TRAP | Jung Jaehyun

By lunarbooksid

1.8K 184 4

Jeff, seorang pengusaha properti yang memiliki profesi sampingan sebagai otak pembunuh mempekerjakan Taeyong... More

New Assistant
Ada yang Mengawasimu
Siapa
Kabar Bagus yang Buruk
New Toy
Follow the Game
Secret
Obey the Rules or You Will Die
Gift
The First Day of Work
Bantu Aku Sembuh
Wait and See
The Show
Make A Deal
Behind the Story
Sign the Contract
Movement
Catch Me If You Can
Tricky
Terror
Terima Kasih Untuk Hari Ini
Twins
From the Past
The Unknown Number
New Hint
About Her
Secret Agent
About Him
Test
Loyalty
Action
Action (2)

Siaga

33 4 0
By lunarbooksid

Jeff memenuhi apa keinginan Braile, yaitu melepas Johnny. Dirinya menjadi tidak sabar karena Braile justru menawarkan kerja sama untuk mengusut siapa dalang di balik kematian ayah Johnny. Jeff juga merasa sedikit was-was. Pasalnya, dia dan Taeyong adalah orang yang begitu teliti. Termasuk dalam memeriksa latar belakang klien dan target. Akan tetapi, kliennya tersebut berhasil mengelabuhi mereka berdua. Berarti, ada sesuatu yang tidak beres. Juga, jelas bahwa klien mereka bukanlah orang biasa.

Pagi harinya, kegiatan Jeff di kantor harus diinterupsi karena ponselnya yang bergetar. Jeff menaikkan satu alisnya ketika membaca siapa nama kontak yang menghubunginya di saat Jeff baru sepuluh menit membaca berkas-berkas di dalam ruangannya. Sedetik kemudian, pria itu kembali mengulas senyum. Apakah dia berubah pikiran? pikirnya.

"Kau pasti yang membobol data rahasia BIN, bukan?" Belum sempat Jeff menyapa, Johnny sudah menembaknya dengan sebuah pertanyaan. Ah, bukan. Lebih tepatnya tuduhan. Membuat Jeff yang tadinya tersenyum kembali menunjukkan ekspresi datar.

"Masih pagi aku sudah dikenai tuduhan. Mana mungkin aku bisa membobol data rahasia BIN. Aku saja tidak mengerti caranya," jawab Jeff sembari memutar bola matanya.

"Jangan berbohong!"

"Yah, kalau memang kau menganggap aku sebagai pelakunya, coba buktikan. Main tuduh saja tidak benar, bukan? Berbicaralah dengan bukti." Jeff segera menutup sambungan telepon tersebut. Masih pagi, tapi mood-nya sudah jelek.

Namun, pertanyaan dari Johnny mengganggu berhasil mengganggu pikirannya.

"Kau membobol data rahasia BIN?" tanya Jeff begitu tersambung dengan Doyoung. Sementara di seberang sana, pria yang tadinya masih memejamkan mata ketika mengangkat telepon dari Jeff pun langsung tercekat dan membuka matanya.

"Memangnya kenapa?" tanya Doyoung tanpa merasa bersalah.

Jeff ingin sekali meneriaki betapa bodohnya tindakan dari asisten online-nya tersebut. Akan tetapi, Jeff tahu situasi dan kondisi. Wibawanya bisa langsung turun jika sewaktu-waktu ada karyawan yang masuk ke dalam ruangannya dan melihat Jeff bertingkah konyol.

"Mengapa kau tidak bilang dari awal?"

"Karena kau tidak bertanya. Lagi pula, informasi yang kudapatkan benar-benar membantumu, bukan?"

Yah, tidak ada salahnya apa yang baru saja dikatakan oleh Kim Doyoung. Namun, tetap saja. Johnny pasti akan segera mengetahuinya. Jeff tidak bisa membiarkan hal tersebut karena dia belum berhasil membuat Johnny bertekuk lutut.

"Kau sekhawatir itu, kah?" goda Doyoung di sela pembicaraan. Jeff tidak mungkin menjawab pertanyaan bodoh seperti itu.

"Aku mengirimkan berkas berisi data yang berhasil kau bobol itu ke Pimpinan BIN sebagai ancaman," jelas Jeff.

