung mungil Riri. "Kalo gak bunyi gue mati, cil," jawab Gala berusaha menetralkan detak jantungnya yang semakin menggila.

Sebenarnya dari awal Gala sudah mendengar apa yang Riri tanyakan. Hanya saja, entah kenapa ia jadi salah tingkah saat Riri menanyakan hal tersebut.

"Oh gitu," angguk Riri paham. "Habis ini kita beli es kri-"

"Pelukan terossssss!!!"

Spontan, Riri berusaha melepaskan diri dari pelukan Gala. Namun bukan Gala namanya jika melepaskan Riri begitu saja hanya karena ada pengganggu macam si tuyul, Dewa.

"Paan sih lo, gak jelas!" Sembur Gala sengaja mempererat pelukannya dan Riri. Membuat Riri sedikit memberontak.

"Lepas! Lepas!" Dewa memukuli punggung Gala. "Enak aja main peluk-peluk. Nikah aja belom!"

"Makanya nikahin kita cepet! Kalo bisa besok!" Ucap Gala ngegas.

"Ck! Lepas, Gal!"

"Gak!"

"Gue panggil bokap mampus lo!" Ancam Dewa tak main-main.

"Panggil aja, biar gue sama Riri disuruh cepat nikah!" Jawab Gala semakin menantang. Tidak takut sedikitpun dengan ancaman yang Dewa berikan. "Biar aja gue sama Riri nikah duluan. Sementara lo yang udah tua bangka bakal jadi jomblo karatan!"

"Ih! Riri gak bisa napas!"

Setelah mendengar itu, barulah Gala merenggangkan pelukannya. Sampai akhirnya Dewa berhasil memisahkan Gala dan Riri. Lalu cowok dengan pakaian santai khas rumah itu duduk di tengah-tengah di antara Gala dan Riri.

Dewa tersenyum kemenangan melihat wajah murka Gala. Biar saja, Dewa memang senang jika melihat Gala menderita. Mantan musuhnya itu gampang sekali naik darah. Ya sebenarnya sebelas dua belas sih dengan sikap Dewa. Sama-sama mudah emosi.

"Apa lo?" Tanya Dewa pada Gala.

Gala balas menatap Dewa sewot. "Hama!"

"Hama-hama, gue abangnya tunangan lo. Gak gue restuin mampus lo."

"Apa gunanya ada kawin lari," balas Gala tidak mau kalah.

Riri menatap Gala kesal. "Gala ih! Kan Riri udah bilang gak mau kawin lari! Capek tau! Masa sambil lari-lari!"

"Iya-iya serah. Gue mau pulang. Lo mau es krim apa enggak? Kalo mau ayo ikut gue. Di sini hawanya panas, ada tuyul berkeliaran."

Dewa menatap Gala tidak terima. "Gak ada tuyul sekeren gue."

"Oh, jadi lo merasa mirip tuyul?" Angguk Gala menahan tawa. "Padahal gue gak bilang kalo lo tuyul. Tapi syukur deh kalo lo langsung merasa."

"Bangke!"

"Bang Dewa, Riri boleh ikut Gala gak?"

"Ngapain sih pake ijin, kan tadi gue udah ijin sama bokap lo!" Sahut Gala menatap Riri kesal.

Riri menepuk jidatnya. Tadi Gala memang sudah ijin dengan Eza—papa Riri untuk membawa Riri keluar sebentar. Eza mengizinkan, asal pulangnya tidak terlalu larut karena besok mereka masih harus sekolah. Pasalnya sekarang saja jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.

"Ayo!" Gala sudah berdiri dan bersiap untuk menarik tangan Riri tapi Dewa tiba-tiba menghalanginya.

"Apa lagi? Lo mau ikut?" Ketus Gala pada Dewa. "Kasihan banget, jomblo sih! Makanya gangguin mulu!"

"Kaki gue diinjek Riri nih! Geer banget lo!"

Riri menatap kakinya yang memang tidak sengaja menginjak kaki Dewa. Pantas saja tadi Dewa menahan tangan Riri saat gadis itu hendak berdiri karena tarikan Gala.

