About Everything [END]

By fairytls

935K 119K 116K

[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Laluka Lotusia gadis yang menjadi korban bullying di sekolahnya, dia tida... More

P R O L O G U E
1. Angkasa High School
2. Slytherin
3. Pearl Family
4. Fried Rice
5. Unexpected
6. Eating Together
7. Careless
8. School
10. Beginning of Trouble
11. Allergy?
12. Wagering
13. Racing
14. She's a Antagonist
15. Thank You, Bad Boy
16. Scholarship Revoked
17. Cooking For Bad boy
18. Bullying
19. Offering Help
20. Nothing is Free, Little Girl
21. Unclear Gang
22. Bullying Again
23. Deal With The Bad Guy
24. Mrs Mahendra
25. Turn On
26. Axel's Arrival
27. New Student
28. The Jealous
29. First Kiss
30. Love Triangle
31. Blue Sea
32. Problem Is Coming
33. Disappointed
34. Father Or Son
35. Company Party
36. Company Party II
37. Rumors
38. Angkasa's Past
39. Live In Hostel
40. Boyfriends?
41. Kill Yourself Or Be Killed
42. Between Life Or Death
43. They Confess To Luka
44. She's Alleana Maracle Pearl
45. Mortal Enemy
46. Open Eyes
47. Luka Parents
48. Choose Who?
49. Select All
50. Is It Love?
51. Exam
52. Elang's Secret
53. Foot Candy
54. Last Day Of Exam
55. Take Report
56. School Holidays
57. First Date With Axel
58. Second Date With Angkasa
59. Third Date With Orion
E P I L O G U E

9. Damn! Meet Again

18.1K 2K 193
By fairytls

Ceklek

Beruntung selalu ada petugas PMR yang siaga di dalam ruangan uks. "Lo sakit?" tanya seorang gadis sebaya dengan Luka.

"Nggak, aku ke sini karena perban lukaku terbuka," tunjuk Luka pada lengannya.

"Astaga! Sini cepat duduk," suruh gadis bernametag Almira Maheswari itu.

Mira segera mengambil obat serta perban dan kain kasa. Ia dengan telaten mengobati Luka serta mengganti perbannya. "Darahnya keluar cukup banyak," ucap Mira masih fokus mengobati lengan Luka.

"Lo nggak mau ke rumah sakit aja," usul Mira.

"Nggak usah," tolak Luka lembut.

Setelah 5 menit Mira selesai mengobati Luka. "Nah. Selesai," ucap Mira.

"Makasih ... Mira," ucap Luka seraya melirik nametag gadis di depannya.

"Sama-sama. Lo kelas berapa? Nanti gue izinin ke guru kalo lo nggak masuk kelas. Biar bisa istirahat," balas Mira.

"Aku kelas XI IPA B," jawab Luka.

"Ooh ... oke, gue keluar dulu. Lo istirahat aja," pamit Mira dan pergi meninggalkan Luka di uks seorang diri.

Luka membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk, lebih baik ia istirahat di sini setidaknya tidak ada yang akan membully ataupun mengganggu Luka untuk saat ini. Luka menatap langit-langit uks yang berwarna putih. Pikirannya melayang jauh. Karena sepi tidak ada seorangpun untuk di ajak bicara Luka memutuskan memejamkan mata.

***

Pelajaran pagi di mulai dengan Pak Gun mengajar dikelas Orion. "Selamat pagi," sapa guru berumur 35an tahun itu.

"Pagi Pak," balas kelas XI IPA A serempak.

Pak Gun segera duduk ditempatnya. "Kita absen dulu." Pak Gun berkutat dengan sebuah buku berukuran persegi panjang.

"Almira Maheswari," panggil Pak Gun.

"Hadir Pak," sahut Mira.

"Arkana Colvin Mahatama," lanjut Pak Gun.

"Ada sayang ada," sahut Arkan membuat sebagian teman sekelas menahan tawa. Pak Gun menatap Arkan jengah. Arkan memang suka bercanda, tapi untunglah Pak Gun sabar menghadapinya.

"Raffano Duncah Vernandes." Pak Gun kembali mengabsen.

"Iya sayang," sahut Fano.

"Akhirnya pak Gun dan Fano bahagia di Jerman," ucap Fino membuat tawa sebagian kelas pecah.

"Hei diam! Jangan ribut," tegur Pak Gun.

"Oh iya, maksud ucapan kamu tadi apa Fino? Kenapa Bapak sama Fano harus ke Jerman?" tanya Pak Gun penasaran.

"Liburan Pak. Wisata," jawab Fino.

"Ooh begitu." Pak Gun mangut-mangut setuju. Untunglah Pak Gun tidak mengerti maksud Fino.

"Erlangga Maheswara."

"Hadir," sahut Elang dari bangkunya sambil mengangkat tangan kanan sebatas kepala.

"Raffino Duncah Vernandes."

"Ada satu," sahut Fino.

"Orion Ivanka Mahendra." Pak Gun memanggil Orion.

"Hadir," balas Orion datar.

"Panjang sekali nama mu ini," keluh Pak Gun menatap nama Orion di buku absennya.

"Keluarkan buku biologi kalian, tugas minggu lalu kumpulkan ke depan," lanjut Pak Gun.

"Emangnya ada tugas?" tanya Fano pelan kepada Fino.

"Kagak tau, kan minggu kemarin kita bolos," jawab Fino.

Semua tugas sudah ada di meja Pak Gun. "Yang tidak mengerjakan maju ke depan," ucap Pak Gun menyapu pandangan kepada para muridnya.

Orion dengan santai maju ke depan. Tidak aneh laki-laki itu memang sering tidak mengerjakan tugas. "Ada lagi?" tanya Pak Gun menatap para siswanya.