Akan tetapi, justru respon berupa gelak tawa yang dia dengar. "Hahaha, tenang saja. Mereka tidak akan mudah menangkap kita."

"Yah, setidaknya untuk saat ini kita berhasil membuat BIN kocar-kacir," kata Jeff. "Ya sudah kalau begitu. Jangan sampai kau mengecewakanku," tutupnya kemudian.

Jeff kembali mengembangkan senyumnya. Rupanya, asisten online-nya itu bekerja dengan sangat baik. Bahkan, data rahasia BIN yang dijaga dengan keamanan yang super ketat itu berhasil dibobol hanya dalam satu hari.

Sedangkan di kantor BIN sana, sang pemimpin sedang mengeluarkan ultimatum kepada para bawahannya yang langsung diperintahkan untuk berkumpul setelah dia menerima dan membaca berkas berisi data transaksi ilegalnya di pasar gelap tersebut.

Johnny dan para rekannya mau tak mau harus mendengarkan cacian beserta ocehan dari sang pemimpin. Mereka hanya bisa pasrah dan terus menundukkan kepala. Akan tetapi, pikiran Johnny sedang tidak berada di sana. Pria itu mencoba untuk memikirkan kembali apa yang telah dibicarakannya dengan Jeff melalui sambungan telepon barusan.

Jika dianalisis dari suaranya, Jeff tidak terdengar sedang berbohong. Akan tetapi, kenyataan itu terus mengusik pikiran Johnny. Hingga akhirnya muncul pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya. Dari mana Jeff mendapatkan data mengenai kasus ayahnya yang melibatkan Ketua BIN? Siapa informan yang bekerja di bawah Jeff?

"Sistem keamanan BIN sudah diuji berkali-kali dan tidak ada yang bisa menembusnya. Jika ada yang berusaha untuk menembus masuk, alarm peringatan pasti akan berbunyi. Apakah kalian tidak pernah mendengar alarm tersebut berbunyi?" pekik sang Pimpinan BIN dengan name tag bertuliskan Choi Siwon tersebut. "Jawab!" gertaknya dengan nada tinggi.

Salah satu dari mereka mengangkat tangan kemudian melangkahkan kakinya ke depan. Dengan wajah yang tertunduk, salah satu anggota dari Divisi Keamanan tersebut mulai berbicara setelah diizinkan.

"Beberapa hari yang lalu, ketika saya sedang jaga malam, alarm peringatan berbunyi. Akan tetapi, bukan karena seseorang berhasil membobol sistem keamanan BIN, bukan juga karena seseorang sedang mengakses data rahasia BIN. Alarm peringatan tersebut berbunyi karena ada virus yang masuk. Namun, dalam satu menit, saya dapat mengatasinya," jelas staf Divisi Keamanan dengan ID Card bertuliskan Mark Lee tersebut.

"Kenapa tidak bilang dari tadi?!"

"Maaf, saya pikir itu tidak ada kaitannya."

"Satu menit itu terbilang cukup jika digunakan untuk mengakses data rahasia BIN," katanya. "Saya tidak mau tahu. Kamu harus menangkap orang itu. Jika kamu tidak berhasil menangkapnya dalam kurun waktu dua hari, kamu akan menanggung akibatnya!" ancam Ketua Choi.

"Semua, kembali ke tempat masing-masing!" tutupnya kemudian.

Mark masih terdiam di tempat. Merasa dirinya yang paling salah. Johnny pun mendekat ke arah juniornya tersebut. Menepuk pundak Mark pelan.

"Tenang, Mark. Aku akan membantumu. Sepertinya aku tahu sesuatu. Mungkin informasi dariku dapat sedikit berguna," ucap Johnny yang berhasil membuat wajah Mark yang tadinya murung, kini terlihat berbinar.

"Thanks, Johnny. Padahal kau tidak perlu membantuku. Kau juga tidak berada di divisi yang sama denganku. Aku pasti merepotkanmu."

"Hei, tidak merepotkan sama sekali." Johnny meletakkan lengannya pada pundak Mark. Merangkul sang junior. "Ayo kita ke ruanganmu!"

Johnny menggulung lengan kemejanya ke atas. Menampakkan otot lengannya yang begitu indah. Sembari terfokus pada layar komputer di depannya, Johnny bertanya kepada Mark. "Kau tahu data apa yang berhasil diakses?"

