Z A Y N (SUDAH TERBIT)

By insawturn

2.3M 237K 9K

📢(SKUEL IKHWAN UNTUK DINDA)📢 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. SPIRITUAL - ROMANSA Zayn Khalif El Emran, pria um... More

PROLOG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
EXTRA PART
EXTRA PART 2
SKUEL FAIZ!!!
FAIZ SUDAH PUBLISH
PENTING!
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER
ZAYN SUDAH BISA DI PESAN!

11.

38.4K 4.6K 141
By insawturn

"Faiz, kamu bakal jadi anak tante, boleh nggak terima tante sebagai bunda kamu?
— Hanum Kharismaniyah

🖤

Hari ini adalah hari pernikahan Adiba dan Reza yang dilaksanakan di Pullman Bandung Grand Sentral, mau akad dan resepsi akan dilaksanakan disana. Subuh-subuh Adiba dan keluarga sudah mulai dimake up oleh MUA ternama, hanya saja memakai gaun pernikahannya di gedung agar tidak kesulitan saat berjalan ke gedung nantinya.

Hanum masih menunggu Zayn dirumahnya, Zayn sedang dalam perjalanan menuju rumah Hanum. Pagi-pagi gini Hanum sudah rapih dengan gamis yang senada dengan warna seragam keluarga Zayn. Keluarga Hanum memang di undang oleh keluarga Reza namun Hanum diminta ikut oleh Umi Dinda.

"Assalamualaikum calon istri."

Hanum yang sedang bermain hp itu terkejut ketika di hadapannya sudah ada Zayn dengan jas yang warnanya sama dengan gamis Hanum, "Astagfirullah kaget!"

"Jawab dulu dong salamnya."

"Waalaikumsalam."

"Ayo, sudah ditunggu umi."

Hanum tersenyum, Zayn membukakan pintunya lalu Hanum masuk ke dalam. Setelah itu Zayn masuk dan langsung melajukan mobilnya, ia melirik Hanum dengan gamis polos dan khimarnya, tetap cantik walaupun sederhana.

"Lama banget."

"Macet tadi, nungguin ya?"

"Masih nanya."

"Ngambek nih?"

"Nggak."

Zayn terkekeh pelan, sikap Hanum membuatnya tergila-gila setiap malam, semakin semangat menyebut nama Hanum di dalam doa dan sujudnya.

Sesampainya di rumah Zayn, Hanum melihat keluarga Zayn sudah di make up, Adiba sangat cantik dengan siger sunda walaupun bajunya belum di pakai.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, akhirnya dateng juga."

"Hehe maaf teh."

"Ayok, biar dimake up dulu."

Hanum membelakan matanya, ia menggelengkan kepala kepada Ayesha, "Nggak perlu teh, sudah aku seperti ini saja."

"Hanum, ayo." ucap Umi Dinda.

Hanum tidak bisa membantah jika Umi Dinda yang menyuruhnya, mau tidak mau dia di make up namun ia meminta agar tipis-tipis saja. Namira masuk ke kamar Adiba, melihat Hanum sedang di make up oleh MUA, anak kecil itu juga diberi lipstik di bibirnya.

"Tante Hanuumm!"

"Apa? Sini-sini,"

"Tante cantik banget,"

"Kamu juga, ini pake apa ini merah-merah." Hanum menunjukan di bibir dan pipi Namira.

"Gatau, tadi dipakein sama aunty eca."

"Astagfirullah." Hanum tersenyum, ia usap kepala Namira dengan lembut.

Namira tersenyum, ia duduk disamping Hanum sambil menatap wajah Hanum yang sedang di rias. Sesekali anak kecil itu menanyakan alat-alat yang dipakai oleh MUA untuk make upnya.

"Kok pakai kuas? Itu kan buat cat warna kan?"

Hanum terkekeh, MUA pun juga ikut terkekeh, "Bukan sayang, ini beda sama kuas." ucap Hanum.

"Iya kah? Tapi bentuknya sama."

"Memang sama, nanti kita belajar bedainnya ya."

"Oke tante!"

MUA memberikan sedikit lipgloss di bibir Hanum, "Sudah mba."

Hanum melihat wajahnya dikaca, cantik sekali, "Terimakasih ya."

"Iya sama-sama."

Hanum bangkit dari kursi, ia menggandeng tangan Namira lalu mendekatin Adiba. "MasyaAllah, bidadari turun dari mana dib?"