"Hehe maaf ya, Riri gak liat," ucap Riri polos sembari menggeser kakinya.

"Hehe hehe hehe," ejek Dewa sebelum melangkah pergi. Kupingnya sudah terasa begitu panas akibat hinaan keji dari Gala.

"Jagain adek gue! Awas lo bawa dia pulang tapi gak dalam keadaan utuh kaya sekarang!" Pesan Dewa tapi lebih terdengar seperti sebuah ancaman.

"Beuh bukan utuh lagi, kalo bisa gue malah mau bawa Riri pulang plus bonus ponakan buat lo!" Dumel Gala pelan sambil menarik Riri keluar Rumah.

Untung saja Dewa tidak mendengar, kalau tidak, bisa-bisa Dewa kembali murka dan membuat wajah Gala babak belur seperti kejadian beberapa minggu yang lalu.

*****

"Belajar! Satu bulan lagi kita Ujian Nasional!"

Riri yang sedang asyik menonton kartun Spongebob di laptop milik Gala menekuk wajahnya kesal. "Bentar lagi, ini belom selesai."

Gala merebut laptopnya paksa. Tidak peduli dengan mata Riri yang sudah berkaca-kaca menahan tangis. Memang dasarnya Riri saja yang cengeng. "Lo itu bego! Makanya harus banyak belajar! Lo gak pengen lulus?"

"Kemaren ujian praktek renang aja lo dapet nilai 50 karena cuma bisa renang gaya batu. Masa di ujian materi, lo mau dapet nilai segitu juga? Gak malu apa?"

"Gala juga gak belajar! Ngapain nyuruh Riri belajar!" Protes Riri dengan nada marah.

Gadis itu mengusap air matanya kasar. Ia menyesal tadi pagi mau diajak Gala ke apartemen. Tahu kalau ujung-ujungnya hanya dimarahi seperti ini, mending Riri rebahan di rumah. Kapan lagi ia bisa bersantai dari pagi hingga malam kalau bukan di hari weekend seperti sekarang.

"Gue udah pinter. Gak belajar juga tetep bisa dapet nilai bagus. Beda sama lo. Otak lo cuma sebesar biji semangka."

"Nyenyenye," nyinyir Riri menirukan ucapan Gala beberapa waktu lalu. "Riri mau nonton Spongebob dulu! Nanti kalo selesai baru belajar!"

Gala mengangkat tinggi-tinggi laptop yang hendak Riri ambil dari tangannya. "Gak! Gue bilang belajar ya belajar! Bandel amat lo bocil!"

"Ujiannya masih sebulan lagi! Kalo belajar sekarang Riri keburu lupa ih!" Bantah Riri menghentakkan kakinya ke lantai. "Jadi percuma!"

"Ri! Dengerin kata gue! Belajar!" Tegas Gala setengah membentak. Membuat Riri langsung diam dan kembali duduk di sofa.

Gala mematikan laptopnya lalu berjalan ke dalam kamar untuk menyimpan laptop itu. Membiarkan Riri menunggu di ruang tengah dengan wajah cemberut.

Tidak lama kemudian Gala keluar membawa setumpuk buku.

"Lo tuh bego banget di semua mata pelajaran! Apalagi matematika! Ayo belajar sambil gue ajarin!" Ujar Gala menghadiahi Riri sebuah jitakan pelan.

Riri agak menggeser duduknya begitu melihat Gala hendak duduk di samping dirinya. "Gala kenapa sih! Tiba-tiba nyuruh Riri belajar?!"

Gala menghembuskan napas kasar. Sebenarnya Gala begini juga demi kebaikan Riri. Gala tidak mau melihat Riri tidak lulus nantinya. Bukannya Gala tidak percaya dengan kemampuan Riri atau meremehkan Riri. Hanya saja selama ini Gala merasa dirinya terlalu memanjakan Riri, semua tugas-tugas Riri selalu Gala yang mengerjakan. Karena hal itulah Gala khawatir Riri tidak bisa mengerjakan soal ujian dengan baik dan berakhir harus mengulang ujian tahun depan.

