Z A Y N (SUDAH TERBIT)

By insawturn

2.3M 237K 9K

📢(SKUEL IKHWAN UNTUK DINDA)📢 FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. SPIRITUAL - ROMANSA Zayn Khalif El Emran, pria um... More

PROLOG
1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
EXTRA PART
EXTRA PART 2
SKUEL FAIZ!!!
FAIZ SUDAH PUBLISH
PENTING!
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER
ZAYN SUDAH BISA DI PESAN!

6.

38.5K 4.6K 334
By insawturn

"Calon imam kamu, Hanum."
— Zayn Khalif

🤍

Di malam hari, Hanum dan keluarganya sedang makan malam. Hanum ingin memulai bicara tentang apa yang di bicarakan oleh Umi Dinda tadi siang, tapi dia ragu, ragu orang tuanya tidak setuju.

Makanan yang sedang mereka makan pun juga pemberian dari Zayn, tadi Zayn memesan banyak makanan dari resto terkenal untuk keluarga Hanum. Siapa tau bisa di terima.

"Emm Bu,"

"Apa?"

"Ada yang mau aku bicarakan."

"Yaudah sok aja."

Hanum menghela nafas panjang, ia memainkan sendong dan garpu di tangannya. Bu Kamila dan Pak Fandi menatap anaknya itu merasa aneh, tapi tidak dengan Hira yang sebodoamat dengan kakaknya.

"Hanum ingin di lamar sama seorang pria Bu, Pak."

"Apa?!"

Pak Endi yang sedang minum itu sampai tersentak, Hanum ikut kaget dan membantu menepuk dada Pak Endi.

"Sama siapa? Jangan bercanda! Kamu masih muda!"

"Sama teman di kantor Pak."

Hanum tidak ingin memberi tahu identitas Zayn, bisa-bisa orang tuanya memoroti uang Zayn. Sudah terlihat jelas Zayn itu bosnya, pasti ketiga orang di hadapan Hanum akan meminta uang yang lebih kedepannya.

"Kamu pacaran?!"

"Engga Bu,"

"Bohong dia Bu! Kemarin aku lihat dia diantar pulang sama orang pakai mobil mewah."

"Bener Hanum?"

"Iya, hanya di antar, tapi sama sekali nggak ada hubungan apa-apa."

Hanum menunduk, meremas bajunya dengan kuat, dia juga bingung mengapa dirinya mau dengan si duda. Bu Kamila dan Pak Endi menggelengkan kepalanya, sedangkan Hira tersenyum licik kepada Hanum.

"Orang kaya nggak? Mampu biayain kamu sama keluarga kita nggak?"

"Bu.."

"Kalau nggak, Ibu sama Bapak mau jodohin kamu sama anak Pak Fandi, dia orang kaya, punya mobil, rumah mewah. Bisa menjamin kehidupan kita juga."

"Bener, jadi gua bisa shoping kapan aja." ucap Hira.

Hanum menatap ketiganya, mereka sama-sama berwajah sombong, hanya memikirkan harta. Hanum menggelengkan kepalanya lalu menunduk kembali.

"Jawab! Punya apa dia?"

"Ibu, Bapak. Kalau mau tau, mereka besok ajak kita makan malam bersama untuk berbicara hal ini."

"Alah, paling juga makan di restoran murah." cibir Hira.

"Dek,"

"Orangnya ganteng nggak? Beduit nggak? Nggak kayak Reza kan? Alah."

Hanum menggelengkan kepalanya, sikap Hira begitu keterlaluan. Tapi Reza itu siapa? Apa anaknya Pak Fandi tadi? Hanum menatap kedua orang tuanya yang sama-sama membuang muka.

"Oke. Besok kita datang buat makan malam bersama."

Hanum mendengar Pak Endi mengucapkan kata tersebut membuat hatinya sedikit lega, sampai mereka selesai makan dan Hanum yang membersihkannya sendirian.

*****

Disisi lain, dirumah Zayn. Zayn baru saja selesai makan malam bersama dan habis menemani si kembar untuk tidur. Zayn kini sedang di kamar, memandangin layat hpnya yang dimana itu adalah roomchat Hanum dengannya namun masih kosong karena Zayn baru mempunyai kontak Hanum.