"Dari perut umi."

"Yee kamu, nggak ada bedanya sama dulu."

"Gapapa, sama kamu doang Han."

Hanum tersenyum, Namira menarik tangan Hanum untuk keluar dari kamar Adiba. Adiba memberi kode agar Hanum keluar dari kamarnya, saat Hanum keluar dan melihat semua keluarga sudah kumpul di ruang tamu dan diteras rumah.

"MasyaAllah Hanum." puji Umi Dinda.

"Umi jangan gitu, aku malu."

"Kenapa malu? Kamu cantik gini." ucap Fatimah.

"Beruntung banget Zayn dapat kamu." ucap Ayesha.

Hanum tersenyum malu, disini dia begitu berharga, beda jauh dengan di rumahnya. Faiz yang ada di pangkuan Zayn diam-diam memperhatikan Hanum tanpa berkedip, Zayn sedang mengobrol dengan Darren, Faiz menepuk lengan ayahnya itu.

"Apa Faiz?"

Faiz menunjukan jarinya kepada Hanum yang sedang bersama Namira, mata Zayn langsung tertuju kepada wanita yang ditunjuk oleh putranya, itu adalah Hanum. Anak dan bapak itu memperhatikan Hanum tanpa henti, kemana arah Hanum pasti mata mereka mengikut.

"Zayn."

Darren menggoyangkan pundak adiknya. "Zayn!"

"Eh astagfirullah, apa?"

"Liatin siapa sih? Sampai nggak kedip gitu."

"Bidadari."

Darren menggelengkan kepalanya, ia bahagia jika Zayn merasakan jatuh cinta kembali. Setidaknya Zayn mau menikah lagi, Darren sempat khawatir juga dengan Namira dan Faiz yang sudah lama tidak memiliki sosok ibu.

Setelah itu Hanum membantu anak-anak masuk ke dalam mobil bersama Fatimah, Ayesha dan Umi Dinda membantu Adiba. Untungnya anak-anak itu gampang di suruh dan menurut, jadi tidak lelah jika menyuruh masuk ke dalam mobil.

"Hanum." panggil Zayn.

Hanum mendekat, ia menatap Zayn. "Iya?"

"Ayok masuk, sudah mau jalan."

"Tapi umi belum."

"Kita disuruh kawal, jadi harus siap di depan."

Hanum mengangguk paham, ia masuk ke dalam mobil. Namira dan Faiz ada di mobil Daffa dan Ayesha, karena ia ingin bersama Rifki, Zaidan, dan Kalila.

Zayn memajukan mobilnya ke depan, ada patwal yang akan mengawal mereka. Zayn yang menyewa patwal tersebut untuk kawal mereka. Hanum diam di tempat, Zayn melihat rombongannya dari kaca mobil.

"Habibah,"

Hanum menoleh kepada Zayn, "Nggak boleh panggil  kayak gitu,"

"Kenapa?"

"Belum sah Pak."

"Sah barengan sama Adiba dan Reza nanti mau nggak?"

Hanum membelakan matanya, ia memukul tangan Zayn dengan tasnya pelan. "Ih!"

"Aduh, kok galak." Zayn mengusap tangannya sambil menatap Hanum yang sedang memasang wajah marah.

"Lagian mulutnya."

"Kenapa sama mulut saya? Mau cium?" goda Zayn.

"Saya turun aja deh, ke mobil teteh."

"Eh jangan-jangan, maaf dong sayang."

"Paakk." ucap Hanum penuh penekanan.

Sebenarnya bukannya Hanum tidak suka dipanggil seperti itu, ia suka, suka sekali, namun takut hatinya tidak kuat menahan rasa salah tingkahnya. Hanum tidak mau salah tingkah di depan Zayn.

Zayn terkekeh, Darren memberi klakson dari belakang. Zayn yang paham langsung mengikuti patwal didepannya, ia sudah memberitahu tujuan mereka ke patwal tersebut.

*****

Sesampainya di Pullman Bandung Grand Sentral, Hanum bergantian dengan Ayesha. Ayesha menjaga anak-anak bersama Fatimah, sedangkan Hanum membantu Adiba dengan Umi Dinda.