Mark menggeleng. Sedari tadi mereka yang dimarahi tidak tahu mengenai data apa yang berhasil diakses padahal sudah dijaga dengan sistem keamanan yang super ketat.

"Sepertinya benar data itu," ucap Johnny yang membuat Mark tidak paham.

"Data itu? Data apa?"

"Transaksi ilegal."

"Siapa yang melakukan transaksi ilegal?"

"Ketua."

Mark membelalakkan matanya. Mulutnya terbuka lebar. Seolah tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Wait, bagaimana kau bisa tahu?"

"Karena Ketua menjadi semarah itu. Beliau juga tidak mengatakan dengan jelas mengenai data apa yang berhasil diakses. Dan juga ... sebenarnya aku telah melihat data itu secara langsung. Itulah mengapa aku bisa berpikir demikian."

Mark lagi-lagi tidak percaya akan apa yang terlontar dari mulut Johnny.

"Bagaimana kau bisa melihat data itu? Itu kan ... rahasia?"

"Pelakunya memperlihatkan langsung kepadaku. Tapi, bukan dia sendiri yang mendapatkan data itu. Sepertinya dia tidak tahu bahwa orang suruhannya itu mendapatkan informasi dengan mengakses data rahasia BIN."

"Wow, aku penasaran dengan orang itu. Bagaimana dia bisa membobol sistem keamanan BIN yang super ketat? Benar-benar hebat."

Sial, bahkan Mark mengakui kehebatan informan yang bekerja di bawah Jeff. Yah, Johnny tidak bisa mengelak. Pasalnya informan tersebut berhasil menggemparkan BIN secara menyeluruh.

"Yah, aku juga penasaran. Tapi, semua itu masih dugaan. Walaupun aku sepenuhnya yakin, tapi aku belum bisa untuk membuktikannya."

"Tapi, John, mengapa pelaku itu memperlihatkan data yang berhasil dicuri kepadamu?" tanya Mark penasaran.

"Kau tahu, kan, bahwa aku sedang menyelidiki kasus kematian ayahku?" tanya Johnny yang masih terpaku pada layar komputer di depannya. Mark yang duduk di samping Johnny pun menganggukkan kepalanya. Menandakan bahwa dia mengetahuinya.

"Ketua ada di balik semua itu."

Mark menautkan alisnya tidak percaya akan apa yang dia dengar barusan. "Dude? Really?!" Johnny pun mengangguk dengan tatapan yang begitu serius.

"It must make you upset."

"Ya, sangat. Makanya aku sulit sekali mencari data seputar kematian ayahku yang sangat tidak wajar itu."

"Dan kau masih mau membantuku untuk mencari siapa orang yang berhasil mengakses data rahasia itu, John? Bukankah ini hanya akan menyakitimu karena Ketua BIN ada kaitannya dengan kematian ayahmu?"

Johnny melipat kedua lengannya. "Ya, aku sudah merencakan sesuatu untuknya."

Dapat Mark lihat bahwa Johnny sedang tidak main-main dengan ucapannya. Mark menjadi sedikit takut karena baru kali ini seniornya itu terlihat begitu serius. Biasanya, Johnny akan memasang muka yang begitu ramah dan menyapa siapa pun yang dilewatinya. Bahkan, sering kali Johnny berbincang layaknya orang yang sudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Seperti kemarin ketika petugas kebersihan sedang mengepel lantai di area pintu masuk kantor, Johnny berbincang dengan pria paruh baya itu layaknya kawan lama. Tertawa bersama bahkan menawarkan kopi yang belum sempat disesapnya.

Mengetahui fakta kejam yang terjadi pada Johnny membuat Mark bersimpati. Sebisa mungkin, Mark ingin membantu Johnny dengan kemampuan yang dimilikinya di bidang IT.

Mark membenarkan posisi duduknya. Berfokus pada layar komputer di hadapannya. Lelaki berusia awal dua puluh tahunan itu menepuk pundak kanan Johnny.

"Okay, Johnny. Let's do this job and catch the culprit."

Continue Reading

You'll Also Like

560K 57.2K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
721K 58K 62
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
134K 13.4K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
326K 35.4K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...