"Ya Allah, bagaimana jika orang tuanya tidak menerima? Hamba mau dia."

Calon Bidadari
-----------------

"Assalamualaikum, Hanum?"

"Waalaikumsalam, ini siapa?"

"Calon imam kamu."

"Eh? Siapa?"

"Baru tadi siang umi saya bicara sama kamu."

"Ohh iya,iya, saya tau."

"Tau apa?"

"Nggak tau."

"Dih?"

"Ada apa pak?"

"Bagaimana dengan orang tua kamu?"

"Emm, Ibu sama Bapak mau buat di ajak makan malam bersama besok."

"Alhamdulilah, besok saya minta Aldi jemput keluarga kalian."

"Nggak usah pak, kita bisa jalan sendiri."

"Saya nggak terima penolakan, Hanum."

"Tapi Pak, maaf banget, tadi saya bicara sama Ibu sama Bapak kalau Pak Zayn teman kantor saya, maaf sekali Pak."

"Gapapa, sudah malam. Tidur Hanum."

"Iya Pak. Assalamualaikum."

----------

Zayn menutup hpnya dan menaruhnya di meja, ia menutup mukanya dengan bantal dan sangat kegirangan tidak jelas. "Ya Allah Hanum."

Disisi lain Hanum juga ikut tersenyum, tapi ada rasa tidak enak karena dia menyebut Zayn sebagai teman kantornya, padahal Zayn bosnya.

*****

Hari ini hari libur, Zayn habis membooking resto untuk makan malam hari ini. Sekiranya tidak ada acara lamaran ataupun lainnya, mereka akan langsung menikah.

Umi Dinda dan Abi Angga tersenyum melihat anaknya sibuk mengurus semuanya untuk Hanum dan keluarganya. Adiba juga ikut bahagia karena Hanum ingin menjadi kaka iparnya, walaupun Hanum lebih muda dari dirinya.

"Abi, umi." panggil Adiba.

"Iya?"

Adiba duduk di hadapan Umi Dinda dan Abi Angga, anak itu terlihat gugup dan seperti ada sesuatu yang ingin di bicarakan.

"Ada yang ingin datang ke rumah, meminta izin buat nikahi aku."

Zayn mendengar itu langsung menoleh kedalam rumah, Adiba akan menikah juga? Siapa duluan yang melaksankan pernikahan? Kenapa begitu dadakan? Umi Dinda dan Abi Angga juga ikut kebingungan.

"Siapa nak?"

"Teman kampus ku, Reza namanya."

"Kapan mereka mau datang ke rumah? Dadakan banget?"

"Kemarin aku minta mereka kesini hari ini, tapi sebelumnya aku nggak tau kalau abang juga mau menemui perempuan hari ini."

Abi Angga menghela nafas pelan, ia menoleh kepada putranya. Zayn duduk di samping Abi Angga, menatap Adiba dengan lekat.

Reza memang ingin di jodohkan dengan Hanum oleh keluarganya, namun dia menyukai Adiba. Reza juga bekerja di perusahaan Darren, tapi dia tidak mengetahui bahwa Adiba adalah adik dari bosnya.

"Mau jam berapa dia kesini?"

"Jam sepuluh umi."

"Gapapa Zayn?"

"Gapapa abi."

Adiba tersenyum kepada Zayn, untung saja abangnya mengerti. Jika tidak itu dapat membahayakan untuk dirinya dan Hanum, ya jika Reza tidak datang hari ini dia akan di jodohkan dengan Hanum oleh orang tuanya.

Sampai waktu kini sudah jam 10, Umi Dinda hanya bisa memesan beberapa kue dari toko kue langganannya, jika di beri tahu sebelumnya mungkin Umi Dinda bisa membuat kue sendiri.

Adiba di kamarnya gugup, dia di minta agar tidak keluar terlebih dahulu. Namira dan Faiz sedang bermain di taman komplek di temani oleh Aldi, makanya anak itu tidak terdengar dari tadi agar tidak mengganggu juga.

"Dek,"

"Apa?"

"Sudah datang."

Adiba mengangguk, dia keluar kamar dan menunggu di ruang tengah. Zayn kembali ke ruang tamu bersama abi dan uminya. Keluarga Reza begitu memperhatikan rumah sederhana itu.