Hanum membawa baju pengantin milik Adiba, beberapa MUA juga membantu bawa baju ganti untuk Adiba. Semuanya masuk ke dalam gedung, Hanum memperhatikan gedung yang sudah di hias semewah dan semegah mungkin.

"Gedungnya besar banget, pasti mahal, apa pernikahan aku bakal seperti ini juga?" kata hati Hanum.

Hanum ikut masuk ke dalam ke dalam ruangan ganti yang sudah di siapkan oleh WO. Hanum duduk disamping Umi Dinda, memperhatikan Adiba yang sedang berganti pakaian.

Umi Dinda mengambil tangan Hanum lalu digenggam. "Kamu nanti lebih dari ini nak."

Hanum menatap Umi Dinda, ia ikut menggenggam tangan Umi Dinda. "Maksud umi?"

"Zayn sudah menyiapkan semuanya, dan itu lebih dari semua ini Hanum."

"Semuanya itu?"

"Gedung, dan lainnya."

Hanum menghela nafas pelas, dugaannya benar, beginilah nasib menikah dengan duda ditambah seorang CEO. Umi Dinda tersenyum menatap Hanum, ia cocok sekali dengan putranya.

Setelah Adiba berganti pakaian, Umi Dinda dan Hanum keluar untuk menyambut keluarga Reza dan melaksanakan akad pernikahan. Adiba ditemani WO dan MUA di dalam ruangan ganti itu.

Hanum duduk disamping Zayn, ia memangku Namira dan Faiz dipangkuan Zayn. Hanum melirik ke belakang, keluarganya belum datang juga. Tangan Hanum dimainkan oleh Namira, Zayn sadar Hanum sedang mencari seseatu tersebut langsung menatapnya.

"Kenapa?"

"Keluarga aku belum datang, maaf ya."

"Gapapa, sudah jangan dipikirin."

Hanum mengangguk, dibelakang mereka ada Husein dan istrinya. Husein adalah anak dari Gilang yang paling terakhir.
(Inget Gilang kan? Yang bikin kalian potek pas sold out di IUD 😅)

"Zayn."

"Kenap bang?"

"Siapa?" tanya Husein sambil menunjuk Hanum.

"Calon."

"Alhamdulilah, kapan?"

"Minggu depan."

"Keren-keren." ucap Husen sambil menepuk pundak Zayn.

Hanum menunduk, ia tersenyum canggung karena banyak keluarga Zayn yang belum ia kenal. Zayn menoleh kepda Hanum, mumpung ijab qobul belum dimulai, ia ingin memperkenalkan keluarganya.

"Saya kenalin keluarga saya ya."

"Iya."

Zayn memberitahu Hanum satu persatu keluarganya sambil ia tunjuk, dari mulai keluarga Galih yang berada disamping Umi Dinda dan Abi Angga, keluarga Gilang dengan anak-anaknya.

Hanum tersenyum ketika beberapa orang menyadari dirinya ditunjuk oleh Zayn. Ia merasakan aura positif di setiap keluarga Zayn, ramah senyum, baik hati, dermawan, dan sukses.

"Bismillah, mari kita mulai acara ijab qobulnya." ucap MC.

Hanum memperhatikan Abi Angga yang menjabat tangan Reza, Zayn juga menatap Abinya. Abi Angga meneteskan air matanya untuk melepaskan putrinya, anak terakhirnya. Hanum tersenyum, ia dapat merasakan apa yang Abi Angga rasakan.

"Qolbitu Nikahaha wa Tazwijaha bil Mahril Madzkur." ucap Reza dengan lantang.

"Sah!"

"Alhamdulilah."

Hanum mengangkat kedua tangannya dan Namira mengikutinya, semuanya berdoa untuk pernikahan Adiba dan Reza. Hanum melihat Umi Dinda menangis, dan ada Ayesha yang menenangkannya.

"Namira,"

"Iya tante?"

"Ikut tante yuk."

Namira mengangguk, ia turun dari pangkuan Hanum,. Hanum berdiri, mengajak Kalila juga ikut padanya. Hanum membawa dua anak kecil itu ke ruangan ganti, Adiba menangis di dalam bersama Fatimah.

Hanum memeluk sahabatnya itu, "Diba, selamat."

"Hiks, makasih Hanum."

"Sama-sama, sudah jangan nangis nanti make upnya luntur." Adiba mengangguk, Hanum membantu membersihkan air mata Adiba dengan tisu.