Kalau sampai hal itu benar-benar terjadi, bisa-bisa ia dan Riri tidak bisa kuliah bareng atau lebih parahnya lagi rencana pernikahannya dengan Riri akan tertunda. Demi apapun, Gala tidak mau hal itu sampai terjadi. Tidak mau.

"Ini demi kebaikan lo."

"Kalo belajarnya cuma lima menit, Riri mau."

"Lima menit gigi lo ompong. Boker satu jam aja lo betah, masa belajar cuma lima menit."

"Ih! Riri mual kalo belajar lama! Apalagi belajar yang ada angka-angkanya. Riri makin pusing!"

"Alesan lo!" Gala menoyor kepala Riri pelan. "Tiap mau ngerjain tugas juga banyak banget alesan lo. Mual lah, pusing lah, ngantuk lah, kebelet boker lah. Gitu mau jadi dokter! Dokter apaan coba?"

Riri menghela napas panjang. "Oke, Riri mau belajar tapi ada syaratnya!"

Dahi Gala mengernyit. Perasaannya mulai tidak enak melihat senyum penuh arti yang Riri tunjukkan sekarang. "Paan? Aneh-aneh gue gorok pala lo!"

"Eum...." Riri mengetuk-ketukkan jari telunjuknya di dagu. "Riri mau-"

Gala mengacak rambutnya frustasi. "Mau apa?! Bisa cepet gak sih?!" Potong Gala tidak sabar.

Bukannya menjawab, Riri justru mengambil tas miliknya lalu mengeluarkan sesuatu.

"Riri mau belajar asalkan tiap belajar Gala harus make ini." Riri memberikan satu paper bag pada Gala. Berisi sesuatu yang mungkin akan Gala sukai. Sementara satu paper bag lainnya masih Riri pegang. Karena itu memang Riri beli untuk dirinya sendiri.

Penasaran, Gala langsung membuka paper bag pemberian Riri. Ekspresi Gala yang awalnya hanya datar, kini tampak berbinar-binar melihat apa yang Riri berikan untuknya.

"Gila keren banget," ucap Gala kagum.

Boxer Spongebob. Ya, Riri sengaja membeli boxer bergambar Spongebob untuk Gala. Sebagai ganti kolor Spongebob milik Gala yang pernah Riri bakar dulu.

"Gala suka?"

Gala mengangguk. Ia langsung mengubah ekspresinya menjadi datar begitu ingat kalau di sampingnya masih ada Riri. "Mayan," ucap Gala setelah berdehem singkat. Gala berusaha menyembunyikan mata berbinar nya dari Riri.

"Itu apa?" Gala menunjuk paper bag Riri menggunakan dagunya.

Riri nyengir kuda. Lalu membuka paper bag miliknya. "Ini punya Riri! Bagus kan!" Girang Riri menunjukkan celana panjang bergambar Spongebob juga. Sama seperti milik Gala, hanya saja punya Riri versi celana panjang.

"Hah? L-lo beli juga?"

Riri mengangguk semangat. "Iya dong! Kita couple-an, nanti tiap belajar bareng kita harus pake celana Spongebob kita masing-masing! Biar makin kompak!"

Gala mengusap wajahnya frustasi. "Gila. Pasangan lain couple-an baju. Ini kenapa lo malah ngajak gue couple-an kolor? Gila. Gue bisa gila lama-lama, Ri."

Riri justru tertawa cekikikan. "Ih! Ini tuh biar Riri belajarnya semangat. Riri kan suka sama kartun Spongebob, jadi kalo liat Gala pake boxer yang ada gambar Spongebob dan Riri juga pake celana Spongebob, Riri berasa belajar ditemenin sama banyak Spongebob. Rame, Riri suka."

"Kalo belajar kaya gitu, Riri gak bakalan pusing lagi, soalnya Riri bahagia!" Tambahnya lebih girang.

"Lo bahagia. Gue yang setres lama-lama."

Gala menggeleng tidak habis pikir. Pemikiran absurd macam apa yang ada di kepala Riri. Benar-benar tidak bisa dinalar.

"Kalo Gala gak mau. Riri juga gak mau belajar!" Ancam Riri bersidekap dada. "Lagian kenapa sih? Kan Gala suka sama kolor Spongebob! Apa susahnya tinggal make!"