"Silahkan to the point saja."

"Saya datang ke sini ingin meminta izin untuk menikahi putri bapak dan ibu. InsyaAllah saya bisa membahagiakan Adiba, menerima kekurangan maupun kelebihannya, dan InsyaAllah saya bisa mengajak dia ke jannah Allah bersama."

"Baiklah, saya menerimanya namun kembali lagi dengan keputusan putri saya. Zayn, tolong panggilkan Adiba."

"Iya abi."

Zayn masuk ke dalam, mengajak Adiba keluar bersama. Adiba cantik sekali dengan gamis dan pasmina yang ia pakai, membuat orang tua Reza terkagum dengan kecantikannya.

Berbeda dengan Umi Dinda yang kini wajahnya di tutup oleh kain, alias cadar. Kemana pun Umi Dinda keluar rumah, hanya ke teras rumah juga dia tetap memakai cadar.

"Cantik mah." bisik Pak Fandi.

"Iya, lebih dari Hanum." bisik Bu Jihan.

Adiba duduk disamping Umi Dinda dan Zayn di samping Abi Angga, ia sama sekali tidak mengangkat kepalanya, hanya menunduk.

"Ini putri saya yang paling kecil, yang paling disayang sama kaka-kakanya. Adiba, abi tanya. Apa kamu menerima khitbahnya Reza?"

"InsyaAllah, dengan izin Allah, umi, abi. Adiba terima."

"Alhamdulilah."

Adiba tersenyum tapi tidak menunjukannya karena dia terus menunduk, Umi Dinda melihat Adiba yang tersenyum sendiri itu segera mengusap kepala putrinya.

"Jadi mau langsung pernikahan? atau gimana?"

"InsyaAllah langsung ke pernikahan, saya tidak bisa lama-lama menahan."

Abi Angga terkekeh, untungnya keluarga Reza bisa menerima keluarga Adiba. Karena Papahnya Reza bekerja sama dengan Perusahaan Zayn, dan ternyata Bu Jihan juga suka mengikuti kajian yang kebetulan Umi Dinda juga suka datang ke kajian tersebut.

Hingga mereka memutuskan akan melaksanakan pernikahan seminggu lagi, tidak mungkin buat Zayn menikah dengan waktu yang lebih cepat juga, mau gamau dia mengalah untuk Adiba. Setelah itu keluarga Reza berpamitan untuk pulang.

*****

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, Zayn dan keluarga sedang menunggu keluarga Hanum. Adiba tidak ikut karena perlu sedikit berbincang dengan Reza dan keluarganya via chat. Namira dan Faiz juga ikut, mereka diberi ipad agar tidak mengganggu suasana.

"Ayah, kita nunggu siapa sih?"

"Nanti kamu bakal tahu."

Zayn masih setia berdiri sambil melihat ke arah lift, tapi keluarga Hanum tak kunjung datang. Zayn izin ke toilet dan tak lama Hanum datang bersama keluarganya, Namira yang melihat Hanum sedang berjalan segera turun dan berlari kepada Hanum.

"Tante Hanum!"

Hanum merentangkan tangannya dan Namira menabrakan badannya ke kaki Hanum. "Pelan-pelan Namira."

"Tante kok disini? Mau main sama Namira ya?"

"Iya."

"Hanum." panggil Umi Dinda

Hanum mengajak Namira duduk dan ia terlebih dulu salim dengan Umi Dinda. Orang tua Hanum bingung mengapa ada dua anak kecil yang mukanya mirip, apakah Hanum akan menikah dengan aki-aki seperti Abi Angga?

Umi Dinda dan Abi Angga memperhatikan keluarga Hanum, sangat rapih sekali, pada memakai gaun sedangkan Umi Dinda hanya memakai gamis. Hira dan Bu Kamila tidak memakai hijab, wajahnya di rias cukup tebal, beda sekali dengan Hanum yang memakai gamis warna nude coklat dengan khimar hitam dan wajahnya sama sekali tidak di rias.

"Bu, Pak. Ini Bu Dinda sama Pak Angga."

"Oh." ketus Bu Kamila.

"Mana cowok lo?" tanya Hira.

"Dek, bisa sopan sedikit nggak?"

"Ogah."