"Kalian, antar aunty Adiba sampai ke uncle Reza ya. Sampai ke tempat Abi Angga."

"Okee!" jawab Kalila dan Namira.

Adiba tersenyum, akhirnya dia keluar bersama Namira dan Kalila. Hanum dan Fatimah mengikutinya dari belakang, ada WO yang membantu mengarahkan Namira dan Kalila dari kanan kirinya. Hanum dan Fatima kembali ke kursinya masing-masing.

"Anak kita cantik."

"Anak kamu." ucap Hanum.

"Kita."

"Seminggu lagi."

Zayn mengerucutkan bibirnya, Hanum hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat calon suaminya itu merajuk. Setelah itu mereka memperhatikan proses pemasangan cincin, Adiba yang masih malu-malu untuk disentuh pria padahal Reza sudah sah menjadi suaminya.

*****

Selama acara resepsi berjalan, akhirnya keluarga Hanum datang. Hanum memperhatikan mereka dari jauh, Bu Kamila dan Hira dengan gaya sombongnya dan Pak Endi di belakangnya.

"Gedungnya kecil, pasti lebih besar gedung Hanum nanti." cibir Bu Kamila.

"Tau, mana panas." cibir Hira.

Hanum mendekat kepada keluarganya, ia salim dengan Pak Endi dan juga Bu Kamila, Zayn juga mengikutinya dari belakang namun tidak ikut salim.

"Kamu kok dandan?" tanya Bu Kamila yang memperhatikan wajah Hanum.

"Iya tadi."

"Gue juga mau dong! Kita kan keluarga, masa lo doang."

"Kamu sudah make up Hira, apa kurang?"

"Kurang lah, gimana sih orang kaya tapi pelit."

"Hira!" bentak Hanum.

Zayn menggelengkan kepalanya, ia merangkul bahu Hanum lalu membawanya pergi menjauh dari keluarganya. Hanum menunduk, ia tidak mengerti lagi dengan keluarganya.

"Maaf mas.."

Zayn terkejut, ia mendengar panggilan itu dari Hanum. "Apa? Coba ulang."

"Maaf,"

"Bukan itu, coba panggil saya mas lagi."

"Nggak jadi."

"Makan yuk."

Hanum mengangguk, keduanya mengambil makan bersama. Saat mereka sedang makan, Namira dan Faiz datang mendekat, menatap Hanum dan ayahnya sedang makan berdua.

"Tante mau juga."

"Tante suapin ya, sini duduk." Hanum menepuk kursi disebelahnya.

Namira duduk dan memakan makanan Hanum, berdua dengan Hanum. Faiz bersandar di dada sang ayah sambil memperhatikan Hanum menyuapi Namira. Zayn mengusap punggung putranya itu dengan lembut.

"Kenapa? Mau makan juga?"

"Nggak ayah, ngantuk."

"Makan dulu ya? Habis itu bobo." ucap Hanum.

"Nggak!"

"Faiz."

Hanum tersenyum, ia ikut mengusap rambut Faiz yang berantakan namun Faiz tidak menepisnya, ia merasa nyaman sampai anak itu tertidur di dada Zayn. Hanum menyuapi Namira sampai makanan di piringnya habis dengan bersih.

"Bobo ya?" tanya ZaynZ

Hanum mengangguk, ia mengambil piring yang dipegang Zayn agar disatukan dengan piringnya. "Namira, tolong kasih piring ini ke om yang baju putih ya, hati-hati."

"Iya tante."

Namira membawa piringnya lalu ia kasih ke orang yang dimaksud oleh Hanum, setelah itu ia kembali pergi bermain bersama saudara-saudaranya.

"Sini sama aku, nanti kamu pegel."

"Nggak, kita mobil aja."

Hanum mengangguk, Zayn mengangkat badan Faiz lalu mereka berdua berjalan ke parkiran bersama. Ayesha yang melihat itu sangat bahagia, bahagia melihat adiknya bersama wanita yang dipilih oleh Umi Dinda.

Sesampainya di parkiran, Hanum duduk dibelakang. Ia ingin menjaga Faiz, Faiz di tidurkan di kursi mobil dengan kepala diatas paha Hanum. Hanum mengambil tisu dan mengelap keluh yang ada di kening Faiz.

"Ada kipas nggak?"

"Ada, sebentar."