Arkan, Fano, serta Fino juga maju ke depan berdiri di sebelah Orion. "Kalian lagi kalian lagi. Kalau bukan karena nilai ujian kalian tinggi, Bapak tidak akan mengizinkan kalian ikut kelas Bapak lagi," terang Pak Gun sambil geleng-geleng kepala.

"Kalian tidak bosan dihukum?" tanya Pak Gun heran menatap keempat siswanya.

"Contohin teman kalian Elang, meski suka bolos sama seperti kalian tapi dia tetap mengumpulkan tugas," omel Pak Gun.

"Dia mah memang gitu Pak. Gak setia kawan, disuruh jangan ngerjain tugas tetap aja dikerjain." Arkan menatap Elang sekilas lalu beralih menatap Pak Gun kembali.

"Jadi apa Pak hukuman kita kali ini?" sela Fano antusias dapat hukuman.

"Amati semut yang lagi bekerja. Lihat bagaimana keseharian semut," ucap Pak Gun membuat Fano, Arkan, dan Fino melotot heran.

"Mentang-mentang Bapak guru biologi ngasih hukuman seenaknya," protes Fano.

"Masih pagi lho Pak jangan buat saya erosi," timpal Fino.

"Kenapa jadi galakan kalian?" tanya Pak Gun.

"Bapak ngasih hukuman terlalu unik. Masa saya harus mengamati keseharian semut, saya kan bukan kerabatnya Pak," ucap Arkan.

"Yang bilang kamu kerabat semut siapa?" Pak Gun balik bertanya.

"Pak, serius itu hukumannya?" tanya Fano meyakinkan.

"Bapak pasti bercanda nih," timpal Arkan.

"Ya sudah. Kalian berempat keluar pungut semua sampah yang ada dilingkungan sekolah," putus Pak Gun.

Fano tersenyum. "Kalau itu mah kecil," balas Fano.

"Kuy kita keluar," ajak Arkan.

Mereka berempat keluar dari kelas untuk menjalankan hukuman. Tapi apakah mereka akan mengerjakan hukumannya?

Fano melenggang dengan santai di koridor. "Gue mau ke kantin," ucap Fano.

"Terus hukumannya gimana?" tanya Arkan.

"Kayak lo mau ngerjain aja tuh hukuman," timpal Fino.

"Bener tuh mending kita ke kantin. Makan minum, perut kenyang hati pun senang." Fano memang jago menghasut teman-temannya ke jalan kesenangan.

"Gimana Bos?" tanya Fino menatap Orion.

"Lo bertiga aja," ucap Orion melangkah menjauhi ketiga temannya.

"Lho lho Bos, mau kemana?" Arkan berteriak sambil menatap kepergian Orion.

"Udahlah biarin, paling juga ke rooftop tidur," sela Fano.

***

Pintu uks dibuka dengan sedikit tidak santai oleh seorang gadis membuat Luka terbangun dari tidurnya. "Eh ada lo." Kaget gadis itu.

"Kamu," ucap Luka menatap gadis itu penuh waspada.

Gadis itu mendekati Luka. "Lo ingat gue kan? Btw lo belum ganti dress gue yang rusak malam itu," ucapnya. Gadis itu adalah gadis berdress merah saat kejadian piring pecah di Restoran Secret.

"Urusan kita belum selesai malam itu. Nggak nyangka ternyata pelayan rendahan kayak lo sekolah di sini," hina sang Gadis.

Gadis bernama Sindi itu mengulurkan tangan ke depan Luka. "Mana. Uang buat ganti rugi dress gue, 10 juta."

"Ta-tapi dress kamu cuma ketumpahan jus sedikit," balas Luka sebisa mungkin membela diri.

"Sedikit kata lo!" Sindi mencenkeram lengan Luka kuat membuat Luka meringis kesakitan.

"Dengar ya, baju gue itu baju mahal, perawatannya juga mahal. Ngerti!" tekan Sindi.

Luka memegang pergelangan tangan Sindi agar Sindi melepaskan cengkeramannya. "Makanya ganti rugi!" bentak Sindi seraya mendorong Luka sedikit.

"Aku nggak punya uang sebanyak itu."

Sindi menimang sebentar. "Oke, lo nggak perlu ganti rugi tapi lo harus cium sepatu gue sambil bilang maaf," ucap Sindi menatap Luka sambil melipat tangan ke depan dadanya. Congkak sekali.

Luka melihat ke arah Sindi. Apa ia harus melakukan itu? Perkataan orang kaya ternyata ngeri juga.

"Nggak mau," tolak Luka.

"Apa lo bilang!"

"Aku nggak mau," ulang Luka.

"Nggak tau diuntung lo, udah gue kasih keringanan malah ngelunjak." Sindi mengankat tangan bersiap menampar Luka sedangkan Luka sudah menutup mata rapat pasrah akan nasibnya. Sebelum tangan lentik Sindi mendarat di pipi chubby Luka ada orang yang sudah menahannya. Siapa dia?

Continue Reading

You'll Also Like

33.2K 2.9K 23
[CHECK OUT THE TRAILER] ❝Love is an abstact noun, something nebulous. And yet love turns out to be the only part of us is solid, as the world turns u...
32.6K 1.6K 60
-Sneek peak- "Vanya" Vanya berdeham untuk menjawab panggilan Reyhan "jangan pernah bersedih" kali ini Vanya melepas pelukannya dan menatap Reyhan...
604K 23.8K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
90K 7.7K 36
[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA CERITA INI ] Dunia memang kecil. Takdir mempertemukan Alaskar kembali bertemu dengan sosok wanita yang mirip denga...