Umi Dinda dan Abi Angga saling melirik, Namira dan Faiz kembali fokus dengan ipad di tangannya. Ipad itu membuat Hira salah fokus, keluarga sederhana seperti ini mampu membeli itu? mampu memesan restoran sebesar ini?

Zayn datang sambil memasan kancing jas hitamnya, Hanum yang melihat itu sedikit tersenyum. Hira terus-terusan menatap Zayn sambil merapihkan dress yang ia pakai, sengaja anak itu menuruni bagian lengannya.

"Eh? Sudah datang?"

"Bu, Pak. Ini Zayn, teman kantor ku."

Zayn tersenyum lalu menjabat tangan Pak Endi, "Zayn."

"Endi."

Bu Kamila ikut mengulurkan tangannya namun di selak oleh Hira, Zayn menangkup kedua tangannya dan hanya menunduk.

"Bukan mahram, maaf."

Hira mendelik sebal lalu ia duduk kembali. Zayn memperhatikan Hanum yang begitu cantik sekali malam ini, sampai dia di sadarkan dengan senggolan oleh Abi Angga.

"Jaga pandangan, belum mahram."

"Maaf abi."

"Baiklah saya mulai. Assalamualaikum saya Erlangga selaku abi kandung dari putra saya yaitu, Zayn." Abi Angga menoleh kepada Zayn yang sedang menunduk.

"Kami mengundang kalian kesini untuk membicarakan suatu hal yang bagi kami begitu berharga. Kami sudah membicarakan ini lebih dulu saat Hanum masih di kantornya, apakan nak Hanum sudah berbicara dengan kalian?"

"Sudah." jawab Pak Endi.

Abi Angga mengangguk sambil tersenyum ramah, "Kami ingin menjodohkan anak bapak untuk putra saya, dan saat saya bertanya itu kepada Hanum jawabannya di tangan kalian. Jadi bagaimana?"

"Sebelumnya saya minta maaf, Hanum sudah kami jodohkan dengan salah satu teman kerja saya. Namanya Reza, anaknya sudah mapan. Jadi saya akan menerima perjodohan ini jika anak bapak dengan putri saya yang satu lagi, Hira namanya." ucap Pak Endi sambil menunjuk Hira.

Semuanya terkejud termasuk Hanum, dia tidak mengetahui apa-apa tentang perjodohannya dengan Reza. Raut wajah Zayn seketika berubah menjadi tatapan yang sangat tajam, siapa reza? apa dia yang melamar adiknya juga?

"Reza? Siapa dia?" tanya Abi Angga.

"Anak pemilik perusahaan FANDI GROUP."

Zayn membelakan matanya, "FANDI GROUP? Pak Fendi?"

"Iya."

Zayn mengangguk paham, keluarga Hanum belum mengetahui bahwa perusahaan itu perusahaan bawahan dari perusahaannya. Zayn mengeluarkan hpnya dan menunjukan foto Adiba dan Reza saat lamaran tadi pagi.

"Reza dia?"

"Iya, tapi kok itu bersama perempuan? Dapat dari mana anda?"

"Dia melamar adik saya tadi pagi, dan orang tuanya juga menerimanya." ucap Zayn dengan santai.

Hanum tegang, ia takut Umi Dinda dan Abi Angga kecewa kepadanya. Dengan sikap kedua orang tuanya yang dari awal sudah tidak ada sopan-sopannya kepada keluarga mereka.

"Kok bisa?"

"Coba anda tanya saja dengan Pak Fandi sekarang."

Pak Endi segera mengeluarkan hpnya, ia menelpon Pak Fandi untuk menanyakan semuanya. Setelah mengetahu jawabannya, dia diam menatap Zayn penuh emosi. Bu Kamila juga tidak ada rasa malu-malunya dengan hal itu.

Zayn menatap Hanum dengan senyumannya, agar Hanum yakin bahwa dia dapat menikahinya.

"Saya ingin bertanya." ketus Bu Kamila.

"Apa?" ucap Umi Dinda.

"Dua anak ini siapa?"

"Anak saya." jawab Zayn dengan tegas.

Hanum yang sedang menunduk takut orang tuanya tidak menerima bahwa Zayn seorang duda dan mendengar ucapan Zayn, ia langsung mengangkat kepalanya. Zayn menoleh memperhatikan Namira dan Faiz yang asik main game.