Gala berdecak pelan. Ini bukan masalah suka atau tidak suka. Tapi ini masalah harga diri. Mau ditaruh di mana muka Gala Arsenio Abraham sebagai leader Drax kalau sampai ada salah satu temannya yang memergoki Gala dan Riri sedang memakai celana Spongebob couple itu?

Apalagi Ilham dan Akbar. Dua cowok itu sangat berbahaya. Ilham dan Akbar sering datang tiba-tiba ke apartemen Gala. Karena mereka memang mempunyai akses bebas keluar masuk apartemen Gala.

Bisa gila Gala kalau sampai dua orang itu tahu.

"Ya udah kalo gak ma-"

Riri sudah bersiap mengambil alih boxer Spongebob yang ada di pangkuan Gala. Namun cowok itu mencegah. "Oke! Kita bakal pake celana Spongebob couple tiap belajar!"

"Beneran?" Tanya Riri girang. Niat Riri membeli dua celana Spongebob itu sebenarnya hanya iseng karena ingin mengganti kolor milik Gala yang ia bakar, tapi karena saat ini kebetulan momennya sangat pas, jadilah Riri memanfaatkannya.

"Hm," angguk Gala malas. Kolor Hello Kitty yang juga pemberian Riri saja baru ia pakai satu kali, sekarang ada lagi yang harus Gala pakai. Ada jadwal pakainya pula.

"Yeayyyy!!!"

"Yay yey yay yey!" Semprot Gala. "Sini peluk gue dulu."

Saking senangnya, tanpa disuruh dua kali, Riri langsung menuruti permintaan Gala. Memeluk Gala dengan begitu erat untuk menyalurkan rasa bahagia di hatinya.

"Seneng, hm?" Tanya Gala menciumi aroma wangi stroberi di rambut Riri.

"Iya, Riri seneng soalnya sekarang Gala lebih sering nurutin kemauan Riri. Gak kaya dulu yang cuma marah-marah doang."

"Makanya lo harus nurut sama gue. Kalo kata gue A ya A, kalo kata gue B ya B. Jangan ngebantah mulu."

"Iya."

"Iya-iya mulu. Paham gak?"

"Paham ih!"

Gala tersenyum kemenangan. Kalau bukan karena ingin cepat-cepat menikah dengan Riri setelah lulus sekolah nanti, Gala tidak mungkin sesemangat ini melakukan berbagai cara demi membuat Riri rajin belajar agar bisa lulus ujian.

*****

Gimana fren??? Apa yang kalian rasain setelah baca chapter ini???? Apa pengen bakar bumi?☺💔

Btw maap yaaa kalo chapter ini gak sesuai ekspektasi kalian hehe hoho hihi

Siap kawal mereka sampe punya debay? 😭👊

Lanjut gak nih?

Pesan buat Gala?

Pesan buat Riri?

Atau buat siapa aja, buat author juga boleh :

Mau up kapan? Spam disini!!! Semakin banyak yg komen dan vote semakin cpt juga up nya.

Spam komen pake emoji ❤ :

Jangan lupa follow instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@rayhandewaa
@danisardhan
@nenda.makaila
@cholineangelica_

See yoouu 🤎🤎

Gala Riri

Gala

Riri

Nabung dari sekarang yaww💘💘💘 Di Wattpad tetep lanjut, santai aja😚👊

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 80.7K 61
Seorang CEO muda, Oh Sehun harus menerima nasib ketika dirinya dijodohkan dengan seorang gadis bar-bar bernama Kim Rachel. Start 19 Desember 2017 END...
831K 39K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
704 137 20
๐Ÿ’œLavenderWriters Project Season 09 #Kelompok01 "Lo tahu ladang dandelion? Kira-kira seluas itulah harapan yang gue punya untuk milikin lo." - Alder...
5.2K 3.8K 41
FOLLOW DULU SEBELUM BACAโš ๏ธโš ๏ธ [Sampai akhirnya aku tidak bisa melupakan kamu] Kisah tentang pasangan Reynard-Naura yang sudah menjalin hubungan semasa...