Zayn mengeluarkan kipas kecil yang bisa di cas dari dashboard lalu ia berikan kepada Hanum. Hanum membuka 2 kancing kemeja yang dipakai Faiz lalu ia menyalakan kipasnya dan diarahkan kepada Faiz.

"Ke dalam lagi gih, nanti Namira nyariin."

"Kalau ada apa-apa telpon saya."

"Iyaa."

Zaym tersenyum, ia keluar dari mobil meninggalkan keduanya. Hanum membuka sedikit kaca mobil agar ada udara yang masuk, ia mengambil hp lalu menyetel vidio surat-surat pendek.

"Faiz, kamu bakal jadi anak tante, boleh nggak terima tante sebagai bunda kamu? Tante nggak maksa, tapi tante pengen kamu nggak cuek sama tante."

"Bantu tante agar kamu nyaman sama tante, bukan tante Meira."

"Eeunngg hiks."

Hanum terkejut, ia mengangkat badan Faiz lalu ia taruh di pangkuannya, ia peluk Faiz agar anak itu tertidur lagi. "Sssuutt, mimpi jelek ya? Ada tante disini, bobo lagi."

Hanum mengusap punggung Faiz dengan penuh kasih sayang, Faiz justru memeluk Hanum balik. Hanum tersenyum, ia mengintip sedikit dan ternyata anak itu tidur lagi.

Sampai waktu sore, Faiz baru membuka matanya. Kalau orang bilang nyawanya belum kekumpul, ia melamun entah pandangannya kemana. Hanum mengusap rambutnya sayang.

"Kenapa hm?"

"Ayah,"

"Mau sama ayah?"

Faiz mengangguk, Hanum mengambil hpnya lalu menelpon Zayn.

in call
Katanya sih calon.
---------

"Assalamualaikum, kenapa?"

"Waalaikumsalam, anaknya bangun nih, mau sama kamu."

"Ayah."

"Iya nak, sebentar ya, ayah kesana."

----------

Hanum menaruh hpnya kembali, ia membuka kaca mobilnya karena kepala Faiz menghadap ke kaca mobil. Faiz tidak sadar ia bersandar di pundak Hanum. Tak lama Zayn datang bersama Namira.

"Sudah bangun?"

"Ayah."

"Apa?" Zayn membuka pintunya lalu menggendong Zayn.

Namira asal masuk ke dalam lalu duduk disamping Hanum sambil memakai es krim. Hanum tersenyum, ia sedikit merubah posisi duduknya karena pegal.

"Enak?"

"Enak tante, mau?"

"Coba aaaa"

Hanum menbukan mulutnya dan Namira menyuapi Hanum es krimnya, Hanum tersenyum, ia rapihkan hijab yang dipakai Namira.

"Dari tadi di pangku?"

"Tadi dia ngigau, makanya di pangku."

"Ohh, mau pulang?"

Hanum mengecek jam di hpnya, ternyata sudah sore, pasti keluarganya juga sudah pada pulang. Hanum menggelengkan kepalanya, ia memikirkan Namira dan Faiz jika ditinggal.

"Nanti deh, kasian Namira sama Faiz."

"Bisa aku titip dulu sama teteh."

"Namira mau ikut anterin tante pulang." ucap Namira.

Hanum menoleh kepada Namira, akhirnya ia mau pulang. Zayn menaruh Faiz di kursi depan, setelah itu ia mengantarkan Hanum pulang kerumahnya bersama anak-anaknya.

Setalah sampai di depan jalan rumah Hanum. Namira mencium tangan Hanum begitu juga dengan Faiz, Zayn tidak bisa mengantarkan Hanum ke dalam. Hanum juga mengerti dan memaklumi.

"Tante pulang dulu ya, kalian jangan nakal, jangan lupa makan."

"Iya tante." jawab Namira.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab semuanya.


























TBC ..
FYI : saya update 2 kali sehari kalau rajin, jadi mohon sabar yaaa 😻

jangan lupa vote dan komen yaaa!

follow ig @uminyacebong untuk mengetahui informasi tentang update, dll.

salam hangat,
UMINYACEBONG. 🤍

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 17.6K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
925K 3.6K 14
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
16.7M 710K 41
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
211K 15.2K 46
Lintang, sikapnya yang dingin dan cuek dikenal dengan julukan 'Si beruang kutub'. Meskipun begitu eksistensinya sebagai pria idaman tidak melunturka...