"Loh? Jadi kamu duda?" ucap Pak Endi.

"Sudahlah. Hanum ayo kita pulang, buat apa kamu menikah dengan duda seperti ini, hidup kamu nanti nggak bakal enak!" ucap Bu Kamila yang hendak pergi.

Hanuk panik, Umi Dinda menahan tangan Hanum agar diam di tempat namun satu sisi lagi tangan Hanum di tarik oleh Bu Kamila. Namira melihat tangan Hanum yang di tarik dari kedua pihak, ia hendak turun namun tangannya di tahan oleh Faiz.

"Diam."

"Tapi Tante Hanum kasian.."

"Diam."

Faiz begitu tegas dengan Namira agar adiknya tidak ikut campur, Namira memperhatikan mereka semua. Zayn mengeluarkan kartu namanya ia berikan kepada Pak Endi.

Pak Endi merasa terkejut ketika membaca kartu nama Zayn, dia dari keluarga El Emran, yang sudah sangat terkenal perusahaannya.

"Kamu?"

"Kenapa?"

"Bu duduk bu."

"Nggak bisa pak! Mereka pasti miskin, lihat aja pakaian ibu ini, sama saja seperti Hanum."

"Cukup! Dia keluarga El Emran!"

Bu Kamila dan Hira terkejut, ia menatap Zayn yang duduk dengan santai sambil tersenyum kepada Abi Angga. Umi Dinda juga merasa senang jika mereka sudah tau jika keluarganya dari keluarga El Emran.

Bu Kamila duduk kembali, dia tampak tersenyum kepada semuanya setelah mengetahui jika mereka dari keluarga El Emran.

"Saya minta maaf Pak, Bu. Maaf keluarga saya tidak sopam dengan kalian. Saya terima perjodohan Hanum dengan putra bapak." ucap Bu Kamila.

Umi Dinda mendelik sebal di balik cadarnya, namun dia tersenyum kepada Hanum. Hanum merasa malu, begitu keluarga tidak punya rasa malu kepada keluarga bosnya.

"Maaf Bu," lirih Hanum

"Nggak apa nak."

"Jadi gimana dengan pernikahannya?" tanya Bu Kamila.

"Buru-buru sekali, bukannya tadi menolak?" tanya Umi Dinda.

"Umi," ucap Abi Angga.

"Ck."

Umi Dinda membuang mukanya, ia diam sambil bertatapan tajam dengan Bu Kamila. Zayn tersenyum tipis, dia bisa melihat sifat dan sikap keluarga Hanum dari sini, hanya memandang kasta dan harta.

"Pernikahan tidak bisa di lakukan dalam waktu cepat, karena minggu depan putri saya ingin menikah dengan Reza." ucap Abi Angga.

"Baiklah, tidak apa. Kami akan menunggu informasinya lebih lanjut." ucap Pak Endi.

Zayn melambaikan tangannya dan pelayan datang membawa buku menu, "Pesan saja apa yang kalian mau, tidak perlu mengeluarkan uang."

Bu Kamila dan Hira begitu bahagia, mereka berdua memesan dengan sangat banyak. Hanum benar-benar malu dengan keduanya, untungnya Pak Endi masih bisa mengontrolnya. Faiz menatap tajam Hira yang terlihat mengancang-ancang ingin mengambil ipad miliknya, dan Hira mendelik sebal ketika dia ketahuan oleh anak itu.



























TBC ..
FYI : saya update 2 kali sehari kalau rajin, jadi mohon sabar yaaa 😻

jangan lupa vote dan komen yaaa!

follow ig @uminyacebong untuk mengetahui informasi tentang update, dll.

salam hangat,
UMINYACEBONG. 🤍

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 62.4K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
163K 15.2K 18
Krist ingin menebus kesalahannya. Ia ingin lari dari kenyataan bahwa dirinyalah yang membuat benang takdir diantara mereka bertiga kusut. Krist menye...
29.5K 3.2K 16
Minta krisarnya, Kakak😁🤗 "Siapa yang bisa mengerjakan soal nomor tiga?" tanya pak Zidane menatap seisi kelas 11 IPA 3 dengan tajam. Hening. Tidak a...
1M 4.2K 15
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...